Di lain pihak, rumah yang ditinggali Ae Ra - Min Young kebakaran gara-gara insiden kecil yang dilakukan Min Young dan Soo Chul. Seung Hyeon menawarkan tumpangan bagi Ae Ra di tempat kerja melukisnya. Saat itu, Seung Hyeon memeluk Ae Ra dan menyatakan tidak ingin merasakan perasaan (cinta, red.) sendirian. Dia berharap Ae Ra menerima uluran tangan cintanya. Penasaran apa yang terjadi dengan mereka? Yuk baca kelanjutannya.
Sinopsis 'Cunning Single Lady' Episode 12
Di tempat kerja melukisnya, Seung Hyeong bertanya kepada Ae Ra, "Maukah kau kuceritai dongeng yang menarik?" Tanpa menunggu persetujuan dari Ae Ra, Seung Hyeon memulai ceritanya.Ada tujuh putri raja yang cantik-cantik. Raja berpikir tentang kebahagiaan mereka. Apalagi kalau bukan untuk menikahkan mereka dengan pangeran tampan kaya raya. Raja meminta mereka untuk memanjangkan rambut. Karena pangeran tampan kaya raya suka perempuan berambut panjang.
Di waktu yang sudah ditentukan, pangeran tampan pun datang bersama ajudannya. Tujuh putri cantik diukur panjang rambutnya. Siapa yang punya rambut paling panjang akan dinikahkan dengan pangeran tampan. Semua putri memiliki panjang rambut yang sama. Kecuali satu, putri yang paling ragil memotong pendek rambutnya. Pangeran tampan tidak suka melihat hal tersebut.
Karenanya, putri yang paling ragil diusir dari istana. Dia pergi tapi tidak sendiri. Ternyata ajudan pangeran tampan, yang menyukai putri, ikut bersamanya. Mereka hidup bahagia selamanya.
Maksud tersembunyi dari cerita dongeng itu, menurut Seung Hyeon, adalah putri yang paling ragil melawan mitos tentang kebahagiaan. Bahwa kebahagiaan itu begini atau begitu menurut pandangan orang lain. Padahal kebahagiaan berasal dari diri sendiri. Seperti ibu Seung Hyeon, sekarang ada di Paris, justru bahagia setelah berpisah dari ayahnya. Sementara ayahnya masih menunggu ibunya. Sendirian. Tua. Dan dengan perasaan marah.
"Aku tidak berpikir kau berada di situasi seperti itu. Kupikir kau tertawa-tawa karena senang," kata Ae Ra. Seung Hyeon mengungkapkan jika dirinya tertawa bukan karena ingin tertawa. Namun karena ingin menutupi apa yang dirasakannya. Karena itu, Seung Hyeon ingin seperti putri yang paling ragil itu. Keluar dari pola berpikir sempit. Dia juga mengatakan bila ingin berada di antara keluarga Ae Ra yang menyenangkan dan hangat.
Ae Ra mengingatkan Seung Hyeon untuk tidak berusaha terlalu keras melakukan hal tersebut. Sama seperti Seung Hyeon, Ae Ra mengungkapkan dirinya seperti membuat topeng palsu. Tertawa supaya terlihat tidak ada apa-apa.
Seung Hyeon kemudian memeluk Ae Ra. "Aku tak ingin merasakan semua ini sendiri," kata Seung Hyeon. Ae Ra terlihat bingung mesti menjawab dan melakukan apa.
Saat Guk Ki Boong tengah membicarakan soal Jung Woo bersama Oh Byung Jun, Yeo Jin pulang. Guk Ki Boong meminta putri pertama untuk duduk. Tanpa basa-basi, Ki Boong bertanya kepada Yeo Jin soal Jung Woo. "Kapan CEO Cha datang?" tanya Ki Boong. Yeo Jin mempertanyakan pertanyaan ayahnya, apa yang mau dilakukan ayahnya terhadap orang yang sibuk? Ki Boong menjelaskan jika dirinya mau berterus terang tentang kondisi Yeo Jin sebelum Jung Woo melangkah ke jenjang yang selanjutnya.
Yeo Jin berdiri. Marah. Dia tidak ingin ayahnya melakukan hal itu untuk dirinya. Biar dirinya saja yang tahu. Yeo Jin berlalu dari pandangan ayahnya. Namun, Ki Boong menyinggung soal kaki Yeo Jin. "Apa karena kakimu?" tanya Ki Boong.
Yeo Jin muntab. Dia mendatangi ayahnya dan mengambil vas bunga, untuk kemudian membantingnya. Yeo Jin mengingatkan bahwa ayahnya adalah orang yang tidak mengerti tentang orang lain. Apa yang ayahnya pikir soal kebahagiaan buat orang-orang di sekitarnya adalah tekanan sekaligus rasa sakit terhadap mereka. Yeo Jin makin menegaskan kata-katanya. "Ayah tahu apa yang paling kutakutkan di muka bumi ini? Yaitu aku bisa suka terhadapmu!"
Ki Boong mengangkat tangannya dan mau menampar Yeo Jin. Beruntung Jung Woo ada di sana dan melindungi Yeo Jin. Seung Hyeon yang baru datang melihat hal tersebut dari depan pintu. Dia diam saja, tapi menilai positif sikap yang diberikan Jung Woo.
Sambil memainkan piano, Seung Hyeon mengucapkan terima kasih begitu Jung Woo keluar dari kamar Yeo Jin.
Di rumah-kantornya, Jung Woo memejamkan mata. Kepalanya masih dipenuhi Ae Ra. Dia ingat, sebelum pergi meninggal tempatnya, Ae Ra mengatakan kepada seseorang ditelpon soal rumahnya yang kebakaran. Jung Woo memutuskan untuk menghubungi Ae Ra.
"Ini aku," tukas Jung Woo.
"Oh..." sahut Ae Ra. Nada suaranya terdengar datar. "Ada apa? Bagaimana dengan sakit perutmu?"
"Tidak perlu risaukan perutku. Bagaimana kondisi rumahmu? Kau tadi mengatakan soal api kan?"
"Ya, semuanya sudah habis terbakar."
"Kau sendiri di mana sekarang?" Jung Woo mencoba mengorek informasi lebih dalam. Sepertinya hendak memberikan bantuan kepada Ae Ra.
Sayangnya, Ae Ra tidak memberitahu di mana dirinya saat ini. Yang jelas dia ada di suatu tempat yang aman. Jung Woo memaksa untuk memberitahu. Sontak hal tersebut membuat Ae Ra kesal, dan segera mematikan telponnya.
Jung Woo lagi-lagi memperlihatkan raut muka bersedih.
Jung Woo baru masuk setelah ibu, bapak, serta kakak Ae Ra pergi ke sauna. Di dalam Jung Woo disapa oleh teman-teman lama Ae Ra dan dirinya. Yap, sedang ada reuni di rumah Ae Ra. Semua orang bergembira bisa bertemu hari ini. Ae Ra sepertinya tidak suka setelah kedatangan Jung Woo. Namun mereka ingin melupakannya dengan minum bersama. Mereka bersenang-senang.
Ketika pesta sudah selesai, Ae Ra mojok bersama teman lamanya yang bernama Kim Chang Gyu. Jung Woo bertanya kepada teman lamanya. Sementara itu Ae Ra meminta Chang Gyu untuk memakan saja makanan yang ada kemudian pergi. Ae Ra pergi ke belakang. Namun Chang Gyu yang sudah mabuk menyusulnya dan berkata jika dirinya mau dengan Ae Ra. Di saat itu, Jung Woo datang dan menghempaskan Chang Gyu. Baru ingin menonjok mukanya, Ae Ra berteriak jangan.
Ae Ra kemudian mengusir Jung Woo untuk pulang. Jung Woo bingung dengan perlakuan Ae Ra, padahal dia yang menyelamatkan Ae Ra. Namun Ae Ra tidak peduli. Sementara itu di luar, Seung Hyeon menghubungi Jung Woo. Dia meminta Jung Woo pulang, karena reuni sudah berakhir. Jung Woo merasa diledek Seung Hyeon.
Jung Woo bertanya apa yang dilakukan Seung Hyeon pas jam kantor begini. Seung Hyeon menjelaskan jika dirinya mau mengajak Ae Ra pulang bersama. Jung Woo bingung, apa maksudnya pulang bersama? Seung Hyeon mendekati Jung Woo dan mengatakan bahwa Ae Ra sekarang tinggal di bengkel lukisnya.
Di rumah-kantornya Jung Woo gusar dengan pernyataan Seung Hyeon itu. Jung Woo membayangkan apa yang terjadi di antara mereka berdua saat tinggal bersama. Bayang-bayang itu membuat Jung Woo menggila.
Sewaktu membuat proposal, Ae Ra diminta menemui Yeo Jin di sebuah restoran. Dengan halus, Yeo Jin mencoba menjelaskan kepada Ae Ra bahwa dirinya sudah tahu jika Ae Ra adalah mantan istri Jung Woo. Ae Ra terkejut namun mencoba menutupinya. Kemudian Yeo Jin mengatakan bila dirinya juga pernah menikah. Sayangnya, dia belum sempat menikmati kehidupan berumah tangga. Karena suaminya meninggal dalam kecelakaan, sementara dia harus kehilangan kaki kananya. Ae Ra memperlihatkan ekspresi terkejut.
Yeo Jin bertanya, "Apa kau kaget sekarang?" Ae Ra menetralkan keadaan dengan mengatakan tidak dan berkata bila dirinya tidak ingin membohongi siapapun atas statusnya. Yeo Jin tidak mempersoalkan hal tersebut. Namun yang mesti Ae Ra CATAT adalah saat ini Jung Woo tidak bisa hanya memikirkan Ae Ra saja. Ada 700 lebih karyawan D&T yang berada di bawah naungannya. Jika Jung Woo terguncang karena permasalahan percintaan dengan Ae Ra, bagaimana nasib para pekerja tersebut?
Kata-kata tersebut membuat Ae Ra tercenung. Bahkan, setelah Yeo Jin pergi dari restoran tersebut.
Ae Ra khawatir soal presentasinya atas konsep Perayaan Pernikahan Hotel Shilla. Namun Supervisor Kam, Ji Eun, dan Seung Hyeon memberinya semangat. Karena itu Ae Ra melakukannya dengan penuh percaya diri. Lagipula, apa yang bisa dilakukan Ae Ra? Bersembunyi? Lari?
Setelah memberikan presentasinya, panelis berkomentar soal konsep yang ditawarkan Ae Ra. Mereka berkomentar jika apa yang ditawarkan tidak akan laku dan tidak akan disukai wanita. Bahkan, mereka mengira jika konsep itu dibuat oleh Ae Ra yang belum pernah menikah. Jadi tidak tahu inti permasalahannya. Mendengar komentar yang begitu pedas, Ae Ra hampir hampir saja menangis. Air mata sudah tertahan di pelupuk matanya. Jung Woo yang melihatnya hendak melakukan sesuatu. Namun Ae Ra mengangguk-angguk, tanda dia bisa mengatasi komentar miring soal konsep produknya.
Ae Ra menjelaskan jika dirinya sudah menikah dan tetap mempertahankan konsepnya. Dalam pandangannya, wanita tidak hanya berpikir soal hadiah-hadiah mahal yang diberikan suaminya. Wanita lebih berpikir jika yang paling penting adalah suaminya, perasaan suami mereka. Bahkan secarik tulisan tangan yang diungkapkan dengan sungguh-sungguh jauh lebih berarti daripada hadiah yang mahal.
Di ruangannya, Yeo Jin merobek-robek proposal konsep Perayaan Pernikahan Hotel Shilla milik Ae Ra. Sepertinya Yeo Jin kesal, jika Ae Ra benar adanya. Entahlah...
Apa yang dipikirkan oleh para haters yang berkomentar miring tentang konsep yang ditawarkan Ae Ra berbanding terbalik dengan kenyataan. Wang Ji Eun mendapat telpon jika Hotel Shilla sangat suka dengan konsep yang ditawarkan. Bahkan, mereka ingin membuat acara reguler semacam ini setiap tahun sepanjang musim kawin.
Pi Song Hee kemudian menghampiri Ji Eun. Dia mencoba meraih simpati dengan mengatakan jika Ae Ra akan menyelesaikan masa magangnya kan? Karena skalanya cukup besar, maka dibutuhkan orang yang bertanggung jawab terkait hal tersebut. Selesai mengatakan hal seperti itu, Jung Woo datang dan memarahi Pi Song Hee. Jung Woo mengutarakan bila dirinya beberapa kali melihat Ae Ra lembur sampai tengah malam dan mengendus sikap menjilat Pi Song Hee. Pi Song Hee mencoba mengelak, tapi Jung Woo sudah membacanya. Karena itu Ji Eun kena damprat Jung Woo.
Jung Woo mengajak Ae Ra makan malam. Namun, teringat ucapan Yeo Jin, Ae Ra menolaknya. Padahal Jung Woo menegaskan jika itu hanya makan malam biasa, tanpa maksud tersembunyi. Ae Ra beralasan sudah punya janji dengan seseorang. Dengan bodoh, Jung Woo mengatakan jika dirinya tetap akan menunggu kedatangan Ae Ra.
Jung Woo benar-benar menanti Ae Ra datang. Dan Ae Ra memang benar-benar tidak datang akhirnya. Dia, bersama Seung Hyeon, ditawari oleh seseorang untuk bekerja di perusahaannya. Jung Woo menunggu sampai restoran tutup dan dia dibangunkan pelayan karena tertidur.
Di rumah-kantornya, Jung Woo tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bayang-bayang Ae Ra sudah merasuk pada sendi-sendi pikirannya. Akhir Jung Woo menghubungi Ae Ra dan menanyakan kenapa tidak datang. Dengan tenang Ae Ra mengatakan jika dirinya kan sudah mengatakan tidak akan datang. Setelah menanyakan tempat tinggal Ae Ra sekarang, Jung Woo segera menghampirinya. Baru saja berdiri, perutnya sudah terasa sakit. Dia memanggil Sekretaris Gil untuk mengantarkannya ke rumah sakit.
Sekretaris Gil mengoceh jika apa yang dirasakan oleh Jung Woo adalah kepura-puraan. Penyebab Jung Woo sakit adalah kedekatan Ae Ra dengan Seung Hyeon. Dokter pun mengatakan hal yang sama. Bahkan, dokter memberi istilah penyakit Jung Woo adalah "bunga plastik", yaitu penyakit cinta. Ah, kalau di Indonesia namanya "Malarindu Tropicangen". Jung Woo menertawai penyakit yang dideritanya.
Keesokan harinya, Ae Ra mengambil cutinya karena hal-hal yang pribadi. Padahal, dia ingin melakukan wawancara di perusahaan lain. Seung Hyeon memberikan Ae Ra sekotak permen untuk menyemangati Ae Ra.
Waktu datang, Jung Woo mengoceh-ngoceh sendirian. Dia sampai tidak melihat Seung Hyeon yang berpapasan dengan dirinya. Seung Hyeon menegurnya. Jung Woo baru menyadari keberadaan Seung Hyeon. "Kau datang ke sini untuk mencari Ae Ra?" tanya Seung Hyeon.
Jung Woo tidak menjawabnya. Namun Seung Hyeon menjelaskan jika sekarang Ae Ra cuti untuk ke hotel Shilla dan melakukan wawancara. Jung Woo segera mengejar Ae Ra.
Ketika bertemu dengan Ae Ra di pinggir jalan, Jung Woo mengutarakan jika saat ini dirinya tengah sakit "bunga plastik". Ae Ra yang bingung dengan maksud istilah itu bertanya apa maksudnya. Jung Woo kemudian jika dirinya tidak mau Ae Ra pergi begitu saja. Karena... karena... "Aku mencintaimu. Benar-benar mencintaimu!" kata Jung Woo.
Jung Woo kemudian mencium Ae Ra. Untuk menegaskan perasaannya terhadap Ae Ra.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya