Sesaat setelah Presiden mengatakan kalau ia punya bukti atau
lebih tepatnya seorang saksi, Lee Chul Kyu masuk ke dalam ruangan. Sontak para
wartawan dan kamera mengikuti langkah Lee Chul Kyu yang didampingi agen PSS ke
atas podium dan berdiri di samping Presiden.
Ternyata kode yang dibaca
Chief Shin memang disengaja untuk menarik Kim Do Jin dari konferensi pers. Sesuai rencana Tae Kyung, Presiden menulis kode
itu yang pasti dibaca oleh salah satu antek Kim Do Jin (yaitu Chief Shin) dan
disampaikan pada Kim Do Jin.
Tae Kyung menduga kalau Kim
Do Jin pasti akan memojokkan ia dan Lee Chul Kyu ke tempat terjauh dari ruang
kendali, yaitu dapur. Maka dapat dipahami mengapa Jaksa Choi bisa muncul di
tempat itu, membuat Kim Do Jin tak dapat menyembunyikan rasa terkejut saat melihatnya.
Jaksa Choi menyapa Kim Do
Jin yang tadi dengan jelas telah menawarkan untuk memberikan uang sebesar 50
juta won pada Lee Chul Kyu dan sambil tersenyum sinis ia bertanya, “Dengan uang
sebanyak itu, apa yang Anda inginkan darinya?”
Presiden mengatakan kalau
insiden Yangjinri adalah kasus yang sangat mengenaskan yang tak boleh terjadi
lagi karena menewaskan banyak orang. Karena itu ia mendukung jaksa penuntut
khusus untuk menyelidiki kasus ini. Tapi ia menyatakan kalau laporan Jaksa Choi
tidaklah benar. Dan Lee Chul Kyu, selaku komandan pasukan Korea Utara yang
melakukan penyerangan dalam insiden tersebut yang akan menceritakan kebenaran
akan insiden tersebut.
Lee Chul Kyu mengakui kalau
dirinya adalah kapten pasukan penyerangan insiden tahun 98. Saat itu ua
mengirimkan 10 tentara dan memerintahkan mereka untuk menembaki warga setempat.
“Harga penyerangan tersebut adalah 100 juta dolar. Orang yang membayar dan
menyewa kami adalah..”
Belum sempat Lee Chul Kyu
mengatakan siapa orangnya, lampu di ruangan itu padam, membuat semua orang
bingung.
Namun yang padam tak hanya
ruang konferensi pers, tapi seluruh gedung, termasuk dapur. Tae Kyung yang
menyadari kalau ada yang tak beres, langsung pergi meninggalkan tempat.
Ketika semua orang masih
bingung dalam kegelapan, tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun, membuat
para agen PSS segera menggiring Presiden dan mengevakuasinya. Presiden meminta
mereka juga membawa Lee Chul Kyu pergi. Salah satu agen meminta tambahan orang
untuk mengevakuasi Lee Chul Kyu juga.
Tae Kyung tiba di luar ruang
konferensi pers dan sempat melihat kepergian Presiden. Ia pun masuk ke ruangan
dan melihat Lee Chul Kyu dibawa pergi. Ia pun berlari mengikuti mereka.
Mendengar penyiar
menjelaskan kalau siaran langsung konferensi pers terputus, Bo Won menyadari
kalau pasti ada yang tak beres. Ia segera pergi menuju ke tempat konferensi
pers itu.
Presiden berhasil diamankan
dan sudah masuk ke dalam mobil. Tapi saat pintu akan ditutup, Presiden
menahannya dan bertanya, “Saksi. Bagaimana dengan keadaannya?”
Direktur Kim diam, wajahnya
seakan berkata Sial, kenapa tadi kita tak
mengevakuasinya juga, ya. Dan Presiden menyadari hal itu.
Para Agen PSS mencari Lee
Chul Kyu di seluruh gedung, tapi tak terlihat jejaknya sama sekali.
Tapi Tae Kyung berhasil membuntuti orang-orang itu hingga ke tempat parkir, dan bisa mengidentifikasi satu mobil
yang dikendarai pria Jaesin. Ia pun membuntutinya.
Kim Do Jin berkata kalau
Konferensi Pers sepertinya sudah berakhir. Ia beranjak meninggalkan Jaksa Choi.
Tapi Jaksa Choi tak tinggal diam dan berkata, “Ini hanya permulaan bagi kita.”
Ia mengeluarkan sebuah
dokumen dan menunjukkan pada Kim Do Jin, “Agen Han Tae Kyung memberikan ini
padaku, yang didokumentasikan oleh Penasihat Han. Dan isinya menarik. Dokumen
ini mengatakan kalau orang yang terlibat dalam insiden Yangjinri adalah Lee
Dong Hwi, Seretaris Dalam Negeri Min Hyun Ki dari Partai Rakyat, dan Direktur
Jaesin yaitu Kim Do Jin.”
Kim Do Jin bertanya
menantang, “Apakah Anda punya buktinya?”
“Tentu saja semua ini adalah
informasi yang meragukan,” jawab Jaksa Choi. “Tapi setelah mendengarkan apa
yang Anda katakan, saya merasa yakin. Anda menawarkan 50 juta pada Mayor Lee.
Jadi saya akan menyelidiki dokumen ini dengan lebih teliti.”
Kim Do Jin berjalan
menghampiri Jaksa Choi dan tersenyum datar, “Baiklah. Selidikilah dokumen itu
dengan lebih teliti. Saya menantikan apa yang akan Anda temukan.”
Di depan Jaksa Choi, Kim Do Jin
masih bisa memaksakan senyum. Tapi di luar, Kim Do Jin benar-benar marah.
Sambil berjalan pergi, ia menyuruh anak buahnya untuk menemukan Tae Kyung.
Tae Kyung mencari mobil yang
tadi dilihatnya di tempat parkir. Dan mobil itu masih ada dan melaju pergi. Tae
Kyung membuntutinya.
Tapi sepertinya pria Jaesin
itu ingin agar Tae Kyung mengikutinya karena ia mengendarai mobil tanpa
terburu-buru. Sesekali ia melihat ke spion untuk memastikan kalau Tae Kyung
tetap mengikutinya.
Tae Kyung sampai di sebuah
jalan yang penuh truk. Ia melihat pria itu masuk ke sebuah bangunan yang belum
jadi. Tae Kyung mengikutinya. Saat naik tangga, ia terkesiap melihat ada sebuah
benda jatuh. Dengan cemas ia melongok keluar.
Wajahnya pias saat melihat
Lee Chul Kyu tergeletak di bawah dengan darah mengucur dari kepala. Ia segera
berlari menuruni tangga lagi.
Dan tiba-tiba ada seseorang
memukul kepalanya hingga ia terguling jatuh. Belum sempat ia berdiri, ia
kembali dipukul hingga tak berkutik.
Muncullah Kim Do Jin yang
berjongkok di hadapannya dan tersenyum, “Agen Han Tae Kyung, apakah kau merasa
beruntung sebelumnya hari ini? Tidak.” Kim Do Jin berdiri dan memandang luar
dengan santai. “Hari ini adalah hari sialmu. Karena ini adalah hari dimana aku
memutuskan untuk tak akan membiarkanmu.”
Kim Do Jin menyuruh anak
buahnya untuk mendirikan Tae Kyung, dan dengan nada mengancam ia berkata, “Aku
akan mengatakan hal yang sama yang pernah kukatakan pada Presiden. Hentikanlah
semua ini. Seseorang akan mati jika ia melakukan sesuatu. Dan ini akan
kukatakan padamu juga. Hari ini Lee Chul Kyu mati karenamu. Dan begitu pula di
kemudian hari. Apapun yang akan kau lakukan, akan ada orang yang mati.”
Kim Do Jin mencondongkan
tubuhnya dan berkata pelan namun mengancam, “Dan jika mereka mulai berjatuhan,
ingatlah ini. Mereka itu mati karenamu. Ingatlah satu hal ini. Aku tak akan
memberikan kematian yang mudah bagimu. Aku berjanji kalau kau malah akan
berharap kalau kau lebih ingin mati saat itu terjadi.”
“Aku juga berjanji akan
menunjukkan pada dunia bagaimana gilanya dirimu,” jawab Tae Kyung.
Kim Do Jin tertawa, “Oke!
Mari kita buktikan siapa orang yang akan menepati janjinya.” Ia dan anak
buahnya pun meninggalkan Tae Kyung yang sekuat tenaga mencoba untuk
berdiri.
Tae Kyung berhasil turun ke
bawah untuk memeriksa jasad Lee Chul Kyu. Tapi ternyata Lee Chul Kyu belum
tewas walau kondisinya sudah kritis. Lee Chul Kyu menolak Tae Kyung yang ingin
menelepon 911. Waktunya tinggal sedikit lagi. Tangannya yang lemah mengambil
sesuatu dari balik jasnya dan memberikan sebuah foto, “Sampaikan ini kepada
Presiden.”
Dan Ia pun menghembuskan
nafas terakhir. Foto yang sama dengan yang pernah ia kirimkan pada Kim Do Jin. Tapi di foto itu
Kim Do Jin memakai jas biru.
Para agen PSS masih mencari
jejak Lee Chul Kyu. Begitu pula dengan para wartawan. Di ruang kendali, kita
melihat seorang yang bersarung tangan mencabut kabel dan mengambil sesuatu dari
CPU.
Bo Won mencari Tae Kyung di
gedung konferensi pers yang masih ramai dipadati wartawan yang memberitakan
langsung dari tempat kejadian. Ia bertanya pada salah satu agen PSS yang
mengenalinya. Agen PSS itu meminta Bo Won untuk meninggalkan tempat itu yang
khusus staf saja.
Bo Won melihat sekelebat
bayangan Cha Young yang lewat.
Saat di gedung, Jaksa Choi pun ternyata juga
mencari Lee Chul Kyu. Pada Presiden, mengaku kalau ia telah mencari pria itu
dimana-mana, tapi ia tak dapat menemukannya. Ia pun mengaku, “Sebenarnya saya
tak mempercayai Bapak. Sebenarnya saya meragukan dokumen yang saya terima dari
Jenderal Kwon. Tapi semakin saya menyelidiki, saya semakin yakin. Karena itulah
saya tak ingin menemui Bapak karena saya pikir tidaklah benar jika bertemu
Presiden langsung.”
Presiden tersenyum kecil
mendengar pengakuan Jaksa Choi. Karena itulah ia membiarkan penunjukkan Jaksa
Penuntut Khusus diberikan pada Jaksa Choi karena ia mengenal sifat Jaksa Choi. “Kumohon,
temukanlah kebenaran mengenai insiden Yangjinri.”
“Apakah Anda yakin kalau
Chairman Kim terlibat dalam kasus ini?”
Presiden membenarkan. Ia pun
menceritakan mengapa Penasihat Han dan ia secara diam-diam mempersiapkan
semuanya ini.
“Dalam kapitalisme, uang ada
karena kekuasaan dan Kim Do Jin sangat memahami hal itu. Karena iulah ia
membiarkan insiden Yangjinri itu terjadi.
Untuk menarik Falcon ke sisinya. Falcon dan Jaesin saling berhubungan
dan mereka menghasilkan uang dalam jumlah yang tak terkira.
Tapi tak hanya itu.
Orang-orang kuat di Korea mulai bergabung dalam kelompok tersebut. Sehingga
hubungan antara Jaesin dan Falcon semakin menguat.
Uang kotor itu dimulai 16
tahun yang lalu saat Chairman Kim mempekerjakan Kim Woo Hyung. Hanya ada 2
salinan kontrak di dunia ini. Dan salinan itu adalah bukti bagaimana dan milik
siapa uang yang memulai adanya insiden Yangjinri. Semuanya ini ada di dalam
dokumen milik Penasihat Han. Dan kita membutuhkan kontrak itu untuk
mengungkapkan siapa dalang di balik insiden tersebut.”
“Kau tak bisa membayangkan
siapa yang mendapatkan keuntungan dari hubungan Jaesin dan Falcon. Orang-orang
yang kuat itu juga tak menginginkan hal ini terungkap. Dan seorang presiden pun
tak membuat mereka khawatir,” kata Presiden menutup penjelasannya.
Dan seperti yang dikatakan
Presiden, Chief Byun memimpin pembicaraan untuk pemakzulan Presiden, namun
sebenarnya hal itu dikendalikan oleh Kim Do Jin.
Direktur Kim terkejut
mendengar kalau pemadaman listrik yang terjadi barusan karena di-hacking dari
luar. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Chief Lee menjelaskan setelah genset beroperasi,
terlihat kalau ada user dari IP luar gedung yang memerintahkan pemadaman
listrik.
Tapi hal itu tak mungkin
terjadi karena semua termasuk wartawan menggunakan intranet. Chief Lee
menjelaskan kalau hal ini bisa terjadi kalau si pelaku menggunakan
access point
yang wireless yang dihubungkan ke server. Itu berarti si pelaku memiliki
akses penuh
ke dalam gedung.
Dan itu menjelaskan si
pelaku bersarung tangan yang tadi mengambil sesuatu dari sebuah komputer.
Chief Lee melanjutkan kalau
mereka menemukan alat itu dan melihat history-nya, maka mereka dapat mengidentifikasi
siapa pelakunya.
Mendadak muncul seseorang yang
memperkenalkan diri sebagai Lee Hak Ki, jaksa wilayah Seoul. Ia meminta
daftar
agen yang berada di ruang konferensi pers saat mati lampu. Tentu saja
Chief Lee langsung defensive. Mengapa Jaksa Lee harus memeriksa para
agennya?
Tersenyum sinis, Jaksa Lee
bertanya balik, “Ada orang luar yang menerobos para agen PSS. Apakah itu
mungkin? Kecuali ada orang di dalam PSS yang menyebabkan mati lampu.”
CP Moon tersinggung karena
itu berarti Jaksa Lee mencurigai mereka. Chief Lee memastikan kalau mati lampu
terjadi karena dihacking dari luar. “Pasti ada wireless access point di ruang server.”
Dengan disaksikan tim Jaksa
Lee, maka pencarian internet wireless itu pun dimulai. Tapi dari wajah
Chief Lee yang panik, nampak kalau usaha mereka sia-sia belaka.
Perdana Menteri hendak menemui Presiden untuk mencari tahu
apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ada Chief Shin yang menghalanginya. Perdana
Menteri menyuruh Chief Shin untuk minggir, tapi Chief Shin tak mau dan malah bertanya,
“Apakah Anda masih percaya padanya? Apakah Anda masih percaya pada Presiden?”
Chief Shin mengajak Perdana Menteri bicara empat mata. Ia menjelaskan
kalau konferensi pers dan mati lampu itu
diatur oleh Presiden sendiri. Perdana Menteri tak percaya tapi Chief Shin
menjelaskan kalau sebelumnya gedung untk konferensi pers telah diperiksa
sebanyak 3 kali. “Ini semua disengaja. Bahkan para agen PSS ada di
tempat-tempat penting seperti ruang kendali. Jadi bagaimana mungkin ada terjadi
mati lampu di tempat seperti itu?”
Tapi Perdana Menteri masih tak percaya Presiden akan
melakukan hal ini. Apa tujuan Presiden melakukan semuanya ini? Chief Shin
menjelaskan kalau sebelum konferensi pers, Presiden didakwa sebagai seorang
pembunuh. Tapi setelah kejadian hari ini, semua orang mulai membicarakan siapa
orang yang mendalangi insiden Yangjinri. “Ini adalah semata-mata usaha Presiden
untuk menghentikan pemakzulan.”
Perdana Menteri mulai goyah, dan Chief Shin pun kembali
menekankan kalau mati lampu yang terjadi itu bukanlah kebetulan atau dilakukan
oleh orang luar, tapi para agen PSS sendirilah yang melakukannya, “Di bawah
perintah Presiden.”
Chief Lee melaporkan kalau wireless access point (AP) itu
tak ditemukan. Ia menduga kalau si pelaku sudah mengambilnya lebih dulu. Jaksa
Lee berkata kalau yang boleh masuk di ruangan ini hanyalah para agen PSS. Apakah
itu berarti kalau ada agen PSS yang mencurinya?
Direktur Kim dan Chief Lee diam tak bisa menjawab. Jaksa Lee
pun meminta daftar para agen yang bertugas hari ini. Jika Direktur Kim menolak,
ia akan membawa surat perintah resmi dan membongkar seluruh PSS.
Direktur Kim tak punya pilihan lain selain mengijinkan Jaksa
Lee untuk melakukan interogasi. Para wartawan sudah menunggu para agen PSS yang
akan diinterogasi, namun para agen itu hanya diam tak memberi sedikitpun
reaksi.
Bo Won mencari Tae Kyung di rumah sakit dan ia menemukannya
saat Tae Kyung bersiap-siap untuk pergi. Bo Won khawatir melihat kondisi Tae
Kyung dan memintanya untuk tetap di rumah sakit untuk pemulihan.
Tapi Tae Kyung tak mau. Ia harus pergi. “Mereka bahkan
membunuh Lee Chul Kyu. Aku tak boleh membuang waktu lagi. Aku harus segera
menemui Presiden.”
Tae Kyung meninggalkan Bo Won yang masih ternganga mendengar
perubahan situasi yang berbalik sangat cepat. Tapi ia segera mengejar Tae
Kyung, menyuruhnya untuk istirahat sebentar. Tapi Tae Kyung benar-benar keras
kepala. Walau ia hampir jatuh jika tak ditahan oleh Bo Won, Tae Kyung tetap
bersikeras untuk pergi.
Saat lewat di ruang tunggu, ia mendengar penjelasan CP Mong
pada para wartawan tentang tentang penyebab terjadinya mati lampu sebelumnya. Menurut
dugaan Jaksa, ada orang dalam yang menyebabkan mati lampu dan sekarang sedang
diselidiki siapa orangnya. Sementara mereka, agen PSS, masih tetap yakin kalau
kejadian ini disebabkan oleh hacker yang ada di luar gedung.
Bo Won yang juga menonton berita itu berpikir sebentar,
kemudian menghentikan Tae Kyung, “Kau tahu kan bagaimana menghacking sebuah
gedung denganmenggunakan intranet? Aku pernah mendengar hal ini saat aku
menjadi polisi kejahatan cyber. Caranya dengan menggunakan USB berkode atau
dengan menggunakan wireless AP. Ya kan?” Tae Kyung mengiyakan. “Aku pernah
melihat wireless AP itu.”
Dan kita kembali pada saat Bo Won mencari-cari Tae Kyung di
gedung konferensi pers. Ia melihat sekelebat Cha Young dan memutuskan untuk
bertanya padanya. Ia mengikuti Cha Young yang masuk ke dalam toilet dan
mengeluarkan wireless AP dalam tasnya.
Whoaa… Cha Young ini juga jahat? Rupanya diam-diam Cha Young
yang mengambil wireless AP itu ketika teman-temannya sibuk mencari Lee Chul
Kyu.
Cha Young keluar toilet dan terkejut melihat Bo Won ada di
luar. Ia kaget mendengar Bo Won mencari Tae Kyung. “Tae Kyung ada di sini?”
Tapi ia bersikap biasa lagi dan mengatakan kalau ia tak tahu dimana Tae Kyung.
Ia pun pergi meninggalkan Bo Won.
Bo Won menceritakan hal itu pada Tae Kyung. Tapi walau Bo
Won mengatakan kalau ia yakin melihat wireless AP di tangan Cha Young, Tae
Kyung tetap tak percaya.
“Apa kau ingin mengatakan kalau Cha Young adalah pelaku
pemadaman listrik itu?” tanya Tae Kyung dingin. “Itu tidak benar. Ia tak akan
melakukan hal itu.”
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya