Monday, May 12, 2014

Sinopsis You're All Surrounded Episode 1 part 1



Sebuah sedan hitam tiba-tiba mendarat di tengah jalan raya kota Seoul yang nampak tenang. Melihat kedua penumpang mobil itu, sepertinya mereka bukanlah orang baik-baik dengan badan besar dan bertato dan mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Dan saat ini mereka sedang dikejar mobil van warna abu-abu.
Pengemudi van abu-abu berusaha mengejar sedan hitam yang berjalan melesat dan menyalip mobil-mobil lainnya. Pria paruh baya duduk di kursi depan di samping sopir tampak mulai hilang kesabaran karena sang sopir tidak dapat mengendarai mobil dengan lincah sehingga tidak bisa mengejar mobil sedan hitam. Sopir itu semakin gugup.


Tiba-tiba mobil van mereka terhalang oleh bus dan kesulitan untuk mendahuhuli bus tersebut. Pria paruh baya tak sabar lalu mengeluarkan tubuhnya melalui jendela mobil lalu berteriak menyuruh bus minggir dan tidak menghalangi jalan mereka. Namun bus itu tidak mau menyingkir karena lalu lintas sedang padat.

Akhirnya pria paruh baya itu menyuruh sopir menghentikan mobilnya. Ia menyuruh si pengemudi keluar, lalu ia sendiri mengambil alih kemudi mobil. Dan si sopir ditinggalkannya sendirian di pinggir jalan.



Akhirnya pria paruh baya itu kangsung mengemudikan mobilnya dengan gesit bak seorang pembalap yang profesional, Ia membanting setir ke kiri dan kanan untuk menghindari mobil lain yang ada di jalan raya. Namun yang tersiksa adalah penumpang di belakang yang ikut terbanting ke kiri dan kanan. Di barisan tengah duduk seorang ahjussi dan seorang wanita muda yang berusaha bertahan. Bahkan 2 pemuda yang duduk dibarisan paling belakang pun tampak kesulitan untuk berpegangan dan berusaha menahan posisi duduknya.




Akhirnya mereka berhasil menyalip mobil sedan hitam itu. Si ahjusshi dan pengemudi berteriak agar mobil hitam itu menghentikan mobil mereka. Bukannya berhenti, malah kedua pria yang menjadi buronan itu melemparkan botol soju yang terbuat dari kaca.
Pengemudi van terpaksa membanting stir untuk meghindari pecahan botol. Alhasil ia malah berpindah ke jalur yang berlawanan. Seluruh penumpang dilanda kepanikan.


Pengemudi van terpaksa membanting stir untuk menghidari pecahan botol kaca. Alhasil ia malah berpindah ke jalur berlawanan arah. Seluruh penumpang dilanda kepanikan. Entah karena keberuntungan, atau karena kemahiran si pengemudi, yang pasti mereka tidak mengalami kecelakaan. (*udah disetting kale.. :D)
Hanya saja tanpa disangka si pengemudi malah menabrak barisan pembatas jalan dan menabrak mobil sedan hitam yang mereka kejar.




Kedua penumpang mobil sedan hitam pun langsung turun dan bergegas melarikan diri. Pengemudi van lalu melompat turun dan berlari mengejar mereka meninggalkan mobil dalam keadaan rusak di jalan. Ah jusshi turun dari mobil dan berteriak menyuruh yang lain ikut mengejar.

Namun ketika teman-teman yang lain mengejar penjahat seorang wanita turun namun merasakan mual dan pusing kemudian muntah di pinggir jalan karena sudah tidak tahan. Si pengemudi pertama yang tertinggal rupanya menyusul dengan taksi dan mengkhawatirkan noona-nya. Wanita itu menyuruhnya ikut mengejar kedua penjahat.

Kemudian kedua penjahat itu memutuskan untuk berpencar dan berpisah di perempatan jalan. Yang satu belok kiri, yang satu lagi belok kanan. Sementara mereka berbagi tugas dua orang mengejar ke kanan, dan 2 orang lain disuruh mengejar ke arah lain.
Ketika seorang wanita dan temannya tiba, mereka bingung hendak ke mana. Akhirnya mereka memutuskan untuk berlari lurus.



Entah mengapa seperti terjadi persaingat sengit antara Seo Pan Seok dengan Eun Dae Gu. Eun Dae Gu berlari dengan sangat cepat menyusul detektif Seo yang menjadi seniornya. Dektektif Seo pun berusaha keras menyusul Dae Gu. Malangnya si Dae Gu terhalang sekuter pink dan menabraknya hingga terjatuh.

Bukannya menolong Dae Gu, Detetktif Seo malah melopati sekuter dan berlari terus mengejar si penjahat. Sekilas ia tersenyum menang karena berhasil melampaui Dae Gu.
Di jalan lain si penjahat sudah  tak kuat berlari lagi dan ahjusshi pun sudah kelelahan.  Penjahat itu menyuruhnya untuk berhenti mengejarnya dengan nafas ngos-ngosan.



Detektif Seo akhirnya berhasil menemukan si penjahat. Namun ia melihat penjahat itu sedang menyandera salah satu anggota dari mereka si pengemudi pertama dengan mengacungkan pisau ke lehernya. Anggota mereka yang wanita tidak berani bertindak karena takut temannya dilukai oleh penjahat.

Tiba-tiba muncul di ujung jalan Dae Gu yang tadi menambrak sekuter sambil mengacungkan sejatanya bermaksud untuk mengancam si penjahat. Teman-temannya berteriak agar ia menurunkan sejatanya. Namun dia tak peduli. Dengan menatap tajam si penjahat, ia akan menarik picu senjatanya.





Episode 1

Flashback 11 tahun yang lalu....
Segerombolan pelajar di daerah Namsa berkumpul di pinggir dermaga. Tampaknya ada dua kelompok siswa yangs aling beradu mulu seakan hendak tawuran. Rupanya itu adalah perkelahian antar wanita yang memperebutkan pria.
Seorang pelajar wanita yang nampak galak (sepertinya jagoan di kelompok itu) menyuruh si pemuda berdiri di pihaknya. Di sebelah gadis galak itu ada seorang gadis yang menangis karena pacarnya telah mempunyai kekasih lain yang lebih cantik. Tetapi si cowok tidak mau mengakui kalau dia meninggalkan gadis itu karena dia lebih memilih kekasihnya yang baru.




Si galak jadi kesal karena sahabatnya dikhianati dan memaki pemuda itu dengan kasar. “Bagaimana bisa kau tergoda oleh gadis Seoul hingga mencampakkan “istri setianya”?
Pemuda itu berkilah “istri apanya? kami baru berpacaran belum sebulan dengan dia”.
Lalu gadis yang menangis semakin menangis dan bertanya bagaimana bisa cinta berubah.

“Cinta... bisa berubah”, celetuk seseorang.

Semua menoleh pada remaja yang mengatakan hal itu. Anehnya tidak ada yang mengenali remaja itu. Sepertinya ia adik kelas dilihat dari wajahnya yang imut dan seragamnya yang berbeda.
Si gadis galak mengancam akan memukuli mereka jika si gadis Seoul tidak berpisah dengan pemuda itu. Tapi Gadis Seoul malah mengejek si gadis galak.
“Apakah ayahmu pengemudi bus sehingga telingamu di diberi stir mobil?” ejeknya. Si gadis galak memang memakai anting berbentuk lingkaran besar karena ingin tampil cantik seperti artis. Kemudian teman-teman lain tertawa termasuk pemuda kecil yang meyeletuk tadi.

Tak terima di ejek, gadis galak itu melompat untuk memberi tendangan lututnya. Tapi si remaja kecil dari sekolah lain malah melompat menghalangi hingga ia yang terkena tendangan. Lalu ia memegangu gadis galak agar tidak menyerang si gadis Seoul.
Si gadis galak bertanya pada Gadis Seoul apakah ia juga suka remaja tak cukup umur. Kontan Gadis Seoul itu meradang dan menjambak rambut gadis gaak. Akhirnya perkelahian pun tak terelakkan lagi.




Akhirnya mereka semua digelandang ke kantor polisi. Gadis galak berkata pada polisi kalau ia ingin menjadi artis jadi tidak boleh memiliki catatan kelam. Polisi tidak menggubrisnya dan menanyakan namanya.
“Oh Ji Ah”, bisik gadis itu.

“Sadarlah, memang siapa yang bisa kau bohongi? Nama aslimu adalah Oh Soo Sun (= kacau balau)! Ujar si pemuda yang berselingkuh.

Gadis galak memarahi si pemuda. Tapi polisi menengahi mereka dan sekali lagi menanyakan namanya. Terpaksa si gadis mengakuinya kalau namanya adalah Oh Soo Sun dan berasal dari Masan.

Ketika polisi menanyakan alamatnya, ia kaget karena Soo Sun beralamat sama dengan pemuda itu.




“Oh Nam Sun, Oh Soo Sun... apa kalian bersaudara?” tanya pak polisi kaget. (o'ooww)
Soo Sun menyangkal, siapa yang mau punya saudara yang jorok dan tidak setia seperti Nam Sun?

“Hei, kau tidak menggosok gigi selama 3-4 hari di rumah! Bagaimana bisa kau menyebutku jorok! Ujar Nam Sun.

Soo Sun membalas dengan mengunggkapkan kejorokan Nam Sun kalau dia buang air tidak pernah mengguyurnya, hingga si gadis Seoul kaget dan merasa jijik dan illfeel. Berakhirlah hubungan meraka. (haaaaahaaa :D)

Orang tua Nam Sun dan Soo Sun tiba di kantor polisi. Soo Sun langsung panik dan berusaha memberikan alasan. Tanpa ba-bi-bu, ayah Soo Sun langsung membanting puterinya ke lantai dengan jurus karate. Soo Sun pun merasa tulang-tulangnya kesakitan. Dan semua orang diruangan itupun terkejut.

Dengan tegas ayah Soo Sun meminta maaf kepada para orangtua murid yang lain karena tidak bisa mengajar puterinya dengan baik. Di anatara orangtua yang ada disitu adalah ibu remaja dari sekolah lain yang sempay bertendang Soo Sun. Ibu itu balas meminta maaf.

Soo Sun yang terkapar memelototi remaja itu. Remaja itu tersenyum geli melihatnya. Ia bernama Kim Ji Yong.




Dalam perjalanan pulang, Ji Yong dimarahi oleh ibunya. Apakah ia sudah gila hingga berkelahi demi seorang gadis SMA? Ji Yong berkilah bahwa wajar saja seorang pria melindungi gadis yang ia cintai. Memangnya ibunya tidak pernah merasakan cinta? Ji Yong perhi begitu saja meninggalkan ibunya. Ibunya pun mengejarnya sambil mengomel.

Soo Sun dan keluarganya yang mengendarai mobil kebeyulan melihat kejadian itu. Ibu Soo Sun mengatai ibu Ji Yong yang menurut rumor adalah seorang wanita simpanan. Ayah tidak suka ibu menjelek-jelekkan orang lain seperti itu.





Tapi ibu berkata rumor itu sudah menyebar di seluruh kota. Bahwa ibu Ji Yong menggoda pria beristri dan menghancurkan keluarga itu, lalu hidup bersembunyi dengan memiliki anak di luar nikah.

Ayah meminta ibu tidak bergosip. Ia melihat ibu Ji Yong hanyalah seorang wanita yang berusaha membesarkan puteranya seorang diri, tanpa seorang suami. Ibu jadi marah karena ayah mengasihani ibu Ji Yong. Memangnya ia tidak kasihan mempunyai seorang suami yang tidak mempunyai penghasilan.

“Ibu, bertahanlah setahun lagi. Aku akan membawa uang banyak setelah menjadi artis,” celetuk Soo Sun, yang sepertinya berusaha melerai kedua orang tuanya yang bertengkar. Akibatnya malah ia yang dimarahi.




Di Daerah yang sama, ada seorang detektif muda yang begitu bersemangat mengumpulkan bukti untuk memecahkan kasus kejahatan. Ia hendak mengumpulkan seluruh puntung rokok di daerah itu lalu mengetes semua DNA-nya, untuk mencari siapa yang memiliki DNA sama dengan penjahat di Deochokdeong. Dengan begitu mereka mendapat pelakunya.

“Dasar gila! Apa kau tahu disini ada 11 gedung bertingkat 15?!” seru seniornya.

Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat Seo Pan Seok, si detektif muda. Dengan tekun ia mengumpulkan setiap puntung rokok yang dijumpainya.




Akhirnya ia kembali ke kantor polisi dengan membawa seember puntung rokok. Namun di kantor polisi sedang terjadi keributan. Seorang tersangka mengamuk hingga polisi tak berani mendekat.

Namun ketika tersangka itu membanti sebuah vas hingga hancur berkeping-keping, Pan Seok langsung mendengarnya. Karena ia tahu vas itu berisi tanaman kesayangan atasannya.


Ia hendak memukuli tersangka itu lebih lagi tapi seniornya menahannya dan bertanya apakah Pan Seok tidak tahu siapa orang itu. Tepat saat itu TV menayangkan berita mengenai tersangka. Rupanya ia penjahat yang dicari-cari oleh Pan Seok dengan mengumpulkan seember putung rokok. Seorang pembunuh berantai yang telah membunuh 14 wanita.

Meski ia keras kepala dan bertemperamen tinggi, namun Pan Seok sebenarnya memiliki hati yang lembut. Ia berjanji pada seorang nenek untuk mencari keadilan bagi kematian cucunya, Ga Won. Ia berkata perawat sekolah akan memberikan kesaksian dan ada bukti baru yang ditemukan. Nenek itu menangis penuh harap sambil mengucapkan terima kasih. Pan Seok berkata penjahatnya akan di tangkap dan di penjara.



Perawat sekolah yang hendak dijadikan saksi oleh Pan Seok tidak lain adalah ibu Ji Yong. Pan Seok meneleponnya untuk memastikan dan hendak menjeputnya hari selasa mendatang untuk pergi ke pengadilan bersama. Tapi ibu Ji Yong berkata ia akan pergi sendiri ke sana.
Ji Yong dan temannya, Dong Dong mengendap-endap ke SMA. Ia ingin mewujudkan impiannya Shim Hye Jin, si gadis Seoul musuh Soo Sun. Ternyata Ji Yong memang naksir gadis Seoul.




Di ruang penyiaran, Ji Yong melihat Soo Sun sedang asik bernyanyi dan menari. Namu Soo Sun tidak menyadari kehadiran Ji Yong karena mengenakan headphone.
Tiba-tiba tv di selurh kelas menyala dan menayangkan video klip sebuah baoyband yang sedang hits. Seluruh siswi histeris. Sementara para guru kalang kabut karena kelas menjadi ribut. Para siswi beralasan bukan mereka yang memutar video klip itu, tapi itu dari ruang penyiaran.

Dari speaker tiap kelas terdengar suara Ji Yong. Ia mendedikasikan sebuah lagu untuk Hye Jin. Tidak lupa ia memberitahu namanya adalah Kim Ji Yong, kelas 8 dari SMP Buma. Lalu ia cepat-cepat kabur, karena hampir ketahuan oleh guru diluar ruangan akhirnya Ji Yong pun kabur melalui jendela.


Para guru hanya menemukan Soo Sun di ruang penyiaran. Dengan segera ia menjadi tersangka utama yang menyebabkan kegaduhan di sekolah. Lalu ia di jewer keluar dari ruangan itu. Soo Sun berusaha menjelaskan bahwa ia sudah diberi ijin oleh guru meminjam ruangan untuk latihan karena ia akan mengikuti audisi, tapi para guru sepertinya tidak mau tahu.


Ji Yong berhasil mendarat dengans selamat (ruang menyiaran terletak di lantai 2). Dan ketika ia berjalan keluar sekolah, terdengar suara sorakan para pelajar wanita yang berkerumun di jendela untuk melihat siapa remaja pemberani yang baru saja menyatakan cintanya.

Ji Yong membuat gerakan cute “I love You” (*gaya korea) untuk Hye Jin noona. Para siswi bertambah histeris. Soo Sun sempat melihat Ji Yong keluar sekolah dan ia sadar bahwa gara-gara Ji Yong ia kena getahnya dituduh membuat keributan. 




Maka pulang sekolah ia pun menunggu di depan SMP Buma ketika Ji Yong dan teman-temannya pulang sekolah. Ia pun menuduhkan segala kesalahan Ji Yong yang membuat Soo Sun menjadi kambing hitam karena kejadian di ruang penyiaran dan akhirnya Soo Sun gagal ikut audisi karena dihukum oleh guru.

Ji Yong menanggapi dengan enteng kemarahan Soo Sun. Ia mengejek Soo Sun yang wajahnya pas-pasan tidak akan bisa menjadi artis. Tidak seperti Hye Jin noona-nya. Ia bertanya apakah Soo Sun tidak memiliki kaca? Ia juga mengungkapkan nama Soo Sun yang sebenarnya tanpa memperdulikan protes Soo Sun. Selama ini para pelajar mengenalnya dengan nama Oh Ji Ah. Alhasil teman-teman Ji Yong menertawakan Soo Sun




Marah dan kesal, Soo Sun berkata Ji Yong adalah anak dari wanita simpanan. Ia mengungkapkan soal gosip yang di dengarnya dari ibunya. Rayt wajah Ji Yong pun berubah menjadi kelam. Ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan berlalu pergi.


Mau tidak mau Soo Sun jadi merasa bersalah dan tidak enak hati karena ia sudah keterlaluan.

Ji  Yong duduk merenung di bangku taman. Anak-anak sedang bermain basket di sana meninta Ji Yong melemparkan bola mereka yang menggelinding di dekat kakinya. Tapi Ji Yong hanya diam saja.


Ketika mereka memanggilnya dengan sebutan “anak wanita simpanan”, ia mendongak. Anak itu berkata gosip itu pasti benar karena Ji Yong mendongak bila dipanggil dengan sebutan itu. Ji yong berdiri dan marah kepada temannya tadi, akhirnya perkelahianpun tak terelakkan hingga ibunya di panggil lagi gara-gara perkelahian itu.

Mereka pulang ke rumah tanpa bicara. Di depan rumah, sudah menunggu dua orang pria. Salah satunya mengenakan topi dan tidak kelihatan wajahnya, satunya lagi seorang pria memakai setelan jas, Ji Yong tidak mengenali mereka. Ibunya menyuruh Ji Yong masuk ke dalam rumah lebih dulu.

Setelah Ji Yong masuk ke rumah, barulah ibu Ji Yong bertanya apa yang mereka lakukan di sini. Pria berjas itu berkata mereka datang untuk melihat wajah Ji Yong. Mereka sudah tahu nama dan di mana Ji Yong bersekolah. Jika ibu Ji Yong mau bersaksi di pengadilan, maka akan berpengaruh buruk pada boss mereka. Mereka mengancam akan membalas pada Ji Yong jika ibu Ji Yong sampai bersaksi. Akhirnya ibu Ji Yong berkata ia tidak akan bersaksi.
Pria berjas itu berkata ia akan mempercayai ibu Ji Yong untuk saat ini. Dan merekapun akhirnya pergi.




Dirumah, Ji Yong bertanya pada ibunya siapa mereka. Ibu Ji Yong berkata Ji Yong tidak perlu tahu. Hal ini membuat Ji Yong bertambah curiga. Ibu ji Yong bertanya mengapa Ji Yong berkelahi.

Ji Yong malah bertanya tentang ayahnya. Apakah ibunya memang tidak menikah seperti yang digosipkan oleh seluruh warga Masa? Apakah benar ayahnya sudah meninggal? Jika begitu, kenapa ibunya tidak pernah menceritakan tentang ayahnya sama sekali? Tidak ada foto pernikahan, tidak ada upacara peringatan kematian, tidak ada petunjuk mengenai ke beradaan ayahnya sama sekali. Ia bukan anak kecil lagi. Ia haya ingin tahu kebenarannya. Apakah ayahnya masih hidup atau sudah meninggal?

Entah apa jawaban ibu Ji Yong hanya diam dan meyisakan tanda tanya




Pan Seok menemui ibu Ji Yong mengenai kesaksiannya. Ibu Ji Yong mengatakan ia tidak jadi bersaksi. Tepat saat itu Ji Yong pulang dan diam-diam ia mendengar pembicaraan mereka. Pan Seok bercerita kalau nenek Ga Won datang menemuinya tiap hari, memintanya menghukum orang yang telah membunuh cucunya. Ibu Ji Yong adalah satu-satunya saksi mata. Tanpa kesaksiannya, para penjahat itu tidak bisa dinyatakan bersalah. Tapi ibu Ji Yong bersikeras tidak mau bersaksi.

Pan Seok bertanya apakah ibu Ji Yong diancam. Ibu Ji Yong membenarkan, bahkan mereka tahu tentang Ji Yong.

Pan Seok berkata ibu Ji Yong juga bisa mengungkapkan dalam pengadikan kalau ia sedang diancam dan para penjahat itu tidak akan diperbolehkan mendekati ibu Ji Yong lagi. Ia akan melindungi ibu Ji Yong dan Ji Yong.



Tapi Ibu Ji Yong masih khawatir akan keselamatan puteranya. Apalagi Ji Yong tidak tahu apa-apa mengenai hal ini. Ia meminta Pan Seok segera pulang kaena Ji Yong sebentar lagi pulang sekolah.

Saat itulah ia melihat Ji Yong berdiri di dekat ambang pintu. Pan Seok memperkenalkan dirinya dengan ramah. Tapi Ji Yong hanya menatapnya dengan curiga. Pan Seok pamit. Sebelumnya ia memberikan amplop berisi bukti foto korban dan kartu namanya siapa tahu jika ibu Ji Yong berubah pikiran. Ia meminta ibu Ji Yong memikirkannya sekali lagi.




Tanpa sepengetahuan ibunya. Ji Yong melihat foto-foto itu. Ga Won mati mengenaskan dengan luka di seluruh tubuhnya. Ji Yong sempat bergidik melihat foto-foto itu.
Ibu Ji Yong mengingat kejadian malam itu. Ketika ia berjalan pulang, ia mendengar suara pintu dibuka dengan keras. Ia menoleh dan melihat dua pria mencurigakan lari dari sebuah gedung sambil membawa dokumen dan ada bercak darahnya.

Ibu Ji yong penasaran dan masuk ke gedung tersebut dan menemukan sosok mayat yang berlumuran darah dan ternyata itu Ga Won. Ia teringat Pan Seok berkata hanya kesaksiannya-lah yang bisa menyeret para penjahat itu ke penjara.



Ji yong menemui ibunya dan mengaku kalau ia sudah melihat foto-foto itu. Ia bertanya apa ibunya benar-benar tidak akan bersaksi. Tidak, Jawab ibunya.

“Kudengar tidak ada saksi lain selain ibu”Tegas Ji Yong

“Lalu apa hubungannya dengan ibu? Apa kau ingin ibu bersaksi?” tanya ibunya.

Ji Yong membenarkan, ia merasa kasihan pada gadis yang mati itu. Tapi itu tetaplah pilihan ibunya. Jika memang ibunya keberatan, maka tidak perlu bersaksi.

Ibu Ji yong akhirnya menceritakan tentang ayah Ji Yong. Ia berkata ayah Ji Yong memang sudah meninggal. Hanya saja ia sudah hamil sebelum mereka menikah. Ia tak pernah mengungkit ayah Ji Yong karena ia masih marah mereka berdua ditinggalkan.


Selama ini ia merasa bersalah pada Ji Yong karena Ji Yong harus tumbuh tanpa seorang ayah di sisinya sejak lahir. Ji Yong berkata ibunya tidak perlu merasa begitu. Bukan hanya ia yang tidak memiliki ayah. Ibunya juga tidak memiliki suami. Ia akan tumbuh besar dengan cepat dan melindungi ibunya.

Mendengar itu, ibunya terharu dan menangis.






[Bersambung ke Part 2]

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya