Tuesday, April 29, 2014

Sinopsis 'Bride Of The Century' Episode 14 Part 1



Pelukan yang tiba-tiba itu tentu saja membuat nenek Doo Rim marah, sementara Jin Joo tersenyum senang, sedang Yi Hyun terlihat tak cemburu dan merelakan Doo Rim dengan Kang Ju, karena itulah kebahagian Doo Rim.

Kang Ju menatap pada Nenek dan berkata kalau dia tahu Halmeoni ga terlalu suka padanya.

“Sekalipun begitu, aku tak bisa menahan perasaanku. Jika tanpa cucumu, Na Doo Rim, maka aku tidak bisa hidup.”





Halmeoni menatap kembali sepatu merah itu, tiba-tiba Doo Rim masuk membuat Halmeoni langsung membungkus kembali sepatu merah tersebut, dan memasukkannya ke dalam laci. Doo Rim sama sekali tak menyadari keanehan sikap Halmeoninya. Dia pun duduk didekat neneknya itu.

Halmeoni kemudian memegang tangan Doo Rim, dan berkata kalau dia sudah mendengar semua cerita tentang Kang Ju dan Doo Rim. Doo Rim meminta maaf karena tak menceritakan semua lebih awal pada Halmeoni. Halmeoni tak mempermasalahkan itu, dia hanya berkata kalau dia ga setuju Doo Rim dengan Putra Keluarga Taeyang tersebut.

“Orang-orang itu dengan kita bagaikan minya dengan air. Tidak akan pernah bisa bersatu. Jika kau bersama dengan orang-orang seperti itu, maka kau akan menderita.”

Nenek pun mulai menyalahkan dirinya, jika bukan karena untuk membiayai operasinya, maka Doo Rim ga perlu terlibat sejauh ini. Dia menyesal sekali. Semua ini dosanya. Doo Rim yang mendengar itu jadi sedih dan berkata, kenapa Halmeoninya malah bicara seperti ini? Memangnya kesalahan apa yang Halmeoninya perbuat?
Nenek tak bisa menjawab dan hanya menatap Doo Rim dengan mata berkaca-kaca, dan dia memeluk Doo Rim erat. Doo Rim pun membalas pelukan Halmeoninya itu. Dia tak tahu kenapa Halmeoninya begitu gundah.










Presdir Choi mendatangi restoran Doo Rim, dimana Doo Rim sedang sibuk melayani pelanggan. Doo Rim terkejut, melihat Aboenim datang. Dia pun menyiapkan makanan untuk Aboenim, dan Aboenim langsung mencicipinya.
Aboenim memuji masakan Doo Rim yang sangat enak, dia terlihat biasa saja. Sementara Doo Rim memandang Aboenim dengan perasaan bersalah.

Doo Rim meminta maaf karena dia telah mengecewakan Aboenim, padahal Aboenim adalah orang yang paling menyayangi dan mempercayainya.
Presdir Choi tahu hati Doo Rim yang tulus sehingga dia berkata jika sampai akhir Doo Rim tetap tak muncul dihadapannya, maka mungkin dia ga akan pernah bisa memaafkan Doo Rim. Selama dia bisa melihat Doo Rim kembali, dia sudah merasa sangat senang. Presdir Choi tersenyum, dan Doo Rim merasa terharu mendengarnya. Bahkan Presdir Choi menyuruh Doo Rim, jika mengalami kesusahan, harus cerita padanya. Doo Rim pun mengangguk. Dia bahagia sekali.





Jang Yi Kyung memperdengarkan rekaman Ny. Seo pada Yi Hyun, dan Yi Hyun terkejut mengetahui kalau karena inilah, Yi Kyung berani mengancam keluarga Taeyang. Yi Hyun tetap tak setuju dengan apa yang dilakukan Yi Kyung dan ibunya, dia berkata kalau dia berharap agar hidup Yi Kyung bahagia lebih dari siapapun.

“Jika kebahagiaan itu bisa dipindahkan, maka akan aku pindahkan semua kebahagiaan yang aku miliki untukmu.”

Yi Kyung sama sekali tak tersentuh, dia kemudian mendekati Yi Kyung, dan mencoba membujuk adiknya agar tak terus mendendam pada Kang Ju ataupun keluarga Kang Ju. Yi Hyun memberitahu adiknya, jika sampai orang lain menderita, maka Yi Kyung pun ga akan pernah merasakan kebahagiaan itu.
Yi Kyung marah, dia kesal, karena kalimat Yi Hyun sama saja seolah menyalahkannya. Dia tahu dia adalah orang yang buruk, iri hati, dan juga serakah. Terserah apapun itu. Dia ga peduli. Yang dia inginkan adalah Kang Ju serta Doo Rim menderita, dengan begitu dia baru merasa bahagia.







Pagi ini, Yi Hyun datang ke restoran Doo Rim, dan mengembalikan kontrak kepemilikan restoran pada Doo Rim. Doo Rim jelas heran, karena bukannya dia sudah mengembalikan surat kepemilikan restoran ini pada Ny. Ma.
Yi Hyun menjelaskan kalau Kang Ju yang sudah membeli restoran ini, itu dilakukan Kang Ju agar Doo Rim ga bisa kemana-mana.
Yi Hyun juga memberitahu kalau Doo Rim ga usah merasa tak enak.

“Choi Kang Ju..dia telah mempertaruhkan semua yang dia miliki hanya untuk bisa mendapatkanmu kembali. Di tangan ibuku, ada rahasia keluarga Kang Ju. Sekalipun Kang Ju sudah tahu, tapi dia tetap memilihmu.”





Na Doo Rim, begitu mendengar semuanya dari Yi Hyun langsung berlari ke kantor Kang Ju, dan berniat menemui pangeran hatinya itu.

Sementara di kantor, Kang Ju sibuk sekali bekerja. Dia bahkan ga tahu siapa yang datang, dan mengira itu Ru Mi yang ingin memberikan dokumen yang perlu ditinjaunya. Lalu Kang Ju mendongakkan kepala, dan terkejut melihat Doo Rim lah yang datang menemuinya.

Kang Ju bertanya ada apa? Kenapa Doo Rim datang pag-pagi ke kantornya? Apa ada masalah di toko? Doo Rim tak menjawab apa-apa dan langsung memeluk Kang Ju. Kang Ju semakin heran dibuatnya.







Kang Ju berkata kenapa Doo Rim seperti ini? Ini kan kantornya yang suci? (LOL)
Doo Rim yang masih memeluk Kang Ju berkata kenapa Kang Ju ga menceritakan yang sebenarnya pada dia? Dia sudah dengar semuanya dari Yi Hyun. Kenapa Kang Ju melakukannya, bisa saja Kang Ju kehilangan semua.

Kang Ju tersenyum dalam pelukan Doo Rim, dia kemudian menjawab

“Bukankah aku sudah berhasil mendapatkanmu, Na Doo Rim? Kau adalah segalanya bagiku. Aku tak butuh yang lain, selama aku bisa memilikimu.”

Doo Rim melepas pelukannya, dan bertanya heran pada Kang Ju, bagaimana Kang Ju bisa menganggap ini bukan hal yang merugikan? Jelas-jelas jika orang lain tahu maka orang-orang akan berkata Kang Ju lah yang rugi. Kang Ju berdiri, dan memegang kedua pipi Doo Rim, sambil tersenyum. Dia kemudian berkata, bukankah Doo Rim pernah bilang jika dia memiliki otak yang cerdas?
Doo Rim juga bilang, bahwa dia akan bisa membuat Taeyang Grup lebih baik, jauh dibandingkan ayah atau kakeknya. Jadi Doo Rim ga perlu khawatir.







Doo Rim pun menjawab baiklah, dia tak akan khawatir. Tapi jika nanti Choi Kang Ju jatuh bangkrut, maka dia yang akan menghidupi Kang Ju. Dia berjanji akan mengelola toko itu dengan baik. Kang Ju pun tersenyum dan menjawab dengan bercanda, kalau toko itu ga gratis, ada bunga yang harus Doo Rim bayar. Doo Rim gantian tersenyum, dan menatap Kang Ju lama, setelah itu dia mengecup lembut bibir Kang Ju. Hanya sekilas, namun mampu menggetarkan perasaan keduanya.
Kang Ju tersenyum dan memeluk Doo Rim. Ternyata benar, hanya Doo Rim lah yang dia butuhkan untuk ada di sisinya.





Jae Ran menemui Myung Hee, dan berkata kalau ternyata Myung Hee sudah menghentikan bantuan untuk perusahaannya, dan juga telah memblokir semua jaringan bisnis. Jae Ran berkata apa dengan semua itu, Myung Hee mengharapkannya berhenti menyebarkan semua fakta yang ada di tangannya? Myung Hee kini, sama sekali tak takut. Dia malah menyuruh Jae Ran jangan berhenti. Jangan pernah berhenti. Lalukan semua yang Jae Ran mau, karena dia juga akan berusaha semampunya.

Jae Ran berkata sekalipun dia akan jatuh ke jurang, toh dia tak jatuh sendiri. Myung Hee tak terpengaruh sama sekali, dia berkata andai saja dulu dia punya keberanian selangkah saja untuk menghadapi Jae Ran, maka semua tak akan seperti ini.
Myung Hee memutuskan akan pergi, tapi Jae Ran langsung berdiri dan berkata

“Tak peduli seberapa elegannya kau bersikap, toh kau tetap putri seorang pembunuh. Bagaimana perasaanmu, mengetahui kau putri seorang pembunuh? Aku benar-benar penasaran”

Myung Hee menatap tajam pada Jae Ran, dan kemudian berdiri. Kini mereka saling berhadapan dengan mata saling menatap tajam. Myung Hee lalu menjawab

“Jika kau benar penasaran, coba tanyakan pada putrimu. Putrimu pasti tidak berbeda denganku perasaannya. Putrimu memiliki ibu yang rela melakukan hal keji, pada saat topengmu yang keji dan menjijikkan itu dicopot, kata-kata yang kau lontarkan padaku sekarang, akan berbalik menjadi sebuah pisau yang menyerang balik jantung putrimu.”





Choi Kang Ju, melangkah gagah menemui para reporter, dialah yang mengundang para juru warta untuk merekam dan meliput apa yang akan dia katakan hari ini. Tentu saja pencari berita tak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Tanpa takut Kang Ju berkata pada semua wartawan

“Hari ini alasan aku berdiri di hadapan kalian semua, adalah untuk mengungkap sebuah sejarah kelam dalam keluargaku.”



Flashback

Kang Ju memberitahu ibunya bahwa yang terbaik adalah dengan mengakui semua pada public. Hanya dengan cara itulah mereka bisa memulai kembali hidup baru dengan tenang.
Myung Hee tak menolak, dia tahu itu keputusan tepat. Kang Ju berkata untuk urusan ayah, biar dia saja yang memberitahu. Myung Hee tak mau, dia menjawab biar dia yang memberitahu suaminya.





Saat itu juga Myung Hee menemui suaminya dan mengakui semua, kalau kematian Sun Hwa, adalah perbuatan ibunya. Presdri Choi bertanya bagaimana Myung Hee bisa tahu tentang itu? Apa Eomonim yang menceritakannya pada Myung Hee? Myung Hee terkejut, dia gantian bertanya bagaimana bisa suaminya sudah tahu? Myung Hee bertambah heran, karena walaupun suaminya sudah tahu kenapa suaminya masih tak berkata apa-apa padanya? Kenapa hanya diam?





Flashback End

Kini, Kang Ju memulai cerita kelam itu dan membagikannya pada wartawan

“30 tahun lalu, nenekku melakukan sebuah dosa besar yaitu merenggut nyawa seseorang yang sangat berharga.”



Di RS, Myung Hee menemani ibunya. Dia menggenggam tangan ibunya dan menatap penuh kasih pada sang ibu. Ny. Seo juga menatap anaknya dengan perasaan sayang. Dalam hati Ny. Seo mengucap terima kasih pada Myung Hee.

“Kau membuatku meninggalkan dunia ini dengan perasaan seringan bulu. Terima kasih Myung Hee.”

Myung Hee tersenyum seolah mendengar bisikan hati ibunya. Dia pun menjawab dalam hati

“Ibu…jika di kehidupan yang akan datang kita bertemu kembali, jadilah putriku. Supaya aku bisa membayar sedikit demi sedikit hutangku padamu.”

Lalu Ny. Seo pun memejamkan matanya. Tanda bahwa kehidupannya di dunia ini sudah usai. Myung Hee tentu menangis, namun dia sudah mempersiapkan dirinya. Dia tak histeris, karena dia tahu ibunya akan tenang di alam sana. Dia berharap ibunya bahagia.







Kembali ke Kang Ju, dimana Kang Ju berkata kalau keluarganya siap menerima caci maki, ataupun kritik dari masyarakat.

“Kami juga tidak akan melarikan diri dari tanggung jawab moral, ataupun hukum.”

**

Jae Ran dan Yi Kyung melihat sekilas info tentang pengakuan Kang Ju yang jelas menghebohkan masyarakat umum. Yi Kyung jelas terkejut, karena itu sama saja, rekaman yang dia miliki tak berarti lagi. Dia pun bertanya pada ibunya, apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa mereka hanya akan tinggal diam saja?
Yi Hyun yang memang ada diantara mereka, menyuruh Yi Kyung menghentikan semua cara untuk membalas dendam.

Jae Ran kesal mendengar kalimat Yi Hyun, dia berkata kalau ternyata Yi Hyun memang tak berguna. Percuma saja mereka memiliki hubungan darah walaupun hanya setengah saja.

“Apa kau hanya akan diam jika lehermu dicekik?”

Yi Hyun tak sabar menghadapi keras kepala ibunya, dia berkata kalau yang mencekik leher mereka saat ini bukan keluarga Kang Ju, tapi itu karena ulah ibu sendiri.









Tiba-tiba ada yang datang kerumah Jae Ran. Dan ternyata itu adalah polisi. Polisi menangkap Jae Ran atas tuduhan penculikan dan penganiayaan Na Doo Rim.
Jae Ran tak bisa mengelak, sementara Yi Kyung histeris melihat ibunya dibawa ke penjara.
Yi Kyung tak tahan dan langsung pingsan.





Jang Yi Hyun terpaksa meminta pertolongan Doo Rim untuk memberi kesaksian pada polisi, kalau Jae Ran sama sekali tak melakukan penganiayaan adanya. Yi Hyun menunggu di luar kantor polisi, dan hanya menatap saat Doo Rim mendekat.
Yi Hyun hanya bisa mengucapkan terima kasih pada Doo Rim.

Doo Rim menjawab kalau dia tahu bahwa yang menderita adalah Yi Hyun. Pada awalnya dia juga ingin menghukum semua karena sudah membuat Yi Hyun celaka, tapi ketika dia berfikir ulang bahwa Yi Hyun lah yang akan semakin menderita dia membatalkan niatnya itu.



Jang Yi Kyung setelah menjenguk ibunya di penjara, pergi menemui Myung Hee di rumah Myung Hee. Kini, setelah berhadapan, Yi Kyung mengembalikan saham dept.store yang diberikan Myung Hee padanya. Dia mengembalikan semua, namun dia meminta agar ibunya dibebaskan.

Myung Hee bertanya apa menurut Yi Kyung hanya dengan mengembalikan ini semua, maka sudah cukup membayar apa yang Yi Kyung dan ibu Yi Kyung lakukan? Myung Hee kemudian menceritakan pertemuannya dengan Jae Ran, dan kalimat Jae Ran yang menanyakan bagaimana perasaannya menjadi putri seorang pembunuh? Sekarang dia ingin mengembalikan pertanyaan itu pada Yi Kyung, bagaimana perasaan Yi Kyung memiliki ibu yang keji seperti Ma Jae Ran?

Yi Kyung menjawab kalau perasaannya tentu Myung Hee tahu seperti apa. Myung Hee berkata kalau saat dia mendengar pertanyaan itu, perasaannya sangat marah, dan putus asa. Tapi, dia tetap tak bisa menyalahkan ibunya, karena demi dia ibunya rela melakukan dosa.

Tiba-tiba Yi Kyung berdiri, dan berlutut di hadapan Myung Hee. Hal yang ga akan pernah dia lakukan, karena egonya sangat tinggi. Tapi demi ibunya, dia rela merendahkan dirinya seperti ini.







Myung Hee malam ini menemui suaminya, dan mengembalikan buku harian Sun Hwa. Presdir Choi bertanya apa ini? Myung Hee menjawab kalau ini buku harian Sun Hwa, dulu dititipkan oleh ibu mertua padanya sebelum meninggal. bersamaan dengan wasiat ibu mertua untuk menjaga Villa di belakang rumah.

Setelah memberikan buku harian itu, Myung Hee menyodorkan secarik kertas pada suaminya. Kertas itu ternyata berisi surat permohonan cerai. Presdir Choi tentu terkejut melihat surat itu. Myung Hee tahu suaminya heran, dia kemudian menjelaskan kalau sekarang dia ingin melepaskan semua. Dia hanya merasa kalau sebagai istri dan ibu dia tak layak sama sekali.







Malam ini, Doo Rim, nenek dan Jin Joo berniat ke sauna. Ternyata Kang Ju sudah menunggu di luar. Begitu melihat nenek, Kang Ju langsung menyapa dan memberi salam hormat pada nenek Doo Rim. Doo Rim betanya kenapa Kang Ju datang malam-malam begini? Kang Ju dengan cuek menjawab kalau dia khawatir Doo Rim kangen padanya, makanya dia meluangkan waktu kesini. (Padahal dia yang kangen. Hahaha)

Jin Joo mengajak Kang Ju ke sauna, dan Kang Ju sedikit terkejut begitu mengetahui Doo Rim, dan lainnya akan ke sauna. Nenek berkata yakin, kalau Kang Ju ga mungkin mau ikut mereka ke sauna. Jadi lebih baik mereka segera pergi sekarang. Kang Ju langsung menjawab uya dengan cepat. Dia mau ikut.







Sesampainya di sauna, Doo Rim memasangkan handuk yang sudah dibentuk cepol di kedua sisinya ke kepala Kang Ju. Kang Ju memasang tampah heran yang membuatnya sangat lucu. Doo Rim berkata kalau Kang Ju terlihat sangat menggemaskan.
Doo Rim tahu kalau ini adalah pertama kalinya Kang Ju mengunjungi sauna, dia pun bilang bahwa hidup Kang Ju berarti memang sangat membosankan.
Apa gunanya punya banyak uang kalau ternyata ga bisa menikmati kesenangan dalam hidup. Seperti contohnya bermalam di sauna.





Nenek dan Jin Joo datang membawakan telur rebus dan juga minuman dingin untuk mereka semua. Hanya Kang Ju yang tak mencicipi minumannya. Doo Rim dan yang lainnya begitu menikmati kesegaran minuman itu, sementara Kang Ju hanya terdiam saja. Melihat Kang Ju tak menyentuh minumannya, membuat Doo Rim menyodorkan minuman itu agar Kang Ju segera mencicipinya. Kang Ju menolak, dan berkata kalau dia ga suka yang manis-manis.

Tapi karena dipaksa, akhirnya Kang Ju pun mau. semua menanti reaksi Kang Ju, dan Kang Ju yang tahu ternyata minuman ini enak, merasa sedikit malu untuk mengakuinya. Dia pun dengan kikuk berkata kalau minuman ini enak juga.







Doo Rim kemudian mengambil telur rebusnya, dan tiba-tiba mendapat ide kalau sangat bagus memecah telur ini di kepala Kang Ju. Dia pun tanpa permisi, dengan keras memecah telur itu di kepala Kang Ju, sehingga Kang Ju memegang kepalanya yang sakit. Jin Joo dan lainnya terkekeh geli. Kang Ju tak menyiakan kesempatan untuk membalas, dia juga mengambil telur dan langsung dengan gerakan cepat memecah telur tersebut di kepala Doo Rim. Kini, gantian Doo Rim yang mengaduh sambil memegang kepalanya. Sementara Kang Ju tersenyum puas karena berhasil membalas Doo Rim.







Semua terlelap sehabis makan dan minum di sauna. Hanya Kang Ju yang terjaga. Dia menatap Doo Rim yang terpejam, dan tersenyum simpul. Lalu Kang Ju menoleh ke sampingnya, dan dia melihat seorang bocah yang asik bermain game, dan Kang Ju merasa suara game itu bisa mengganggu Doo Rim serta nenek. Kang Ju pun menyuruh si anak segera pergi, dan bermain di tempat lain. Tapi ternyata si anak ga mau.

Dia mendengus kesal pada Kang Ju, dan Kang Ju membalas dengan hal yang sama. Tapi kemudian Kang Ju punya ide, dia memberi uang pada anak kecil itu dengan alasan agar anak kecil itu beli jajan. Melihat uang, tentu saja anak kecil tersebut tak menolak.









Gangguan datang lagi, setelah si anak kecil pergi, datang seorang laki-laki yang berniat tidur di daerah tempat Kang Ju, Kang Ju pun langsung merebahkan tubuhnya dengan posisi sedikit nungging, dan berkata kalau ini adalah tempatnya. (LOL)
Laki-laki itupun langsung pergi.



Melihat Doo Rim tertidur pulas, Kang Ju pun punya ide untuk memfoto wajah Doo Rim. Diapun mengarahkan ponselnya kearah Doo Rim,tapi ternyata Doo Rim terbangun, dia tersadar dan menatap kesal kearah Kang Ju. Sementara Kang Ju kaget mengetahui Doo Rim yang bangun.





Merekapun berakhir dengan rebutan ponsel. Tapi karena Kang Ju lebih kuat, membuat Doo Rim tanpa sengaja terjatuh dan kini berada di pangkuan Kang Ju. Kepala Doo Rim ada di paha Kang Ju. Doo Rim mengaduh kesakitan. Nenek terbangun dan melihat itu, dari belakang terlihat posisi Doo Rim yang sangat dekat dan intim di paha Kang ju.











Kang Ju yang tahu nenek bangun, langsung menyingkirkan Doo Rim ke samping dan berkata kalau nenek jangan salah paham. Doo Rim juga kaget mengetahui neneknya bangun. Tapi, anehnya nenek malah tersenyum dan melanjutkan tidurnya, membuat Doo Rim dan Kang Ju merasa heran.





Akhirnya Doo Rim berhasil mendapatkan ponsel Kang Ju, dia kemudian melihat-lihat gallery foto Kang Ju, dan ternyata kebanyakan foto Kang Ju bersama wanita. Doo Rim jelas kesal dan cemburu. Dia bertanya kenapa Kang Ju fotonya dengan cewek semua? Kang Ju menjawab kalau itu semua adalah adik kelasnya dulu, dan bukan dia yang meminta foto bersama cewek-cewek itu, tapi cewek-cewek tersebut yang datang padanya dan minta foto.

Sampai pada akhir foto, Doo Rim sama sekali ga menemukan foto dirinya. Dia bertanya kesal, kenapa Kang Ju malah ga punya fotonya?
Doo Rim pun merengut kesal. Kang Ju menjawab karena itu lah tadi dia mau memotret Doo rim, eh Doo Rim keburu bangun.
Doo Rim tentu bertambah kesal, dia berkata yang lain saja difoto saat berdandan cantik, kenapa dia di foto saat tidur seperti tadi?
Kang Ju pun menarik tubuh Doo Rim, dan mengajak Doo Rim foto bersama, Doo Rim menutup wajahnya tanda dia tak mau berfoto dengan Kang Ju.







Kang Ju memaksa Doo Rim untuk melihat ke kamera. Akhirnya Doo Rim pun mau berfoto dengan Kang Ju. Walau dengan rambut acak-acakan dan wajah yang cemberut. Saat foto itu jadi, Kang Ju bergumam kalau Doo Rim sangat jelek.

“Mirip itik buruk rupa.”

Doo Rim semakin kesal.





Lee Ru Mi datang ke rumah Yi Kyung atas permintaan Doo Rim. Disana Yi Kyung bersikap sinis pada Ru Mi. Dia bertanya apa Ru Mi ingin melihat kondisinya dan kecewa karena dia masih baik-baik saja? Ru Mi menjawab kalau kedatangannya bukanlah karena dia ingin meluhat Yi Kyung, tapi ini karena permintaan Doo Rim.

Ru Mi juga memberi bungkusan yang dititipi Doo Rim untuk Yi Kyung. Bungkusan itu berisi makanan yang Doo Rim masak sendiri, dan Doo Rim berpesan agar Yi Kyung makan dengan baik. Yi Kyung merasa ini adalah penghinaan. Apa dia seorang pengemis yang butuh belas kasihan?

“Apa aku adalah konvoi yang patiut dikasihani? Kalian ingin mengejekku?”

Ru Mi tak menyangka tanggapan Yi Kyung akan seperti ini? Dia berkata kalau sikap Jang Yi Kyung memang harus seperti ini. Jika Yi Kyung hanya diam saja, marah-marah seperti ini lebih baik. Yi Kyung menjawab kalau lebih baik Ru Mi tak datang lagi mencarinya. Toh, dia dan Ru Mi bukanlah teman.

“Melihatmu masih memiliki tenaga untuk marah-marah, berarti kau masih kuat menghadapi semua ini. Jadi, aku ga perlu mengkhawatirkanmu.”

Setelah Ru Mi berlalu, Yi Kyung berteriak sekencang-kencangnya sambil membuang bungkusan yang dibawa Ru Mi tadi. Dia tak terima, sangat tak terima.






No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya