Ahjumma Ahn memberikan minuman yang terbuat dari inti gingseng yang berusia 100 tahun. Butler Jang menolak, dan berkata kalau ini minuman untuk tuan muda. Mana boleh dia meminumnya.
Ahjumma Ahn menenangkan suaminya dengan berkata kalau tak ada orang yang melihat jadi suaminya tak usah khawatir, dan minum saja.
“selain itu tuan muda masih sangat jantan, jadi tuan muda tidak membutuhkan minuman ini?”
Butler Jang memegang tangan istrinya yang sudah siap menyodorkan minuman itu ke mulutnya, dan butler Jang mengaku takut. Apa nanti dia tak akan dibiarkan tidur malam ini oleh istrinya?
Ahjumma Ahn tak peduli, dan semakin mendesak suaminya untuk minum gingseng yang sudah dia siapkan. Saat Butler Jang sedang meminum gingseng itu, tiba-tiba Kang Ju datang, membuat Butler Jang kaget dan langsung menyingkirkan mangkuk minumannya. Lalu butler Jang bertanya sepertinya Kang Ju terlihat bahagia akhir-akhir ini?
Kang Ju hanya tersenyum menanggapi hal itu, dan Ahjumma Ahn langsung menimpali kalau tentu saja tuan muda bahagia, memikili calon pengantin yang cantik seperti nona Yi Kyung.
Ahjumma Ahn kemudian berkata lagi
“Ada tiga hal yang tidak bisa disembunyikan dari orang lain, pertama bersin yang keras, sebuah lubang di kaus kaki, dan terakhir rasa cinta untuk seseorang.”
Kang Ju yang sedang minum jadi terbatuk saat mendengar kalimat terakhir Ahjumma Ahn, sambil menutupi perasaannya dia dengan cuek bertanya, memangnya siapa yang mencintai siapa?
Ahjumma Ahn tahu Kang Ju sedang salah tingkah sehingga dia mendekati tuan mudanya itu, dan dengan nada menggoda dia bertanya memangnya siapa lagi lelaki yang akan menikah di rumah ini?
Semakin kikuk, Kang Ju menjawab kalau itu bukan seperti yang Ahjumma Ahn pikirkan. Setelah itu Kang Ju langsung pergi.
Saat Kang Ju sudah meninggalkan pasangan suami istri itu, Ahjumma Ahn langsung bergosip, dengan mengingatkan suaminya akan sedihnya tuan besar dulu ketika kehilangan cinta pertama, dan sejujurnya dia tiak ingin tuan muda juga merasakan hal yang sama. Tanpa mereka sadari di balik ruang itu, Presdir Choi mendengar semua yang mereka katakan.
Malam ini, Kang Ju terlihat tersenyum sambil memandang langit. Presdir Choi melihatnya dari kejauhan dan tahu anaknya sedang dilanda cinta. Sama sepertinya dulu…
Presdir Choi akhirnya mendekat, dan berkata kalau Yi Kyung jarang datang akhir-akhir ini.
Kang Ju bertanya kenapa memangnya? Apa ayahnya ingin main catur cina lagi? Ayah tersenyum dan dengan senang berkata kalau permainan itu sangat menyenangkan daripada bepergian.
Presdir Choi bahkan tertawa saat menceritakan tentang betapa lucunya Yi Kyung. Kang Ju juga setuju jika Yi Kyung orangnya lucu. Sebenarnya Presdir Choi ingin berkata sesuatu saat dia memanggil nama putranya, tapi dia membatalkan niatnya dan menyuruh Kang Ju segera masuk karena di luar dingin.
Malam ini Presdir Choi bermimpi dalam tidurnya.
Dalam mimpinya dia terlihat sangat bahagia melihat sang istri kesayangan dengan gaun pengantin tersenyum manis padanya. Saat mereka saling menatap penuh cinta.
