Saturday, May 3, 2014

Sinopsis 'Hotel King' Episode 2 Part 2

Baca sebelumnya sinopsis 'Hotel King' episode 2 part 1.

Di sisi lain, Mo Ne sedang berada di butik hotel. Dia berjalan-jalan di sana dan mendengar beberapa penjaga butik bergosip tentangnya. "Kudengar orang itu sangat arogan dan rewel. Padahal dia tak bisa apa-apa. Karena itu, selama ini dia diam saja," ungkap seorang penjaga butik.

Seorang penjaga butik lainnya kemudian lewat dan menyapa Mo Ne. Membuat dua rekannya kaget. Mereka lalu menunduk saking malunya karena sudah bergosip sembarang tentang orang yang ternyata di dekatnya. Segera mereka meminta maaf.


Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Karena sudah berada di sana, Mo Ne segera berbelanja. Saat memilih-milih pakaian, sikap Mo Ne sangat menyebalkan dengan menghina model pakaian yang ada di sana.


Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Ketika Mo Ne sedang mencoba sebuah jaket mahal, Song Chae Kyung keluar dari kamar pas mengenakan jaket yang sama dengan yang dikenakan Mo Ne. Mo Ne kemudian mencibir. Lalu penjaga butik mendekati Chae Kyung dan berbisik hal buruk tentang Mo Ne.

Chae Kyung mengatakan tidak apa-apa, toh itu selera pribadi. Namun begitu Mo Ne mengatakan bahwa Chae Kyung adalah teroris fashion, Chae Kyung tidak terima.


Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Chae Kyung minta diambilkan air minum kepada penjaga butik. Setelah penjaga butik pergi, Chae Kyung mengambil setumpuk baju dan menghempaskannya ke lantai. Lalu dia berpura-pura jika Mo Ne yang telah melakukannya. Penjaga butik datang dan menyalahkan Mo Ne. Mo Ne membela diri, tapi penjaga butik tidak percaya.

Chae Kyung pergi. Dan Mo Ne menyusulnya. Ketika mengikuti Chae Kyung, Mo Ne dihadang dua pengawal Chae Kyung.


Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Sinopsis 'Hotel King' Episode 2-2
Saat itu, Chae Kyung berpapasan dengan Jae Wan. Mo Ne meminta pertolongan kepada Jae Wan. Sementara Jae Wan menunduk hormat kepada Chae Kyung.

Jae Wan kemudian lewat begitu saja di hadapan Mo Ne tanpa bergeming. Sementara Mo Ne teriak-teriak. Pengawal Chae Kyung kemudian melepaskannya. Mo Ne menyusul Jae Wan.

Ternyata Jae Wan melihat pemindahan lukisan laut Chairman Ah. Hal itu dilakukan demi menghilangkan gosip tentang hantu. Mo Ne mengatakan kepada Jae Wan untuk melakukan apa saja yang Jae Wan suka. Lalu beranjak pergi.

Baru beberapa langkah Mo Ne mendengar Woo Hyun protes atas apa yang dilakukan Jae Wan. Captain Go mencoba menghentikan Woo Hyun tapi Woo Hyun enggan diberitahu. Jadi dia tetap meneruskan protesnya. Karena itu, Jae Wan memberinya skorsing kepada Woo Hyun selama seminggu. Ketika akhirnya, Jae Wan berlalu diam-diam Mo Ne berpikir.

Jae Wan pergi ke tempat Chae Kyung, yang mana kemudian mereka saling berbicara tentang dirinya yang janda kaya. Baru enam bulan menikah tapi sudah punya warisan berlimpah. Gosip beredar bahwa Chae Kyung sengaja meracuni suaminya. Chae Kyung tertawa. Kemudian dia mencoba merayu Jae Wan. Rupanya kedua orang ini pernah terjalin suatu hubungan 10 tahun lalu. Namun Jae Wan tidak menggubrisnya. Jadi melihat Jae Wan sekarang, kenangan itu rasanya habis diputar.

Mo Ne, yang sedang dilayani Manajer Jang, kesal. Dia meminta Manajer Jang keluar kamarnya karena terlalu berisik. Hal itu hanyalah alasannya semata. Padahal dia mau mengedit rekaman-rekaman ayahnya. Mo Ne terinspirasi untuk menghancurkan Jae Wan ketika menonton tv yang menyiarkan para pekerja Hotel Ciel sedang mempersiapkan layar besar.

Besoknya, Mo Ne yang mengenakan seragam colongan dari Dae Jeong bertabrakan dengan Jae Wan. Mo Ne buru-buru kabur dan masuk ke toilet demi menghindari tatapan Jae Wan. Namun, Mo Ne tidak menyadari gantungan kuncinya jatuh. Jae Wan memungutnya dan menyimpannya.

Joong Go dan teman-temannya disambut oleh Jae Wan. Jae Wan memperlihatkan film. Jae Wan mengatakan bahwa dirinya sengaja memutarkan film tersebut sebab menurut kabar yang didapatnya film itu adalah film yang ditonton oleh teman Joong Go itu bersama istrinya. Jadi film itu adalah film kenangan.

Jae Wan mengatakan bahwa dirinya tertarik dengan cerita cinta teman Joong Go itu. Joong Go menilai jika Jae Wan punya juga sisi emosional.

Lalu film berubah jadi Chairman Ah. Joong Go memarahi Jae Wan. Jae Wan bergegas menemui petugas yang bertanggung jawab dan memarahinya. Namun petugas itu malah bingung.

Jae Wan kemudian pergi ke ruang siaran. Dan melihat Mo Ne ada di dalamnya. Ternyata biang kerok semua ini adalah Mo Ne. Jae Wan pun segera masuk dan mematikan filmnya. Mo Ne menyalakannya lagi. Dan Jae Wan berniat mematikannya lagi, sayangnya telat, film sudah diputar kembali.

Terdengar suara Chairman Ah, "Aku tidak mati bunuh diri."

Jae Wan mengingatkan dengan keras jika kematian Chairman Ah disebabkan bunuh diri. Namun Mo Ne juga menegaskan bila dirinya punya pendapat lain soal itu. "... Bunuh dirinya sama sekali tidak masuk akal. Apa kau memintaku untuk mempercayai bahwa dia telah melakukan bunuh diri?" pekik Mo Ne, matanya berkaca-kaca.

Mo Ne mencoba menghilangkan bad mood yang dirasakannya dengan melakukan panjat tebing. Namun karena sedang bad mood, Mo Ne malah terjatuh. Dia makin kesal dan menyumpah-serapahi Jae Wan.

Ketika rapat pemegang saham digelar, Joong Go yang baru datang dipersilakan duduk di kursi yang biasanya diduduki oleh Chairman Ah. Joong Go merasa bahwa dirinya tidak bisa menolak hal tersebut. Karena itu, dia segera duduk di kursi yang dimaksud. Lagipula, para direktur lainnya tidak ada persoalan dengan hal tersebut.

Beda dengan para direktur lainnya, Direktur Yoon tidak sepakat Joong Go duduk di kursi Chairman Ah. Soalnya belum ada pemilihan ketua baru lagi. Joong Go tidak suka dengan pendapat itu, namun dia pindah juga dan berusaha tetap tersenyum.

Joong Go kemudian memberikan informasi bahwa Hotel Ciel lagi-lagi mendapat penghargaan.

Di saat seperti itu, Mo Ne datang dan duduk di kursi Chairman Ah begitu saja. Direktur Yoon diam saja, karena merasa bahwa keberadaan Mo Ne bisa mewakili Chairman Ah. Dia merasa bahwa Mo Ne adalah orang yang tepat untuk mewakili Chairman Ah menerima penghargaan.

Jae Wan protes. Sebab penerimaan penghargaan tidak boleh diterima oleh sembarangan orang. Jae Wan menyatakan bahwa dia akan mengirimkan orang untuk menerima penghargaan tersebut. Namun Mo Ne mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang tepat itu. Untuk itu, dengan bercanda Mo Me menyatakan bahwa dirinya akan mengenakan pakaian yang bagus saat penerimaan penghargaan nanti.

Seusainya rapat, Jae Wan menemui Mo Ne. Jae Wan mengatakan jika dirinya akan melenyapkan ruangan Chairman Ah. Mo Ne kaget dengan informasi tersebut. Dia kemudian buru-buru menuju ruang Chairman Ah. Di sana dia menemukan para pekerja tengah merapikan perlengkapan kantor di ruangan Chairman Ah. Mo Ne langsung meminta para pekerja untuk mengembalikan semua ke posisi semula. Namun Jae Wan meminta para pekerja untuk tetap melakukan sesuai yang diperintahkan.

Kesal perintahnya tidak ditanggapi dengan baik, Mo Ne melakukan aksi gila dengan tidur terlentang di atas meja. Jae Wan meminta Mo Ne untuk menyingkir. Namun Mo Ne enggan mengikuti perintah Jae Wan. Dia tetap berbaring di atas meja. Jae Wan memberi ultimatum kepada Mo Ne, jika dalam satu jam nanti sekembalinya Mo Ne belum menyingkir dari atas meja, maka dengan terpaksa Mo Ne akan dipindahkan juga. Jae Wan pun beranjak dari ruangan Chairman Ah diikuti para pekerjanya.

Seperginya Jae Wan, Mo Ne turun dari atas meja dan ngedumel mengapa Jae Wan melakukan hal ini. Lalu tanpa sengaja kakinya menendang pot bunga. Mo Ne melihat sesuatu di bawah pot tersebut dan mengambilnya. Ternyata itu adalah obat.

Mo Ne pergi ke apotek untuk mengecek obat yang ditemukannya itu. Sang apoteker menjelaskan jika obat yang dibawa Mo Ne adalah jenis obat antidepresi dan penenang yang biasa digunakan untuk orang sakit jiwa. Obat itu, bila diminum oleh penderita gangguan jiwa akan membuat penderita menjadi baik, sedangkan bila diminum oleh orang normal akan membuat efek halusinasi. Berdasarkan penjelasan itu, Mo Ne berusaha menghubungi dokter pribadi ayahnya, namun sepertinya sang dokter tidak ada di tempat. Soalnya, telpon dari Mo Ne tidak diangkat.

Tidak lama kemudian, Woo Hyun menghampiri Mo Ne yang sedang kesal. Mo Ne meminta Woo Hyun turun, sementara dia sendiri naik dan segera mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Woo Hyun protes, Mo Ne makin tancap gas. Tujuan Mo Ne adalah sebuah kuil. Ketika turun dari motor, Mo Ne meminta Woo Hyun tidak mengikutinya. Sebab di sana, Mo Ne mau menemui ayahnya.

Di dalam kuil Mo Ne curhat betapa dia merindukan ayahnya. Bayang-bayang ayahnya yang kerap memanggilnya dengan panggil Boksoon (gadis keberuntungan, red.) masih teringang-ngiang di benak Mo Ne. Panggilan yang sebetulnya tidak disukai. Mo Ne menangis demi melegakan perasaannya. Sementara, Woo Hyun mengintip dari pintu masuk kuil.

Ketika keluar, giliran Woo Hyun yang memboncengi Mo Ne dengan kecepatan tinggi. Mo Ne bertanya, "Kita mau kemana?" Woo Hyun tidak menjawabnya dan justru makin tancap gas. Mo Ne tersenyum dan meregangkan kedua tangannya menyambut angin.

Joong Go meminta opini Jae Wan tentang Mo Ne, mengapa menanyakan ayahnya terus-menerus. Jae Wan menjelaskan jika Mo Ne hanya bertingkah. "... Tidak ada pesan bunuh diri yang ditinggalkan untuknya. Jadi, kurasa dia hanya tak mau mempercayainya," tukas Jae Wan. Namun Joong Go meragukan hal itu. Jae Wan mencoba menjelaskan lagi. Namun Joong Go menukas jika sepertinya Jae Wan sudah mulai goyah.

Joong Go mengingatkan jika Jae Wan adalah "*nj*ngn*", dan meminta sebaiknya Jae Wan mengurus masalah hotel saja. Sementara, Joong Go akan mengurus lainnya - termasuk soal Mo Ne.

Di saat seperti itu, putri Joong Go - Lee Da Hae - datang dan memeluk ayahnya. Jae Wan melihat hal itu dengan perasaan mendamba.

Jae Wan memutuskan pergi dari sana. Di parkiran, Chae Kyung tiba masuk ke mobilnya dan meminta Jae Wan menyelamatkannya dari kejaran para pengawalnya sendiri. Awalnya Jae Wan tidak mau. Setelah Chae Kyung meminta secara khusus sebagai tamu VIP Hotel Ciel, mau tak mau Jae Wan menyanggupinya.

Jae Wan mengajak Chae Kyung ke dermaga. Chae Kyung memang sudah lama tidak ke pantai. Jadi, ini pertama kalinya dirinya ke pantai bersama seseorang pria yang ditaksirnya.

Di sisi lain, Woo Hyun ternyata juga membawa Mo Ne ke dermaga yang sama dengan Jae Wan membawa Chae Kyung. Mo Ne melihat keduanya sedang berbicara dari kejauhan. Karena itu, Mo Ne segera naik motor lagi dan mengendarainya lurus ke depan - seolah-olah mau menabrak Jae Wan-Chae Kyung.

Beruntung Jae Wan sigap dan menyelamatkan Chae Kyung. Mengetahui keduanya baik-baik saja, Mo Ne turun dan ngomel-ngomel. Apa Jae Wan sedang kencan bersama Chae Kyung? Apa Jae Wan sedang membuat cerita cinta dengan janda kaya yang terlihat seperti "bawang" (istilah: banyak misteri, bawang yang berlapis-lapis).

Jae Wan kemudian menjelaskan jika Chae Kyung adalah tamu VIP yang telah banyak membantu Hotel Ciel. Karena itu, tidak mengherankan bila Jae Wan memperlakukannya secara spesial.

Mo Ne mengaku tidak percaya. Ya, mana ada dua orang, pria-wanita, bersama-sama tapi tidak ada apa-apanya. Chae Kyung kemudian menjelaskan jika dirinya yang meminta Jae Wan untuk menemaninya berada di daerah yang tidak dikenalnya.

Pertengkaran tidak penting itu berakhir, ketika asisten Chae Kyung datang dan mengajak Chae Kyung pergi. Sebelum pergi, Chae Kyung menghampiri Mo Ne dan meminta Mo Ne meminta maaf. Jika tidak dia akan membuat perhitungan.

Jae Wan kemudian meminta Mo Ne untuk pulang bersamanya, sementara dia meminta Woo Hyun untuk pulang sendiri. Mo Ne protes mengapa dia harus pulang bersama Jae Wan. Jae Wan menjelaskan jika tidak enak dilihat karyawan lain jika Mo Ne pulang bersama karyawannya.

Mo Ne pulang bersama Jae Wan dalam diam. Jae Wan bisa mencoba memahami hal itu, terlebih setelah Woo Hyun mengirimkan pesan padanya untuk tidak terlalu keras kepada Mo Ne. Sebab, Mo Ne baru menangis saat pergi ke kuil bersamanya tadi.

Ketika sampai di hotel, Jae Wan mengingatkan Mo Ne untuk tidak melakukan hal-hal yang mudah diketahui orang lain. Saat itu mata seseorang sedang mengarahkan pandangan pada mereka. Mata itu milik anak buah Joong Go, yang kemudian melaporkannya kepada bosnya itu apa yang sudah dilihatnya.

"Mereka bersama? Baiklah, awasi terus mereka," kata Joong Go memberi perintah di ruang kerjanya. Di meja tampak foto masa muda Joong Go dengan Ah Seung Won. Foto itu memperlihatkan kebersamaan mereka.

Jae Wan menemukan ponsel Mo Ne ketinggalan di mobilnya. Ketika ponsel itu dibuka, terlihat wallpaper yang memperlihatkan keakraban Mo Ne bersama ayahnya.

Mo Ne membuka pintu kamar mandi. Dia celingak-celinguk melihat luarnya. Soalnya, dia mendengar ada suara di luar. Takut ada maling. Namun ketika memastikan tidak ada siapa-siapa di dalam kamar, Mo Ne keluar dari kamar mandi dengan perasaan aman. Namun begitu melihat ada bangkai burung di sana, Mo Ne bergidik dan berteriak.

Teriakan itu terdengar oleh Jae Wan yang kebetulan lewat di depan kamar Mo Ne. Begitu masuk Jae Wan menemukan burung mati itu persis seperti burung mati yang dibunuh *nj*ng milik Joong Go, saat Joong Go mengatainya bahwa Jae Wan adalah *nj*ngny*. Jae Wan melihat Mo Ne meringkuk ketakutan di dekat bufet. Hal itu mengingatkannya pada masa kecilnya dulu, di mana dia juga ketakutan.

Jae Wan berlutut dan membelai rambut Mo Ne dengan penuh kelembutan. Dia menenangkan Mo Ne. "Tidak apa-apa, sudah tidak apa-apa," kata Jae Wan.

Mo Ne segera menyandarkan tubuhnya ke pelukan Jae Wan, yang masih mencoba menenangkan dirinya. Melihat hal itu, Mo Ne akhirnya memandangi Jae Wan.

Apa yang terjadi kemudian? Baca selanjutnya dalam sinopsis drama Korea 'Hotel King' episode 3.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya