Monday, May 19, 2014

Sinopsis Drama Korea "Three Days" Episode 9 Part 1

Sesaat setelah Presiden mengatakan kalau ia punya bukti atau lebih tepatnya seorang saksi, Lee Chul Kyu masuk ke dalam ruangan. Sontak para wartawan dan kamera mengikuti langkah Lee Chul Kyu yang didampingi agen PSS ke atas podium dan berdiri di samping Presiden.



Ternyata kode yang dibaca Chief Shin memang disengaja untuk menarik Kim Do Jin dari konferensi pers. Sesuai rencana Tae Kyung, Presiden menulis kode itu yang pasti dibaca oleh salah satu antek Kim Do Jin (yaitu Chief Shin) dan disampaikan pada Kim Do Jin.

Tae Kyung menduga kalau Kim Do Jin pasti akan memojokkan ia dan Lee Chul Kyu ke tempat terjauh dari ruang kendali, yaitu dapur. Maka dapat dipahami mengapa Jaksa Choi bisa muncul di tempat itu, membuat Kim Do Jin tak dapat menyembunyikan rasa terkejut saat melihatnya.


Jaksa Choi menyapa Kim Do Jin yang tadi dengan jelas telah menawarkan untuk memberikan uang sebesar 50 juta won pada Lee Chul Kyu dan sambil tersenyum sinis ia bertanya, “Dengan uang sebanyak itu, apa yang Anda inginkan darinya?”


Presiden mengatakan kalau insiden Yangjinri adalah kasus yang sangat mengenaskan yang tak boleh terjadi lagi karena menewaskan banyak orang. Karena itu ia mendukung jaksa penuntut khusus untuk menyelidiki kasus ini. Tapi ia menyatakan kalau laporan Jaksa Choi tidaklah benar. Dan Lee Chul Kyu, selaku komandan pasukan Korea Utara yang melakukan penyerangan dalam insiden tersebut yang akan menceritakan kebenaran akan insiden tersebut.


Lee Chul Kyu mengakui kalau dirinya adalah kapten pasukan penyerangan insiden tahun 98. Saat itu ua mengirimkan 10 tentara dan memerintahkan mereka untuk menembaki warga setempat. “Harga penyerangan tersebut adalah 100 juta dolar. Orang yang membayar dan menyewa kami adalah..”


Belum sempat Lee Chul Kyu mengatakan siapa orangnya, lampu di ruangan itu padam, membuat semua orang bingung.


Namun yang padam tak hanya ruang konferensi pers, tapi seluruh gedung, termasuk dapur. Tae Kyung yang menyadari kalau ada yang tak beres, langsung pergi meninggalkan tempat.


Ketika semua orang masih bingung dalam kegelapan, tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun, membuat para agen PSS segera menggiring Presiden dan mengevakuasinya. Presiden meminta mereka juga membawa Lee Chul Kyu pergi. Salah satu agen meminta tambahan orang untuk mengevakuasi Lee Chul Kyu juga.


Tae Kyung tiba di luar ruang konferensi pers dan sempat melihat kepergian Presiden. Ia pun masuk ke ruangan dan melihat Lee Chul Kyu dibawa pergi. Ia pun berlari mengikuti mereka.


Mendengar penyiar menjelaskan kalau siaran langsung konferensi pers terputus, Bo Won menyadari kalau pasti ada yang tak beres. Ia segera pergi menuju ke tempat konferensi pers itu.


Presiden berhasil diamankan dan sudah masuk ke dalam mobil. Tapi saat pintu akan ditutup, Presiden menahannya dan bertanya, “Saksi. Bagaimana dengan keadaannya?”

Direktur Kim diam, wajahnya seakan berkata Sial, kenapa tadi kita tak mengevakuasinya juga, ya. Dan Presiden menyadari hal itu.


Para Agen PSS mencari Lee Chul Kyu di seluruh gedung, tapi tak terlihat jejaknya sama sekali. 

Tapi Tae Kyung berhasil membuntuti orang-orang itu hingga ke tempat parkir, dan bisa mengidentifikasi satu mobil yang dikendarai pria Jaesin. Ia pun membuntutinya.


Kim Do Jin berkata kalau Konferensi Pers sepertinya sudah berakhir. Ia beranjak meninggalkan Jaksa Choi. Tapi Jaksa Choi tak tinggal diam dan berkata, “Ini hanya permulaan bagi kita.”


Ia mengeluarkan sebuah dokumen dan menunjukkan pada Kim Do Jin, “Agen Han Tae Kyung memberikan ini padaku, yang didokumentasikan oleh Penasihat Han. Dan isinya menarik. Dokumen ini mengatakan kalau orang yang terlibat dalam insiden Yangjinri adalah Lee Dong Hwi, Seretaris Dalam Negeri Min Hyun Ki dari Partai Rakyat, dan Direktur Jaesin yaitu Kim Do Jin.”

Kim Do Jin bertanya menantang, “Apakah Anda punya buktinya?”


“Tentu saja semua ini adalah informasi yang meragukan,” jawab Jaksa Choi. “Tapi setelah mendengarkan apa yang Anda katakan, saya merasa yakin. Anda menawarkan 50 juta pada Mayor Lee. Jadi saya akan menyelidiki dokumen ini dengan lebih teliti.”


Kim Do Jin berjalan menghampiri Jaksa Choi dan tersenyum datar, “Baiklah. Selidikilah dokumen itu dengan lebih teliti. Saya menantikan apa yang akan Anda temukan.”

Di depan Jaksa Choi, Kim Do Jin masih bisa memaksakan senyum. Tapi di luar, Kim Do Jin benar-benar marah. Sambil berjalan pergi, ia menyuruh anak buahnya untuk menemukan Tae Kyung.


Tae Kyung mencari mobil yang tadi dilihatnya di tempat parkir. Dan mobil itu masih ada dan melaju pergi. Tae Kyung membuntutinya.


Tapi sepertinya pria Jaesin itu ingin agar Tae Kyung mengikutinya karena ia mengendarai mobil tanpa terburu-buru. Sesekali ia melihat ke spion untuk memastikan kalau Tae Kyung tetap mengikutinya.


Tae Kyung sampai di sebuah jalan yang penuh truk. Ia melihat pria itu masuk ke sebuah bangunan yang belum jadi. Tae Kyung mengikutinya. Saat naik tangga, ia terkesiap melihat ada sebuah benda jatuh. Dengan cemas ia melongok keluar.


Wajahnya pias saat melihat Lee Chul Kyu tergeletak di bawah dengan darah mengucur dari kepala. Ia segera berlari menuruni tangga lagi.


Dan tiba-tiba ada seseorang memukul kepalanya hingga ia terguling jatuh. Belum sempat ia berdiri, ia kembali dipukul hingga tak berkutik.


Muncullah Kim Do Jin yang berjongkok di hadapannya dan tersenyum, “Agen Han Tae Kyung, apakah kau merasa beruntung sebelumnya hari ini? Tidak.” Kim Do Jin berdiri dan memandang luar dengan santai. “Hari ini adalah hari sialmu. Karena ini adalah hari dimana aku memutuskan untuk tak akan membiarkanmu.”

Kim Do Jin menyuruh anak buahnya untuk mendirikan Tae Kyung, dan dengan nada mengancam ia berkata, “Aku akan mengatakan hal yang sama yang pernah kukatakan pada Presiden. Hentikanlah semua ini. Seseorang akan mati jika ia melakukan sesuatu. Dan ini akan kukatakan padamu juga. Hari ini Lee Chul Kyu mati karenamu. Dan begitu pula di kemudian hari. Apapun yang akan kau lakukan, akan ada orang yang mati.”


Kim Do Jin mencondongkan tubuhnya dan berkata pelan namun mengancam, “Dan jika mereka mulai berjatuhan, ingatlah ini. Mereka itu mati karenamu. Ingatlah satu hal ini. Aku tak akan memberikan kematian yang mudah bagimu. Aku berjanji kalau kau malah akan berharap kalau kau lebih ingin mati saat itu terjadi.”


“Aku juga berjanji akan menunjukkan pada dunia bagaimana gilanya dirimu,” jawab Tae Kyung.


Kim Do Jin tertawa, “Oke! Mari kita buktikan siapa orang yang akan menepati janjinya.” Ia dan anak buahnya pun meninggalkan Tae Kyung yang sekuat tenaga mencoba untuk berdiri. 


Tae Kyung berhasil turun ke bawah untuk memeriksa jasad Lee Chul Kyu. Tapi ternyata Lee Chul Kyu belum tewas walau kondisinya sudah kritis. Lee Chul Kyu menolak Tae Kyung yang ingin menelepon 911. Waktunya tinggal sedikit lagi. Tangannya yang lemah mengambil sesuatu dari balik jasnya dan memberikan sebuah foto, “Sampaikan ini kepada Presiden.”


Dan Ia pun menghembuskan nafas terakhir. Foto yang sama dengan yang pernah  ia kirimkan pada Kim Do Jin. Tapi di foto itu Kim Do Jin memakai jas biru.


Para agen PSS masih mencari jejak Lee Chul Kyu. Begitu pula dengan para wartawan. Di ruang kendali, kita melihat seorang yang bersarung tangan mencabut kabel dan mengambil sesuatu dari CPU.


Bo Won mencari Tae Kyung di gedung konferensi pers yang masih ramai dipadati wartawan yang memberitakan langsung dari tempat kejadian. Ia bertanya pada salah satu agen PSS yang mengenalinya. Agen PSS itu meminta Bo Won untuk meninggalkan tempat itu yang khusus staf saja.

Bo Won melihat sekelebat bayangan Cha Young yang lewat.


Saat di gedung, Jaksa Choi pun ternyata juga mencari Lee Chul Kyu. Pada Presiden, mengaku kalau ia telah mencari pria itu dimana-mana, tapi ia tak dapat menemukannya. Ia pun mengaku, “Sebenarnya saya tak mempercayai Bapak. Sebenarnya saya meragukan dokumen yang saya terima dari Jenderal Kwon. Tapi semakin saya menyelidiki, saya semakin yakin. Karena itulah saya tak ingin menemui Bapak karena saya pikir tidaklah benar jika bertemu Presiden langsung.”


Presiden tersenyum kecil mendengar pengakuan Jaksa Choi. Karena itulah ia membiarkan penunjukkan Jaksa Penuntut Khusus diberikan pada Jaksa Choi karena ia mengenal sifat Jaksa Choi. “Kumohon, temukanlah kebenaran mengenai insiden Yangjinri.”

“Apakah Anda yakin kalau Chairman Kim terlibat dalam kasus ini?”

Presiden membenarkan. Ia pun menceritakan mengapa Penasihat Han dan ia secara diam-diam mempersiapkan semuanya ini.

“Dalam kapitalisme, uang ada karena kekuasaan dan Kim Do Jin sangat memahami hal itu. Karena iulah ia membiarkan insiden Yangjinri itu terjadi.  Untuk menarik Falcon ke sisinya. Falcon dan Jaesin saling berhubungan dan mereka menghasilkan uang dalam jumlah yang tak terkira.


Tapi tak hanya itu. Orang-orang kuat di Korea mulai bergabung dalam kelompok tersebut. Sehingga hubungan antara Jaesin dan Falcon semakin menguat.


Uang kotor itu dimulai 16 tahun yang lalu saat Chairman Kim mempekerjakan Kim Woo Hyung. Hanya ada 2 salinan kontrak di dunia ini. Dan salinan itu adalah bukti bagaimana dan milik siapa uang yang memulai adanya insiden Yangjinri. Semuanya ini ada di dalam dokumen milik Penasihat Han. Dan kita membutuhkan kontrak itu untuk mengungkapkan siapa dalang di balik insiden tersebut.”


“Kau tak bisa membayangkan siapa yang mendapatkan keuntungan dari hubungan Jaesin dan Falcon. Orang-orang yang kuat itu juga tak menginginkan hal ini terungkap. Dan seorang presiden pun tak membuat mereka khawatir,” kata Presiden menutup penjelasannya.


Dan seperti yang dikatakan Presiden, Chief Byun memimpin pembicaraan untuk pemakzulan Presiden, namun sebenarnya hal itu dikendalikan oleh Kim Do Jin.


Direktur Kim terkejut mendengar kalau pemadaman listrik yang terjadi barusan karena di-hacking dari luar. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Chief Lee menjelaskan setelah genset beroperasi, terlihat kalau ada user dari IP luar gedung yang memerintahkan pemadaman listrik.


Tapi hal itu tak mungkin terjadi karena semua termasuk wartawan menggunakan intranet. Chief Lee menjelaskan kalau hal ini bisa terjadi kalau si pelaku menggunakan access point yang wireless yang dihubungkan ke server. Itu berarti si pelaku memiliki akses penuh ke dalam gedung.

Dan itu menjelaskan si pelaku bersarung tangan yang tadi mengambil sesuatu dari sebuah komputer.

Chief Lee melanjutkan kalau mereka menemukan alat itu dan melihat history-nya, maka mereka dapat mengidentifikasi siapa pelakunya.


Mendadak muncul seseorang yang memperkenalkan diri sebagai Lee Hak Ki, jaksa wilayah Seoul. Ia meminta daftar agen yang berada di ruang konferensi pers saat mati lampu. Tentu saja Chief Lee langsung defensive. Mengapa Jaksa Lee harus memeriksa para agennya?

Tersenyum sinis, Jaksa Lee bertanya balik, “Ada orang luar yang menerobos para agen PSS. Apakah itu mungkin? Kecuali ada orang di dalam PSS yang menyebabkan mati lampu.”


CP Moon tersinggung karena itu berarti Jaksa Lee mencurigai mereka. Chief Lee memastikan kalau mati lampu terjadi karena dihacking dari luar. “Pasti ada wireless access point di ruang server.”


Dengan disaksikan tim Jaksa Lee, maka pencarian internet wireless itu pun dimulai. Tapi dari wajah Chief Lee yang panik, nampak kalau usaha mereka sia-sia belaka.


Perdana Menteri hendak menemui Presiden untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ada Chief Shin yang menghalanginya. Perdana Menteri menyuruh Chief Shin untuk minggir, tapi Chief Shin tak mau dan malah bertanya, “Apakah Anda masih percaya padanya? Apakah Anda masih percaya pada Presiden?”


Chief Shin mengajak Perdana Menteri bicara empat mata. Ia menjelaskan kalau  konferensi pers dan mati lampu itu diatur oleh Presiden sendiri. Perdana Menteri tak percaya tapi Chief Shin menjelaskan kalau sebelumnya gedung untk konferensi pers telah diperiksa sebanyak 3 kali. “Ini semua disengaja. Bahkan para agen PSS ada di tempat-tempat penting seperti ruang kendali. Jadi bagaimana mungkin ada terjadi mati lampu di tempat seperti itu?”


Tapi Perdana Menteri masih tak percaya Presiden akan melakukan hal ini. Apa tujuan Presiden melakukan semuanya ini? Chief Shin menjelaskan kalau sebelum konferensi pers, Presiden didakwa sebagai seorang pembunuh. Tapi setelah kejadian hari ini, semua orang mulai membicarakan siapa orang yang mendalangi insiden Yangjinri. “Ini adalah semata-mata usaha Presiden untuk menghentikan pemakzulan.”


Perdana Menteri mulai goyah, dan Chief Shin pun kembali menekankan kalau mati lampu yang terjadi itu bukanlah kebetulan atau dilakukan oleh orang luar, tapi para agen PSS sendirilah yang melakukannya, “Di bawah perintah Presiden.”


Chief Lee melaporkan kalau wireless access point (AP) itu tak ditemukan. Ia menduga kalau si pelaku sudah mengambilnya lebih dulu. Jaksa Lee berkata kalau yang boleh masuk di ruangan ini hanyalah para agen PSS. Apakah itu berarti kalau ada agen PSS yang mencurinya?


Direktur Kim dan Chief Lee diam tak bisa menjawab. Jaksa Lee pun meminta daftar para agen yang bertugas hari ini. Jika Direktur Kim menolak, ia akan membawa surat perintah resmi dan membongkar seluruh PSS.


Direktur Kim tak punya pilihan lain selain mengijinkan Jaksa Lee untuk melakukan interogasi. Para wartawan sudah menunggu para agen PSS yang akan diinterogasi, namun para agen itu hanya diam tak memberi sedikitpun reaksi.


Bo Won mencari Tae Kyung di rumah sakit dan ia menemukannya saat Tae Kyung bersiap-siap untuk pergi. Bo Won khawatir melihat kondisi Tae Kyung dan memintanya untuk tetap di rumah sakit untuk pemulihan.

Tapi Tae Kyung tak mau. Ia harus pergi. “Mereka bahkan membunuh Lee Chul Kyu. Aku tak boleh membuang waktu lagi. Aku harus segera menemui Presiden.”


Tae Kyung meninggalkan Bo Won yang masih ternganga mendengar perubahan situasi yang berbalik sangat cepat. Tapi ia segera mengejar Tae Kyung, menyuruhnya untuk istirahat sebentar. Tapi Tae Kyung benar-benar keras kepala. Walau ia hampir jatuh jika tak ditahan oleh Bo Won, Tae Kyung tetap bersikeras untuk pergi.


Saat lewat di ruang tunggu, ia mendengar penjelasan CP Mong pada para wartawan tentang tentang penyebab terjadinya mati lampu sebelumnya. Menurut dugaan Jaksa, ada orang dalam yang menyebabkan mati lampu dan sekarang sedang diselidiki siapa orangnya. Sementara mereka, agen PSS, masih tetap yakin kalau kejadian ini disebabkan oleh hacker yang ada di luar gedung.


Bo Won yang juga menonton berita itu berpikir sebentar, kemudian menghentikan Tae Kyung, “Kau tahu kan bagaimana menghacking sebuah gedung denganmenggunakan intranet? Aku pernah mendengar hal ini saat aku menjadi polisi kejahatan cyber. Caranya dengan menggunakan USB berkode atau dengan menggunakan wireless AP. Ya kan?” Tae Kyung mengiyakan. “Aku pernah melihat wireless AP itu.”


Dan kita kembali pada saat Bo Won mencari-cari Tae Kyung di gedung konferensi pers. Ia melihat sekelebat Cha Young dan memutuskan untuk bertanya padanya. Ia mengikuti Cha Young yang masuk ke dalam toilet dan mengeluarkan wireless AP dalam tasnya.

Whoaa… Cha Young ini juga jahat? Rupanya diam-diam Cha Young yang mengambil wireless AP itu ketika teman-temannya sibuk mencari Lee Chul Kyu.


Cha Young keluar toilet dan terkejut melihat Bo Won ada di luar. Ia kaget mendengar Bo Won mencari Tae Kyung. “Tae Kyung ada di sini?” Tapi ia bersikap biasa lagi dan mengatakan kalau ia tak tahu dimana Tae Kyung. Ia pun pergi meninggalkan Bo Won.


Bo Won menceritakan hal itu pada Tae Kyung. Tapi walau Bo Won mengatakan kalau ia yakin melihat wireless AP di tangan Cha Young, Tae Kyung tetap tak percaya.


“Apa kau ingin mengatakan kalau Cha Young adalah pelaku pemadaman listrik itu?” tanya Tae Kyung dingin. “Itu tidak benar. Ia tak akan melakukan hal itu.”


Di tepi sungai, Cha Young menemui Chief Shin dan memberikan wireless AP itu padanya. 

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya