Saturday, April 19, 2014

Sinopsis Bride Of The Century Episode 4 Part 1




Episode 4

Ma Jae Ran sedang bersama putrinya dan berkata kalau bagaimanapun rahasia ini harus kita jaga sampai mati. Dia tau Yi Hyun memang sangat peduli pada Yi Kyung, tapi bagaimanapun itu mereka ga bisa mempercayai Yi Hyun begitu saja.

“Apa karena dia bukan kakak kandungku?” tanya Yi Kyung? Jauh di lubuk hatinya, sebenarnya Yi Kyung sangat menyayangi Yi Hyun sebagai seorang kakak.

Jae Ran mengatakan pada Yi Kyung jaman sekarang ini bahkan saudara kandung pun bisa saling menikam dari belakang, apalagi saudara tiri.



Na Doo Rim bergegas pergi dengan berlari mencari Yi Hyun, tiba-tiba dia kaget melihat ada bunga yang tergeletak dijalan dan terlihat Yi Hyun sedang duduk di pinggir jalan dengan memandangi seikat bunga yang tergeletak manis di depannya. Dengan sedikit heran Doo Rim mendekati Yi Hyun sambil bertanya kenapa Yi Hyun ada di pinggir jalan? Doo Rim bahkan mengajak sang Yi Hyun yang sudah dianggap sebagai kakak untuk pulang ke rumah. Tapi Yi Hyun sama sekali tak bergeming. Dia tetap diam di tempatnya.

Na Doo Rim akhirnya ikut menemani Yi Hyun dengan duduk disampingnya. Tanpa diminta akhirnya Yi Hyun mengeluarkan suaranya

“Saat aku berusia tujuh tahun, tepat pada hari ulang tahunku. Ibuku membuatkanku kue, tapi lupa memberi lilin pada kueku itu. Semua teman-temanku datang, tapi aku malah tak bisa meniup lilin. Akupun sangat marah, Lalu ibuku berlari ke toko untuk membeli lilin, tapi dia tak pernah kembali. Saat aku keluar untuk mencarinya, aku menemukan ibuku terbaring disini, dengan memegang tujuh lilin ditangannya”

Doo Rim sangat tersentuh mendengar cerita tragis yang dialami Yi Hyun. Bagaimana bisa Yi Hyun bisa bahagia di hari ulang tahunnya, karena setiap tanggal ini dia akan mengingat kematian ibunya. Doo Rim tak mampu berkata apapun, sehingga dia hanya menggenggam tangan Yi Hyun, mencoba menyalurkan kekuatannya agar Yi Hyun tetap tabah.






Jang Yi Hyun yang sedang dalam kondisi mabuk, dengan jalan terhuyung dan dipapah oleh Doo Rim untuk pulang ke rumah, tapi tiba-tiba Yi Hyun berhenti, kemudian dia menatap Doo Rim lama, membuat Doo Rim heran. Lalu Yi Hyun mengarahkan tangannya untuk membelai pipi Doo Rim. Doo Rim semakin bingung dengan apa yang dilakukan Yi Hyun. Belum sempat dia bertanya, sorot lampu sebuah mobil tiba-tiba membuat Doo Rim terkejut dan menoleh. Ternyata mobil itu berhenti di depannya. Dia semakin kaget saat melihat Kang Ju keluar dari mobil dan berjalan mendekatinya.
Doo Rim pun bertanya kenapa Kang Ju datang malam-malam begini?

“Bukankah ada seseorang yang mengundangku datang untuk merayakan pesta ulang tahun?” tanya Kang Ju sok cuek.

Kang Ju melihat Yi Hyun yang sudah mabuk, kemudian berkata sepertinya dia ketinggalan acara minum-minumnya.
Kini, terpaksa Doo Rim-Kyung dan Kang Ju memapah Yi Hyun masuk ke kamarnya.





Choi Il Do masih teringat akan cinta pertamanya. Dia tak bosan-bosannya mengingat masa itu, walaupun sudah lama berlalu.
Il Do mengambil foto gadis yang dia cintai, dan menatapnya lama. Tiba-tiba ingatannya melayang saat dia bertemu dengan ayah Sun Hwa.

Il Doo pun berniat merobek foto itu, tapi tangannya tertahan. Sisi hatinya yang lain memberontak, dan hatinya berbisik bahwa dia tak boleh melakukan ini. Walau dia melenyapkan semua kenangan akan Sun Hwa, tapi apa yang tersimpan di otaknya masih tak bisa dia musnahkan.
Tanpa dia sadari, Myung Hee melihat semua itu dan memilih menutup pintu dalam diam. Dia tak jadi membawakan obat untuk suaminya, karena dia tahu Il Doo sedang galau dengan perasaannya.





Il Doo menerima panggilan dari seseorang, dan seketika wajahnya berubah menjadi tegang. Apa sebenarnya yang dia dengar? Atau dia malah tak tahu siapa yang menelponnya?



Pagi hari Yi Hyun mendapat kado dan membaca kartu ucapan selamat ulang tahun untuknya dari Doo Rim dan tersenyum senang. Doo Rim mendoakannya agar segera menemukan cinta, dan hidup bahagia serta memiliki banyak anak yang lucu.

Ketika mata Yi Hyun beralih ke sebelahnya, dia melihat sebuah karangan bunga besar dengan kartu ucapan terselip diatasnya. Yi Hyun pun membaca ucapan itu. Kartu ucapan itu adalah dari Jang Yi Kyung, adik tirinya.

“Oppa selamat ulang tahun, aku pasti kesepian jika kau tak pernah lahir. Jadi aku sangat berterima kasih pada ibumu, yang telah membawamu ke dunia ini. Aku tahu kau sedang menungguku, tapi aku tidak punya keberanian untuk kembali. Aku minta maaf.”

Yi Hyun terkejut membaca surat dari adiknya ini.





Pagi ini, Jae Ran akan segera kembali ke rumahnya, dia memberitau putrinya, kalau dia sudah mengisi kulkas dengan persedian makanan untuk beberapa hari,jadi jangan sampai Yi Kyung melupakan waktu makan.

Di meja, terlihat dua ponsel milik Yi Kyung, yang mana salah satu dari ponsel itu menyala tanda bahwa ada pesan masuk. Yi Kyung pun membacanya dan ternyata itu dari Yi Hyun yang mengucapkan terima kasih atas kiriman bunga untuknya kemarin.

Yi Kyung memberitahu ibunya kalau Yi Hyun selalu mengiriminya SMS setiap hari. Jae Ran terlihat tak suka, dan menyuruh Yi Kyung jangan pernah membalas atau menerima telpon dari Yi Hyun.
Yi Kyung meminta agar ibunya tidak perlu khawatir, dia juga tak mau jikalau lokasinya terlacak.
Lagi pula dia dan ibu mempunyai satu ponsel pribadi, yang tidak akan diketahui siapapun.




Yi Hyun masuk ke ruangan ibunya, dia ingin mencari satu dokumen yang tentu berkaitan dengan pekerjaan. Saat sedang mencari itulah, tanpa sengaja Yi Hyun menemukan sebuah struk belanja sebuah supermarket yang lokasinya tak ada di sekitar Seoul. Yi Hyun mengambilnya satu dan mulai berfikir, ada apa ini? Apa sebenarnya sang ibu tahu dimana sebenarnya Yi Kyung berada, tapi mencoba menyembunyikan semua darinya?





Tiba-tiba Jae Ran datang ke ruang kerja, membuat Yi Hyun bergegas menutup laci dimana dia temukan struk belanja itu. Dia tersenyum menyambut ibunya dan Jae Ran langsung bertanya sedang apa Yi Hyun disini? Yi Hyun menjawab kalau dia sedang mencari salinan asli kontrak anak perusahaan mereka. Setelah Yi Hyun keluar, tiba-tiba Jae Ran khawatir mungkinkah Yi Hyun mencurigai sesuatu?



Hari ini, Na Doo Rim akan bertemu dengan teman-teman Yi Kyung di sebuah restoran. Sebelum dia ke meja dimana orang-orang tak dikenalnya berkumpul, Doo Rim membuka kembali ponselnya untuk menghafalkan siapa-siapa saja teman Yi Kyung, agar dia bisa terhindar dari rasa curiga teman-teman Yi Kyung terutama Ru Mi.

Setelah merasa hafal, Doo Rim-Kyung segera bergabung dengan teman-temannya itu dan meminta maaf karena dia datang terlambat.
Mi Young teman Yi Kyung yang berambut pendek berkata kalau dia sudah hampir lupa seperti apa wajah Doo Rim-Kyung. Sementara teman yang satunya bernama Hyun Jung ikut menimpali, kalau dia bahkan berniat menengok Doo Rim-Kyung ke rumah, jika sampai tidak muncul dalam beberapa hari ini.





Doo Rim-Kyung meminta maaf karena dia sibuk akhir-akhir ini. Doo Rim-Kyung bahkan berkata kalau dia akan mentraktir mereka semua untuk makan malam. Lee Ru Mi yang menyimpan dendam dengan Doo Rim-Kyung menjawab, bukankah seharusnya Kang Ju yang mentraktir mereka, karena Kang Ju tunangannya Doo Rim-Kyung. Ru Mi sengaja berkata seperti itu karena ingin mengerjai Doo Rim-Kyung.

Mi Young langsung menyetujui usul Ru Mi, karena pasti canggung jika hanya bertemu Kang Ju saat acara pernikahan saja. Mendapat desakan dari kedua temannya, terpaksa Doo Rim-Kyung menghubungi Kang Ju, dan meminta sang tunangan untuk datang mentraktir mereka semua.

Dengan gaya sangat manis Doo Rim-Kyung menelpon Kang Ju dan bertanya apakah Kang Ju bisa datang untuk mentraktir dia dan teman-temannya? Ru Mi tersenyum sinis begitu mendengar kalimat Doo Rim-Kyung yang menandakan bahwa Kang Ju sibuk sehingga tak bisa datang.

Ru Mi dengan cuek berkata kalau Kang Ju tidak akan datang jika hanya karena permintaan Doo Rim-Kyung. Bahkan jika itu Presiden yang meminta, Kang Ju tetap tidak akan bergerak. Doo Rim-Kyung hanya menatap kesal pada sindiran Ru Mi.





Choi Kang Ju, akhirnya memutuskan untuk datang dan mentraktir teman-teman Doo Rim-Kyung. Ru Mi melihat itu dan tentu sangat terkejut, sementara Doo Rim-Kyung senang sekali, karena Kang Ju memenuhi keinginannya.
Kang Ju tersenyum saat melihat wajah Doo Rim-Kyung yang awalnya cemberut menjadi tersenyum manis saat melihatnya datang.




Tentu saja Kang Ju mentraktir teman-teman Doo Rim-Kyung di sebuah tempat yang mewah dan mahal. Kang Ju menunjukkan perhatiannya pada Doo Rim-Kyung, membuat teman-teman Doo Rim-Kyung iri. Ru Mi bahkan jadi kesal melihatnya.

Kang Ju kemudian berkata jika mereka iri melihatnya bermesraan dengan Doo Rim-Kyung maka harusnya mereka segera menemukan jodoh mereka.
Ru Mi melontarkan kalimat dengan pedas dan bertanya lalu bagaimana jika seseorang mengambil jodohnya?

“Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menunggu sampai dia kembali padaku, atau lebih baik aku menemukan orang lain?”

“Menunggu seseorang yang telah meninggalkanmu, itu hanya akan buang-buang waktu. ” jawab Kang Ju. Kang Ju tahu maksud dari kalimat Ru Mi, tapi dia tak peduli.

“Tidak, bagaimanapun itu, aku akan tetap menunggu. Kau tak kan pernah tahu tentang hati seseorang.”





Doo Rim malas mendengar kalimat Ru Mi karena dia tahu Ru Mi sudah lama memendam hati dengan Kang Ju. Tanpa sadar saat dia akan mengambil gelasnya untuk minum. Tangannya menyenggol ponsel dan membuat ponselnya jatuh. Doo Rim pun terpaksa mengambil ponselnya tersebut. Saat itulah, mata Doo Rim melihat kaki Ru Mi yang sedang mengelus-elus kaki Kang Ju, membuat Kang Ju salah tingkah dibuatnya.

Doo Rim geram sekali, dan bergumam dalam hati. “Choi Kang Ju! dasar kau orang tak punya prinsip!”




Setelah selesai mengambil ponsel, Doo Rim-Kyung mengajak Kang Ju untuk pulang karena ini sudah malam. Ru Mi yang baru saja menikmati kegiatannya mengelus-elus kaki Kang Ju dari bawah meja, bertanya apa mereka membuat Doo Rim-Kyung bosan sehingga buru-buru pulang?

Dengan wajah penuh senyum, Doo Rim-Kyung menjawab bukankah Kang Ju dan Ru Mi besok pagi harus kerja. Ru Mi menatap Kang Ju, dan Kang Ju pun menyetujui ajakan Doo Rim-Kyung untuk pulang.




Setelah semua pergi, yang tersisa hanya Doo Rim dan Ru Mi. Ru Mi masih sibuk mencari salah satu high heelsnya. Dia meraba-raba dibawah meja namun tetap tak menemukan sepatunya itu.
Lalu Doo Rim-Kyung berdiri di dekat Ru Mi, sambil memegang sepatu Ru Mi yang jelas membuat Ru Mi kaget serta malu.

Doo Rim-Kyung pun langsung melempar sepatu Ru Mi ke kursi di samping Ru Mi sambil berkata

“Kau harus tahu, bahwa yang menggelinding sana-sini di lantai itu bukan sepatumu, Tapi harga dirimu!.”

Setelah itu Doo Rim-Kyung langsung pergi, meninggalkan Ru Mi yang sangat sakit hati atas penghinaan Doo Rim-Kyung. Bagaimana bisa harga dirinya disamakan dengan sepatu yang ada dibawah.?



"Sungguh memalukan." kata Ru Mi kesal bercampur malu karena telah tertangkap basah.

(Kereeennnn Doo Rim..)





Sesampainya di rumah, Doo Rim langsung menceritakan semua yang dia tahu tentang kecurigaannya atas hubungan Kang Ju dan Ru Mi. Jae Ran mendengar semua itu dan yakin ini pasti ada sangkut pautnya dengan rumor kutukan itu. Dia tahu ibu Kang Ju nantinya akan membuat Ru Mi lah menantu Taeyang setelah menjadikan putrinya sebagai tumbal.




Jang Yi Kyung membuka kulkas dan ternyata persediaan air minumnya habis, padahal dia haus sekali. Diapun memutuskan untuk keluar membeli air mineral, tentu saja dengan memakai penutup wajah.




Karena rasa penasaran Jang Yi Hyun pun ingin menyelidiki di daerah dimana supermarket yang struknya tersimpan di ruang kerja ibu tirinya itu Yi Hyun pergi bersama Doo Rim untuk berjalan-jalan sebagai alasan menutupi misinya, sampai di daerah itu Yi Hyun bersama Doo Rim sedang berbelanja ke sebuah supermarket. Disana Yi Hyun belum menyadari kehadiran Yi Kyung, tapi Yi Kyung tanpa sengaja melihat kearah Yi Hyun, sehingga dia tahu Yi Hyun ada di daerah ini, dan tentu untuk mencarinya.

Ketika mereka sudah selesai di supermarket mereka pun melanjutkan perjalanan dan Doo Rim meminta Yi Hyun untuk mencicipi roti yang mereka beli tadi. Doo Rim bahkan menyuapi Yi Hyun sehingga Yi Hyun membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Doo Rim.

Tiba-tiba penjual roti mendekati Doo Rim dan Yi Hyun sambil membawa barang belanjaan yang menurut si penjual adalah milik Doo Rim. Doo Rim menolak dan berkata bahwa itu bukanlah miliknya, sehingga si penjual roti pun bingung sambil bergumam kalau sepertinya wajah Doo Rim dan pembelinya tadi adalah sangat mirip.
Yi Hyun pun tahu itu adalah Yi Kyung.





Jang Yi Hyun melihat sekilas ada seseorang yang gerak geriknya aneh kemudian ia tahu bahwa itu adalah Yi Kyung lalu mengejar Yi Kyung yang berada di seberang jalan. Doo Rim pun mengikuti dibelakang Yi Hyun. Tapi dia kehilangan jejak Yi Hyun sehingga Doo Rim terus berjalan sambil tetap melihat kekanan dan kiri. Tepat saat itulah dia melihat Yi Kyung di seberang jalan.




Saat Doo Rim akan mengerjar Yi Kyung, sebuah mobil hampir akan menabraknya. Doo Rim kaget, sehingga tak mampu bergerak untuk menghindar. Untung saja tangan Yi Hyun langsung menarik tubuh Doo Rim sehingga Doo Rim terselamatkan dari tabrakan itu.

Yi Hyun terkejut sekali dengan kejadian yang hampir saja menimpa Doo Rim.

“Menemukan Yi Kyung memang sangat penting. Tapi bagiku kau juga penting.”

Doo Rim terpana mendengar yang Yi Hyun katakan. Apa maksud dari kalimat Yi Hyun itu, dia tak bisa menebaknya.






Jang Yi Kyung menelpon ibunya untuk mengabarkan kalau Yi Hyun hampir menemukannya. Jae Ran langsung memperingatkan Yi Kyung agar tak muncul lagi di pasar itu, dan jangan menelponnya jika bukan dia yang menelpon duluan.



Doo Rim menemui Jin Joo yang memberitahu padanya tentang Ru Mi dan Kang Ju saat ini sedang bersama-sama. Jin Joo bilang kalau akhir-akhir ini Ru Mi dan Kang Ju memang terlihat sering bersama. Dan sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk acara pembukaan.

Jin Joo bahkan membisikkan sesuatu tentang Kang Ju dan Ru Mi yang membuat Doo Rim semakin syok mendengarnya. Doo Rim langsung berteriak begitu mendengar Kang Ju dan Ru Mi ada di hotel.

“Mereka mengatakan akan istirahat di hotel, karena pulang ke rumah terlalu jauh. Tidak ada yang tahu kan apa yang terjadi di dalam kamar hotel? Jadi aku menelponmu, karena aku curiga.”

Saat Ru Mi dan Kang Ju keluar, Jin Joo langsung memberitahu Doo Rim. Kemudian Doo Rim bersembunyi di balik mobilnya untuk melihat Kang Ju dan Ru Mi yang akan masuk mobil. Kang Ju dan Ru Mi tidak semobil bersama. Mereka menaiki mobil mereka sendiri.




Doo Rim langsung membuntuti mobil Kang Ju dan Ru Mi.Tepat di persimpangan, Ru Mi berbelok. Doo Rim bergumam kalau Ru Mi mencoba membodohinya padahal dia tahu itu cuma trik saja. Saat lampu merah, mobil Kang Ju dan Doo rim berhenti, dan saat itu tanpa sengaja Kang Ju melihat wajah Doo Rim-Kyung, dia pun tersenyum karena tahu Doo Rim-Kyung mengikutinya.





Akhirnya sampailah mobil Kang Ju di sebuah Villa atau Mansion, dan Doo Rim mengira kalau Ru Mi dan Kang Ju bertemu di tempat ini. Dia pun memutuskan keluar mobil dan langsung membuntuti Kang Ju. Kang Ju sudah sampai di depan perapian dan dia bersantai disana, sementara Doo Rim mengintip dari luar jendela.

Doo Rim bergumam heran kenapa Kang Ju butuh perapian? Bukankah nanti suasana juga akan panas jika Ru Mi datang. Sambil menghembuskan nafasnya ke kaca jendela, sehingga kaca jadi berembun, Kemudian Doo Rim berkata

“Kamar akan penuh dengan kabut.”

Tiba-tiba Doo Rim kaget, dan ternyata di pikirannya dia sedang membayangkan sesuatu



Imajinasi Doo Rim

Di depan perapian, Ru Mi membuka jaketnya sementara Kang Ju duduk di sofa dan menatap kaget pada Ru Mi. Dengan tatapan menggoda Ru Mi memandang Kang Ju. Kang Ju malah takut dengan sikap Ru Mi yang tiba-tiba agresif, tapi Ru Mi ga peduli, dia mendekati Kang Ju, dan akan mencium bibir Kang Ju.
Kang Ju sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari lumatan bibir Ru Mi. Kaki dan tangannya pun smapai kaku karena ganasnya ciuman Ru Mi di bibirnya.







Imaginasi Doo Rim End

Doo Rim heran kenapa Ru Mi belum muncul juga, sampai kapan dia harus menunggu adegan panas itu terjadi.
Malam pun menjelang, dan cuaca diluar jelas semakin dingin. Doo Rim masih tetap menunggu, sambil menggosok-gosok telapak tangannya untuk menghangatkan diri.
Sambil menggigil Doo Rim bertanya kapan sebenarnya Ru Mi akan sampai ke sini?

Doo Rim mengira, apa jangan-jangan mereka sudah tahu kalau aku membuntuti mereka? Tapi kemudian Doo Rim menggeleng dan berkata kalau strateginya ini terjaga, jadi tidak mungkin Kang Ju atau Ru Mi tahu.



Tiba-tiba lampu luar menyala, membuat Doo Rim kaget, diapun mencoba mengintip kembali lewat jendela dan mendapati Kang Ju sudah tidak ada di depan perapian. Doo Rim kaget dan bergumam sendiri, apa Kang Ju sedang ke kamar mandi?

Tanpa disadari Doo Rim, seseorang mendekat dan menyentuh lengannya dengan moncong senapan. Jelas saja Doo Rim kaget. Ketika dia menoleh, dia semakin terkejut karena Kang Ju akhirnya mengetahui keberadaannya.
Doo Rim malu sekali.





Kang Ju menginterogasi Doo Rim-Kyung, dan tahu apa yang sebenarnya ada di pikiran Doo Rim-Kyung. Doo Rim-Kyung pun malu sehingga dia memilih untuk pulang. Saat Doo Rim-Kyung berdiri dan beranjak pergi, Kang Ju langsung menarik lengan Doo Rim-Kyung dan menghempaskan tubuh Doo Rim-Kyung ke kasur.

Setelah berhasil menidurkan Doo Rim-Kyung, Kang Ju mencekal kedua lengan Doo Rim-Kyung sambil berkata

“Bukankah ini yang kau bayangkan?”

Doo Rim-Kyung berteriak dan bilang agar Kang Ju jangan melakukan hal ini. Kang Ju tak peduli, dan bertanya apa kali ini Doo Rim-Kyung juga akan menyundul kepalanya, seperti waktu dulu? Kang Ju dengan senyum sinis melanjutkan kalimatnya kalau kali ini dia tidak akan membiarkan Doo Rim-Kyung melakukan hal itu?

Doo Rim-Kyung semakin panik, dan dengan cepat dia menggigit tangan Kang Ju. Setelah Kang Ju kesakitan dan melepaskan dirinya, Doo Rim-Kyung dengan emosi berkata

“Apa kau pikir karena kau memiliki kedudukan yang tinggi, kau bisa memperlakukan sesuatu sesukamu. Kau tahu, ini bukan hal yang kuinginkan. ”





Doo Rim akan melangkah pergi, tapi Kang Ju kemudian menyebut bahwa Doo Rim-Kyung sama saja dengan yang lain. Kalimat itu membuat Doo Rim-Kyung menghentikan langkahnya.
Kang Ju kemudian melanjutkan kalimatnya.

“Karena aku adalah pewaris Taeyang, kau jadi menginginkan posisi menantu Taeyang, bukan karena ingin jadi istriku.”

Doo Rim-Kyung menatap Kang Ju tajam, dia tak bisa berkata apapun, dan Kang Ju menyuruhnya segera pergi. Kang Ju juga menambahkan kalimatnya kalau pulang malam seperti ini maka jalanan akan sangat gelap, karena tidak ada lampu jalan di daerah ini.

“Berhati-hatilah saat mengemudi.” lanjut Kang Ju

Kang Ju kembali duduk di depan perapian, sementara Doo Rim hampir menangis karena sakit hati dengan yang Kang Ju katakan tadi.






Kang Ju walau dia sedang kesal dengan Doo Rim-Kyung, dia ternyata juga merasa khawatir karena Doo Rim-Kyung nekat pulang.
Dia sendiri bingung, apakah dia harus menyusul Doo Rim-Kyung? Tapi hatinya sendiri saja sedang sangat kesal dengan sikap Doo Rim-Kyung yang sok jual mahal padanya.



Mobil Doo Rim sudah melaju, dan satu-satunya lampu yang menyinari daerah itu adalah dari lampu mobilnya. Dia melaju pelan, dan berushaa melihat jalan di depannya. Tiba-tiba lampu mobil Doo Rim menyorot sesosok wanita yang membuatnya takut. 


Sosok wanita itu berambut panjang dengan gaun putih, mirip dengan hantu-hantu yang sering dilihatnya di TV. Doo Rim pun tanpa sengaja menginjak rem, dan saat matanya memandang ke depan, sosok menyeramkan itu sudah menghilang.





Doo Rim melihat papan jalan yang menunjuk arah Seoul ke kanan, berbekal penunjuk jalan itulah, Doo Rim melanjutkan kembali laju mobilnya.



Setelah Doo Rim pergi, setan wanita bergaun putih kembali muncul dan memegang penanda jalan. Dengan senyum jailnya, si setan langsung berjingkat-jingkat pergi sambil membawa penanda jalan dan menaruhnya di tempat semula.





Karena ulah jahil si setan wanita, Doo Rim Kyung bukannya kembali ke Seoul, melainkan kembali ke Villa milik Kang Ju. Doo Rim pun menatap tak percaya karena ternyata dia kembali lagi ke tempat ini. Lalu apa yang harus dia perbuat?
Haruskah dia kembali masuk karena hari sudah malam? Atau dia tetap pergi dan menemukan jalan kembali ke Seoul?




Bersambung ke part 2

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya