Episode 6 bagian 2
Doo
Rim dan nenek hendak berbaring, Doo Rim merasa senang sekali sudah
kembali ke rumah sendiri! Ia rindu dengan bau neneknya, ia merangkul
lengan neneknya dan menciumnya. Nenek tertawa senang dan mengatakan ia
juga sama senangnya. Ia bisa memukul pantatnya Doo Rim seperti ini lagi
(nenek memukul sayang pantat Doo Rim). Setelah kau pergi ke Seoul, aku
tidak henti-hentinya mengkhawatirkanmu.
Jangan khawatir, Halmoeni. Aku tidak akan pergi ke mana-mana lagi. Aku akan tinggal bersama Halmoeni selamanya! Ujar Doo Rim
Nenek tidak terima, mana boleh begitu? Kau harus menikah. Waktu di Seoul, ada ketemu pria yang menarik?
Pria? Tanya Doo Rim
Tidak
seperti pria yang ada di Gyeongsangdo yang tidak tahu bagaimana cara
mengungkapkan perasaan mereka, Katanya pria Seoul lebih tahu bagaimana
cara memperlakukan wanita. Ujar nenek
Doo
Rim pun curhat, sebenarnya... Waktu aku bekerja di sana, aku berkenalan
dengan seorang pria Seoul. Orangnya sangat dingin dan acuh (Kang Joo).
Lagipula, bukankah katanya wanita yang memiliki hati mulia lebih cantik
daripada wanita berparas cantik? Nenek mengiyakan
Tapi
tidak menurut pria itu. Dia justru sukanya hanya pada wanita-wanita
cantik. Terutama wanita cantik berdada besar. Ujar Doo Rim
Aigoo,
apaan itu? Anak itu pasti bukan anak baik-baik. Pria yang menyukai
wanita cantik, setelah menikah nanti pasti akan membuat istrinya sakit
hati. Kemungkinan besar akan main gila di luar. Protes nenek
begitukah?
Nenek juga merasa pria tersebut tidak bisa diandalkan, kan? Ujar Doo
Rim, nenek mengajak Doo Rim tidur, pasti sudah cape. Ia pun merapihkan
selimur Doo Rim. mereka berdua pun berbaring namun Doo Rim terlihat
gelisah dan tidak bisa tidur. Nenek bertanya apa karena masalah kucing
membuatmu tidak bisa tidur? Doo Rim mengelak, nenek mengangkat kepalanya
dan mengintip Doo Rim yang jelas-jelas sedang memikirkan sesuatu.
Ahn
Bibi mengantar minuman ke ruang sembayang yang biasa di datangi Kang
Ju. Walaupun setiap hari datang ke sini tapi entah kenapa ia tidak bisa
menyesuaikan diri. Ia protes kenapa Ny Choi memintanya melakukan
pekerjaan ini, di tengah malam buta begini? Benar-benar...
Ia
melihat ada sepatu di depan pintu, tiba-tiba ada yang membuka pintunya.
Bibi Ahn pun langsung terkejut dan berteriak histeris. Saat melihat itu
Kang Ju, bibi berkata aigooo bikin kaget saja! Kang Ju berkata ini
dia, bibi yang masih ketakutan berkata aigooo bikin aku jantungan. Ya
ampun, hampir saja umurku berkurang 10 tahun.
Kang
Joo tertawa dan bertaya kenapa? Apa bibi pikir aku itu hantu? Bibi
berkata tidak tahu kenapa, ia itu takut sekali sama hal-hal begituan.
(Kang Ju melihat ke kamar) Asalkan ada angin bertiup agak kencang,
tengkukku langsung terasa dingin-dingin. Tapi Tuan Muda, Anda juga aneh
sekali. Dari kecil suka main ke tempat ini. (Kang Ju tersenyum) Main
petak umpet juga ngumpetnya ke mari. Waktu Anda berbuat salah dan
dimarahi oleh Nyonya, makan saja anda tidak mau, ngumpet saja terus di
sini.
Kang
Ju kembali melihat ke kamar dan berkata cahaya matahari di sini bagus
sekali. Cocok untuk tidur siang. Lagipula di sini sepi sekali. Cocok
untuk menenangkan pikiran.
Anda
sama sekali tidak takut? Tuan Muda, Anda juga tahu kan jika tempat ini
tidak begitu 'bersih'? Karena itu, walaupun saya merasa senang dengan
kabar pernikahan Anda, tapi di sisi lainnya saya merasa khawatir. Aigoo,
mulutku mulai lagi ngaco. Maaf ya, omonganku tadi jangan dimasukkan ke
dalam hati. Ujar bibi
Aku
mengerti kenapa bibi bisa berkata seperti ini. Aku juga mengerti apa
yang ada dalam pikiranmu. Bibi, hal-hal yang kau takutkan itu tidak akan
terjadi. Ucap Kang Ju, bibi pun berkata tentu saja. Tidak boleh ada
kejadian seperti itu lagi. Aigoo, tentu saja tidak boleh.
Tiba-tiba
Ny Choi datang dan bertanya sedang apa kau di sini? Bibi yang kaget dan
takut langsung pamit. Ny Choi mendekat dan berkata apa yang baru kau
dengar dari Pengurus Rumah Ahn... Kang Ju langsung memotong kata-kata
ibunya. Ibu, itu... Ny Choi langsung berkata hanyalah karangan
orang-orang yang suka bikin rumor. Kenapa harus diungkit-ungkit?
Terhadap hal-hal seperti itu, kau jangan percaya dan tidak usah
dipikirkan. Mengerti maksudku, kan? Kang Ju mengiyakan
Ny
Choi memarahi bibi Ahn karena sudah lancang berbicara, ia mengancam apa
bibi sudah bosan bekerja di sini? Bibi Ahn yang tidak mengerti bertanya
apa kesalahannya? Ny Choi melotot dan bilang sudah berkali-kali
kuperingatkan engkau. Kenapa kau masih menceritakan omong-kosong itu
pada Kang Ju? Dia akan segera menikah. Bagaimana jika dia sampai
kebingungan gara-garamu?
Maafkan
saya. Ke depannya saya akan lebih berhati-hati. Ujar bibi, Ny Choi yang
masih marah meminta bibi jangan pernah sekalipun bibi menceritakan
tengang rumah di belakang itu pada Yi Kyung! Kau mengerti maksudku? Bibi
mengatakan ia mengerti.
Paginya
Ny Choi bertemu dengan Ny jang membicarakan pernikahan anak mereka.
Dengan semangat Ny Choi mengatakan kalau begitu pesta pernikahannya kita
tentukan hari itu saja. Aku akan mulai melakukan persiapan. Ditambah,
maharnya aku berniat mempersiapkan sesuatu yang sederhana saja. Pesta
pernikahan juga jangan terlalu mewah. Anda juga tahu, Presdir tidak suka
hal yang rumit dan terlalu mewah.
Tentu
saja. Akhir-akhir ini, pernikahan spektakuler menjadi sorotan publik.
Panutan masyarakat seperti Taeyang Group ini, harus bisa memberikan
contoh yang baik. Ujar Ny jang
Ny
Choi mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Ny Jang bisa memahami
maksud mereka. Ny Jang berkata anda terlalu sungkan. Putri saya memiliki
banyak kekurangan. Ke depannya masih butuh banyak bimbingan dari anda.
Ia pun tersenyum sinis
Doo
Rim sedang duduk-duduk di pantai, mukanya bete. Ia melihat gelangnya
dan membukanya. Batu pemanggil cinta? Sampai bisa percaya dengan barang
seperti ini, berarti aku yang bodoh. Ia pun melemparnya ke laut. Ia
bangun dan hendak pergi namun ada suara gadis yang memarahinya “Siapa
suruh kau buang barang itu sesuka hatimu?”
Ia pun kaget dan berbalik. Ia melihat gadis itu dan mengenalinya (gadis yang bunuh diri di episode 1), kau adalah...
Sudah
kupesan untuk tidak menganggap remeh barang ini. Kenapa malah kau buang
sembarangan? Marah si gadis. Doo Rim dengan ketus mengatakan baiklah.
Berhubung ini adalah milikmu, jadi kau ambil kembali saja! Gadis itu
bertanya kenapa? Sepertinya kau tidak suka hadiah dariku ini. Doo Rim
protes kenapa begitu terhadapnya?
Iya
nih, kenapa begitu? Penasaran sekali? Jika kau penasaran, kemarilah!
Gadis itu memanggil Doo Rim dengan tangannya. Doo Rim nampak ragu namun
ia berjalan mendekat. Saat sudah dekat, gadis itu menyuruhnya Doo Rim
mendekatkan telinganya. Gadis itu berbisik, jika penasaran... Kasih aku
500 Won dulu! Doo Rim tak percaya di kerjain, ia pun marah. Gadis itu
berkata asal kau kenakan gelang ini kembali, kau akan kuberitahu.
Doo
Rim memarahi gadis itu, Puas? Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!
Benar-benar orang yang aneh. Ia beranjak pergi, gadis itu tidak hilang
akal. Ia pun berkata semua hal-hal yang kau inginkan, gelang ini akan
membantumu mencapainya. (Doo Rim yang mendengarnya berbalik) Begitu kau
juga tidak mau? Asalkan kau pakai gelang ini, kau akan selalu beruntung.
Bagaimana? Mau dibuang atau mau dipakai kembali? (Doo Rim meliht gelang
itu dan tampak berpikir) Pilihannya ada di tanganmu.
Doo
Rim pun merebut gelang itu dari tangan si gadis. Bukan karena aku
percaya pada omonganmu. (ia pun memakainya) Tapi toh tidak ada ruginya
bagiku. Tiba-tiba ada bunyi bel mobil, Doo Rim berbalik dan melihat Yi
Hyun melambaikan tangannya di atas mobil. Doo Rim langsung senang dan
berteriak Yi Hyun Oppa!
Coba
lihat, apa kata ku? (Doo Rim berbalik mengadap gadis itu) Karena hatimu
menginginkannya, maka kau membuat keputusan itu. Tidak peduli apa yang
akan terjadi kelak, semuanya harus kau pikul sendiri. Ujar gadis itu
tajam, Doo Rim melihat gelangnya dan Yi Hyun kembali mengklakson
mobilnya. Doo Rim yang masih ragu pun berlari dan bersemangat memanggil
Yi Hyun. Gadis itu tersenyum melihatnya, senyumnya tulus loh bukan kayak
senyuman Jae Ran.
Nenek
menyiapkan banyak sekali hidangan di atas meja, Doo Rim yang melihatnya
pun melotot tak percaya. Nenek berkata walaupun tidak menyiapkan
apa-apa, tapi setidaknya bisa mentraktirmu makan enak. Aigooo nenek
lebay deh, makanan banyak begitu kok bilang tidak menyiapkan apa-apa.
Yi
Hyun dengan malu-malu berkata kalau begitu, makanan ini akan kunikmati.
Doo Rim protes, nenek, oppa tidak bisa makan segitu banyak nasi. Yi
Hyun bilang ia akan menghabiskan semuanya. Doo Rim berkata tidak usah
dihabiskan semuanya. Begitu banyak nasi, bisa kau habiskan semuanya? Yi
Hyun dengan wajahnya yang super cute bilang selama ada niat, seberapa
banyakpun bisa kuhabiskan.
Nenek
yang memperhatikannya pun memuji Yi Hyun. Aigoo, tidak hanya orangnya
yang ganteng, tapi tidak pemilih dalam hal makanan. Yi Hyun balas memuji
nenek, sepertinya ilmu masak-memasak Doo Rim itu dipelajari dari nenek.
Benar-benar enak. Nenek tertawa mendengarnya, ia pun mengambil daging
ikan dan menaruhnya di nasi Yi Hyun. Ia menyuruh Yi hyun mencobanya, Yi
Hyun malah menatap nenek. Nenek bertanya kenapa, Yi Hyun berkata nenek
dan Doo Rim benar-benar mirip. Kemampuan dia menjepit daging ikan tanpa
membuat ikan itu hancur benar-benar hebat.
Doo
Rim, kau juga pernah menjepit daging ikan untuknya? Tanya nenek, Doo
Rim jadi salting, oh, itu... ia pun menatap dan Yi Hyun menatap, Doo Rim
jadi kikuk. Nenek pun bilang manusia itu, sering dikarenakan makanan
hubungan mereka menjadi semakin dekat. Dan mengajak Yi Hyun kembali
makan, ekspresi Doo Rim benar-benar deh.
Yi
Hyun membawa obat-obatan dan juga syal yang sangat mewah dan mahal buat
nenek di pakai saat nenek sedang di luar. Nenek yang melihat itu pun
takjub, bukankah ini scarf bulu cerpelai yang terkenal itu? Barang yang
mahal sekali. Yi Hyun membantu nenek memakainya.
Nenek
pun bercanda kalau mirip sebuah kalung mutiara yang dikalungkan ke
leher babi. Yi Hyun membantahnya, itu sangat cocok sekali buat anda.
Nenek berkata yang lebih penting adalah niat tulusmu direktur (Yi Hyun).
Aku benar-benar berterima-kasih hingga menjurus ke sedikit rasa malu.
Yi
Hyun lalu meminta jika ia berkunjung ke sini lagi, nenek harus
memberinya makanan gratis dan juga menjepitkan daging ikan untuknya.
Lalu meminta nenek bisa berbicara santai dengannya, dengan begitu ia
akan merasa sedikit lebih nyaman. Doo Rim memuji neneknya tambah cantik
sekali. Mereka benar-benar bahagia, Yi Hyun mencuri pandang ke Doo Rim.
Yi
Hyun dan Doo Rim berjalan-jalan di pesisir pantai, Yi Hyun bertanya apa
Doo Rim sudah membicarakan mengenai rencana membuka restoran ke nenek?
Doo Rim belum mengatakannya, ia tidak tahu reaksi nenek nanti akan
seperti apa. Sebab laut adalah kampung halaman nenek, yang juga
merupakan tempat peristirahatan terakhir kedua orang-tua Doo Rim.
Yi
Hyun tampak sedih mendengarnya, ia lalu bertanya kapan kedua orang-tua
Doo Rim... Doo Rim langsung menjawab pada saat ia berusia 13 tahun,
mereka berdua turun ke laut menangkap ikan. Bukankah katanya jika
pasangan yang saling mencintai dengan tulus, akan meninggal pada tahun,
bulan, dan hari yang sama? Sepertinya ayah ibuku adalah pasangan yang
seperti itu. (Yi Hyun memegang tangan Doo Rim) Doo Rim yang melihat itu
terharu dan mengatakan tangan Yi Hyun tidak hanya besar, tapi juga
hangat seperti tangan ayahnya. Ia pun bersandar ke pundak Yi Hyun dan
menikmati keindahan laut.
Roo
Mi berkunjung ke rumah Kang Ju, ia sengaja datang tuk menggorek
informasi dari bibi Ahn mengenai rumor kutukan yang di alami keluarga
Choi. Ia membawa beberapa produk kecantikan yang baru diluncurkan di mal
Taeyang. Bibi Ahn yang melihatnya pun terkagum-kagum, seumur hidup baru
pertama kali aku tahu ada kosmetik sebagus ini. Roo Mi bertanya sudah
berapa lama bibi bekerja di sini.
Bibi
mengatakan sudah lama, sebelum Nyonya besar nikah ke mari jadi lebih
kurang sudah ada 30 tahun lamanya. Ia pun berkata hanya ia yang sanggup
mengurus rumah ini dengan baik. Jika itu orang lain, sudah pasti tidak
mampu. Roo Mi langsung menanyakan mengenai kutukan turun temurun itu, ia
sengaja memancing bibi dan berkata itu hanyalah gosip yang tak
bertanggung jawabkan?
Ujung-ujung
mulut bibi yang ember pun bocor, tidak secara keseluruhan kalau tidak,
kenapa neneknya Tuan Muda (Kang Ju) di saat terakhir hidupnya masih
harus meninggalkan wasiat segala? Dan meminta Roo Mi tidak boleh
diteruskan ke orang lain. Rumah terpisah yang di belakang itu.. Bibi
tidak melanjutkannya, ia pun berbisik kepada Roo Mi. Habis berbisik ia
pun melanjutkan, tidak peduli apapun yang terjadi, rumah itu harus tetap
dijaga. Pasti ada sesuatu, makanya dimasukkan dalam wasiatnya. Nyonya
Besar juga menjalankan wasiat itu dengan taat. Menjaga tempat itu
sehingga selalu bersih dan terurus.
Roo
Mi pun mengingat pertemuannya dengan Ny Choi sebelumnya, ia mengingat
perumpamaan Ny Choi “Menurutmu cangkir kopi ini sepadan dengan garpunya?
Setiap benda pasti ada fungsi dan kegunaannya masing-masing dan
memiliki posisi masing-masing. Terlebih-lebih manusia.” Lalu Roo Mi
tersenyum tipis.
Hyun
pulang dan membawa makanan banyak sekali, Ny Jae Ran yang melihatnya
berterima kasih. Ia lalu berbasa-basi apa Doo Rim baik-baik saja? Lalu
menanyakan tentang restorannya, Yi Hyun mengatakan Doo Rim belum sempat
membicarakannya dengan neneknya. Karena beliau tinggal di situ sudah
hampir seumur hidupnya.
Ny
Jang Jae Ran memaklumi itu, bukanlah hal mudah meninggalkan kampung halamannya.
Mungkin karena dia pernah tinggal dan makan bersama kita, setiap kali
aku memikirkannya (Doo Rim), entah kenapa rasanya aku bisa
mengkhawatirkan dia. Masih begitu muda tapi harus menghidupi neneknya.
Pastilah tidak gampang, andai dia bisa pindah lebih dekat dengan kita.
Setidaknya kita masih bisa saling bertanya kabar, saling menjaga. Yi
Hyun, kau coba bujuklah dia!
Baiklah, akan kucoba. Ujar Yi Hyun, hmm lagi-lagi Ny Jae Ran tersenyum licik
Doo
Rim dan nenek sedang membersihkan sayur, nenek lalu berkata andai saja
Doo Rim bisa bertemu dengan pria sebaik seperti Direktur, alangkah
baiknya. Jangan-jangan direktur sampai mampir ke mari karena dia naksir
dirimu, Doo Rim.
Doo
Rim cepat-cepat membantahnya, tidak seperti itu nenek. Apa bagusnya
gadis seperti aku? Nenek marah, emang apa kekuranganmu dibandingkan
dengan orang lain? Aiggo, orang yang bisa memperistrimu, sama halnya
dengan memperoleh sebuah bintang keberuntungan. Doo Rim tersenyum
mendengarnya.
Ia
pun memberanikan diri bertanya bagaimana kalau kita pindah ke Seoul?
Nenek lalu bertanya Seoul? Kau ingin pindah ke Seoul? Doo Rim pikir
nenek tidak bersedia namun nenek bilang mereka tidak punya uang jadi
bagaimana bisa pindah ke Seoul?
Doo
Rim lalu mengatakan semuanya, sebenarnya Yi Hyun lah yang akan membantu
mereka membuka sebuah restoran di Seoul. Nenek lalu bertanya apa yang
Doo Rim katakan, Doo Rim bilang ia harus pikir-pikir dulu. Jika nenek
tidak bersedia, ia juga tidak. Ia juga merasa sedikit tidak nyaman harus
meninggalkan ayah dan ibunya begitu saja. Namun nenek menatapnya lain,
sehingga ia cepat-cepat mengalihkan pembicaraannya. Ahh ubi jalarnya
sudah matang.
Yi
Hyun sedang memaki dasi pemberian Doo Rim, Yi Kyung datang dan
mengajaknya sarapan namun ia melihat dasi yang di pakai Yi Hyun kurang
cocok sama setelannya. Ia mengambil beberapa dasi dan mencocokkannya
dengan setelan Yi Hyun tapi Yi Hyun malah menolak, ia lebih menyukai
memakai dasi pemberian Doo Rim.
Yi
Kyung yang melihat itu pun beranggapan kalau Yi Hyun sedang berpacaran
akhir-akhir ini. Ia pun menambahkan, pacaran itu juga perlu. Jangan
hanya tahu sibuk urusan kerjaan saja. Nanti kalau ia sudah menikah,
tidak ada orang yang menemanimu lagi. Pas saat itu tiba, kau pasti akan
kesepian.
Yi
Hyun dengan mantap berkata tidak usah khawatir, akan ada orang yang
menemaniku. Yi Kyung langsung menginterogasinya, apa nih? Sudah punya
pacar? Aigoo, dasi ini... Oh ya, dipikir-pikir rasanya aneh. Dari siapa
dasi ini? Siapa yang kasih?
Yi
Hyun senyum-senyum saja, ia lalu berkata lain kali baru kita bicarakan.
Ayo kita makan dulu! Ia pun meninggalkan Yi Kyung yang penasaran siapa
gadis itu.
Yi
Kyung dan Ny Choi sedang memilih cicncin pernikahan, Yi Kyung memilih
cincin yang paling manis. Ny Choi lalu memberikan sebuah kotak cincin
kepadanya, ini diberikan oleh nenek-nya Kang Ju padaku. Ini adalah
sebuah tradisi keluarga kami di mana barang ini diteruskan secara
turun-temurun pada menantu perempuan. Jika terpadu baik dengan tanganmu,
seharusnya akan terlihat bagus jika dipadukan dengan apapun.
Yi
Kyung pun berterima kasih, ia benar-benar sangat menghargainya.
(tatapannya tajam namun tidak di tunjukan) Ny Choi lalu memasangkan di
jari manis Yi Kyung namun kebesaran, saat itu Roo Mi lewat dan
melihatnya.
Roo
Mi tak mau kalah, ia pun ikut memberikan hadiah pernikahan buat Yi
Kyung. Yi Kyung membukanya, Roo Mi lalu mengucapkan selamat. Tadi aku
melihat kau sedang memilih cincin pernikahan. Sampai cincin nikah saja
sudah dipilih, aku bisa bagaimana lagi? Aku mengibarkan bendera putih
sekarang. Aku menyerah. Walaupun sekarang baru kuberitahu, tapi
sebenarnya dulu aku pernah mencurigaimu. Wajahmu memang wajah Yi Kyung,
tapi kenapa perasaannya itu bukan engkau?
Apa maksudnya itu? Jika bukan aku, bisa siapa lagi? Ujar Yi Kyung sambil tersenyum manis.
Hingga
saat konser dan melihatmu main piano, aku baru mengerti ternyata akulah
yang curiga tidak menentu. Setelah rasa curiga itu hilang, akupun
tersadar. Setelah tersadar... Dengan otak yang tidak jernih, aku tidak
bisa melihat jalan yang di depan. Tapi sekarang aku sudah sadar. Jadi
sekarang aku juga berencana menempuh jalan yang seharusnya harus
kutempuh. Ujar Roo Mi
Yi
Kyung tersenyum dan mengatakan untunglah. Roo Mi berkata maaf jika
selama ini aku selalu menyusahkanmu. Yi Kyung tidak mempermasalahkannya,
Roo Mi lalu pamit namun kembali berbalik dan mengatakan bolehkah aku
menjadi orang yang menangkap buket pengantinmu? Yi Kyung malah berharap
bisa begitu.
Thank
you. Jawab Roo Mi lalu pergi, ia bergumam “Saat malam pertama,
sanggupkah kau mengenakan baju malammu dengan aman, Yi Kyung?”
Kang
Ju membuka kotak hadiah dari Roo Mi, ia bertanya baju tidur dari mana?
Yi Kyung mengatakan hadiah pernikahan dari Roo Mi, Kang Ju melihatnya
dan mengatakan memangnya ini cocok untukmu? Ia memegangnya dan menaruh
di badan Yi Kyung, Yi Kyung langsung menepis tangan Kang Ju.
Kang
Ju bercanda, nanti kalau kau makai baju tidur ini, jangan dandan
hingga terlihat mirip setan, ya? Hehehe Yi Kyung kaget di candain
seperti itu, Kang Ju melihat Yi Kyung tidak memakai gelangnya. Kenapa
akhir-akhir ini kau tidak mengenakan gelangmu lagi?
Yi
Kyung yang tidak tahu mengenai gelang keberuntungan itu pun bertanya
apa? Kang Ju mengatakan bukankah kau selalu memakainya, katanya gelang
pembawa keberuntungan? Yi kyung berbohong ia sudah bosan karena sudah
terlalu sering dipakai.
Yi
Kyung menuju parkiran, ia lalu menelpon Kang Ju. Kang Ju, tadinya aku
mau bilang tapi ternyata lupa. (ia pun menyetir) Aku sudah janji dengan
toko baju pengantin untuk mencoba baju pengantin besok. Kau ada waktu
besok?
Tiba-tiba
ada mobil lewat dan Yi Kyung cepat-cepat menghindarinya. Ia pun
berteriak, Kang Ju kaget dan memanggil-manggil nama Yi Kyung. Namun
tidak ada jawaban, ia panik dan menelpon balik. Yi Kyung tidak
mengangkatnya, Kang Ju yang sudah kuatir pun berlari pergi. Ia menekan
lift tapi belum terbuka juga, terpaksa ia berlari ke eskalator. Karena
parkirannya di lantai atas, Kang Ju jadi ngos-ngosan.
Saat
sudah sampai, Yi Kyung malah heran kenapa Kang Ju berlari sampai
ngos-ngosan begitu? Kang Ju langsung bertanya kau tidak apa-apa kan?
Tidak terluka bukan? Yi Kyung bengong. Kang Ju marah, bagaimana bisa
kau mendadak tutup teleponmu? Kukira kau terlibat kecelakaan. Membuatku
khawatir sekali.
Yi
Kyung menjelaskan tadi ada sebuah mobil yang mendadak muncul entah dari
mana. Kau kira aku terlibat kecelakaan mobil, jadi kau berlari menyusul
ke sini? Kang Ju yang nafasnya belum teratur berkata aku mendengar
suara jeritanmu. Mana mungkin tidak kaget?
Ia mengatur nafasnya dan bertanya apa Yi Kyung bisa nyetir sendiri? Mau kukirim mobil untukmu?
Tidak
usah. Aku tidak apa-apa. Ujar Yi Kyung, ia pun bergumam masa dia...
Tidak mungkin. Sama sekali tidak mungkin, seorang Choi Kang Ju mana
mungkin sampai jatuh hati pada wanita seperti itu.
Nenek
melihat obat dan syal pemberian Yi Hyun, ia berujar hadiah yang begitu
mahal. Ditambah, sebuah toko juga. Jika dia tidak memiliki maksud
tertentu terhadap Doo Rim... nenek pun berpikir jangan-jangan Doo Rim
tidak bisa tidur malam-malam, karena memikirkan Direktur.
Nenek dengan semangat berkata sudah pasti, setelah mereka berdua terpisah, sudah pasti Doo Rim merindukannya. Aigoo...
Doo
Rim yang baru habis mandi datang, nenek menyuruhnya duduk. Nenek
berkata mereka pindah ke Seoul saja, Doo Rim terperangah. Nenek bilang
kenapa juga kita harus hidup di desa yang sebesar kacang polong ini?
Setelah sampai di Seoul, cari uang yang lebih banyak. Lalu kita juga
hidup dengan nyaman seperti orang lain. Doo rim pun tersenyum,
Butler
Jang memberikan sebuah map kepada tuan Choi dan melaporkan hasil
investigasinya. Setelah melacak posisi nomor handphone yang anda
berikan, saya berhasil menemukan dialah pemilik nomor telepon itu. Tuan
Choi melihat tanda pengenal orang itu, ia pun mengenal orang itu.
Butler
Jang mengatakan benar. Namanya Hong Man Soo. Dia adalah supir nenek
dari pihak ibu Kang Ju. Nyonya tua sudah pindah ke luar negeri. Rumah
yang kosong itu diurus oleh orang ini. Bagaimana, Presdir? Masih mau
diusut lebih jauh lagi?
Malam
sudah larut, Ny Choi keluar rumah menuju ruang rahasia. Ia tidak tahu
kalau diam-diam tuan Choi mengawasinya. Sesampainyanya di dalam, ia pun
membaca diary istri pertama tuan Choi.
“Aku
telah menetapkan pilihan untuk menikah dengannya. Sekalipun itu berarti
aku harus kehilangan nyawaku. Aku tidak akan merasa menyesal
dikarenakan pilihanku itu. Karena aku mencintainya jauh melebihi cintaku
pada diriku sendiri.”
Tiba-tiba
tuan Choi masuk dan mengejutkannya, Ny Choi lalu bertanya kenapa kau
bisa datang ke sini? Tuan Choi balik bertanya apa yang kau sembunyikan?
Ny
Choi berusaha berbohong, sembunyikan apa? Apa yang bisa kusembunyikan?
Tuan Choi mendekat dan berkata esuatu yang tidak boleh kelihatan olehku?
Ia pun membuka kotak itu dan mengambil sepatu merah itu.
Barang
apa ini? Kenapa kau begitu menyayangi barang ini? Tanya tuan Choi, Ny
choi berujar kau sudah lupa dengan pesan ibu? Aku ini melakukan sesuai
dengan permintaan ibu.
Pesan terakhir ibuku? Jadi kau memiliki rencana tertentu terhadap pernikahan anak kita seperti halnya ibuku terhadapku?
Rencana apa? Ny Choi sengaja tidak tahu.
Tuan
Choi berkata 30 tahun yang lalu, aku dan ibuku tidak dapat mencapai
kesepakatan. Waktu itu Ibuku tidak berkomentar apa-apa dan menikahkanku
dengan seorang gadis pilihanku. Walaupun dia hanyalah putri orang yang
kurang berada yang dibesarkan oleh ayahnya. Kenapa saat itu beliau tidak
menyatakan keberatannya? Alasan sebenarnya baru kuketahui setelah gadis
tersebut meninggal. Jika kau memiliki rencana terhadap Yi Kyeong
seperti rencana yang dimiliki oleh ibuku dulu--
Jika
kubilang tidak, kau percaya? Toh apapun yang kukatakan kau tidak akan
percaya. Kau boleh percaya apa yang ingin kau percayai. Dan aku akan
percaya apa yang ingin kupercayai. Ujar Ny Choi
Tuan
Choi berkata dengan kata lain kau percaya legenda turun-temurun
keluargaku? Ny Choi membalas menurutmu kenapa aku bisa seperti begitu
sekarang ini? Apa lagi jika bukan demi kebaikan Kang Ju?
Kali
ini tuan Choi tidak bisa menahan kemarhannya, Kau masih waras? Dengar
baik-baik! Jika kau berani macam-macam terhadap Yi Kyung, aku tidak
akan mengampunimu! Ia pun pergi
Kang Joo yang mendengar semuanya dari balik dinding pun kelihatan marah. Ny
Choi keluar, kang Ju langsung bertanya bukan, kan? Bukan seperti itu,
kan? Semua itu bukan karangan? Ibu, bukankah kau pernah bilang? Semua
itu adalah cerita omong-kosong saja? Tapi kenapa Ibu sendiri malah
percaya dengan rumor itu? Lalu ia berteriak kenapa?
Ny
Choi berusaha menjelaskan namun Kang Ju berujar karena itu kah Ibu
tidak memilih Ru Mi, tapi memilih Yi Kyung? Ny Choi mengatakan bukan
seperti itu. Bukan. Kang Ju yang terlanjur marah langsung pergi
meninggalkan ibunya.
Ia
masuk ke kamarnya dan meluapkan kemarahannya, ia menghentakkan
tangannya di meja. Ia kecewa dan shock dengan apa yang di dengarnya, di
saat dia sudah membuka hatinya untuk Doo Rim-kyung baru ia mendengar hal-hal
yang tidak bisa di percaya dan membuatnya terluka.
Ia
ke ruang sembayang, ia memandang meja dupa. Lalu berkata kukira di
dunia ini tidak ada yang namanya ketulusan. Awalnya aku tidak ingin
memberikan hatiku pada siapapun. Untuk pertama kalinya dalam hidupku,
aku memberikan hatiku pada seseorang.
Ia
berbalik dan melangkah pergi namun tiba-tiba ada cahaya terang
menyinarinya. Ada sosok hantu muncul di belakangnya. Hantu itu sering
menemuinya Doo Rim dalam wujud manusia, ia yang memberikan Doo Rim
gelang keberuntungan itu. Dan juga yang menemui Yi Kyung dan menerornya.
Hantu perempuan itu memandang Kang Ju, Kang Ju yang belum berbalik berkata akhirnya anda datang juga.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya