Thursday, April 10, 2014

Sinopsis Hotel King Episode 1 Part 1



Kisah berawal dari tahun 1991, di sebuah sudut kota New York yaitu di gang-gang sempit yang gelap ada bayak anak yang menjadi pengemis untuk meminta uang pada orang-orang yang lewat di jalanan. Terilihat 2 orang bocah kakak beradik dibalik tembok yang sedang kedinginan.


 




Adik : “Hyung, Aku kedinginan.
Kakak: Tunggu sebentar. Sambil menengok ke arah ujung gang, dan ada seorang laki-laki berkulit hitam sedang mengawasi gerak gerik mereka sembari mengancam. Kemudian sang kakak memberikan jaketnya untuk kepada sang adik agar lebih hangat


Kakak: “Tidak apa-apa, diam disini”, kemudian ia mulai bekerja untuk meminta-minta sumbangan dari orang-orang yang lewat. Dengan susah payah ia mencari sepeser uang receh, dan menenangkan adiknya yang khawatir akan kakaknya.







Tiba saatnya pengumpulan hasil mengemis di sebuah gudang mereka dikumpulkan dengan anak-anak pengemis lainnya oleh segerombolan geng untuk berbaris dan menyerahkan auang hasil mengemisnya.


Anak kulit hitam yang pertama menyerahkan segenggam uang receh, kemudian si preman menanyakan dengan bahasa inggris


Preman : “apakah ini saja?”
Anak itu bilang : “Maaf”

Preman : “huh, maaf?” kemudian ditamparnya  berulang-ulang.

Sang adik mulai ketakutan dan memeluk kakaknya, kemudian giliran mereka berdua menyerahkan hasil mengemis, ternyta hasilnya lebih sedikit dari anak yang tadi di tamparnya.
 



Preman : “hanya ini saja?”, lalu menampar sang kakak, kemudian ketika akan menampar sang adik, sang kakak berusaha menyelamatkannya akhinya sang kakak dipukuli dengan melindungi sang adik.








Kemudian Preman kedua berkulit putih mulai bangkit dari duduknya lalu membawa sang adik (bernama Ji Won) ke ruang sebelah, sang adik berteriak ketakutan sembari memanggil kakaknya Jayden. Kemudian ruangan itu ditutup pintunya, dan Jayden mulai dipukuli dengan membabi buta oleh preman berkulit hitam, sedangkan Ji won dipukuli oleh preman berkulit putih dan bertato di ruang sebelah menggunakan tongkat akhirnya Ji Won pingsan dengan keadaan berlumuran darah.

Jayden pun di seret keruangan tempat adiknya dipukuli, ketika melihat adiknya sudah tidak bergerak dan berlumuran darah ia mengambil tongkat dan akan memukul si preman mengeluarkan pistol dan bersiap menempak Jayden kemudian ia terdiam.




Kemudian Bos preman tiba-tiba berubah pikiran dan langsung mengubah sasaran pistoknya ke arah adiknya yang sedang terbaring tak berdaya, Jayden pun berlari untuk melindungi Ji Won.

Bos preman sangat marah sementara Jayden menunggu dengan tegang. Tiba-tiba terdengar suara tembaka.


“Doooorrrr” dan seketika itu hening dan segalanya berubah jadi hitam.



Terlihat darah mengalir di lantai, ternyata darah itu berasal dari si preman kulit putih yang bertato, ia tewas seketika. Jayden yang sedang memegang pistol ke arah si preman dengan wajah ketakutan.


Lalu tiba-tiba muncul seorang Pria bertongkat membuka pintu.

Jayden membuka matanya dari tidur dengan wajah penuh luka, ia melihat lukisan-lukisan dewi surga dengan sinar yang terang di atap tempat dia tidur, kemudian terdengar suara seorang laki-laki menanyakan “Kamu sudah sadar”, lalu Jayden bangkit dari tidurnya melihat ada seorang lali-laki bertongkat yang sudah menunggunya.




Jayden yang sedang memegang pistol ke arah si preman dengan wajah ketakutan.
Suara pintu gudang terbuka dengan cahaya yang menyilaukan mata tiba-tiba muncul seorang Pria bertongkat membuka pintu.






Beberapa saat kemudian Jayden membuka matanya dari tidur dengan wajah penuh luka, ia melihat lukisan-lukisan dewi surga dengan sinar yang terang di atap tempat dia tidur, sambil tersenyum mungkin dia mengira itu mimpi yang indah, kemudian terdengar suara seorang laki-laki menanyakan “Kamu sudah sadar”, lalu Jayden bangkit dari tidurnya melihat ada seorang laki-laki bertongkat yang sudah menunggunya. 






Jayden : “ Apakah ini... Surga?”



Laki-Laki tua : “Surga? Benar, Kamu ada di surga.”

Terdengar suara sirine polisi, kemudian Jaydenpun bergegas menengok keluar jendela kamar dan melihat banyak polisis yang berkeliaran yang sedang mencari buronan.




Jayden segera lari keluar kamar kemudian dihadang oleh bodyguard yang sudah berjaga-jaga diluar kamar.


Jayden : “Lepaskan aku! Siapa kalian?! Lepaskan aku!” sambil berteriak karena diseret masuk oleh bodyguard.







Ahjussi : “sekarang, orang-orang mencoba mencarimu, karena membunuh boss preman. Polisi dan teman-temannya kemungkinan sangat berhasrat mencarimu. Saat kamu beranjak keluar dari kamar ini, kamu... mungkin akan masuk ke penjara, atau.. kembali ke neraka ke tempat asalmu berada.”


Jayden : “Tidak mungkin. Itu bukanlah kesalahanku. Brengsek itu pantas menerimanya!. Dia pantas untuk mati!”

Ahjussi : “jayden, itu bukan kesalahanmu. Kesalahannya dibuat oleh ayahmu, yang membuang, putra kesayangannya seperti sampah. Ah Seong Won. Hotel terbaik di Korea Pimpinan Group Ciel.. Laki-laki itu adalah ayahmu”
 




Jayden mandi untuk membersihkan badannya dari darah karena terluka dipukuli preman sembari memikirkan ucapan ahjussi bertongkat tadi.







Ayahmu membunuh wanita yang aku cintai. Seperti tidak cukup, dia takut akan keberadaanmu di dunia ini, lalu dia membuangmu seperti sampah. Dia memakai topeng domba, tapi dia sangat licik dan jahat daripada boss preman yang kamu bunuh. Laki-laki itu adalah ayahmu. 


Jayden, kamu punya pilihan. Entah kembali menjadi sampah, atau genggam tanganku, dan hidup di kerajaan yang mewah dan indah ini. Aku berjanji. Aku akan membuatmu menjadi orang yang hebat, dan aku akan meletakkanmu di kursi raja.


Tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah sebuah lukisan ibu yang sedang menggandeng anaknya. Jayden lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh lukisan itu.







 Di umur 11 tahun, hotel pertama yang aku lihat adalah.. surga. Pada hari di tempat itu, Jayden sudah mati, dan Aku terlahir sebagai Cha Jae Wan (Lee Dong Wook).

Adegan kembali ke Jayden Masa Kini 


Sekarang

Jae Wan yang sudah dewasa mengulurkan tangannya bukan pada lukisan melainkan untuk mengambil gelas. Dirumahnya, yang ia tempati sekarang tampak foto-foto Jae Won mengenakan setelan rapi dan seorang laki-laki tua berkacamata yang dimuat di berita koran dan ada pula tumpukan buku di meja. 

Lukisan seorang ibu yang menggandeng anaknya sekarang terpajang di rumahnya. Setelah sarapan, Jae Wan sedang mempersiapkan dirinya untuk bekerja, mulai  memilih dasi, memakai jas lalu menyematkan label namanya di jas. Dia sekarang bekerja sebagai general manager di hotel Ciel, hotel yang konon katanya Joong Goo adalah hotel milik ayahnya Jae Wan. 




Sesampainya di Hotel Jae Wan berkeliling hotel sambil menyapa tamu dan pegawai yang lewat serta mengevaluasi makanan yang akan disajikan pada para tamu, memeriksa persiapan pesta yang akan diadakan di water park nanti malam. Ia memeriksanya dengan sangat teliti, bahkan ketika melihat ada gelas yang sedikit kotor, ia langsung menyuruhnya membersihkan hingga benar-benar bersih. 





Jae Wan membawa para wartawan berkeliling di water park hotel. Ia memberitahu mereka bahwa mereka membangun water park itu dengan memasang kaca di bagian atap untuk memberi kesan musim panas di water park, atau bisa juga disebut kolam renang luar ruangan. 
"Kami adalah satu-satunya hotel di Korea yang mampu memberikan pelayanan kolam renang dan pertunjukkan kepada para tamu tidak perduli dalam kondisi cuaca apapun."
 
Salah seorang reporter Perancis bertanya pada Jae Wan tentang keputusannya menolak tawaran salah satu hotel Empire yang berada di Swiss, hotel yang menjadi impian semua pekerja hotel di seluruh dunia, jadi kenapa Jae Wan menolaknya. Jae wan mengatakan bahwa ia menolaknya karena hotel itu sudah menjadi hotel yang terbaik.


“Menjadikan yang terbaik dimana sekarang aku berada adalah tujuanku dan itu pula tujuan masa depan hotel Ciel”. Ujar Jae Wan dalam bahasa Perancis dan membuat para reporter berdecak kagum. 







Diluar hotel muncul bapak tua berkacamata yang tampak kebingungan. Lalu dua orang pegawai hotel menyapanya.


Woo Hyun : “oh, Pimpinan! Halo, pimpinan.” Sambil menghampiri Pimpinan Hotel Ah Seong Won


Go San : “Halo, Pimpinan.” Nama saya  Go San. Kapten Go, Pak.”


Ah Seong won : “oh..Kapten Go.”


Go San : “Hari ini anginnya sangat dingin. Anda bisa terkena demam, pimpinan.” sambil menutup jas pimpinan Ah.
Namun pimpinan Ah terlihat sangat ketakutan saat Go San 


Ah Seong Won : “Tidak, tidak. Apa kamu baik-baik saja?” Namun pimpinan Ah terlihat sangat ketakutan saat Go San hendak memegang jasnya lalu cepat-cepat menyingkirkan tangan Go san.


Kedua pegawai hotel itu kaget dan bingung melihat sikap pimpinannya itu, kemudian Ah Seong Won pergi begitu saja dengan wajah kebingungan.









Woo Hyun membuntutinya dan bertanya “Pimpinan, saya akan memandu anda menuju ruang pimpinan.”


Ah Seong Won : “Bagaimana kamu tahu akau akan menuju ruang pimpinan? Apa selama ini kamu selalu membuntuti aku?” dengan nada marah dan berusaha menangkis genggaman tangan pegawainya.


Dengan nada takut Woo Hyun menjawab : “Ti..Tidak.. Arah yang anda tuju menunjukkan ruang pimpinan. Maafkan saya jika bertingkah kasar.” 


Ah Seong Won : “Benar...aku salah paham. Lakukan pekerjaanmu.”

Lalu Pimpinan itupun pergi begitu saja lagi-lagi dengan wajah ketakutan seperti sedang di kejar-kejar oleh seseorang yang misterius.




Woo Hyun : “Aku merasa kasihan. Dia biasanya berpikiran jernih.”


Go San : “Dia semakin memburuk.”
 





Setelah mengantarkan para reporter pergi, Jae Wan melihat ketua Ah sedang berjalan dengan ketakutan sambil terus menerus menoleh ke belakang. Ketua Ah lalu duduk di senuah bangku sambil memperhatikan sekelilingnya. Jae Wan jadi teringat saat dulu dia melihat ketua Ah sedang berpidato dengan penuh kharisma.






Flashback,

Pimpinan Ah mengatakan dalam pidatonya bahwa kehebatan sejati terletak pada kemampuan seseorang untuk melangkah maju dari masa lalu. Dia berjanji bahwa dia akan menjadikan Ciel memeperoleh gelar hotel terbaik yang mampu melampaui batasan-batasan di seluruh Asia dan masuk ke pasar dunia.



“Dengan bangga aku membuat janji ini dihadapan kalian semua” ujar Pimpinan Ah dengan disambut tepuk tangan yang meriah diseluruh ruangan.


Kembali ke masa kini,

Pimpinan Ah yang dulu sangat berkarisma sekarang menjadi orang linglung yang selalu ketakutan dan Jae Wan melihatnya dengan penuh kebencian.





Malam harinya, Pimpinan Ah melepar gelas sampai pecah dengan sangat marah. Tapi Jae Wan yang saat itu sedang bersamanya sama sekali tidak bereaksi apapun bahkan tidak berkedip.


Ah Seong Won : “Dasar bajing** tidak tahu terima kasih” 


Pimpinan Ah tidak menyangka bahwa Jae Wan yang sudah ia percayai sekian tahun tega menusuknya dari belakang. Sekarang Pimpinan Ah tahu kalau Jae Wan sengaja mendekatinya untuk tujuan tertentu.









“Saat kau menyelamatkanku setahun yang lalu. Lalu semua tawaran hotel dari berbagai negara yang kau tolak, semua itu sudah kau rencanakan sejak awal bukan?” Tanya Pimpinan Ah dengan penuh curiga.


Lalu dengan tenangnya Jae Wan menjawab “Iya”





Pimpinan Ah sangat terkejut mendengarnya, kemudian ia marah dan menuntut jawaban kenapa Jae Wan melakukan hal ini padanya. Jae Wan mengatakan bahwa alasan dia melakukannya adalah karena dia harus bertemu dengan pmpinan Ah.



“Kau membuang ibuku yang malang dan aku ketika aku masih baru lahir”


Jae Wan berusaha keras untuk masuk ke hotel itu hanya untuk melihat ayahnya yang hidup dengan baik setelah apa yang dia lakukan padanya dan ibunya.


Jae Wan merasa jijik dan marah sebelum dia mengakhiri kata-katanya “..Ayah”





“Cha Jae Wan”

“Baek Mi Yeon” Jae Wan meneriakkan nama ibunya.

Nama itu langsung membuat pimpinan Ah terkejut, Pimpinan Ah bertanya siapa sebenarnya Jae Wan. Jae Wan mengatakan bahwa 30 tahun yang lalu Pimpinan Ah meninggalkan Baek Mi Yeon yang mati setelah dia melahirkan putra pimpinan Ah.





 “Tidak...tidak mungkin” Ketua Ah yakin kalau Baek Mi Yeon tidak mati karenanya “Dan juga kau bukan anakku. Kau bukan putaku!”. Seru Pimpinan Ah.

Amarah Jae Wan memuncak lalu ia menarik kerah jas pimpinan Ah dan menyuruh pimpinan Ah untuk mengakui kalau dia telah membuang Jae Wan dan ibunya seperti sampah hanya untuk mengejar kesuksesan. Jae Wan meneteskan air mata ketika Pimpinan Ah untuk mengakui kesalahannya, dengan begitu Jae Wan merasa lega dan dapat melanjutkan hidupnya.


Tetapi Pimpinan Ah bersikeras menolak mengakui Jae Wan sebagai anaknya, “Kau bukan anakku, bukan anakku. BUKAAN!”





Jae Wan mendesah kecewa tapi dia masih belum menyerah, Jae Wan mengatakan kalau dia akan memberi Pimpinan Ah waktu, Jae Wan berjanji kalau dia akan kembali setelah dia selesai membuka acara pestanya.


“Kalau saat itu kau belum mau mengakuinya, maka aku akan menujukkan pada dunia kalau aku adalah anakmu, dan pimpinan hotel Ciel akan menjadi seorang pembunuh”, ancam Jae Wan dengan tenang dan membuat ketua Ah menjadi semakin ketakutan





Pesta di water park akhirnya di mulai dan para tamu yang semuanya memakai bikini ikut bergoyang mengikuti irama lagu sang penyanyi di panggung dengan meriah dan Jae Wan mengawasi berjalannya acara di belakang. Jae Wan melihat gemuruh kembang api yang meletus di udara melalui atap kaca water park sungguh indah.







Bersamaan dengan waktu peluncuran kembang api Pimpinan Ah duduk diruang kantornya sendiri sambil menyaksikan pemandangan yang sama dari jendela ruang kantornya. Sebari menelpon seseorang dan mengucapkan maaf pada seseorang.


“Maafkan aku, nak . Maafkan aku, anakku”


Dan setelah itu Pimpinan Ah menjatuhkan ponselnya. Ketika itu, seseorang misterius datang dari belakang.






Di tengah maraknya pesta, ada sesuatu jatuh dari atap hingga menembus atap kaca dan terjatuh ke kolam renang sehingga membuat para tamu terkejut, dan lari berhambunran dengan panik sementara Jae Wan langsung berlari menghamipiri mayat tersebut ternyata tidak lain adalah Pimpinan Ah yang terjatuh dan kolampun semakin memerah karena darah yang mengalir dari mayat tersebut.



Di ruang kantor ketua, sosok misterius yang tadi datang dari belakang Pimpinan Ah sekarang sedang mengawasi semuanya ddari jendela.



Para reporter berebut memotret kejadian itu sementara Jae Wan hanya terdiam memandangi mayat Pimpinan Ah. Jae Wan merasa marah melihat pimpinan Ah mati, ia merasa telah ditipu padahal dia belum mendengar apapun pengakuan dari pimpinan Ah.


“Bangun. Aku bilang bangu!” Ujar Jae Wan dalam hatinya.


Tapi nasi telah menjadi bubur ia telah tewas ditempat. Jae Wan langsung pergi meninggalkannya.






Di luar hotel, polisi menghadang siapapun yang ingin masuk termasuk para pegawai. Saat Woo Hyun dan Go San melihat mayat pimpinan Ah yang sedang didorong petugas  masuk kedalam ambulans, mereka langsung berlari menghampirinya, bertanya-tanya apa yang telah terjadi, apakah ketua ah benar-benar sudah mati. Woo Hyun-lah yang paling sedih saat ambulans pegi membawa jenazah pimpinan Ah.
 





Jae Wan pergi menemui Joong Goo dan memberitahunya kalau pimpinan Ah sudah dibawa ke rumah sakit Universitas Myeongin. Setelah mendengar hal itu, Joong Goo langsung melemparkan tongkatnya ke Jae Wan tetapi ia dengan sigap berhasil menghindarinya dan mengenai seekor kucing. 


“Setiap kali aku melihat kucing liar untuk beberapa alasan membuat suasana hatiku mejadi buruk. Membodohi mata orang lain, mengendap-endap dengan hati-hati. Mereka itu cocok untuk mengobrak-abrik sampah” ujar Jong Goo





Joong Go marah karena Jae wan tidak percaya padanya, apa Jae Wan pikir pimpinan Ah akan berlutut dan meminta maaf kalau Jae Wan membeberkan identitasnya sebagai anak dari pimpinan Ah. Jae Wan mengaku kalau dia memang berpikir seperti itu, dia hanya tidak menyangka kalau Pimpinan Ah akan menghindarinya walaupun dengan membahayakan nyawanya sendiri.





“Itulah ayahmu”


Joong Goo memberitahu kalau sebentar lagi putrinya pimpinan Ah, adiknya Jae Wan yang bernama Ah Mo Ne akan segera datang ke Korea. (masa sih dia sodaraan...? >.<)

Joong Goo memberitahu Jae Wan kalau Mo Nae berbeda darinya karena Mo Nae dibesarkan dengan kemewahan, bahkan warisan termasuk saham hotel sudah diserahkan pada Mo Nae.

“Tidak mungkin kau juga berpikir untuk mendapatkan hotel itu kan?”

“Sekarang aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil apapun dariku... siapapun orangnya”



Joong Goo langsung senang mendengarnya “Bagus, anak baik. Jayden ku”





Joong Goo lalu melihat jam tangan pecah yang tadinya milik pimpinan Ah saat dia terjatuh kedalam kolam renang. Joong Goo mengatakan kalau jam tangan itu adalah jam tangan berharga yang diturunkan dari kakeknya Jae Wan pada ayahnya Jae Wan.


“Jagalah baik-baik jam ini. Sekarang pemilik jam ini adalah kau” kata Joong Goo


Jae Wan langsung menggenggam jam tangan itu erat-erat  dengan tangan gemetar.










Setelah kembali ke rumahnya, Jae Wan melihat lukisan ibu dan anak. Lukisan itu membuatnya teringat mas kecilnya yang tersenyum bahagia saat pertama kali melihat lukisan itu. Saat dia teringat pimpinan Ah, dia bertanya-tanya apakah mengakuinya sebagai anak jauh lebih buruk daripada kematian.


“Akan kutunjukkan padamu, seberapa jauh aku bisa naik di kerajaan yang kau bangun ini” Janji Jae Wan.





Beberapa hari kemudian, berita di TV si deluruh penjuru korea menyiarkan kabar kematian Ketua Ah. Ketua Ah diduga bunuh diri dikarenakan mengalami depresi


Berita itu membuat keadaan dan suasana hitel jadi berantakan. Banyaknya reservasi kamat hotel yang di batalkan, semua tamu langsung cabut bahkan ada yang meminta uang yang telah dipakai untuk reservasi dikembalikan karena mereka takut akan hantu Ketua Ah akan bergentayangan di hotel tersebut.


  
Acara pemakaman Ketua Ah dilangsungkan di sebuah kuil yang di hadiri oleh banyak tamu-tamu penting. Termasuk diantaranya Joong Goo seorang kawan lama yang berpura-pura sedih karena kepergian teman masa kecilnya dulu.

“Hei teman. Kita sudah berteman selama 50 tahun. Bagaimana bisa kau... bagaimana bisa kau sekejam ini? Kalau kau mengalami masa sulit seharusnya kau memberitahuku. Bagaimana  aku akan hidup ditinggal seperti ini?” tangis Joong Goo yang membuat semua tamu yang melihatnya langsung prihatin.



Beberapa saat kemudian, para petinggi hotel mengajak Joong Goo untuk pergi saja karena sepertinya puteri ketua Ah tidak akan datang. Tapi Joong Goo bersikeras kalau Mo Ne pasti akan datang.


“Anak kecil itu. Dia bahkan tidak datang ke pemakaman ayahnya sendiri. Bagaimana bisa kita mempercayakan Ciel pada orangs eperti itu? Masa depan sepertinya akan suram” keluh salah seorang petinggi Hotel.


Seorang petinggi yang lain langsung mengingatkan orang itu menjaga mulutnya karena orang yang dia bicarakan itu adalah satu-satunya keluarga ketua Ah. Joong Goo tidak tahan mendengar perdebatan mereka dan langsung menyuruh mereka diam, mengingatkan mereka untuk tidak bicara kurang ajar di tempat sakral seperti ini.




“Anak itu bahkan tidak tahu bagaimana dunia ini bekerja, apakah dia merasa merasa terluka atau tidak, apa kalian tidak khawatir sama sekali?”


Joong Goo mengeluh bagaimana dia akan menghadapi temannya (ketua Ah) saat dia mati nanti kalau mereka bersikap seperti ini. Dia lalu berjalan pergi dengan kesal, tapi tiba-tiba hampir jatuh dan membuat semua orang khawatir. (lagaknyaa ni orang ckckckck bermuka dua emang)


lanjut ke part 2

2 comments:

Terima Kasih telah membaca blog saya