Lalu tiba-tiba senyum presdir Choi menghilang dan berganti rasa takut. Dia melihat kepala sang kekasih, yang mengucurkan darah. Istri pertama sang presdir hampir menangis, sementara Presdir Choi ketakutan melihat darah yang bertmbah semakin banyak membasahi wajah istrinya.
Sang presdir terbangun dengan rasa kaget. Mungkin mimpi itu selalu menghantuinya selama 30 tahun ini. Myung Hee ikut terbangun ketika tahu suaminya baru saja mengalami mimpi buruk. Dia langsung mengambil air minum untuk Il Doo.
Il Doo menerima dan langsung meminumnya sampai habis.
Myung Hee terdiam lama dan kemudian bertanya apa ini cara Il Doo untuk terus mengingat cinta pertama Il Doo walau itu melalui mimpi buruk?
“Sekalipun sudah 30 tahun berlalu, sampai bermimpi burukpun kau masih memimpikan dia. Berapa banyak lagi waktu yang kau butuhkan untuk menghapus dia dari ingatanmu?”
Il Doo tiba-tiba berkata kalau dia pernah berfikir bahwa Myung Hee lah yang menyebabkan kematian istrinya. Sun Hwa yang begitu dia cintai. Karena saat itu, ada banyak hal yang aneh dalam kecelakaan yang dialami Sun Hwa. Tapi, akhirnya dia percaya bahwa kematian Sun Hwa memanglah murni karena kecelakaan, dia menepis semua hal aneh itu, karena dia menganggap kecelakaan bisa dialami oleh siapa saja.
Myung Hee kemudian berkata kalau memang tak dipungkiri, posisinya sebagai menantu Taeyang dia dapat karena cinta pertama Il Doo meninggal saat kecelakaan.
Il Doo kemudian juga menjelaskan bahwa semua itu sebagai tanda kalau dia ga percaya sama sekali akan kutukan itu. Berbeda dengan Myung Hee, dia berkata kalau dia sedikit banyak percaya dengan rumor kutukan itu. Il Doo kesal dan membentak istrinya lalu berkata kalau semua murni kecelakaan. Apa Myung Hee belum juga mengerti?
Il Doo bahkan meminta agar pernikahan dipercepat. Myung Hee jelas setuju dengan usul itu.
Na Doo Rim sudah berkutat di dapur, saat Yi Hyun datang dia bertanya apa Doo Rim sudah enakan? Kok penyangga lehernya dilepas? Doo Rim sambil tersenyum menjawab kalau dia sudah sehat kok.
Doo Rim pun meminta Yi Hyun untuk segera bebersih karena makan malam akan segera siap.
Yi Hyun setuju dan melangkah ke kamar.
Setelah Yi Hyun berlalu, tak berapa lama berselang, ponsel Doo Rim berdering dan ternyata Kang Ju yang menelponnya. Kang Ju ingin mengajak Doo Rim-Kyung untuk makan malam bersama Presdir Kaneko, karena Presdir Kaneko mengundangnya.
Doo Rim jelas ingat kalau presdir Kaneko,adalah sala satu kolega bisnis Kang Ju yang dari Jepang. Doo Rim merasa tidak mungkin untuk pergi, karena dia sendiri tak bisa bahasa Jepang.
Akhirnya Doo Rim menolak tawaran itu dengan alasan kalau cedera yang dia alami belum sembuh benar, jadi dia butuh istirahat.
Na Doo Rim merasa bosan, dan malam menghampiri Jin Joo di rumahnya. Dia memilih menghabiskan malam bersama Jin Joo, daripada bersama Kang Ju.
Mereka bersenang-senang bersama, dengan minum soju sambil bernyanyi.
Jin Joo menceritakan tentang sebuah restoran prancis yang baru buka di dept.store tempatnya kerja, dan saat dia masuk untuk mencoba makan disana, dia ga jadi dan memilih keluar lagi karena ternyata harga makanan disana sangat mahal.
Jin Joo masih melanjutkan ceritanya, kalau wanita-wanita yang baru keluar dari restoran itu berkata kalau harga makanan disana lumayan murah. Hanya 300 ribu won. Sementara untuknya 300 ribu won, setara dengan harga sewa rumahnya ini perbulan.
Doo Rim menjawab kalau semua itu memang akan terus terjadi. Saat orang-orang kaya makan steak, mereka cuma bisa makan perut babi. Saat orang-orang kaya makan pasta, mereka akan makan ramen. Saat orang-orang kaya minum wine yang mahal, mereka akan minum Soju, dan itulah yang mereka lakukan. Itulah namanya hidup. Jadi jangan menyesalinya.
Jin Joo mengangguk dan akhirnya ikut tersenyum. Dia kembali ceria.
Tiba-tiba Doo Rim bertanya apa setiap laki-laki suka dengan wanita yang seksi? Jin Joo heran dan bertanya kenapa Doo Rim ingin tahu tentang itu? Apa Kang Ju berkata suka dengan wanita yang seksi? Doo Rim tak membenarkan, tapi dia berkata kalau Kang Ju mengejek tubuhnya yang seperti anak SD.
Jin Joo pun membenarkan hal itu, bahkan dia berkata kalau seluruh dunia juga tahu Doo Rim bukanlah gadis seksi.
“Kau seharusnya membuat beberapa tambalan Bra, sepertiku”
Doo Rim sedih dan langsung melihat dadanya yang memang rata. Dia malu lalu tangannya menutup kedua dadanya. Dia kemudian bertanya kenapa dia harus memakai tambalan? Itu rasanya ketat sekali. Jin Joo pun akan memberi beberapa pelajaran agar Doo Rim menjadi wanita sejati.
Kini, Doo Rim sudah dibuat berbeda oleh Jin Joo. Jin Joo menambahkan make up diwajah Doo Rim. Make up smokey eyes dengan baju hitam yang sangat menggoda dan wig dengan rambut panjang. Doo Rim terkejut melihat tampilannya di cermin. Sementara Jin Joo, menyuruh Doo Rim untuk bergaya genit. Doo Rim menyuruh Jin Joo berhenti karena kelakukan Jin Joo membuatnya ngeri.
Jin Joo beralasan kalau semua pria suka wanita seperti itu. Termasuk Kang Ju. Doo Rim mencoba namun malah jadi terlihat aneh, membuat Jin Joo mengejek Doo Rim yang sangat payah.
Doo Rim ga terima diejek seperti itu, membuat dia berkata kalau dia bisa kok bergaya genit.
Diapun mempraktekkannya di depan Jin Joo.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang, membuat Doo Rim dan Jin Joo keluar. Diluar, Doo Rim dan Jin Joo melihat dua orang laki-laki. Saat Doo Rim melihat wajah Jin Joo, Jin Joo terkesan takut melihat dua orang tengah ada di depan mereka. Doo Rim pun tahu, pasti pria-pria ini akan mencari masalah dengan Jin Joo, membuat Doo Rim tanpa takut bertanya ngapain dua orang laki-laki ini ada disini? Itu namanya pelanggaran.
Pria gendut menjawab, bahwa kalau dia kasih tahu apa hutang Jin Joo bisa lunas? Sementara pria yang kurus menimpali jika tidak bisa dibayar dengan uang, maka boleh pakai sesuatu yang lain.
Kedua laki-laki tersebut mulai mendekati Jin Joo, dan menyentuh wajah Jin Joo. Mereka ingin mengajak Jin Joo pergi.
Ketika Doo Rim berusaha menghalangi, dia malah didorong sehingga dia terjatuh dan kini amarahnya memuncak saat menatap kedua laki-laki pengganggu itu. Dia akan segera melakukan aksinya.
Doo Rim berteriak kencang, membuat kedua lelaki berhenti menarik tubuh Jin Joo. Doo Rim mengambil wajan Teflon, dan dengan segera memukulkan wajan itu kearah laki-laki yang kini mengganggu sahabatnya.
Tiba-tiba muncul Lee Ru Mi yang sedang melacak keberadaan si penyebar gosip melalui hp. Tanpa sadar ia berjalan ke arah rumah Jin Joo, sepertinya IP yang menyebarkan gosipnya dengan Kang In telah berhasil Ru mi temukan. sementara keributan juga tengah terjadi di rumah Jin Joo.
Kedua laki-laki yang sepertinya rentenir, sudah berhasil Doo Rim usir pergi. Tanpa Doo Rim tahu, Ru Mi sudah berdiri di depan Doo Rim. Doo Rim belum sadar, dia dan Jin Joo malah merayakan keberhasilan mereka mengusir sang rentenir.
Tiba-tiba Ru Mi memanggil nama Jin Joo, membuat Doo Rim juga kaget mendengarnya. Doo Rim bertambah kaget saat mendengar Jin Joo menyebut nama Manager Lee. Dia tahu Manager Lee itu adalah Lee Ru Mi.
Doo Rim pun bergegas pergi, dia beralasan karena Jin Joo punya tamu makanya dia akan segera pergi. Doo Rim tak berani menampakkan wajahnya. Dia berbicara sambil membelakangi Ru Mi.
Saat Doo Rim akan pergi, Ru Mi tiba-tiba menyuruh berhenti. Doo Rim jelas takut. Takut akan ketahuan oleh Ru Mi. Tapi ternyata apa yang ditakutkan Doo Rim tidak terjadi, Ru Mi hanya mengingatkannya tentang sepatunya yang belum dia bawa. Doo Rim pun bergegas mengambil sepatunya lalu pergi.
Choi Kang Ju kini ada di toko roti dan kue. Dia terlihat ingin membeli kue untuk Yi Kyung, terlebih tadi katanya Yi Kyung lagi sakit.
Sementara Doo Rim yang dengan dandanan Smookey Eyesnya terlihat memarahi sebuah mobil yang melintas karena hampir menabraknya. Pemilik mobil keluar, dan ternyata itu adalah Choi Kang Ju. Begitu melihat wajah Kang Ju, tentu saja Doo Rim langsung berbalik, dia takut ketahuan Kang Ju dalam pakaian seperti ini. Terlebih tadi dia juga sudah berbohong pada Kang Ju kalau dia masih sakit.
Kang Ju sendiri seolah tak merasa jika itu adalah Doo Rim-Kyung.
Doo Rim langsung bersembunyi di balik tembok, dan mengintip melihat Kang Ju yang sedang berdiri di depan rumah Yi Kyung. Bagaimana ini, jika dia muncul maka dia jelas akan ketahuan.
Terlihat Kang Ju mencoba menghubungi Doo Rim-Kyung, tapi tak ada jawaban, membuat Kang Ju mencoba menghubungi telepon rumah Doo Rim-Kyung, dan Eomonim lah yang menerima. Jae Ran berkata pada Kang Ju kalau Doo Rim-Kyung sedang tak dirumah saat ini.
Yi Hyun yang tahu, langsung menelpon Doo Rim. Doo Rim lega karena yang menelpon adalah Yi Hyun, sehingga dia langsung menerimanya. Dengan suara sangat pelan Doo Rim menjelaskan kalau saat ini dia ada di depan rumah, tapi dia tak mungkin bisa masuk.
Sementara Kang Ju sedang bercermin di kaca mobil, untuk melihat apakah dia sudah tampan apa belum. Kemudian Kang Ju tersenyum, karena sepertinya menyadari ketampanannya. (Narsis bingitss hahaha...)
Doo Rim yang kebingungan akhirnya memilih memanjat tembok rumahnya, agar bisa masuk kedalam. Dia bergumam kalau malam ini anggap saja dia sedang syuting film action.
Selagi menunggu, tiba-tiba pikiran Kang Ju teringat akan wanita yang marah-marah tadi padanya, dan dia merasa sangat kenal dengan wajah si wanita yang seperti wajah Doo Rim-Kyung dan menggunakan gelang yang sering dipakai oleh Doo Rim-Kyung. Kang Ju pun langsung bergerak kearah dimana si wanita tadi pergi.
Saat itulah dia mlihat Doo Rim-Kyung sedang memanjat tembok rumah. Tentu saja Kang Ju langsung memanggil Doo Rim-Kyung.
Kang Ju menyuruh Doo Rim-Kyung untuk segera turun. Doo Rim-Kyung bukannya turun ke bawah, tapi malah semakin naik keatas, dan Kang Ju berkata kalau yang dia maksud bukan turun kesana, tapi turun kebawah, ketempatnya berdiri. Doo Rim-Kyung sebenarnya sangat malu, diapun berkata baiklah, dia tahu, dan dia minta Kang Ju tidak teriak-teriak dan memarahinya. Kang Ju bertanya memangnya apa sih yang Doo Rim-Kyung lakukan malam-malam begini?
Tiba-tiba, entah karena kaki Doo Rim kepeleset atau mungkin takdir, Doo Rim terjatuh, dan langsung mengenai Kang Ju. Kini posisi mereka adalah Kang Ju berada di bawah Doo rim-Kyung yang terlentang. Kang Ju jelas kaget dan dia langsung berkata kalau Doo Rim-Kyung sangat berat, dia bahkan ga bisa bergerak.
Doo Rim-Kyung yang baru sadar kalau ternyata dia jatuh dan menimpa tubuh Kang Ju langsung bangun dan dengan panik bertanya apa Kang Ju baik-baik saja. Kang Ju yang sangat kesal menjawab sambil berteriak di depan muka Doo Rim-Kyung, kalau dia terluka. Kang Ju bahkan memperlihatkan tangannya yang terluka, berdarah dan tentu sakit.
Tapi Doo Rim malah tidak memperdulikan tangan Kang Ju yang terluka karena ulahnya, dia malah sibuk karena melihat ubinya ikut jatuh dan kini kotor. Melihat itu Kang Ju amat sangat kesal. Dia menatap tak percaya dengan apa yang dilakukan Doo Rim-Kyung.
Kini, mereka ada di taman. Dan Kang Ju langsung memarahi Doo Rim-Kyung yang selalu melakukan hal-hal aneh. Doo Rim-Kyung hanya menunduk, dan berkata kalau dia tahu Kang Ju terkejut melihat penampilannya. Kang Ju bahkan berkata jika dia mati karena serangan jantung, itu adalah karena ulah Doo Rim-Kyung.
Kang Ju juga bertambah kesal karena Doo Rim-Kyung menolak ajakan makan malamnya dna malah berpenampilan konyol seperti ini. Kemudian Kang Ju bertanya apa Doo Rim-Kyung berpakaian seperti ini karena tadi clubbing. Dia bahkan memperingatkan Doo Rim-Kyung, jika sampai ada video aneh-aneh yang muncul di public, maka ini tanggung jawab Doo Rim-Kyung.
Doo rim-Kyung cepay menjawab kalau dia ga pergi clubbing. Doo Rim-Kyung pun mengatakan kalau dia cuma sedang bermain kostum dengan temannya tadi. Makanya dia berpenampilan seperti ini. Dengan sangat lucu Doo Rim-Kyung malah membuka sedikit bagian atas jaketnya sambil bertanya
“Bagaimana? Apa aku terlihat seksi?”
Kang Ju menjawab
“Tolong hentikan, aku takut kau akan muncul dalam mimpi burukku”
Doo Rim-Kyung marah-marah sambil membuka rambut palsunya, tapi saat matanya menatap bungkusan yang dibawa Kang Ju, Doo Rim-Kyung pun bertanya, apa itu?
Kang Ju menjelaskan kalau dia membawakan kue mangga untuk Doo Rim-Kyung, karena bukankah Doo Rim-Kyung pernah bilang suka kue organic dan juga mangga.
Doo Rim-Kyung tentu sangat senang, dia mengambil kue itu, lalu mengeluarkannya, sambil bertanya pada Kang Ju, apa itu artinya Kang Ju mengingat apa yang dia katakan tentang makanan kesukaannya?
Kang Ju sedikit malu, sehingga dia beralasan kalau tadi dia hanya kebetulan mampir ke toko kue ini, dan bukan berarti dia mengingat semua yang Yi Kyung katakan. Tapi karena dia memang punya ingatan yang baik.
Doo Rim-Kyung malah tak mendengar semua yang Kang Ju katakan, saking dia menikmati kue itu dan berkata kalau kue ini sangat enak, dan langsung mencair begitu masuk ke dalam mulutnya.
Doo Rim-Kyung menyuruh Kang Ju mencoba kue ini, tapi Kang Ju menolak, dan bilang kalau dia tak suka kue.
Karena Kang Ju tidak mau makan kue, jadilah Doo Rim-Kyung mengeluarkan ubi rebus yang dibelinya tadi, dan menyuruh Kang Ju memakan ubi rebus itu. Dengan wajah heran Kang Ju bertanya apa Doo Rim-Kyung benar-benar pengen dia makan ubi ini? Padahal ubi ini sudah jatuh tadi?
Doo Rim-Kyung menjawab kalau ubi ini sudah dia bersihkan, kemudian Doo Rim-Kyung mengupas ubi itu, dan menyodorkannya ke mulut Kang Ju. Kang Ju tentu tak bisa menolak. Dia pun membuka mulutnya untuk mencicipi ubi yang dibeli Doo Rim-Kyung.
Doo Rim-Kyung bertanya bagaimana rasnaya? Pasti enak kan?
Kang Ju dengan sok cuek menjawab kalau rasa ubinya lumayan, bisalah untuk dia makan.
Doo Rim-Kyung senang karena Kang Ju suka dengan ubi yang dibawanya, kemudian dia memberitahu Kang Ju kalau ubi jalar paling enak dicampur Kimci yang sudah difermentasi. Doo Rim-Kyung kemudian teringat neneknya. Tapi dia langsung tahu kalau dia ga boleh keceplosan.
Doo Rim-Kyung pun berkata kalau dia ga menyangka Kang Ju mau mencoba makanan seperti ini.
Doo Rim-Kyung kembali ke kuenya yang sangat menggoda, dia memkakan kue itu dan membuat Kang Ju heran. Kang Ju bertanya, apa Doo Rim-Kyung akan menghabiskan semua itu sekarang? Doo Rim-Kyung menjawab, tentu saja iya.
Kang Ju pun heran, dia berkata lagi, kalau biasanya perempuan akan makan sedikit-sedikit, jika bersama seorang pria. Tapi kenapa Doo Rim-Kyung malah seperti ini.
Doo Rim-Kyung memandang wajah Kang Ju kemudian menjawab
“Itu karena aku tidak pernah menganggapmu sebagai seorang pria.”
“Apa?”
Saat sedang melanjutkan suapnya, Doo Rim-Kyung melihat tangan Kang Ju yang berdarah, diapun khwatir, dan langsung memegang tangan Kang Ju, dan meniup-niup bagian yang terluka sambil mengelusnya. Dia berkata pasti ini terasa sangat sakit. Kang Ju terpana mendapat perlakuan seperti ini, dan tentu ini sangat menyentuh hatinya.
Kang Ju menarik tangannya dan menyuruh Doo Rim-Kyung membersihkan krim kue yang menempel di bibir Doo Rim-Kyung. Doo Rim-Kyung pun mematuhinya.
Tiba-tiba Kang Ju terus menatap Doo Rim-Kyung, membuat Doo Rim-Kyung ikut memandang Kang Ju. Lalu Kang Ju menaruh satu tangannya di pundak Doo Rim-Kyung,membuat keheranan Doo Rim-Kyung semakin menjadi. Lalu Kang Ju menarik tubuh Doo Rim-Kyung, dan langsung mengecup bibir Doo Rim-Kyung.
Doo Rim-Kyung tentu sudah tak bisa mengelak. Atau memang dia juga menginginkan ciuman ini? Entahlah.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya