Tuesday, April 15, 2014

Sinopsis Cunning Single Lady Episode 14 Part 2


Rapat para investor dimulai.

Seong Hyun mempertanyakan game online yang dikembangkan oleh CEO Cha terus di undur tanggal dirilisnya. Menurutnya keadaan seperti ini akan terus menambah krisis dalam perusahaan. Seung Hyun tahu kalau Jung Woo yang paling banyak menginvestasikan uangnya dalan proyek ini dan menjadi proyek hidup dan matinya. Lalu dia mencoba mengingatkan kalau proyek ini sempat di tentang oleh beberapa investor.

Semua investor seperti saling berbicara satu sama lain. Lalu Seung Hyun meminta Jung Woo untuk mempertanggung jawabkan proyek ini untuk para investor. Jung Woo mengatakan dengan tegas kalau ia akan mempertanggung jawabkannya. Semua orang menoleh pada Jung Woo.

Jung Woo tahu kalau dana investasi lebih banyak untuk proyek pengembangan games. Menurutnya harus mereka bisa menunggu dan melihat hasil dari semua uang yang digunakan. Dia menjelaskan kalau pengembangan produk sedang dikerjakan, sekarang sedang tahap uji coba dan akan segara merilisnya.

Seung Hyun mengajukan pendapatan kalau hanya merilisnya bukan suatu hasil dari investasi. Menurutnya hasil dari investasi adalah pengembalian dana dan target laba. Dia bertanya kapan hasil yang akan mereka dapatkan akan terealisasikan.


Jung Woo terdiam, dia berpikir jawaban apa yang akan dia keluarkan. Semua orang menunggu jawabannya. Jung Woo mengangkat wajahnya, dia berkata kalau dia akan mengembalikan uang para investor dalam 3 bulan setelah games itu dirilis. Lalu pada akhir tahun dia akan mengumpulkan target laba.

Semua yang ada di dalam ruangan mengangguk kepala, mereka saling berbisik satu sama lain. Seung Hyun mengatakan kalau janjinya sangat berani dalam hal ini. Dia menyindir Jung Woo sebagai orang yang bertanggung jawab, maka ia sekarang menunggu janji itu bisa tercapai.


Jung Woo berpikir keras, apa yang akan ia kerjakan untuk mensukseskan game online dan mengembalikan semua dana investasi.



Di ruang Yeo Jin, papan nama berubah menjadi Seung Hyun.

Jung Woo masuk begitu saja kedalam ruangan Seung Hyun. Seung Hyun protes seharusnya Jung Woo mengetuk dulu sebelum masuk. Jung Woo bertanya apabila kakaknya sudah kembali, apakah ia masih akan tetap disini. Dia bertanya apa alasan Seung Hyun bertindak seperti ini.

Seung Hyun tahu kalau Jung Woo sangat pintar dalam bidang IT, tapi Jung Woo sangat kaku kalau harus berbicara dengan orang. Dia menilai kalau Jung Woo bukan CEO yang baik, lalu dia berjalan ke kursinya. Dia tahu kalau dia bisa duduk disini karena nepotisme, tapi dia harus tetap melakukan pekerjaan ini dengan baik.




Menurutnya perusahaan lebih diarahkan pada bidang software. Jung Woo menjelaskan kalau dari awal perusahaan memang di tujukan untuk program pengembangan software. Seung Hyun berpikir kalau ia akan memberikan kekuatan dari segi design.

Dia melihat sudah waktu sebuah kecanggihan produk juga di imbangi dengan seni. Jung Woo hanya mendengarkan saja. Seung Hyun memberitahu kalau ia memiliki rencana, maka ia akan memberitahu Jung Woo.

Seung Hyun juga memberitahu kalau dia melakukan ini bukan alasan pribadi. Dia meminta Jung Woo untuk memutuskannya tidak dengan cara emosi. Jung Woo tertawa. Dia menyanggung kerja Seung Hyun yang pintar.

Jung Woo berterimakasih pada Seung Hyun, karena menyarankan ini bukan dari emosi pribadinya. Tapi dia tidak begitu yakin dengan apa yang dikatakan Seung Hyun. Dia mencoba untuk meluangkan waktu untuk memikirkan itu.

Dia berterimakasih karena dia sudah memberikan compliment pada Jung Woo tentang CEO yang sebenarnya dan rencannya. Lalu dia berpesan pada Seung Hyun untuk berkerja keras lagi, tapi die mengubah kalimatnya menjadi lebih formal pada Seung Hyun. “tolong bekerja keras lagi, Direktur Guk yang baru”

Jung Woo keluar dari ruangan, Seung Hyun terlihat sinis pada Jung Woo. Dia juga memikirkan apa yang akan dilakukan Jung Woo pada dirinya. 


  
Di sebuah lorong kantor Dontalk.

Ae Ra berjalan tanpa gairah. Dua orang pegawai sedang membicarakan tentang para investor di kantor Dontalk. Mereka berpikir kalau ada orang yang menyudutkan tentang perusahaan membuat para investor memblokir dana untuk Dontalk.

Salah satu pegawai juga membicarakan tentang proyek yang ditangani Jung Woo, kalau proyek itu gagal maka matilah Jung Woo. Pegawai yang satu merasa kalau Jung Woo tidak mungkin dikeluarkan dari perusahaan, karena dia lah otak berdirinya perusahaan ini.

Pegawai satu bercerita tentan Steve Jobs, orang yang jenius dalam bidang IT selalu bentrok dengan dewan direksi, akhirnya dia dipecat dari perusahaan yang ia bangun.

Ae Ra mendengarnya sampai pegawai itu berjalan jauh darinya. Dia sedih mendengar kalau perusahaan memang dalam kedaan genting dan dia tidak percaya kalau Jung Woo bisa ditendang dari perusahaan yang sudah ia bangun. 



Saat itu Sek.Gil memanggil Ae Ra dengan kakak ipar, lalu mengantinya menjadi mantan kakak ipar. Ae Ra bertanya apakah gosiip yang beredar itu benar, kalau perusahaan sedang dalam kondisi buruk. Sek. Gil membenarkan kalau hidup Jung Woo memang selalu diliputi dengan krisis.

Tapi dia menjelaskan kalau keadaan seperti ini memang yang paling krisis yang pernah dihadapi perusahaan. Lalu dia menanyakan keadaan Jung Woo sekarang, apakah dia baik-baik saja.

Sek. Gil mencoba untuk menjawab. 


Di ruang Jung Woo.

Jung Woo menatap jendela ruangan, pikirannya sedang kalut. Datanglah Sek. Gil, berdiri disamping Jung Woo. Dia memberitahu kalau Ae Ra sangat mengkhawatirkan dirinya. Jung Woo tak percaya begitu saja. Dia bertanya bagaiamana  Sek. Gil bisa tahu dengan hal itu.

Sek. Gil bercerita kalau ia bertemu dengan Ae Ra tadi. Saat dia berkata kalau Jung Woo dalam masa-masa sulit wajahnya berubah menjadi sendu. Jung Woo berkata kalau Sek. Gil membuat khawatir yang sia-sia saja. Lalu Sek.Gil mengeluarka handphone dari sakunya, dia mencoba supaya Jung Woo menelp Ae Ra.

Jung Woo teringat dengan perkataan Ae Ra semalam untuk tidak melakukan apapun untuk dirinya. Akhirnya dia menolak untuk menelp Ae Ra. Sek. Gil heran mengapa Jung Woo tidak mau menelp Ae Ra. Sek. Gil mencoba memberikan lagi ponsel pada Jung Woo.

Tiba-tiba Jung Woo menatap Sek.Gil dengan tatapan tajam. Sepertinya dia mendapat ide.



Ae Ra berjalan keluar dari ruangan. Dia menerima telp kalau sekarang ayahnya sakit. Karena itu dia berjanji untuk pulang kerumah. Sek. Gil melihat Ae Ra berjalan disampingnya, dia mencoba menelp seseorang.

Jung Woo yang sedang tegang menunggu, dia mendapatkan telp dari Sek. Gil. Entah kenapa dia sebelum mengangkat, dia berkaca di ponselnya, melihat tatanan rambutnya yang sudah rapih. Dia mengangkatnya.... hihihhi.. ternyata dia mengunakan video call dengan Sek. Gil.

Wajah Sek.Gil terlihat dari ponsel Jung Woo. Dia sedikit kecewa, dia bertanya apakah Sek.Gil tidak melihat dia. Sek.Gil merasa dirinya paling pintar tak mungkin tidak bisa. Dia meminta Jung Woo menunggu sebentar.




   
Sek.Gil memutar ponselnya, dia memperlihatkan Ae Ra yang sedang berjalan di lorong. Dia terus mengikuti Ae Ra sampai Ae Ra berbelok. Saat itu Ae Ra bertemu dengan pegawai lainnya. Akhirnya Ae Ra mengobrol dengan pegawai itu.

Saat itu Jung Woo berteriak supaya Sek. Gil mendekatkan lagi ponselya karena dia tidak bisa melihat wajah Ae Ra. Jung Woo melihat wajah Ae Ra begitu dekat, dia melihat Ae Ra yang sedang tersenyum mengobrol dengan pegawai lainnya.








Tiba-tiba mata Ae Ra melihat ke arah kamera ponsel. Jung Woo langsung menundukkan kepala, dia takut ketahuan oleh Ae Ra. Sek. Gil memperlihatkan wajahnya, dia bercerita kalau ia hampir saja ketahuan.

Jung Woo bertanya dimana Ae Ra. Sek. Gil meminta menunggu sebentar, ponselnya diarahkan ke tempat Ae Ra berdiri. Ternyata Ae Ra sudah berdiri disamping Sek. Gil.


Akhirnya Jung Woo dan Ae Ra saling menatap lewat Video Call. Jung Woo meminta maaf pada Ae Ra karena membuat Ae Ra khawatir. Mereka berdua saling menatap, lalu Ae Ra pergi begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Sek.Gil menceritakan kalau Na Ae Ra pulang tepat waktu. Dia mendengar kalau ayah Ae Ra sedang sakit. Jung Woo agak terkejut karena ayah mertuanya sakit.


 

Soo Cheol mengendap-ngedap di depan mesin minuman. Dia melihat sekelilingnya, saat itu Jung Woo dengan kacamata hitam dan memegang segelas kopi langsung berbisik pada Soo Cheol.

Dia bertanya apakah department konsultasi pelanggan menarik untuk sang kakak. Saat dia akan menjelaskan, Jung Woo lansung bertanya tentang keadaan ayah mertuanya sekarang. Soo Cheol menceritakan saat ayahnya pamer kekuatan membawa nampan di depan wanita pendaki gunung, ayahnya tidak kuat akhirnya sang ayah menjadi sakit sekarang.

Jung Woo tertawa. Kalau sang ayah mertua masih saja genit di depan wanita. Sekarang Soo Cheol binggung karena dia harus tugas sampai malam. Dia memberitahu kalau Ae Ra akhirnya membantu mereka di restoran sekarang.

Soo Cheol mencoba membahas tentang posisinya di departement konsultasi pelanggan. Tapi Jung Woo malah berterimakasih pada kakaknya dan langsung pergi.

Saat itu Soo Cheol memanggil Jung Woo dengan panggilan adik ipar, dia bertanya Jung Woo buru-buru ingin pergi kemana. Tak sengaja Manager Kang lewat di belakang Soo Cheol.
Dengan terbata-bata manager Kang, mengulang panggilan Soo Cheol pada Jung Woo. 
  “aaaddiiikk... iiippaarrr.....” lalu dia bisa menyimpulkan kalau mantan suaminya adalah adik dari Soo Cheol.

Soo Cheol kaget, bibirnya ikut panas karena dia meminum kopi yang di beri Jung Woo. Manager Kang menyimpulkan jadi Ae Ra adalah mantan istri CEO Cha. Soo Cheol langsung menutup mulut manager Kang, ia takut semua pegawai tahu dengan hal itu.



Ae Ra berusaha melayani para tamu yang datang ke restorannya. Ayahnya hanya mengaduh dan berteriak kalau punggungnya terasa sakit sekali. Min Young juga membantu membawakan pesanan para tamu restoran.

Ibunya juga sibuk di dapur. Ae Ra bertanya apakah ada pesanan yang harus ia antar keluar. Ibunya tidak menjawab, dia malah kasihan pada Ae Ra karena belum istirahat setelah ia pulang kerja dari kantor, langsung membantu di restoran.

Ae Ra tidak merasa tidak apa-apa. Dia juga tahu kalau nanti akan ada pesta besar untuk tamu. Ibunya sedikit jengkel, mereka harusnya punya satu tangan lagi untuk membantu, tapi dia kesal karena suaminya hanya duduk saja, dan mengeluh punggungnya sakit.  
 

Ayahnya terus mengaduh kesakitan. Saat itu bunyi pintu datang seorang tamu. Min Young menyambut tamu yang datang. Matanya kaget, karena Jung Woo dengan stelan jas lengkap datang ke restoran Ae Ra. Semua terkejut dan heran dengan kedatangan Jung Woo yang tiba-tiba.

Saat Ae Ra akan mengangkat nampan, Jung Woo mencegahnya. Dia mengambil alih nampan yang akan Ae Ra bawa ke pelanggan.

Min Young menanyakan kenapa Jung Woo datang membantu, ibunya juga penasaran kenapa Jung Woo bisa datang dan membantu mereka. Ae Ra menjelaskan kalau ia tidak  meminta Jung Woo untuk datang ke restoran. 



Ibu Ae Ra melihat sikap Jung Woo melayani tamu. Lalu Jung Woo datang memberitahu pesanan untuk di meja nomor 5. Saat itu Ibunya hanya bisa menyiapakan pesanan meja 5. Jung Woo meminta Ae Ra untuk istirahat saja, biarkan dia saja yang melakukan pekerjaan di restoran.

Jung Woo mempelihatkan lengannya, kalau dia adalah pria dengan otot yang kuat. Lalu dia mengoda Ae Ra kalau Ae Ra tahu tentang hal itu kan. Jung Woo tersipu malu.Tapi Ae Ra hanya cuek saja, dia memasukan potongan kimchi dan lobak untuk para tamu di piring-piring kecil.

Jung Woo menceritakan kalau ia di adu dengan ayam, dia yakin sekali kalau dia akan menang. Ae Ra tetap cuek, dia malah membawa nampan dengan piringan kecil untuk para tamu. Jung Woo binggung, Sang ibu juga heran melihat sikap Jung Woo yang baik pada keluarga mereka.  
 

 Ae Ra menyiapkan meja dengan bentuk kimchi beberapa jenis. Jung Woo mengkomplain kalau nanti orang yang duduk disini, agak jauh untuk mengambil kimchi. Dia juga memprotes bagaimana kalau mangkuk daging asam manis datang, menurutnya tempat yang Ae Ra tata tidak bagus.  Ae Ra hanya cuek saja.

Jung Woo tetap bersikeras, Dia memperagakan saat orang yang datang dan duduk di meja restoran. Kalau ia duduk dikursi, karena tangannya panjang dia bisa mengambil kimchi yang Ae Ra susun di meja. Dia memperagakan kalau Ae Ra yang duduk di meja ini, dia yakin kalau tangan Ae Ra tidak bisa mengambil kimchi yang terdekat. Dia meminta Ae Ra memikirkan tentang hal itu.

Ae Ra hanya cuek saja. Ibu dan ayah juga binggung dengan sikap anaknya yang acuh pada Jung Woo. Min Young juga binggung apa yang harus ia lakukan supaya Ae Ra bisa berbicara lagi dengan Jung Woo dan tidak mengambaikannya.

Jung Woo pasrah, ternyata semua usaha gagal untuk membuat Ae Ra berbicara padanya.



Saat datangnya para tamu yang mengadakan pesta. Jung Woo membawakan Nasi Sup khusus yang menjamin lulus ujian. Seorang pelanggan bertanya apakah ia yakin kalau setelah memakan Sup ini mereka bisa langsung lulus ujian.

Jung Woo tersenyum, Dia sebenaranya tidak ingin memberitahu akan hal ini. Tapi akhirnya dia mencoba para tamu melihat ke wajahnya dan menebak siapa dia sebenarnya. Kedua tamu yang duduk dipaling ujung kaget, karena CEO dari Dontalk bisa ada di restoran Sup Iga sebagai pelayan restoran.

Pelanggan itu menyodorkan tangannya pada Jung Woo, dia berkata kalau ia adalah pengemar  CEO Dontalk. Jung Woo tersenyum,dia menyalami kedua orang yang menyukai ia sebagai CEO DonTalk. Pelanggan satu lagi, ingat saat itu Jung Woo datang untuk memberikan kuliah di univesitas Seoul.

Jung Woo mencoba menyapa dan bersikap ramah kepada keduanya. Tak sengaja kedua mata Jung Woo dan  Ae Ra saling melihat. Tapi Ae Ra lansung acuh  dan berjalan begitu saja. Akhirnya dua pelanggan itu menanyakan mengapa Jung Woo berkerja direstoran ini.

Pelanggan itu mengira kalau Jung Woo sedang melakukan layanan sukarelawan. Jung Woo bercerita kalau ia makan nasi Sup di tempat ini selama satu tahun dan ia langsung lulus ujian waktu pertama kali ikut ujian. Itu semua karena ia bersikap baik dan lembut.

Lalu ia menyuruh keduanya duduk kembali dan makan sup mereka. Di bagian ujung meja, pelanggan berteriak untuk dibawakan lobak lagi. Jung Woo berlari ke meja bagian ujung, dia mengambi piring untuk mengisi piring kosong dengan lobak.  
 
Saat itu pelanggan anak muda itu membicarakan tentang gossip yang beredar. Dia pikir kalau itu berita itu benar, kalau Dontalk akan bangkrut. Kalau tidak bangkrut mana mungkin seorang CEO mau menjadi pelayan di restoran.

Ae Ra mendengar pelanggan pembicaraan saat ia sedang mengisi piring dengan acar lobak. Dia menatap sedih pada Jung Woo.
 

Jung Woo yang sedang mengambil piring, melihat Ae Ra yang menatapnya dengan wajah sedih, lalu Ae Ra tersenyum padanya. Jung Woo bahagia sekali melihat senyuman Ae Ra, dia bahkan sampai tersipu malu melihat senyuman Ae Ra.

Ayah dan ibu Ae Ra yang melihat Jung Woo merasa heran apa alasan Jung Woo membantu mereka direstoran. Sang ibu merasa terbebani melihat Jung Woo yang membantu restoran mereka, saat butuh bantuan.

Ayahnya mencoba memperlihatkan pada ibunya, kalau sikap Jung Woo seperti meminta rujuk kembali pada Ae Ra. Dia melihat usaha Jung Woo yang sangat gigih dan menganggumkan, dia bertanya apakah ia  harus memasukan Jung Woo kembali menjadi keluarga.

Ibunya seperti belum terima dengan itu. Dia meminta sang ayah melupakan harapan yang ia inginkan.  
 

Setelah restoran tutup, ayahnya mengajak Jung Woo untuk main Go-stop. Ayahnya memberitahu kalau mereka menang saat ada kartu dengan mengumpulkan kartu burung di dalamnya.

Jung Woo binggung sepertinya dia tidak begitu mengerti dengan permainan ini. Dia melihat kartunya ada kartu gambar bunga dan burung. Soo Cheol berusaha membisikan sesuatu pada Jung Woo. Tapi sang ayah berteriak, dia tidak memperbolehkan Soo Cheol memberitahu strategi bermain Go-stop.

Ibu Ae Ra bertanya apakah Jung Woo memiliki kartu Gwang. Lalu Ayahnya tak mau kalah dia meminta Jung Woo untuk membantunya dan membuat ia bisa memenangkan permainan. Ayahnya meminta Jung Woo mengeluarkan kartu Godori, sedangkan sang ibu meminta mengeluarkan kartu Gwang.
 

 
Soo Cheol bertanya kalau Jung Woo mengeluarkan kartu Gwang, berapa banyak uang yang akan dikeluarkan untuk Jung Woo. Min Young kaget dengan pertanyaan kakak Ae Ra. Ayah Ae Ra berjanji kalau Jung Woo sampai mengeluarkan kartu Godori, maka ia akan memberikan setengah pendapatannya pada Jung Woo.

Kakaknya sudah tahu akal-akalan sang ayah. Dia memperingati semua untuk tidak mempercayai perkataan sang ayah. Dia tahu kalau ayahnya pasti selalu saja mengucapkan kata-kata yang berbeda-beda.

Ayah mencoba menyangkalnya. Min Young setuju dengan perkataan Soo Cheol sambil memakan jeruk. Lalu Jung Woo memutuskan kartu apa yang akan dikeluarkan. Dia berteriak apa ayahanya, dia akan mengeluarkan Gwang.

Saat Jung Woo menaruh kartu bergambar bunga. Semuanya berteriak gembira. Ae Ra juga tertawa melihat semua orang didalam sangat senang dan tertawa seperti tidak memiliki masalah. Ayahnya marah pada Jung Woo, karena Jung Woo tidak mengeluarkan kartu Godori untuknya.

Jung Woo tertawa puas. Sang kakak memuji ibunya yang bermain bagus kali ini. Ayahnya menjuluki Jung Woo sebagai Gwang Bak. Ae Ra berdiri dari duduknya, dia pamit harus pergi sekarang. Ae Ra menjelaskan kalau ia harus segera kembali ke kantor lagi.

Min Young juga ikut pergi pulang bersama Ae Ra. Jung Woo bersiap-siap pulang juga dengan Ae Ra, dia berkata kalau mereka harus pulang bersama. Ayahnya mencoba menunda Jung Woo untuk pulang, dia menyindir Jung Woo yang pulang setelah  mendapatkan uang  dari bermain Go Stop.

Jung Woo tetap membenarkan kancing  kemeja di tangannya. Sedangkan sang ayah mencoba untuk tetap membagikan kartu untuk mereka main bersama lagi. 


 

Ae Ra dan Min Young turun tangga dan keluar rumah melalui restoran. Mereka berdua berhenti sebentar didalam restoran.

Min Young protes, seharusnya Ae Ra bisa pulang dengan Jung Woo. Dia melihat kalau Jung Woo tampak begitu menyedihkan. Dia melihat usaha Jung Woo untuk memberikan perhatian yang lebih pada Ae Ra. Dia tahu kalau Ae Ra juga menyukai Jung Woo.

Ae Ra hanya terdiam saja. Min Young menanyakan apa sebenarnya yang Ae Ra takuti sekarang. Min Young menduga kalau Ae Ra takut dengan Seung  Hyun, dia juga menduga kalau Ae Ra takut dengan Yeo Jin. Ae Ra tak menjawab, dia malah mengajak Min Young untuk cepat pergi dari restoran.

Di balik pintu masuk restoran, Jung Woo mendengar percakapan mereka berdua. Jung Woo seperti mengerti mengapa Ae Ra tidak bisa menerima perasaannya dan berusaha untuk menjauh. 



Akhirnya Jung Woo mengajak Manager Kang untuk minum bersama. Manager Kang menuangkan Soju untuk Jung Woo. Melihat wajah Jung Woo, Manager Kang rasa kalau Jung Woo sedang mengalami masa-masa sulit.

Jung Woo bercerita dengan keadaan sedikit mabuk, dulu dia tahu dan yakin apa itu kesuksesan. Tapi sekarang dia seperti tidak yakin dengan kesuksesan. Melihat kemampuannya, Jung Woo melihat kalau dirinya sudah sukses. Tapi dia tidak mengerti apa jalan yang ia ambil sekarang sudah benar atau tidak.

Manager Kang mencoba menenangkan. Dia berkata kalau dia akan tetap berpihak pada Jung Woo apapun yang terjadi. Dia memberitahu kalau Jung Woo adalah orang yang ia percaya setelah anaknya.

Jung Woo bertanya apakah Manager Kang merasa kesepian setelah mengirim orang yang ia cintai tinggal jauh darinya. Manager Kang mengangguk, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Lalu Jung Woo bertanya apakah Manager Kang merindukan anak dan istrinya.



Manager Kang menceritakan kalau ia sedang rindu dengan anak dan istrinya, dia mencoba untuk menahan perasaan itu. Dia bersikap seperti itu karena demi keluarganya.

Jung Woo mengerti sekarang alasan itu. Manager Kang penasaran apakah Jung Woo sedang merindukan seseorang. Jung Woo jujur kalau ia sedang merindukan seseorang, tapi dia harus menahan perasaan itu.


Jung Woo diantar manager Kang pulang. Saat masuk ke dalam rumah Jung Woo digotong bersama Sek.Gil dan manager Kang. Sek. Gil bertanya berapa banyak Jung Woo minum malam ini. Jung Woo yang sudah mabuk meminta mereka berdua untuk melepaskan dirinya.

Dia berjalan sempoyongan sambil membanggakan dirinya kalau ia adalah orang jago dalam hal minum-minum.

Sek. Gil mengeluh kalau ia harus pagi-pagi bangun. Dia meminta Manager Kang untuk membawa Jung Woo ke kamar lalu ia harus memberikan Jung Woo bantal untuk dipeluk. Maka Jung Woo akan tertidur dengan memeluk bantal.

Manager Kang mengerti, dia meminta Sek. Gil untuk tidak mengkhawatirkannya. Dia akan mengurus semuanya. Jung Woo mulai berbicara sendiri, dia seperti sedang memarahi seseorang, di depan tembok dia seperti sedang berantem dengan seseorang. Tingkah Jung Woo yang mabuk membuat keduanya tertawa melihatnya



Manager Kang membawa Jung Woo ke dalam kamar tidur. Dia membaringkan Jung Woo dan memberikan bantal diatasnya. Dia mencoba menarik selimut untuk Jung Woo. Saat itu Jung Woo langsung memeluk bantal dan tertidur.

Lalu tak sengaja Manager Kang mendengar Jung Woo mengigau dan  memanggil nama Ae Ra. Dia jadi berpikir kalau orang yang di kangennin Jung Woo adalah Ae Ra. Dia berusaha untuk melupakannya dan keluar dari kamar Jung Woo.


Di sebuah taman. Seung Hyun sedang mengambil gambar cincin diatas sebuah buku.

Ae Ra menghela nafasnya dengan kencang. Seung Hyun memberitahu kalau ia mengajak Ae Ra kesini untuk refreshing, karena ia tahu kalau Ae Ra sedang depresi, tapi dia heran mengapa Ae Ra terus saja menghela nafas panjang.

Seung Hyun terus saja mengambil gambar cincin. Ae Ra melihat sekeliling taman, dia memuji kalau tempatnya bagus. Seung Hyun seperti sudah tahu apa yang dipikirka Ae Ra. Dia menasehati kalau masalah Ae Ra yang rumit, sebaiknya dilupakan saja.

Dia meminta Ae Ra untuk melupakan siapa dia dan bagaimana hubungan dia dengan orang lain. Dia meminta Ae Ra untuk mengabaikan semuanya. Ae Ra rasa dia tidak bisa mengabaikan itu semua, karena dia sekarang sudah tahu akan hal itu.  

 

 Menurut Seung Hyun, tidak ada perlu yang berubah saat Ae Ra mengetahui dirinya yang sebenarnya. Ae Ra mencoba memanggil Seung Hyun,lalu dia mengubahnya menjadi panggilan Direktur. Belum selesai bicara, Seung Hyun memberikan youghrt pada Ae Ra karena ia takut mencair.

Seung Hyun meminta Ae Ra untuk tidak menganggu pekerjaanya. Ae Ra akhirnya memakan Youghrt yang diberika Seung Hyun. Setelah melakukan pemotretan yang terakhir, Seung Hyun memperlihatkan hasil dari fotonya.

Ae Ra melihat ada bayangan love dibawah cincin yang Seung Hyun ambil. Seung Hyun menjelaska kalau ini memiliki Arti. Ae Ra berupaya untuk memperlihatkan wajah cueknya. Seung Hyun sedikit kesal, dia menyindir Ae Ra yang pintar sekali untuk mengabaikan orang. 



Seung Hyun memperlihatkan cincin yang tadi ia ambil gambarnya. Dia memberitahu kalau cincin itu pemberiaan dari ibunya. Ae Ra tersenyum mendengaranya. Seung Hyun memiliki pendapata kalau antara seni dan cinta, dia suka dengan yang sederhana dan mudah.

Dia tidak begitu suka dengan yang sulit dan rumit. Ae Ra masih terdiam. Seung Hyun sadar kalau ia duduk sebagai Direktur adalah sebuah Nepotisme. Sekarang dia sedang memikirkan proyek yang mereka bicara sebelumnya.

Seung Hyun rasa kalau proyek Desgin logo perusahaan bisa perusahan lebih menonjol lagi. Ae Ra memuji Seung Hyun, dia melihat setelah menjadi Direktur, Seung Hyun menjadi seorang pemikir. Dia pun senang melihatnya. Lalu Seung Hyun meminta Ae Ra untuk membantunya

Dia mengatakan kalau Ae Ra tetap bisa berkerja disini, maka Ae Ra akan menjadikan semangat saat ia sedang berkerja. Ae Ra menolaknya, karena dia tidak begitu tahu masalah seni,apalagi design. Seung Hyun berpikir lain, kalau Ae Ra adalah inspirasi baginya untuk membuat dia berkerja dengan giat.



Lalu Seung Hyun mengeluarkan sebuah kotak dan membuka kotak yang ia bawa. Ae Ra melihat kalung yang ada didalamnya. Seung Hyun menjelaskan kalau itu adalah pembuka minuman yang dulu sempat masuk ke dalam jari Ae Ra.

Ae Ra seperti terkesima. Dia heran bagaimana Seung Hyun bisa membuatnya jadi seperti  ini. Seung Hyun memberitahu kalau Ae Ra lah yang membuat dia untuk giat berkerja. Ae Ra memperlihatkan wajah serius, dia memberitahu kalau ia diterima berkerja di hotel Shilla.

Seung Hyun tahu dengan hal itu. Dia membiarkan Ae Ra yang memutuskan untuk hal itu. Dia hanya meminta pada Ae Ra, untuk memberinya kesempatan. Ae Ra hanya bisa menunduk dan melihat kalung yang dibuat Seung Hyun untuknya. 


Yeo Jin sedang duduk di atas ranjang rumah sakit. Jung Woo masuk ke dalam kamar. Yeo Jin sangat terkejut dengan kedatangan Jung Woo. Yeo Jin mencoba menyapa Jung Woo.

Jung Woo mendekat dan duduk di samping Yeo Jin. Dia bertanya bagaimana keadaan Yeo Jin sekarang. Yeo Jin megang kakinya, dia merasa kalau ia baik-baik sekarang. Jung Woo meminta maaf, dia seharusnya lebih memperhatikan Yeo Jin.

Yeo Jin berkata kalau ia tidak ingin Jung Woo tahu dengan hal ini. Dia ingin Jung Woo melihatnya sebagai wanita yang normal. Jung Woo mengerti. Tapi sekarang Yeo Jin merasa lega karena sorot mata Jung Woo sangat hangat tidak seperti yang ia pikirkan.

Jung Woo hanya mengangguk saja. Yeo Jin tersenyum pada Jung Woo. Yeo Jin memberitahu kalau ia berusaha untuk akan segera keluar dari rumah sakit. Dia memiliki rencana setelah ia keluar dari rumah sakit. Dia akan mengajak Jung Woo untuk pergi ke Amerika.

Yeo Jin menjelaskan kalau mereka bisa mendapatkan dana dari sana. Jung Woo meminta maaf lagi pada Yeo Jin. Dia rasa kalau dia sudah menyulitkan Yeo Jin selama ini. Dia berterimakasih karena Yeo Jin sudah berada terus disisinya.

Lalu Jung Woo memberitahu kalau dia bukan pria yang terbaik untuk Yeo Jin. Jung Woo meminta maaf pada Yeo Jin karena dia terlambat memberitahukan tentang perasaannya.




 Yeo Jin shock mendengar pengakuan sendiri dari mulut Jung Woo. Lalu Jung Woo mengucapkan terimakasih. Yeo Jin menatap lemas bangku yang sudah ditinggalkan Jung Woo. Sekarang dia duduk sendiri di rumah sakit.

Yeo Jin memegang kaki palsunya, saat itu juga air matanya tumpah. 



Presdir Guk melihat tanaman yang ia rawat, dia melihat daunnya sudah membusuk di beberapa bagian. Direktur Oh mencoba memberikan gunting. Presidr Guk ingat kalau daun ini pernah ia potong sebelumnya karena membusuk.

Direktur Oh melihat tanaman yang ditunjuk. Dia memuji presdir Guk, karena ia sangat teliti dengan merawat tanamannya. Dia tidak tahu bagaiaman daunnya bisa membusuk terus menerus. Presdir Guk sudah tahu kalau ini adalah sebuah kesalahan.

Dia melihat kalau bukan daunnya yang rusak, tapi memang akar dari tanamanya yang sudah rusak. Dengan kesal, dia mengeluarkan tanaman dari potnya dan membuang begitu saja tanaman dilantai. Dia berkata kalau dia harus segera membuangnya.

Presdir Guk memerintahkan Direktur Oh untuk menarik semua uangnya di DonTalk. 



Jung Woo berjalan kedalam lift dengan wajah lesu. Saat ia akan masuk ke dalam lift dia melihat Ae Ra sedang berada dia dalam sambil membawa dua kardus ditangannya. Jung Woo berusaha untuk cuek dan tidak membantu Ae Ra, seperti yang Ae Ra inginkan.

Mereka berdua hanya terdiam di dalam lift. Lalu Ae Ra seperti tak tega melihat wajah Jung Woo. Akhirnya dia memberikan kardusnya pada Jung Woo, dia tahu kalau Jung Woo ingin membantunya. Jung Woo membawakan kardus untuk Ae Ra.



 Ae Ra mencoba untuk tersenyum pada Jung Woo. Jung Woo melihat wajah Ae Ra yang tersenyum sangat bahagia sekali. Dia merasa kalau bisa diterima lagi oleh Ae Ra. Mereka akhirnya berdua sama-sama tersenyum di dalam lift.

Tiba-tiba ponsel Ae Ra berbunyi. Wajahnya langsung berubah. Dia mengatakan kalau ia mengerti dengan apa yang diucapkan ditelp. 



Ae Ra masuk kedalam kamar Yeo Jin. Dia berdiri dan bertanya apakah Yeo Jin baik-baik saja. Seung Hyun hanya berdiri didepan pintu kamar. Yeo Jin mengatakan kalau dia tidak ingin dilihat Ae Ra dalam keadaan seperti ini, tapi dia meminta Ae Ra bertemu karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.

Lalu dia meminta Ae Ra untuk duduk. Seung Hyun menutup pintu kamar dan membiarkan mereka berdua. Yeo Jin memberitahu kalau keadaan sulit yang sedang dilalui perusahaan. Dia memberitahu kalau perusahaan bisa saja terlepas dari tangan Jung Woo.

Ae Ra tidak begitu mengerti dengan perkataan Yeo Jin.

Yeo Jin menyinyir, dia meminta Ae Ra untuk pura-pura tidak tahu dan memperlihatkan wajah cerahnya, karena dia sangat muak melihatnya. Ae Ra mengelangkan kepalanya.  Yeo Jin berteriak kalau ini semua karena Ae Ra, sekarang Jung Woo akan dimasuki lagi luka didalam tubuh Jung Woo.



Dia yakin saat itu Ae Ra tidak bisa membantu Jung Woo saat itu. Lalu dia meminta Ae Ra untuk menghilang saja. Dia tidak ingin Ae Ra pergi saja, tapi lebih baik Ae Ra menghilang dari hadapan Jung Woo.

Tiba-tiba Yeo Jin histreris, dia berteriak-teriak meminta Ae Ra untuk menghilang. Saat itu Yeo Jin langsung melempar barang yang ada didekatnya. Dia berteriak-teriak histeris lagi. Ae Ra bengong melihat Yeo Jin yang terlihat sangat elegan di kantor tiba-tiba bersikap seperti orang kesetanan.

Yeo Jin terus berteriak histeris meminta Ae Ra untuk menghilang sambil melempar-lempar barang. Seung Hyun masuk, dia mencoba menenangkan kakaknya dengan memeluk sang kakak. Yeo Jin mencoba untuk melepaskan pelukan adiknya.

Seung Hyun berusaha untuk menenangkan kakaknya. Sambil menangis Yeo Jin binggung apa yang harus ia lakukan jika Jung Woo pergi. Sedangkan Ae Ra masih bengong melihat Yeo Jin yang sangat histeris dan memintanya untuk menghilang dari Jung Woo. 




Ae Ra masuk ke dalam kantor dengan wajah sedih dan binggung. 


Sementara di ruangan Jung Woo kedatangan presdir Guk. Dia marah karena Jung Woo berkata kalau apa yang diperolehnya sekarang adalah hasil kerja keras Jung Woo.

Mereka saling menatap dengan jarak Dekat, Jung Woo membenarkan itu. Dia mempersilahkan Presidir Guk mengambil semua investasinya dia perusahaan, dia akan memberinya saat ini juga. Dia juga sadar kalau perusahan ia akan jatuh dan ia tak bisa berdiri lagi.

Tapi dia tidak ingin hanya karena investasi dia bisa menukar penikahannya, demi uang yang dimiliki Presdir Guk. Jung Woo membalikan badannya. Badan Presdir Guk bergetar,matanya berkaca-kaca.  dia tidak menyangka kalau ada orang yang menolak uang darinya.

Tiba-tiba dia jatuh dan bersujud dibelakang Jung Woo. Presdir Guk meminta Jung Woo untuk melihatnya sekarang. Dia memohon supaya Jung Woo menyelamatkan dirinya sekarang. 



Saat itu Ae Ra datang dan melihat Jung Woo dan presdir Guk di dalam dari celah pintu yang terbuka sedikit. Presdir Guk merasa kalau hanya Jung Woo lah yang bisa menyelamatkan Yeo Jin. Jung Woo akhirnya jongkok di depan Predir Guk.

Presdir Guk ingin menjelaskan tentang kaki Yeo Jin sekarang itu semua karena dirinya. Dia akan mengurusnya setelah ini. Dia tahu kalau Yeo Jin akan berkata ingin mati saja, dia ingin meminta tolong pada Jung Woo seperti yang Jung Woo lakukan tiga tahun yang lalu.

Dia berjanji kalau Jung Woo melakukannya lagi, dia akan memberikan semua yang ia miliki. Jung Woo berpikir keras saat itu. Dia meminta predir Guk untuk bangun dari bersujud. Tiba-tiba predir Guk memegang kaki Jung Woo.

 

Dia tetap meminta belas kasihan pada Jung Woo, karena dia hanya bisa memberikan uang yang ia miliki. Dia memohon pada Jung Woo untuk mengasihani dirinya. Jung Woo mencoba untuk pergi. Saat itulah tangan presdir menatap di lantai seperti ingin bersujud.

Presdir menangis tersedu-sedu sambil bersujud. Jung Woo melihat ke belakang, dia meminta maaf pada presdir Guk. Dia mengatakan kalau keputusannya tidak akan berubah. Presdir Guk, mengatakan walaupun Jung Woo harus kehilangan semua harta yang ia miliki sekarang, apakah Jung Woo tetap pada pendiriannya.



Jung Woo akan tetap pada pendirianya. Presdir itu berdiri dan langsung menampar Jung Woo sampai Jung Woo terjatuh. Ae Ra kaget melihat Jung Woo yang jatuh karena ditampar. Jung Woo memegang mulut dan pipinya, dia merasakan kesakitan dibagian rahangnya. Lalu dia mencoba untuk mengatur nafasnya.

Ae Ra seperti tak tega melihat Jung Woo yang kesakitan dan harus kehilangan semua uang dan perusahaan karena dia mempertahanakan Ae Ra. Dia seperti makin binggung apa yang harus ia lakukan.


Bersambung minggu depan..... ^_^

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya