Kang Ju dan staf berjalan
memasuki Mall Taeyang, Doo Rim-Kyung yang terlambar datang segera menyususp
kedalam barisan. Langkah mereka terhenti karena mereka dihadang oleh pegawai wanita
yang sudah dipecat karena ketahuan merokok saat bekerja.
Wanita itu memanggil nama Kang Ju
dengan marah dan mengumpat kalau Kang Ju tidak punya hati, dia mengambil tomat
dan melemparkannya ke arah Kang Ju.(sayang banget tomat bagus gitu buat nimpuk
orang,mendingan kasi aku buat dimakan).
Doo Rim-Kyung menjadi tameng bagi Kang Ju hingga wajahnya
yang terkena lemparan tomat. Kang Ju yang sudah memejamkan mata membuka matanya
dan heran karena tidak terkena tomat.
Semuanya memandang Doo Rim-Kyung
sedangkan Doo Rim-Kyung memandang Kang Ju. Kang Ju memerintahkan untuk membawa
keluar wanita itu.
“Lepaskan aku! Choi Kan Ju!
Gara-gara Kamu sekarang keluargaku tinggal di jalanan dan adik-adikku akan
dibawa ke panti asuhan! Kau mendengarku? Dasar Bajingan! Choi Kang Ju!”
“Apa yang kau lakukan? Tidakkah
kau lihat orang-orang sedang melihat kita? Apa kau ingin membatalkan wawancara?
Cepat bawa dia pergi dari sini !” perintah Kang Ju
Doo Rim-Kyungtak percaya dengan
apa yang didengarnya, saat Roo Mi mengajaknya pergi Doo Rim-Kyung menepis
pegangan tangan Roo Mi. Dia bahkan dengan sengaja menyenggol Kang Ju saat
berjalan pergi.
Doo Rim-kyung yang sudah
membersihkan diri duduk berselimut. Roo Mi menghampirinya dan bertanya, apakah
Doo Rim-Kyung berbuat seperti itu karena untuk menunjukkan kepada Roo Mi bahwa
dia akan melakukan apapun untuk melindungi miliknya.
Roo Mi menyerahkan daftar
pertanyaan dan responnya jadi Doo Rim hanya perlu menjawab sesuai yang ada dalam
daftar, Doo Rim-Kyung bahkan tidak diperbolehkan untuk memberi pertanyaan dan
berkomentar selain itu.
Roo Mi memandangi Doo Rim dengan
sedikit heran. Doo Rim-Kyung yang menyadari kecurigaan Roo Mi pun bertanya, “Kenapa?
Ada yang salah”
Roo Mi dengan sedikit curiga pun
bertanya” Mungkin karena dandananmu luntur, tapi wajahmu...”
“Apa terlihat jelas? Aku sedikit
melakukan perawatan.” Jelasnya
‘Tidak heran.”kata Roo Mi sedikit
sinis
Doo Rim menanyakan tentang wanita
pelempar tomat. Roo Mi menjelaskan kalau wanita itu bekerja sebagai customer
service tetapi Kang Ju memecatnya karena kedapatan merokok saat bekerja.
Roo Mi mengatakan kalau dia
membawakan baju ganti dari toko yang sesuai untuk wawancaara ini. Seorang karyawan
wanita datang membawa beberapa baju. Doo Rim menoleh dan terkejut karena
mengenalinya, dia segera menyembunyikan wajahnya tapi terlambat karena wanita itu
sudah memanggilnya.
“Na Doo Rim! Do Rim! Sudah lama
aku tidak melihatmu! Kau kerja disini? Kapan pindah ke Seoul?”katanya sambil mendekati Doo
Rim-Kyung. Doo Rim-Kyung berusaha menyembunyikan wajahnya.
“Oh Jin Joo, apa yang kau
lakukan? Kau tidak tahu siapa wanita ini?”kata Roo Mi sampai bangun berdiri
karena terkejut dengan kelakuan Jin Joo.
Jin Joo yang terkejut berkata
dengan terbata-bata,”Doo... Apa?”
Roo Mi kesal karena Jin Joo
bekerja di sini tapi tidak mengenali tunangan Presdir perusahan. Jin Joo pun
tak kalah bingung mendengarnya. Roo Mi menyuruhnya untuk cepat karena wawancara
akan segera dimulai. Jin Joo meminta maaf karena belum lama bekerja disini.
Perias yang datang pun segera
mendandani Doo Rim-Kyung sementara Jin Joo masih meminta maaf sebelum
meninggalkan tempat itu.
Disuatu tempat Tuan Choi minum
bersama ayah dari istri pertamanya.
Ayah mertuanya berkata,”Kejadian
itu adalah takdir dan hanya langit yang mengetahuinya. Hubunganmu dengannya berakhir itu bukan
kesalahan siapapun. Dulu aku tidak menyadarinya tetapi setelah kupikirkan lagi
kita sudah bisa menebak kalau itu bisa saja terjadi. Dimalam sebelum pernikahan
dia mengatakan hal yang aneh. Dia bilang jika dia mati, dia ingin abunya
disebar di pohon yang dia sukai. Saat itu,
kupikir dia hanya banyak pikiran karena hari pernikahan sudah dekat. Siapa tahu
kalau itu adalah keinginan terakhirnya.”
Ayah mertua mengantar Tuan Choi
menuju ke mobilnya sambil berpesan untuk tidak datang kesana lagi dan untuk
melupakan putrinya karena sudah 30 tahun berlalu. Cukup baginya untuk menjadi
sebuah kenangan.
“Bukankah begitu?”tanya ayah
mertua
Tuan Choi hanya terdiam. Ayah
mertua menepuk pundakya sebelum berlalu darinya.
Sementara itu wawancara sedang
dilakukan dan pertanyaannya adalah,” Apa yang dimaksud dengan manusia salju?”
Kang Ju dengan senyum menawannya
mejawab,”Hari itu turun salju dengan lebatnya membuat jalanan mace. Waktu terus
berjalan dan aku sudah tidak bisa lagi menunggu. Jadi aku berpikir lebih baik
turun dari mobil dan memilih berlari ke rumah Yi Kyung.”
Doo Rim-Kyung mencibir saat
mendengarnya, saat pembawa acara menanyakan kebenarannya Doo Rim-Kyung
tersenyum dan menjawab “Tubuhnya dipenuhi salju jadi kupikir dia adalah manusia
salju. Wajahnya memerah karena kedinginan, dia melamarku dengan kalung ini.”
Pembawa acara mengatakan kalau
ini seperti sebuah adegan film dan memuji Kang Ju yang romantis.
Sambil menatap Doo Rim-Kyung,
Kang Ju berkata, ”Bagaimana aku bisa memikat hati pelanggan saat aku sendiri
bahkan tidak bisa memikat hati wanita yang kucintai!”
Doo Rim hanya isa nyengir
mendengarnya. (mungkin hampir muntah, sama seperti responku saat nonton bagian ini)
Pembawa acara kembali memuji pemikiran
Kang Ju yang akan membawanya menuju kesuksesan. Pembawa acara itupun menutup
wawancara dan berterima kasih kepada Kang Ju beserta Doo Rim-Kyung.
Doo Rim-Kyung kembali duduk
setelah memberi salam dan meminum airnya sampai habis.
Sutradara mengatakan kalau dia
mendengar Doo Rim-Kyung dulu pernah kuliah jurusan piano dan dia meminta
rekaman saat Doo Rim-Kyung sedang bermain piano.
Jin Joo yang melihat Doo
Rim-Kyung yakin kalau dia adalah Doo Rim dan bukan Yi Kyung
Set piano sudah ditata, Doo
Rim-Kyung dengan gemeratan menuju ke piano. Doo Rim meminta minum dengan
alasan sudah lama tidak bermain dan sedikit gugup, dia berusaha mengulur waktu.
Roo Mi melihat gelas Doo Rim sudah
kosong dan minta Jin Joo mengambilkan air.
Kaki dan tangan Doo Rim-Kyung
gemetaran saat menunggu air datang. Jin Joo membawa nampan berisi air minum dan
berjalan menaiki tangga didekat piano, tiba-tiba dia terpeleset sehingga airnya
tumpah membasahi piano.
Jin Joo meminta maaf. Roo Mi panik dan bersama Jin Joo
mencoba membersihkan piano. Doo Rim-Kung memandang Jin Joo dan menyadari sesuatu.
Roo Mi meminta maaf kepada
sutradara karena Doo Rim-Kyung tidak bisa bermain piano.
Doo Rim memasuki sebuah gudang dan
memanggil nama Jin Joo. Jin Joo balas memanggil nama Na Do Rim dan muncul dari
tumpukan kardus di belakang Doo Rim. (seperti penampakan hantu saja)
Doo Rim bertanya bagaimana Jin
Joo bisa tahu kalau itu adalah dia. Jin Joo menutup mulut Doo Rim dan
menyuruhnya bicara pelan. Doo Rim kembali mengulangi pertanyaannya.
“Mana mungkin aku tidak tahu! Tanganmu
gemetaran saat kau berjalan ke piano dan saat itu aku menyadari apa yang
terjadi. Tapi bagaimana bisa kau menjadi tunangan Presdir kami?”
Doo Rim menghela nafas lemas dan
mulai bercerita. Jin Joo mengatakan kalau Doo Rim pasti mengalami kesulitan
berperan seperti seorang putri padahal dia bukan putri.
Jin Joo dan Doo Rim merasa aneh
karena bisa semirip itu dengan Yi Kyung. Mungkin dulu mereka anak kembar yang
dipisahkan tapi Doo Rim dengan cepat mengatakan kalau oang tuanya pasti tidak
mungkin melakukannya.
“Aku pernah membaca dari sebuah buku
kalau ada orang yang mirip dengan kita di dunia ini. Muka ganda atau sesuatu
seperti itu.”kata Jin Joo
Doo Rim-Kyun meinta Jin Joo
menjaga rahasia ini, Jin Joo mengatakan agar Doo Rim tidak khawatir dan memintanya
untuk makan perut babi dan minum soju saat lain kali mereka bertemu.
Doo Rim-Kyung keluar dari Mall
dan melihat wanita pelempar tomat berdiri diluar dengan membawa kertas
bertuliskan “Tolak keputusan tidak adil yang dilakukan oleh Choi Kang Ju”
Doo Rim-Kyung menghampirinya dan
mengatakan kalau wanita itu tak seharusnya merokok.
”Aku hanya melakukannya sekali.
Ada pelanggan yang meninggalkan rokoknya dikamar mandi.... Sudah tiga tahu,
diantara salju dan hujan, aku sudah bekerja keras. Tidakkah kau pikir memecatku
hanya karena satu kesalahan adalah tindakan kejam?”katanya berusaha membela
diri
Doo Rim menanyakan tentang panti
asuhan dan wanita itu menjelaskan kalau adik-adiknya masih kecil jadi dia yang
membiayai. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya juga baru saja meninggalkan mereka.
“Aku tahu aku salah, tapi karena terasa
berat jadi kupikir merokok mungkin bisa menjernihkan pikiranku... Aku
benar-benar melakukannya hanya sekali saja.” Katanya sambil menangis
Doo Rim-Kyung mencoba menghiburnya
dan mengambil uang didompetnya. Wanita itu menolak tetapi Doo Rim-Kyung memaksa
dan meminta maaf karena hanya bisa memberikan sedikit uang.
Mereka dikejutkan oleh kedatangan
Kang Ju yang langsung menanyakan apa yang dilakukan Doo Rim-Kyung.
Doo Rim mengikuti Kang Ju masuk kekantornya.
Doo Rim meminta Kang Ju memaafkan wanita itu karena dia adalah tulang punggung
keluarga dan kehilangan orang tua. Kang Ju bertanya apakah Doo Rim-Kyung
berpikir perusahaan ini seperti yayasan amal, mereka tidak bisa memikirkan
situasi semua orang.
“Ibunya sudah tidak ada lagi”
“Anak kucing itu sudah
cukup. Apa wanita tadi seperti anak kucing
itu? Kau ingin mengambilnya dan memberinya makan karena dia sudah tidak punya
ibu?”
“Ya,
memangnya apa yang bisa diketahui oleh orang yang tidak punya hati sepertimu?
Bagaimana rasanya tidak punya seorang ibu? Mana mungkin orang sepertimu yang lahir dengan sendok emas dimulut tahu
seperti apa rasanya. Yang pertama kali kau lakukan waktu aku dilempar tomat
hanya marah. Tidak peduli apa aku baik-baik saja atau tidak. Kau lebih khawatir
pada wawancara dan penampilanku di acara itu. “
“Jadi, reaksi awalmu hanya marah. Itu
menjijikkan! Kau bermuka dua! Materialistis! Dasar bajingan egois!” lanjut Doo
Rim-Kyung dengan marah
“Apa kau sudah selesai? Beraninya kau... “kata Kang Ju sedikit terkejut
“Apa gunanya punya banyak uang? Apa gunanya memakai pakaian bermerek dari
ujung kepala sampai ujung kaki? Pribadimu itu yang perlu diperbaiki!” kata Doo Rim
sebelum keluar dari ruangan Kang Ju meninggalkan Kang Ju yang terkejut dengan apa
yang didengarnya.
Sampai diluar Doo Rim menyadari kalau dia sudah melakukan kesalahan,”Bagaimana
ini? Dasar bodoh!” katanya sambil memukul mulutnya sendiri.
...
Tuan Choi sudah kembali ke rumah bersama dengan butler Jang. Tuan Choi
melihat Ny Mung Hee sudah menunggunya didepan bersama dengan Ahjumma Ahn istri
butler Jang hanya menatapnya sekilas dan melanjutkan perjalanannya masuk
kerumah. Ny Myung Hee mengikuti suaminya.
Butler Jang ditarik oleh istrinya kedalam suatu ruangan. “Mengenai Tuan
Choi... Saat dia pergi ‘jangan-tanya-jangan-katakan’. Kau tahu dia kemana, kan?”
“Kau sendiri yang bilang dia pergi‘jangan-tanya-jangan-katakan’ . Kenapa
kau tanya aku?” kata butler Jang
“Dia tidak punya keluarga lain, kan?”tanya ahjumma Ahn
“Dengar! Apa yang membuatmu berpikir hal itu? Dia hanya mencintai satu
wanita saja... “kata butler Jang tapa menyadari kalau Ny Myung Hee memasuki
ruangan itu.
“Tapi wanita itu bukan istrinya yang sekarang! Beberapa waktu yang lalu
dia... “Ahjumma Ahn menghentikan perkataannya karena terkejut melihat Ny Myung
Hee
“Nyonya! Nyonya Kim, ada yang bisa kami bantu?” tanya Ahjumma Ahn yang
tidak dijawab oleh Ny Myung Hee
Ahjumma Ahn langsung menarik suaminya untuk meninggalkan ruangan itu.
Ny Myung Hee memberikan obat pada Tuan Choi dan meminta agar mulai sekarang
jangan keluar sendirian karena kesehatannya tidak seperti dulu.
“Aku tidak bisa menghentikan hatimu ke sana. Tapi kau tidak bisa ke sana
sendiri.” Kata Ny Myung Hee sebelum beranjak pergi
“Jangan khawatir! Aku tidak akan ke sana lagi.”kata Tuan Choi
Lankah Ny Myung Hee terhenti lalu berbalik menatap Tuan Choi yang menutup
matanya. Kemudian dia berjalan pergi, Tuan Choi membuka matanya.
...
“Apa wawancaranya berjalan lancar?”tanya Yi Hyun saat Doo Rim pulang, Doo
im mengiyakannya.
Doo Rim bertanya ke pada Yi Hyun kalau hari ini dia pulang cepat. Doo Rim
melihat tangan Yi Hyun yang terbungkus perban.
“Apa yang terjadi dengan tanganmu? Apa tanganmu terluka?”kata Doo Rim
“Tidak apa-apa. Aku cuma sedikit terluka di lokasi konstruksi.”
“Kau harusnya lebih hati-hati!” kata Doo Rim sambil melihat dan memegang tangan
Yi Hyun
Yi Hyun mengatakan kalau dia tidak apa-apa.Doo Rim menawarkan untuk
membuatkan makan malam. Yi Hyun tersenyum saat Doo Rim sudah pergi.
Di meja makan Doo Rim memberikan lauk di mangkuk Yi Hyun. Yi Hyun
memandang Doo Rim membuat Doo Rim bertanya ada apa? Yi Hyun menyuruh Doo Rim juga makan.
“Kau belum mendapat kabar dari adikmu?”tanya Doo Rim
“Aku sudah menyuruh orang mencarinya? Apa terjadi sesuatu?” Yi Hyun malah
balik bertanya
Doo Rim menjawab tidak ada apa-apa dan menyuruh Yi Hyun melanjutkan makan.
...
Kang Ju berusaha untuk bisa tidur tetapi tetap tidak bisa dan akhirnya terbangun dan duduk, dia ingat akan
perkataan Doo Rim-Kyung.
“Apa gunanya punya uang banyak? Apa gunanya memakai pakaian yang bermerek
dari ujung kepala hingga ujung kaki? Pribadimu itu yang perlu diperbaiki!”
Kang Ju cukup terganggu dengan hal itu.
....
Yi Hyun berusaha memasang dasi dengan tangannya yang terluka.
“Ini masih pagi. Ada apa?” tanya Ji Hyun saat melihat kepala Doo Rim
muncul dari balik pintu kamarnya
“Aku hanya ingin melihat apa ada yang bisa kubantu.”
Doo Rim membantu memasang dasi dengan wajah ceria, sedangkan Yi Hyun memandangnya
tanpa senyum.
“Tada! Bagaimana?”tanya Doo Rim yang di jawab lumayan oleh Yi Hyun
“Hari ini aku tidak punya banyak kegiatan. Apa boleh aku keluar sebentar?”Doo
Rim meminta ijin
...
Myung Hee memanggil Jae Ran untuk
berbicara, “Kupikir setelah suamiku kena serangan jantung tahun lalu dia merasa
sedikit tidak sabaran. Operasinya berjalan lancar tapi kita tidak tahu kapan itu bisa terjadi lagi. Aku
tidak yakin tapi dia ingin mempercepat pernikahannya. Jadi, yang membuatku memanggilmu
datang ke sini... Bagaimana kalau kita segera memilih tanggalnya?”
Jae Ran mengatakan kalau dia tidak masalah mau diadakan cepat atau lambat
tapi banyak yang harus dipersiapkan untuk pengantin wanitanya.
Myung Hee meminta Jae Ran tidak khawatir karena dia bisa memilih
tanggalnya dan beritahu mereka. Mereka yang mengurus sisanya.
...
Doo Rim mendatangi suatu tempat seperti spa dan menanyakan member yang
bernama Kim Bong Sook. Tapi pegawai itu malah balik bertanya apa dia kenal
wanita ini?
“Kau tahu berapa banyak hutang yang dimilikinya? Itu membuat kami gila! Apa
dia temanmu? Apa kau tahu bagaimana cara menghubunginya?”
“Maafkan aku!”kata Doo Rim bergegas meningalkan tempat itu.
“Kim Bong Sook! Kau...”
Doo Rim mendengar ada keramaian rupanya ada promosi dari Toko roti yang
akan mengadakan lomba makan kue.
“Seperti yang kalian lihat, pemenang pertama akan mendapatkan TV 3D layar
datar. Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah kue manapun yang dia pilih. Dan
pemenang ketiga akan mendapatkan kupon belanja 70% di toko roti kami! Siapa
yang ingin berpartisipasi?”
Beberapa orang sudah mengajukan diri dan duduk di meja yang ada kuenya.
“Sekarang tempat terakhir! Satu orang lagi! Ada yang mau?”
Doo Rim yang awalnya ragu akhirnya menangkat tangan dan mengatakan ingin
ikut. Dia duduk di urutan ke tiga dan melihat kanan kirinya, lawannya adalah
orang gendut.
Pemilik Toko roti itu memberi aba-aba untuk memulai dan para peserta
makan dengan semangat.
Mobil Myung Hee melintasi tempat itu, Myung Hee turun dari mobil karena
merasa melihat Yi Kyung. Dia Bahkan melewati kerumunan. Doo Rim yang memenangkan lomba berdiri tapi dia
mellihat Myung Hee dan memalingkan wajahnya. Doo Rim melumuri wajahnya dengan
sisa kue.
Ternyata tidak hanya Myung Hee tapi Kang Ju juga ada . Kang Ju
menjelaskan kepada ibuny kalau dia tadi lewat sini dan melihat mobil ibunya
jadi dia juga berhenti. Kang Ju da ibunya meningalkan tempat itu tetapi dia
masih sempat melihat Doo Rim-Kyung.
Doo Rim sudah membersihkan wajahnya dan terkejut karena melihat Kang Ju
bersandar di tembok.
“Oh my. “kata Doo Rim-Kyung yang terkejut
“Apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan?”
“Bagaimana kau tahu aku ada di sini?”Doo Rim tidak menjawab malah bertanya.
“Apa sekarang itu yang paling penting? Bagaimana kalau ibuku melihatmu?”
“Kau ikut lomba makan kue? Tidak ada masalah lain yang besar selain ini. Dan
ada apa dengan pakaianmu?” Kang Ju menuntut penjelasan
“Kau tahu bagaimana wanita merasa gugup dan tertekan sebelum
pernikahannya, kan?Dengan melakukan banyak hal yang belum pernah dicobanya.”
Doo Rim mencoba memberikan alasan
“Jadi, kau tertekan dan menghilangkannya dengan melakukan banyak hal
bodoh?” Kang Ju mencoba mencernanya.
Doo Rim meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Roo Mi
datang untuk mencari Kang Ju.
“Jang Yi Kyung! Apa yang sedang kau lakukan di sini?”
Doo Rim diam tidak mejawab. Kang Ju menyuruhnya pulang dulu dan dia akan
menghubungi nanti.
Roo Mi masih terdiam ditempatnya sambil menatap Doo Rim keheranan, Kang
Ju sampai harus memanggilnya.
Di dalam mobil Kang ju bertanya kepada Roo Mi, “Apa
semua wanita seperti itu? Apa mereka tertekan sebelum pernikahannya?”
“Apa Yi Kyung bilang kalau dia tertekan? Kurasa itu benar. Menikah dengan
pewaris Grup Taeyang
adalah hal yang tidak bisa orang lain lakukan.”
“Tapi dengan lomba makan kue, bukankah itu keterlaluan?”tanya Kang Ju
lagi
“Lomba makan kue? Yi Kyung? Kue? Itu aneh. Yi Kyung tidak suka manis. Dia
bahkan tidak bisa banyak makan gula dan coklat. Kau tidak tahu? Kau memang
tidak tahu banyak mengenai tunanganmu.”kata Roo Mi merasa heran dengan tingkah
Yi Kyung
Kang Ju berusaha membela diri dengan mengatakan kalau Yi Kyung suka
kucing. Pernyataan Kang Ju malah membuat Roo Mi makin heran.
...
Di Mall, Roo Mi memanggil Jin Joo dan bertanya kepadanya kejadian saat
dia salah mengenali tunangan Presdir. Roo Mi juga bertanya apa dia mirip dengan
seseorang?
“Tidak! Awalnya kupikir dia seperti temanku tapi saat aku melihatnya dari
dekat dia tidak mirip. Aku benar-benar melakukan kesalahan.” Jin Joo
menjelaskannya
Roo Mi menyuruhnya kembali bekerja. Sepeninggal Jin Joo, Roo Mi masih
berpikir tentang keanehan yang ada pada Yi Kyung (kue,kucing dan berpakaian aneh)
dan akhirnya dia menyimpulkan kalau Yi Kyung benar-benar sedang tertekan.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya