Baca sebelumnya sinopsis 'Hotel King' episode 2 part 1.
Di sisi lain, Mo Ne sedang berada di butik hotel. Dia berjalan-jalan di
sana dan mendengar beberapa penjaga butik bergosip tentangnya. "Kudengar
orang itu sangat arogan dan rewel. Padahal dia tak bisa apa-apa. Karena
itu, selama ini dia diam saja," ungkap seorang penjaga butik.
Seorang
penjaga butik lainnya kemudian lewat dan menyapa Mo Ne. Membuat dua
rekannya kaget. Mereka lalu menunduk saking malunya karena sudah
bergosip sembarang tentang orang yang ternyata di dekatnya. Segera
mereka meminta maaf.
Karena sudah berada di sana, Mo Ne segera
berbelanja. Saat memilih-milih pakaian, sikap Mo Ne sangat menyebalkan
dengan menghina model pakaian yang ada di sana.
Ketika Mo Ne sedang mencoba sebuah jaket mahal, Song Chae Kyung keluar
dari kamar pas mengenakan jaket yang sama dengan yang dikenakan Mo Ne.
Mo Ne kemudian mencibir. Lalu penjaga butik mendekati Chae Kyung dan
berbisik hal buruk tentang Mo Ne.
Chae Kyung mengatakan tidak apa-apa, toh itu selera pribadi. Namun
begitu Mo Ne mengatakan bahwa Chae Kyung adalah teroris fashion, Chae
Kyung tidak terima.
Chae Kyung minta diambilkan air minum kepada penjaga butik. Setelah
penjaga butik pergi, Chae Kyung mengambil setumpuk baju dan
menghempaskannya ke lantai. Lalu dia berpura-pura jika Mo Ne yang telah
melakukannya. Penjaga butik datang dan menyalahkan Mo Ne. Mo Ne membela
diri, tapi penjaga butik tidak percaya.
Chae Kyung pergi. Dan Mo Ne menyusulnya. Ketika mengikuti Chae Kyung, Mo Ne dihadang dua pengawal Chae Kyung.
Saat itu, Chae Kyung berpapasan dengan Jae Wan. Mo Ne meminta
pertolongan kepada Jae Wan. Sementara Jae Wan menunduk hormat kepada
Chae Kyung.
Jae Wan kemudian lewat begitu saja di hadapan Mo Ne tanpa bergeming.
Sementara Mo Ne teriak-teriak. Pengawal Chae Kyung kemudian
melepaskannya. Mo Ne menyusul Jae Wan.
Ternyata Jae Wan melihat pemindahan lukisan laut Chairman Ah. Hal itu
dilakukan demi menghilangkan gosip tentang hantu. Mo Ne mengatakan
kepada Jae Wan untuk melakukan apa saja yang Jae Wan suka. Lalu beranjak
pergi.
Baru beberapa langkah Mo Ne mendengar Woo Hyun protes atas apa yang
dilakukan Jae Wan. Captain Go mencoba menghentikan Woo Hyun tapi Woo
Hyun enggan diberitahu. Jadi dia tetap meneruskan protesnya. Karena itu,
Jae Wan memberinya skorsing kepada Woo Hyun selama seminggu. Ketika
akhirnya, Jae Wan berlalu diam-diam Mo Ne berpikir.
Jae Wan pergi ke tempat Chae Kyung, yang mana kemudian mereka saling
berbicara tentang dirinya yang janda kaya. Baru enam bulan menikah tapi
sudah punya warisan berlimpah. Gosip beredar bahwa Chae Kyung sengaja
meracuni suaminya. Chae Kyung tertawa. Kemudian dia mencoba merayu Jae
Wan. Rupanya kedua orang ini pernah terjalin suatu hubungan 10 tahun
lalu. Namun Jae Wan tidak menggubrisnya. Jadi melihat Jae Wan sekarang,
kenangan itu rasanya habis diputar.
Mo Ne, yang sedang dilayani Manajer Jang, kesal. Dia meminta Manajer
Jang keluar kamarnya karena terlalu berisik. Hal itu hanyalah alasannya
semata. Padahal dia mau mengedit rekaman-rekaman ayahnya. Mo Ne
terinspirasi untuk menghancurkan Jae Wan ketika menonton tv yang
menyiarkan para pekerja Hotel Ciel sedang mempersiapkan layar besar.
Besoknya, Mo Ne yang mengenakan seragam colongan dari Dae Jeong
bertabrakan dengan Jae Wan. Mo Ne buru-buru kabur dan masuk ke toilet
demi menghindari tatapan Jae Wan. Namun, Mo Ne tidak menyadari gantungan
kuncinya jatuh. Jae Wan memungutnya dan menyimpannya.
Joong Go dan teman-temannya disambut oleh Jae Wan. Jae Wan
memperlihatkan film. Jae Wan mengatakan bahwa dirinya sengaja memutarkan
film tersebut sebab menurut kabar yang didapatnya film itu adalah film
yang ditonton oleh teman Joong Go itu bersama istrinya. Jadi film itu
adalah film kenangan.
Jae Wan mengatakan bahwa dirinya tertarik dengan cerita cinta teman
Joong Go itu. Joong Go menilai jika Jae Wan punya juga sisi emosional.
Lalu film berubah jadi Chairman Ah. Joong Go memarahi Jae Wan. Jae Wan
bergegas menemui petugas yang bertanggung jawab dan memarahinya. Namun
petugas itu malah bingung.
Jae Wan kemudian pergi ke ruang siaran. Dan melihat Mo Ne ada di
dalamnya. Ternyata biang kerok semua ini adalah Mo Ne. Jae Wan pun
segera masuk dan mematikan filmnya. Mo Ne menyalakannya lagi. Dan Jae
Wan berniat mematikannya lagi, sayangnya telat, film sudah diputar
kembali.
Terdengar suara Chairman Ah, "Aku tidak mati bunuh diri."
Jae Wan mengingatkan dengan keras jika kematian Chairman Ah disebabkan
bunuh diri. Namun Mo Ne juga menegaskan bila dirinya punya pendapat lain
soal itu. "... Bunuh dirinya sama sekali tidak masuk akal. Apa kau
memintaku untuk mempercayai bahwa dia telah melakukan bunuh diri?" pekik
Mo Ne, matanya berkaca-kaca.
Mo Ne mencoba menghilangkan bad mood yang dirasakannya dengan melakukan
panjat tebing. Namun karena sedang bad mood, Mo Ne malah terjatuh. Dia
makin kesal dan menyumpah-serapahi Jae Wan.
Ketika rapat pemegang saham digelar, Joong Go yang baru datang
dipersilakan duduk di kursi yang biasanya diduduki oleh Chairman Ah.
Joong Go merasa bahwa dirinya tidak bisa menolak hal tersebut. Karena
itu, dia segera duduk di kursi yang dimaksud. Lagipula, para direktur
lainnya tidak ada persoalan dengan hal tersebut.
Beda dengan para direktur lainnya, Direktur Yoon tidak sepakat Joong Go
duduk di kursi Chairman Ah. Soalnya belum ada pemilihan ketua baru lagi.
Joong Go tidak suka dengan pendapat itu, namun dia pindah juga dan
berusaha tetap tersenyum.
Joong Go kemudian memberikan informasi bahwa Hotel Ciel lagi-lagi mendapat penghargaan.
Di saat seperti itu, Mo Ne datang dan duduk di kursi Chairman Ah begitu
saja. Direktur Yoon diam saja, karena merasa bahwa keberadaan Mo Ne bisa
mewakili Chairman Ah. Dia merasa bahwa Mo Ne adalah orang yang tepat
untuk mewakili Chairman Ah menerima penghargaan.
Jae Wan protes. Sebab penerimaan penghargaan tidak boleh diterima oleh
sembarangan orang. Jae Wan menyatakan bahwa dia akan mengirimkan orang
untuk menerima penghargaan tersebut. Namun Mo Ne mengatakan bahwa
dirinya adalah orang yang tepat itu. Untuk itu, dengan bercanda Mo Me
menyatakan bahwa dirinya akan mengenakan pakaian yang bagus saat
penerimaan penghargaan nanti.
Seusainya rapat, Jae Wan menemui Mo Ne. Jae Wan mengatakan jika dirinya
akan melenyapkan ruangan Chairman Ah. Mo Ne kaget dengan informasi
tersebut. Dia kemudian buru-buru menuju ruang Chairman Ah. Di sana dia
menemukan para pekerja tengah merapikan perlengkapan kantor di ruangan
Chairman Ah. Mo Ne langsung meminta para pekerja untuk mengembalikan
semua ke posisi semula. Namun Jae Wan meminta para pekerja untuk tetap
melakukan sesuai yang diperintahkan.
Kesal perintahnya tidak ditanggapi dengan baik, Mo Ne melakukan aksi
gila dengan tidur terlentang di atas meja. Jae Wan meminta Mo Ne untuk
menyingkir. Namun Mo Ne enggan mengikuti perintah Jae Wan. Dia tetap
berbaring di atas meja. Jae Wan memberi ultimatum kepada Mo Ne, jika
dalam satu jam nanti sekembalinya Mo Ne belum menyingkir dari atas meja,
maka dengan terpaksa Mo Ne akan dipindahkan juga. Jae Wan pun beranjak
dari ruangan Chairman Ah diikuti para pekerjanya.
Seperginya Jae Wan, Mo Ne turun dari atas meja dan ngedumel mengapa Jae
Wan melakukan hal ini. Lalu tanpa sengaja kakinya menendang pot bunga.
Mo Ne melihat sesuatu di bawah pot tersebut dan mengambilnya. Ternyata
itu adalah obat.
Mo Ne pergi ke apotek untuk mengecek obat yang ditemukannya itu. Sang
apoteker menjelaskan jika obat yang dibawa Mo Ne adalah jenis obat
antidepresi dan penenang yang biasa digunakan untuk orang sakit jiwa.
Obat itu, bila diminum oleh penderita gangguan jiwa akan membuat
penderita menjadi baik, sedangkan bila diminum oleh orang normal akan
membuat efek halusinasi. Berdasarkan penjelasan itu, Mo Ne berusaha
menghubungi dokter pribadi ayahnya, namun sepertinya sang dokter tidak
ada di tempat. Soalnya, telpon dari Mo Ne tidak diangkat.
Tidak lama kemudian, Woo Hyun menghampiri Mo Ne yang sedang kesal. Mo Ne
meminta Woo Hyun turun, sementara dia sendiri naik dan segera
mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Woo Hyun protes, Mo Ne makin
tancap gas. Tujuan Mo Ne adalah sebuah kuil. Ketika turun dari motor, Mo
Ne meminta Woo Hyun tidak mengikutinya. Sebab di sana, Mo Ne mau
menemui ayahnya.
Di dalam kuil Mo Ne curhat betapa dia merindukan ayahnya. Bayang-bayang
ayahnya yang kerap memanggilnya dengan panggil Boksoon (gadis
keberuntungan, red.) masih teringang-ngiang di benak Mo Ne. Panggilan
yang sebetulnya tidak disukai. Mo Ne menangis demi melegakan
perasaannya. Sementara, Woo Hyun mengintip dari pintu masuk kuil.
Ketika keluar, giliran Woo Hyun yang memboncengi Mo Ne dengan kecepatan
tinggi. Mo Ne bertanya, "Kita mau kemana?" Woo Hyun tidak menjawabnya
dan justru makin tancap gas. Mo Ne tersenyum dan meregangkan kedua
tangannya menyambut angin.
Joong Go meminta opini Jae Wan tentang Mo Ne, mengapa menanyakan ayahnya
terus-menerus. Jae Wan menjelaskan jika Mo Ne hanya bertingkah. "...
Tidak ada pesan bunuh diri yang ditinggalkan untuknya. Jadi, kurasa dia
hanya tak mau mempercayainya," tukas Jae Wan. Namun Joong Go meragukan
hal itu. Jae Wan mencoba menjelaskan lagi. Namun Joong Go menukas jika
sepertinya Jae Wan sudah mulai goyah.
Joong Go mengingatkan jika Jae Wan adalah "*nj*ngn*", dan meminta
sebaiknya Jae Wan mengurus masalah hotel saja. Sementara, Joong Go akan
mengurus lainnya - termasuk soal Mo Ne.
Di saat seperti itu, putri Joong Go - Lee Da Hae - datang dan memeluk ayahnya. Jae Wan melihat hal itu dengan perasaan mendamba.
Jae Wan memutuskan pergi dari sana. Di parkiran, Chae Kyung tiba masuk
ke mobilnya dan meminta Jae Wan menyelamatkannya dari kejaran para
pengawalnya sendiri. Awalnya Jae Wan tidak mau. Setelah Chae Kyung
meminta secara khusus sebagai tamu VIP Hotel Ciel, mau tak mau Jae Wan
menyanggupinya.
Jae Wan mengajak Chae Kyung ke dermaga. Chae Kyung memang sudah lama
tidak ke pantai. Jadi, ini pertama kalinya dirinya ke pantai bersama
seseorang pria yang ditaksirnya.
Di sisi lain, Woo Hyun ternyata juga membawa Mo Ne ke dermaga yang sama
dengan Jae Wan membawa Chae Kyung. Mo Ne melihat keduanya sedang
berbicara dari kejauhan. Karena itu, Mo Ne segera naik motor lagi dan
mengendarainya lurus ke depan - seolah-olah mau menabrak Jae Wan-Chae
Kyung.
Beruntung Jae Wan sigap dan menyelamatkan Chae Kyung. Mengetahui
keduanya baik-baik saja, Mo Ne turun dan ngomel-ngomel. Apa Jae Wan
sedang kencan bersama Chae Kyung? Apa Jae Wan sedang membuat cerita
cinta dengan janda kaya yang terlihat seperti "bawang" (istilah: banyak
misteri, bawang yang berlapis-lapis).
Jae Wan kemudian menjelaskan jika Chae Kyung adalah tamu VIP yang telah
banyak membantu Hotel Ciel. Karena itu, tidak mengherankan bila Jae Wan
memperlakukannya secara spesial.
Mo Ne mengaku tidak percaya. Ya, mana ada dua orang, pria-wanita,
bersama-sama tapi tidak ada apa-apanya. Chae Kyung kemudian menjelaskan
jika dirinya yang meminta Jae Wan untuk menemaninya berada di daerah
yang tidak dikenalnya.
Pertengkaran tidak penting itu berakhir, ketika asisten Chae Kyung
datang dan mengajak Chae Kyung pergi. Sebelum pergi, Chae Kyung
menghampiri Mo Ne dan meminta Mo Ne meminta maaf. Jika tidak dia akan
membuat perhitungan.
Jae Wan kemudian meminta Mo Ne untuk pulang bersamanya, sementara dia
meminta Woo Hyun untuk pulang sendiri. Mo Ne protes mengapa dia harus
pulang bersama Jae Wan. Jae Wan menjelaskan jika tidak enak dilihat
karyawan lain jika Mo Ne pulang bersama karyawannya.
Mo Ne pulang bersama Jae Wan dalam diam. Jae Wan bisa mencoba memahami
hal itu, terlebih setelah Woo Hyun mengirimkan pesan padanya untuk tidak
terlalu keras kepada Mo Ne. Sebab, Mo Ne baru menangis saat pergi ke
kuil bersamanya tadi.
Ketika sampai di hotel, Jae Wan mengingatkan Mo Ne untuk tidak melakukan
hal-hal yang mudah diketahui orang lain. Saat itu mata seseorang sedang
mengarahkan pandangan pada mereka. Mata itu milik anak buah Joong Go,
yang kemudian melaporkannya kepada bosnya itu apa yang sudah dilihatnya.
"Mereka bersama? Baiklah, awasi terus mereka," kata Joong Go memberi
perintah di ruang kerjanya. Di meja tampak foto masa muda Joong Go
dengan Ah Seung Won. Foto itu memperlihatkan kebersamaan mereka.
Jae Wan menemukan ponsel Mo Ne ketinggalan di mobilnya. Ketika ponsel
itu dibuka, terlihat wallpaper yang memperlihatkan keakraban Mo Ne
bersama ayahnya.
Mo Ne membuka pintu kamar mandi. Dia celingak-celinguk melihat luarnya.
Soalnya, dia mendengar ada suara di luar. Takut ada maling. Namun ketika
memastikan tidak ada siapa-siapa di dalam kamar, Mo Ne keluar dari
kamar mandi dengan perasaan aman. Namun begitu melihat ada bangkai
burung di sana, Mo Ne bergidik dan berteriak.
Teriakan itu terdengar oleh Jae Wan yang kebetulan lewat di depan kamar
Mo Ne. Begitu masuk Jae Wan menemukan burung mati itu persis seperti
burung mati yang dibunuh *nj*ng milik Joong Go, saat Joong Go
mengatainya bahwa Jae Wan adalah *nj*ngny*. Jae Wan melihat Mo Ne
meringkuk ketakutan di dekat bufet. Hal itu mengingatkannya pada masa
kecilnya dulu, di mana dia juga ketakutan.
Jae Wan berlutut dan membelai rambut Mo Ne dengan penuh kelembutan. Dia
menenangkan Mo Ne. "Tidak apa-apa, sudah tidak apa-apa," kata Jae Wan.
Mo Ne segera menyandarkan tubuhnya ke pelukan Jae Wan, yang masih
mencoba menenangkan dirinya. Melihat hal itu, Mo Ne akhirnya memandangi
Jae Wan.
Apa yang terjadi kemudian? Baca selanjutnya dalam sinopsis drama Korea 'Hotel King' episode 3.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya