Tuesday, April 29, 2014

Sinopsis 'Hotel King' Episode 1 part 2

Jae Wan sedang mengemudi bersama dengan salah seorang manager hotel bernama Jang Ho Il pada saat hujan salju turun dengan cukup lebat. Manager Jang berusaha berbincang dengan Jae Wan tapi Jae Wan selalu menjawab semua pertanyaan Manager Jang dengan sangat singkat.

“Hujan saljunya lebat sekali. Ketua pasti kedinginan, hatiku jadi sakit. Apa kau yakin kau tidak perlu datang ke acara pemakaman?” tanya manager Jang

“iya” jawab Jae Wan dengan singkat

“Aku jadi merasa tidak enak. Aku bisa melakukan apapun dengan baik tapi aku sangat lemah dalam mengemudi”

“iya”

Mendengar semua jawaban singkat itu manager Jang bertanya-tanya apakah Jae Wan tidak suka berurusan dengan serbis mulut, candaan dan omong kosong. Dan lagi-lagi Jae Wan menjawabnya dengan singkat “Iya”

Manager Jang mengeluh kecewa dengan klien mereka yang sudah bekerja bersama mereka selama 10 tahun tapi sekarang menolak mereka hanya karena alasan ketua sudah tidak ada. Melihat keadaan jadi seperti ini, manager Jang menyarankan pada Jae Wan agar mereka selalu waspada.

Manager Jang lalu menyalakan radio untuk mendengarkan lagu tapi radio malah menyiarkan berita tentang cuaca  buruk yang terjadi di daerah Youngdong. Akibat cuaca buruk, penerbangan hari ini banyak yang dibatalkan dan mengakibatkan puluhan orang-orang yang akan kembali ke cina tidak dapat pulang dan tertahan di bandara karena tidak bisa pulang. Penyiar radioa mengatakan bahwa akan ada salju lebat setinggi 50 cm di daerah itu.

Berita itu tiba-tiba membuat Jae Wan langsung punya sebuah ide yang bagus dan saking bagusnya ide yang dia miliki, sampai-sampai Jae Wan langsung menyuruh sopir menghentikan mobilnya secara mendadak dan membuat manager Jang hampir jantungan.


Jae Wan lalu menelpon seseorang dan memerintahkan orang itu untuk segera menyiapkan 3 bus pariwisata ke bandara sekarang juga.

Jae Wan menyuruh orang itu untuk menawarkan harga 3 kali lipat pada pihak perusahaan bus, dengan begitu pihak perusaan bus pasti mau datang dalam keadaan cuaca apapun/
“Kenapa bus?” tanya manager Jang yang tidak mengerti rencana yang sedang dibuat Jae Wan 

“Kita akan mendapatkan pelanggan” ujar Jae Wan dengan penuh keyakinan

Jae Wan lalu berputar arah dengan kecepatan tinggi padahal jalanan sedang licin sampai membuat manager Jang berteriak ketakutan.

Sementara itu Woo Hyun masih sangat bersedih atas kematian ketua Ah, dia bahkan masih memakai pita hitam tanda berkabung di jas kerjanya.

Kesedihan Woo Hyun ternyata terjadi karena dia memang sangat mengagumi ketua Ah. Woo Hyun bahkan memiliki artikel majalah tentang ketua Ah yang dia tempel di lokenya. Di sebuah catatan kecil Woo Hyun menulis kalau ketua Ah adalah teladan baginya dan Woo Hyun ingin sekali menjadi pemilik Hotel yang baik hati seperti ketua Ah.

Jin Jung Han, seorang resepsionis hotel membantu Woo Hyun untuk tidak bersedih terus karena sekarang ini sudah 137 hari dan 8 menit sejak kematian ketua Ah,  lagi pula kematian ketua Ah juga bukan salahnya Woo Hyun.

Tapi Woo Hyun tetap merasa bersalah, Woo Hyun menyesal seharusnya hari itu dia mengikuti ketua Ah.

“Kalau waktu itu aku melakukannya...”

“Bahkan sekalipun kau melakukannya, kau tidak bisa mencegah hal ini terjadi. Kita hanya bisa berdoa semoga beliau sekarang berada di tempat yang jauh lebih baik” kata Go San.

Goo San lalu menyuruh Woo Hyun untuk melepaskan pita hitamnya tapi Woo Hyun tidak mau melepaskannya karena hatinya masih belum rela melepaskan ketua Ah.

Seorang pegawai hotel bernama Noah tiba-tiba datang untuk menyuruh mereka semua segera memakai seragam lagi karena sedan dalam keadaan darurat.
Manager Jang datang sambil berteriak dalam bahasa Cina dan memimpin para tamu Cina itu masuk ke dalam hotel. Sesampainya di meja resepsionis, manager Jang menyuruh semua tamu untuk berbaris mengantri Check-in.
Seorang resepsionis wanita bernama Yoon Dae Jeong sangat senang melihat kedatangan tamu itu.

“Apa yang terjadi?” bisik Dae Jeong pada manager Jang

“Siapa aku? Aku manager on duty, Jang Ho Ol” Kata manager Jang dengan sangat bangga.

Semua pegawai hotel langsung berlarian sibuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing. Kedua resepsionis sibuk mencatat daftar para tamu sementara Jae Wan sibuk memberi pengarahan pada para pegawai yang lain.

Dia menyuruh manager bagian makanan untuk menyiapkan teh hangat untuk para tamu karena mereka sudah berada diluar ruangan dalam waktu yang cukup lama, dia juga memerintahkan agar bioskop dan spa digratiskan.


“Semuanya ... tolong bekerjalah dengan baik pada pekerjaan kalian masing-masing. Berpikirlah bahwa tidak terjadi apapun pada kita”

“Saya juga berharap tidak terjadi apapun. Tapi sesuatu telah terjadi. Tolong izinkan saya berkabung” Woo Hyun memohom pada Jae Wan

Jae Wan melihat pita hitam di jas Woo Hyun tapi dengan dinginnya Jae Wan mengatakan kalau semua orang diam bukan berarti mereka tidak bersedih. Jika Woo Hyun ingin membuat para tamu merasa tidak nyaman karena perasaan pribadinya maka sebaiknya Woo Hyun pergi saja.
“Bukannya saya ingin membuat mereka merasa tidak nyaman...” penjelasan Woo Hyun

“Apa aku harus mengatakannya sekali lagi?” ketus Jae Wan

Woo hyun langsung terdiam dan Go San cepat-cepat menjawabnya untuk Woo Hyun
“Tidak, anda tidak usah khawati”

Setelah Jae Wan pergi, Go San menepuk-nepuk punggung Woo Hyun untuk menyemangati hati Woo Hyun yang kecewa.

Dalam perjalanan pulang dari acara pemakaman, Joong Goo menyuruh sekretarisnya untuk menyalakan radio. Berita di radio menyiarkan tentang siapa yang akan menjadi Presdir baru hotel Ciel, dan pesaing terkuat adalah Ah Mo Ne, putri tunggal mendiang ketua Ah yang terkenal sebagai Paris Hilton-nya Korea.

Joong Goo tidak suka mendengar berita itu maka sekretarisnnya pun langsung mengganti saluran radio yang menyiarkan lagu-lagu. Saat lagu sedang dimainkan Joong Goo menggerak-gerakkan kakinya sesuai ritme lagu yang sedang mengalun. (whaattt?? Itu kakinya pincang bo’ongan...?)

Sementara itu di sebuah kapal barang Cina yang sedang dalam perjalanan ke Korea, Ah Mo Ne yang sedang memakai jilbab, sedang muntah-mutah karena mabuk laut.





Seorang petugas kapal mendatanginya dan mengatakan bahwa mereka akan segera tiba di Korea satu jam lagi. Walaupun Mo Ne memakai jilbab tapi pria itu tahu kalau Mo Ne bukan muslim, pria itu curiga kalau Mo Ne sedang menyamar karena sedang dikejar-kejar.


“Pergilah bersamaku. Kalau kau tidak punya tempat untuk pergi di Korea. Aku akan membiarkanmu tidur dirumahku” ujar pria kurang ajar itu sambil berusaha menyentuh wajah Mo Ne.

Mo Ne langsung menampik tangan pria itu, lalu tiba-tiba Mo Ne mengerang lirih sampai akhirnya dia berteriak seperti orang gila sambil melepaskan jilbabnya dan membuat rambutnya berantakan di wajahnya seperti hantu.




“Pergilah... kalau kau tidak mau kau akan kujadikan makanan ikan! Mengerti?!” teriak Mo Ne dalam bahasa Cina.


Pria itu langsung ketakutan lalu kabur ketakutan.

Sesampainya di pelabuhan, Mo Ne sedih dan kesal memandangi langit yang sangat cerah.
Saat Mo Ne hendak keluar dari pelabuhan dengan memakai jilbab dan cadar, dia melihat ada beberapa pria mengenakan setelan hitam sedang mencarinya diantara semua penumpang yang lain.

Mo Ne ketakutan langsung menunduk sembungi di balik troli barang milik salah satu penumpang. Tapi penumpang itu tiba-tiba pergi tanpa sepengetahuan Mo Ne dan membuat Mo Ne panik. Dia berusaha mengendap-endap tapi malah terjatuh dan mengakibatkan terjadinya keributan yang justru membuat perhatian kawanan pria yang memang sedang mencarinya.

Keributan itu membuat Mo Ne jadi semakin panik dan dia langsung lari secepat mungking. Kawanan pria itu langsung curiga dan mengejarnya.

Mo Ne dan kawanan pria berbaju hitam kejar-kejaran di sebuah pasar ikan.  Mo Ne terus berlari menyingkirkan semua pekerja pasar yang menghalanginya.

Saat dia menoleh kebelakang, tiba-tiba dia menabrak tumpukan kotak penyimpanan ikan sampai terjatuh dan membuat kawanan pria itu langsung menghadangnya dengan santai. Saat Mo Ne berusaha melarikan diri ke arah lain, anggota kawanan pria berbaju hitam langsung menghadangnya dari berbagai arah.

Mo Ne mundur perlahan-lahan ke sebuah kios dan kawanan pria berbaju hitam langsung mendekatinya sambil mengeluh karena Mo Ne membuat pekerjaan mereka jadi sulit.

Serta merta Mo Ne melemparkan tumpukan ikan-ikan dan es pada para pria itu, memandang mereka, melepaskan tali pengikat barang-barang yang langsung menjatuhi para pria itu lalu melarikan diri secepat mungkin.

Para pria berbaju hitam itu hampir saja kehilangan jejak Mo Ne sampai mereka melihat sosok berjilbab tanpa menyadari kalau Mo Ne yang asli sedang bersembunyi dan sudah berganti baju. Setelah yakin kalau orang-orang itu pergi mengejar orang lain, Mo Ne langsung mendesah lega dan pergi ke arah lain.

Sementara itu di hotel, Baek Mi Nyeo, seorang manager training hotel Ciel yang suka membawa-bawa tongkat sedang berkeliling di lorong-lorong kamar-kamar tamu saat tiba-tiba dia memperhatikan sebuah kamera CCTV.







No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya