Tuesday, April 15, 2014

Sinopsis Cunning Single Lady Episode 14 Part 1


 Ae Ra bertemu dengan Yeo Jin di Root Top saat matahari akan terbenam.

Ae Ra tak menyangka kalau Yeo Jin yang menyuruh Sek. Kim untuk mengambil tas yang asli.  Yeo Jin mencoba menjelaskan, tapi Ae Ra benar-benar tak percaya. Dia menanyakan alasan Yeo Jin melakukan itu semua padanya.

Yeo Jin kesal, karena menurutnya Ae Ra tidak mengerti saat orang sedang berbicara padanya. Yeo Jin tahu kalau Ae Ra tidak menyukainya. Ae Ra makin kesal karena Yeo Jin menghancurkan semua hasil kerja kerasnya.

Dengan tegas, dia mengatakan kalau Yeo Jin yang sudah menghancurkan semua hasil kerja keras ia dan tim. Yeo Jin berteriak kalau sebenarnya yang membuat hancur adalah Ae Ra. Dia berkata kalau Ae Ra lah yang merusak CEO perusahaan.

Yeo Jin mengingatkan perkataan dulu pada Ae Ra. Dia meminta untuk Ae Ra menolongnya. Dengan tegas dia mengataka kalau hanya dialah yang bisa menolong dan mewujudkan mimpi CEO Cha.  Dia juga sudah mengatakan kalau ia menyukai CEO Cha.

Dia rasa kalau Ae Ra sudah merubah pikirannya dari rasa bersalah Jung Woo pada mantan istrinya. Ae Ra mencoba untuk menghentika apa yang diucapkan Yeo Jin. Dia tidak peduli dengan rasa bersalah atau penyesalan, menurutnya itu adalah masalah mereka berdua. Dan seharusnya Yeo Jin tidak ikut campur dengan masalah mereka berdua.

Yeo Jin tak suka dengan kata “masalah mereka berdua”. Yeo Jin menyinyir kalau Ae Ra berbicara seperti sudah kembali menikah dengan Jung Woo.  Ae Ra hanya terdiam. Yeo Jin tak percaya kalau Ae Ra bisa berpikiran seperti itu saat ini.


Ae Ra membenarkan kalau ia memiliki pikiran seperti itu. Menurutnya tidak ada alasan kalau ia tidak bisa seperti itu. Menurutnya apakah ada rasa bersalah atau tidak, dia tidak peduli. Saat Jung Woo mengutarakan perasaan sukanya, maka saat itulah hatinya menjadi terguncang.
Yeo Jin terkejut dengan pengakuan Ae Ra. Lalu Ae Ra menanyakan apakan alasanya kalau ia tidak bisa kembali seperti dulu. Dia menjelaskan kalau ia pernah melakukan sekali, maka untuk kedepannya ia yakin kalau akan lebih baik lagi. 

Ae Ra merasa kalau hatinya berdebar-debar tapi dia rasa kalau ia akan baik-baik saja. Dia menjelaskan kalau dalam satu hari dia merasakan perasaan khawatir pada Jung Woo puluhan kali. Dan saat ini sebenarnya yang aku takutkan selama ini, tapi ternyata kami sudah berubah.

Melihat keadaan dirinya dan Jung Woo, dia berusaha untuk lebih hati-hati lagi. Yeo Jin sadar kalau tidak alasan mereka harus bersama. Menurutnya konyol untuk dikatakan, kalau Ae Ra ingin melakukan hubungan untuk yang kedua kalinya.

Ae Ra tersenyum sinis. Dia sekarang, benar-benar melihat kalau sebenarnya yang orang yang paling membuat hancur adalah Direktur Guk. Dia ingat kalau Yeo Jin mengatakan kalau Ae Ra mendekati Jung Woo akan menambah rasa bersalah Jung Woo padanya.

Dengan alasan membantu Jung Woo yang sedang kesulitan. Dia rasa kalau Yeo Jin yang menambah rasa bersalah Jung Woo pada Yeo Jin karena hutang budi. Yeo Jin diam, matanya mulai berkaca-kaca. Ae Ra menanyakan apa yang Yeo Jin takuti sekarang.


Menurutnya rencana ia dan Jung Woo sudah berjalan lancar. Tak tahan dengan perkataan Ae Ra, Yeo Jin mencoba menampar Ae Ra. Tapi Ae Ra yang tangguh bisa menahannya, mereka saling mendorong satu sama lain.

Tiba-tiba Yeo Jin merasakan sakit pada kakinya. Dia sekarang bukan mendorong, tapi berpegang erat pada Ae Ra supaya tidak jatuh. Ae Ra kaget, karena tangan Yeo Jin berpegang erat padanya. Jung Woo mencari Ae Ra di root top

Saat itu Yeo Jin tidak bisa menahan rasa sakit di kakinya, dia jatuh dan kepalany pusing sekali. Dia langsung pingsan. Datanglah Jung Woo melihat itu Yeo Jin yang jatuh pingsan. Dia terlihat panik, dia mencoba membangunkanYeo Jin dan bertanya apakah ia baik-baik saja.



Dia melihat Ae Ra, dia bertanya apa yang terjadi sebenarnya.  Ae Ra tak menyangka kalau Yeo Jin bisa langsung jatuh pingsan karena mereka saling mendorong. Dia mencobe menjelaskan dengan terbata-bata, tapi hanya bisa keluar kata aku... aku....

Jung Woo mencoba membangunkan Yeo Jin. Akhirnya dia mengendong Yeo Jin keluar dari root top. Ae Ra yang melihat itu tak percaya kalau Jung Woo lebih peduli dengan Yeo Jin. Jung Woo tak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia berjalan ke pintu, membawa Yeo Jin ke rumah sakit.

Hati Ae Ra sangat sakit saat melihat Jung Woo mengendong dan membawa Yeo Jin. Dia mencoba memanggil Jung Woo, tapi Jung Woo tak berhenti. Jung Woo terus berjalan saja. Saat itu dia merasa kalau Jung Woo tidak bisa balik lagi dengannya.




Dirumah sakit.

Jung Woo menemani Yeo Jin yang masih terbaring tak sadarkan diri. Dia ingat dengan penjelasan dokter Kim padanya.  Dokter Kim mengatakan kalau ia sudah memberitahu Yeo Jin supaya tidak melewatkan pemeriksaan rutin tiap bulan.

Saat itu Dokter Kim mendapat alasan dari Yeo Jin, kalau ia sangat sibuk jadi tidak bisa melakukan pemeriksaan. Tapi karena stress yang berlebihan maka terjadi ketegangan pada kaki robotnya, akhirnya peradangan semakin parah.

Dokter Kim menyarankan supaya Yeo Jin istirahat total dan harus tetap tenang. Jung Woo melihat wajah Yeo Jin. Dia tak percaya kalau Yeo Jin memiliki kaki robot dibagian kanannya. Selama ini dia tidak melihat keanehan pada kaki kanan Yeo Jin.

Jung Woo makin pusing, apa yang harus ia lakukan sekarang. Dia merasa bersalah dengan Yeo Jin.



Jung Woo keluar dari kamar Yeo Jin. Dia melihat Seung Hyun sudah ada ruang tunggu. Seung Hyun bertanya bagaimana keadaa kakaknya. Jung Woo duduk disamping Seung Hyun, dia mengatakan kalau kakaknya sudah tertidur didalam.

Dia tak percaya kalau Seung Hyun bisa menyembunyikan masalah seperti ini darinya. Dia sekarang binggung dengan apa yang harus ia lakukan ketika dia merasa sangat menyesal dengan kejadian ini. Seung Hyun menyindir, mengapa Jung Woo bisa menyesal.

Jung Woo mencoba supaya Seung Hyun berbicara tidak sopan padanya. Seung Hyun menjelaskan kalau kakaknya lah yang meminta untuk merahasiakan ini dari Jung Woo. Kakaknya tidak ingin dikasihani karena kakinya. Jung Woo menghela nafas.

Seung Hyun bercerita kalau kakaknya tetap berada disamping Jung Woo, memberikan segalanya dan melindunginya, kakaknya  berpikir ada kemungkinan kalau ia akan dicintai.  Seung Hyun melihat dirinya, ayah dan kakaknya memiliki cerita cinta yang serupa.



Jung Woo mendengarkan cerita Seung Hyun dengan sedikit lemas. Seung Hyun menceritakan kalau ibu meninggalkan ayahnya, Jung Woo mengabaikan kakaknya. Lalu dia bertanya apa yang terjadi pada dirinya. Jung Woo sudah mengatakan beberapa kali pada Seung Hyun.

Kalau ia dan Ae Ra akan memulai hubungan kembali. Seung Hyun masih tak terima, dia berdiri dari duduknya. Dengan tegas dia mengatakan kalau dia tidak peduli Jung Woo dan Ae Ra akan memulai hubungan lagi atau tidak.

Jung Woo bertanya apakah Seung Hyun harus melakukan ini padanya. Seung Hyun tahu kalau Jung Woo akan melindungi dirinya dan Ae Ra. Menurutnya tak ada alasan Jung Woo harus melindungi, karena dia sudang membuang Jung Woo.



Jung Woo melihat Seung Hyun, lalu dia bangun dari duduknya. Seung Hyun berkata kalau Jung Woo ingin melindungi Ae Ra, Jung Woo seharusnya memberikan semuanya pada Ae Ra. Menurutnya dia akan melakukan apapun untuk Ae Ra, maka ia akan mempertahankan Ae Ra disisinya.

Seung Hyun meninggalkan Jung Woo sendirian. Jung Woo duduk lemas di ruang tunggu. Keadaanya makin kacau. Dia merasa seperti buah simalakama. Dia merasa serba salah. Dia makin pusing apa yang harus ia lakukan dengan masalah cinta dan bisnisnya.



Ae Ra pulang ke rumah Min Young, dia memanggil Min Young. Tapi tidak ada sahutan dari Min Young. Lalu dia mendengar tangisan seseorang. Dia mencari Min Young. Ternyata Min Young ada didalam kamar mandi.

Min Young menangis didalam kamar mandi. Dia menangis sambil memegang testpack. Ae Ra bertanya mengapa Min Young menangis di kamar mandi. Min Young nangis tersedu-sedu, dia binggung apa yang harus ia lakukan sekarang.



Ae Ra bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Min Young bercerita kalau ia rasa kalau ia hamil dan ia takut dengan hal itu. Ae Ra kaget bukan main. Min Young berkata kalau ia ketakutan sampai mau mati. Ae Ra memukul temannya, dia menasehati harusnya Min Young bisa berhati-hati.

Dia bertanya sudah berapa kali,Min Young bercerita kalau ia hanya sekali saja melakukan.




Ae Ra mengambil testpack yang dipegang temannya dan melihatnya. Ae Ra melihat hasil testpack dengan jelas, kalau tanda di testpack menjelaskan kalau Min Young tidak hamil.

Min Young tak percaya, dia melihat hasil testpacknya. Tapi Min Young telah datang bulan. Ae Ra memukulnya. Min Young membela diri, kalau ia menangis bukan karena dia tidak menyukai kalau ia hamil. Dia merasa tanda kehamilannya datang dengan tiba-tiba.

Dia menceritakan kalau ia sangat mencinta Soo Cheol, Kakak Ae Ra. Saat ia memikirkan Soo Cheol dan bayinya, dia merasa sangat bahagia. Ae Ra mengangkat kepalanya, dia seperti menahan air matanya supaya tidak jauh.

Min Young meminta maaf pada Ae Ra, dia tahu kalau masalah bayi Ae Ra pasti menangis. Dia bertanya apakah Ae Ra baik-baik saja. Ae Ra berbohong, dia merasa kalau ia baik-baik saja. Lalu dia mencoba menenangkan Min Young untuk tidak menangis lagi.  



 Ae Ra tak bisa menahan air matanya, akhirnya air matanya jatuh dipipinya.

***
Jung Woo mencoba menelp Ae Ra, tapi tidak ponselnya tidak aktif. Dia mencoba menaiki tangga rumah Min Young. Dia mencoba masuk, ternyata pintunya tidak di kunci. Dia mengintip sambil memanggil Ae Ra dan Min Young, lalu masuk kedalam.

Dia melihat tidak ada Ae Ra dan Min Young diruang TV dan kamar.lalu ia mendengar isak tangis didalam kamar mandi. Dia berhenti disamping kamar mandi.

Ia mendengar suara Ae Ra yang menceritakan “bayi kami dulu adalah harapanku”. Ae Ra benar-benar ingin sekali melindungi bayinya. Tapi ternyata dia kehilangan bayinya. Min Young meminta Ae Ra untuk melupakannya sekarang.


Ae Ra rasa dia tidak mungkin melupakan keadaan dia waktu itu. Kalau ia melupakannya, menurutnya kasihan sekali bayi mereka. Min Young mengusap lengan Ae Ra, dia tahu kalau ada orang yang bilang kalau bayi yang meninggal dalam kandungan akan pergi pada orang tua yang baik. Dia rasa kalau bayi mereka sudah pergi ke orang tua yang baik.

Min Young terus menyemangati Ae Ra. Ae Ra mengangguk, tapi air matanya tidak bisa berhenti.

Dia luar Jung Woo masih mendengar cerita Ae Ra dari depan pintu kamar mandi. Walaupun Ae Ra merasa sulit saat itu, karena ia memikul semua tanggung jawab rumah tangga. Menurutnya bayinya tahu dengan itu. Jung Woo mulai jatuh duduk tersungkur.



Matanya berkaca-kaca. Min Young menenangkan, kalau dulu Ae Ra menahan bayinya karena Ae Ra sangat sibuk untuk menlunasi hutang dan sewa. Dia melihat Ae Ra tidak punya waktu untuk istirahat.

Air mata Jung Woo mengalir deras. dia menyesal karena membiarkan Ae Ra bekerja sendiri sampai bayi mereka meninggal di dalam kandungan. Dia menangis di depan pintu kamar mandi. Ae Ra tahu kalau ia adalah seorang ibu, harusnya ia menjaga bayinya. Dia kadang-kadang tertidur karena kelelahan setiap hari.

Dia menyesal karena dia tidak bisa mendengarkan musik yang bagus untuk anaknya. Dan juga ia tidak bisa memberitahu Jung Woo dengan masalah ini. Dia juga tidak bisa membuat anaknya mendengar suara ayahnya sekali saja.

Jung Woo diluar makin menangis mendengar cerita Ae Ra.

Ae Ra sedikit menyesal, karena seharusnya ia memberitahu Jung Woo kalau ia hamil. Kalau saja ia bisa memberitahu Jung Woo.... dia tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ae Ra hanya bisa menangis terus menerus. Min Young mencoba menenangkan, supaya Ae Ra tidak menangis lagi.


Jung Woo semakin bersedih, dia menangis tersedu-sedu didepan kamar mandi. Mereka berdua menangis walaupun berbeda tempat. 



Min Young keluar dari kamar mandi. Dia melihat Jung Woo duduk di bagian depan rumah. Jung Woo berdiri, mencoba menyapa teman Ae Ra, Min Young melihat ke arah kamar mandi.

Jung Woo hanya bisa menunduk saja.

***
Akhirnya Jung Woo membuka pintu kamar mandi. Dia melihat Ae Ra yang masih menangis. 



Dia masuk kedalam dan menghampiri Ae Ra, dan langsung memeluknya. Dia meminta maaf beberapa kali. Air mata Ae Ra keluar lagi, dia menangis dipelukan Jung Woo.


Jung Woo bersandar di depan depan pintu. Dia memanggil Ae Ra beberapa kali. Ternyata Ae Ra berada di belakangnya sedang berbaring di atas tempat tidur,  Ae Ra menyahut. Jung Woo sekali lagi meminta maaf.

Dia berjanji akan melakukan yang lebih baik. Walaupun ini menurutnya sangat memalukan, karena mengatakan permintaan maaf setelah sekian lama. Tapi ada satu hal yang ingin ia katakan. Ae Ra memanggil Jung Woo.

Akhirnya Jung Woo membiarkan Ae Ra untuk mengatakan sesuatu padanya.  Ae Ra meminta supaya Jung Woo tidak bersikap baik padanya. Menurutnya dirinya dan  perasaan mereka berdua, dia tidak yakin dengan semuanya.

Ae Ra menjelaskan kalau dia tidak mendapatkan keyakinan dan merasa takut. Jung Woo berusaha untuk menjelaskan. Ae Ra memotongnya, dia berkata kalau mereka berdua adalah orang pernah gagal sebelumnya. Ia tidak ingin gagal untuk kedua kalinya, dia hanya ingin sekali saja merasakan sakit hati.

Jung Woo berjanji untuk tidak menyakiti Ae Ra lagi dan tidak akan meninggalkan Ae Ra sendirian  lagi. Ae Ra meminta maaf, dia tahu kalau Jung Woo memintanya menunggu dan melihat. Jung Woo bersandar di depan pintu, meminta untuk berbicara saling berhadapan.

Ae Ra menolaknya, dia lebih suka seperti ini, karena tidak melihat wajah Jung Woo. Menurutnya lebih nyaman berbicara seperti ini. Jung Woo bertanya beberapa kali, apa yang bisa ia lakukan sekarang.  Ae Ra meminta Jung Woo untuk tidak melakukan apapun.

Lalu dia meminta Jung Woo untuk meninggalkan ia sendirian. Jung Woo menghela nafas. Saat itu air mata Ae Ra mengalir dari ujung matanya dan memejamkan matanya untuk tidur. Jung Woo ikut sedih mendengar permintaan Ae Ra, air matanya jatuh ke pipinya. 



Sementara Min Young sedang menguping apa pembicaraan mereka berdua. Dia mengeluh, mengapa ia tidak bisa mendengar apapun saat ia sudah jauh dari mereka. Dia berpikir apakah mereka bisa bersama-sama.

Min Young masa bodoh, dia tidak mau memikirkan itu.Dia berusaha untuk tidur di sofa saja.



Jung Woo berdiri dari tempat ia bersandar. Dia melihat Ae Ra yang sedang tidur didalam kamarnya. Dia berguman, dia berjanji, untuk melakukan apa yang diinginkan Ae Ra. Kalau Ae Ra ingin dirinya meninggalkan Ae Ra sendirian, dia akan melakukannya.

Kalau Ae Ra merasa nyaman tidak melihat dirinya, dia akan melakukan itu. Tapi dia hanya meminta Ae Ra untuk tidak mengabaikannya.


Saat Jung Woo keluar dari rumah Min Young, Ae Ra membuka matanya. Ternyata dia ingin memperlihatkan pada Jung Woo kalau ia baik-baik saja




Dirumah sakit

Seung Hyun duduk disamping kakaknya, dia memegang rambut kakaknya. Saat itu Yeo Jin membuka matanya. Dia melihat hanya ada Seung Hyun didepannya, dia bertanya dimana Jung Woo.

Seung Hyun berkata kalau Jung Woo ada pekerjaan di kantor. Dia bercerita kalau Jung Woo semalaman menunggu sang kakak, dan tadi pagi dia  pergi untuk mengurusi urusan kantor. Seung Hyun berkata seperti itu supaya membuat sang kakak tenang.

Yeo Jin mengerti. Seung Hyun meminta sang kakak untuk istirahat, karena menurut dokter kakaknya terlalu memaksakan diri untuk berkerja. Seung Hyun menarik selimutnya, dia meminta sang kakak untuk tidur saja.

Seung Hyun mengatakan pesan Dokter Kim padanya, supaya Yeo Jin harus istirahat total sementara waktu. Yeo Jin menolaknya, dia mencoba bangun, dia rasa kalau ia harus menguatkan dirinya  dan pergi ke kantor.

Seung Hyun menanyakan alasannya. Dia tahu kalau sang kakak tidak ingin meninggalkan Jung Woo dan Ae Ra berdua di kantor. Yeo Jin terkejut. Seung Hyun menjelaskan kalau ia sudah tahu tentang hal itu. Dia tahu hubungan antara Jung Woo dan Ae Ra dan soal Jung Woo yang menyukai Ae Ra.

Yeo Jin makin terkejut mendengar itu. Seung Hyun meminta sang kakak untuk tidak mengkhawatirkannya. Karena dia adalah orang yang tidak ingin Jung Woo bersama Ae Ra seperti sang kakak.

Seung Hyun menghela nafasnya, Yeo Jin menatap tak percaya kalau sang adik memiliki tujuan yang sama dengannya.



Di ruang Tim Mobile Shopping

Manager Kang berteriak kalau kantor sangat kacau sekarang. Setelah melakukan promosi ke publik kalau perusaah akan mengadakan acara penilaian barang-barang mewah kemarin, tapi beberpa detik kemudian kita menuliskan permintaan maaf karena menunda acaranya.

Song Hee berlari kecil ke meja Ketua Tim Wang yang sedang pusing. Dia berkata kalau orang yang bertanggung jawab untuk acara itu adalah Ae Ra. Dia berpikir kalau Ae Ra akan mendapat teguran. Ketua Tim melihat wajah Song Hee, dengan nada tinggi, dia bertanya mengapa Song Hee mengkhawatirkan tentang hal itu.

Song Hee mencoba menjelaskan kalau karena Ae Ra citra perusahaan menjadi buruk di publik. Ketua Tim memberitahu kalau akan ada rapat untuk menangangi masalah ini. Dia yakin ada pembicaraan tentang bagaimana menyelesaikan masalahnya.

Ae Ra melihat ke arah meja Ketua tim. Dia ikut panik, karena dirinya lah yang menjadi penanggung jawab acaranya.



Manager Kang berdiri didepan meja Ae Ra, dia meminta Ae Ra untuk tidak khawatir dengan masalah itu. Menurutnya tidak masuk akal kalau mereka memberikan tanggung jawab kesalahan pada pegawai magang.


Ae Ra mengerti. Manager Kang meminta Ae Ra untuk bersabar dan tabah dalam menghadapi masalah ini.



Telp Ae Ra berbunyi, Dia mengangkat Telp di depan Manager Kang. Ternyata itu telp dari bagian HRD hotel Shilla. Manager Kang memperbolehkan Ae Ra untuk keluar ruangan menerima telp.

***

Ae Ra menerima telp di root top.

Bagian HRD hotel Shilla menanyakan kapan Ae Ra bisa mulai berkerja. Menurut HRD Hotel Shilla, kalau Ae Ra lebih cepat berkerja itu lebih baik. Ae Ra menjelaskan kalau ia akan mulai berkerja kalau ia sudah menyelesaikan pekerjaa di kantor lamanya.

Ae Ra mencoba mengerti apa yang diucapakan bagian HRD di telpnya. Saat menutup telp dia tak sengaja menengok kebelakang. Ada Jung Woo yang sedang duduk melihat dirinya. Jung Woo mencoba untuk tidak melihat Ae Ra.

Saat Ae Ra tidak melihat Jung Woo dan membalikkan badannya. Jung Woo pergi keluar dari root top. Ae Ra tidak melihat Jung Woo lagi, dia pergi begitu saja dari root top.

Ternyata Jung Woo tidak keluar, dia bersembunyi di balik tembok. Dia melihat Ae Ra yang berjalan meninggalkan atap.




Di dalam ruang rapat.

Ae Ra jujur termenung dan hanya bisa menunduk sedih. Dia binggung dan merasa tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Dia pasrah kalau ia yang akan disalahkan karena dia adalah penanggung jawab acara.

Jung Woo melihat Ae Ra yang sedang sedih, jadi ikut memikirkan hal itu juga. Tapi dia kembali konsen lagi untuk memulai rapat pada setelah penundaan acara kemarin. Dia memberitahu kalau Direktur Guk tidak bisa datang karena alasan kesehatan.

Lalu Jung Woo akan tetap melakukan rapat walaupun tanpa kehadiran Direktur Guk. Ketua Tim menjelaskan kalau acara penilaian barang-barang mewah, tas asli yang seharusnya dipamerkan. Dia menduga kalau ada orang yang sengaja menukarnya dengan tas yang palsu.



Dengan kejadian ini, tim mobile shopping memberitahukan kalau pada publik acara dibatalkan. Menurut petinggi yang lainnya, kalau kejadian itu belum tahu kalau itu disengaja atau tidak. Ketua Tim tak percaya kalau kejadian itu disengaja.

Dia tidak memikirkan siapa yang melakukan secara sengaja perbuatan buruk seperti ini. Pertinggi yang lain rasa kalau ada  hasutan dari perusahaan saingan mereka. Dia mendengar kalau orang yang bertanggung jawab dengan acara ini adalah pegawai magang.

Petinggi itu menduga kalau pegawai itu memiliki dendam terhadap perusahaan dan melakukan balas dendam. Jung Woo melihat kearah petinggi yang berbicara itu. Dia rasa kalau itu tidak masuk akal. Dia tahu kalau orang yang pertama kali tahu, barang yang asli ditukar adalah orang yang bertanggung jawab dengan acara itu yaitu Ae Ra.

Kalau ia ingin balas dendam seharusnya dia tidak membiarkan tas yang palsu dan tidak melaporkan kalau tas yang dipajang sudah ditukar. Semua petinggi hanya terdiam. Begitu juga ketua tim, perangsakanya jadi hilang pada Ae Ra.

Jung Woo meminta daripada mereka membahas siapa yang salah dalam masalah ini. Menurutny sekarang yang paling penting adalah menumbuhkan citra yang baik lagi perusahaan pada publik yang sudah terlanjut buruk.

Semua hanya bisa menunduk. Ae Ra, ketua tim, pertinggi perusahaan mereka memikirkan apa yang harus mereka lakukan. 



Tiba-tiba pintu ruang rapat dibuka.
Sek. Kim masuk ke dalam ruang rapat. Dibelakangnya Seung Hyun dengan jasnya berjalan memasuki ruang rapat. Dia berjalan layaknya para petinggi di perusahaan.

Jung Woo melihat kedatangan Seung Hyun, Ae Ra heran mengapa Seung Hyun datang dan berjalan dibelakang Sek. Kim. Jung Woo berpikir apa yang akan dilakukan Seung Hyun sekarang.



Seung Hyun duduk di tempat kakaknya biasa duduk. Sek. Kim dan pengawalnya duduk dibagian belakang. Dia meminta maaf karena datang terlambat. Dia sadar kalau semua orang belum mengenal dirinya.

Dengan sikap sopan, Seung Hyun berdiri. Dia mengenalkan diri sebagai penganti kakaknya mulai hari ini. Semua orang yang ada disana kaget karena pengenalan diri Seung Hyun. Manager Kang melonggo. Ketua Tim dan Jung Woo tidak begitu terkejut, tapi mereka tak menyangka kalau Seung Hyun bertindak secepat ini.


Ae Ra tak percaya kalau orang yang mendekatinya adalah adik dari Yeo Jin, pemiliki perusahaan. Seung Hyun menatap sinis Jung Woo. Begitu Juga Jung Woo dia berpikir rencana apa yang akan dilakukan Seung Hyun sekarang.


Di dalam ruang Tim Mobile Shopping.

Manager Kang sedikit mengeluh, dia tidak mengira nama Keluarga Guk didepan nama Seung Hyun ternyata sama dengan Yeo Jin dan mereka adalah adik kakak.  Dia berpikir apa dia pernah melakukan kesalahan di depan Seung Hyun.

Lalu dia menuduh Ketua Tim sudah tahu dengan masalah ini. Ketua tim berdalih, dia bertanya apa itu begitu penting. Menurutnya orang yang selalu menyanjung orang yang berkuasa adalah orang hina *padahal dia sendiri seperti itu*

Manager Kang ikut komat-kamit tanpa bersuara. Song Hee makin tak percaya, Dulu dia berpikir kalau Seung Hyun sangat menakjubkan. Kalau saja ia tahu sejak dulu, dia bisa memperlakukan Seung Hyun dengan sangat baik. Manager Kang yang sakit gigi, juga mengeluh dengan tingkahnya.



Mata manager Kang terkejut, ruangan mereka kedatang Seung Hyun, Direktur baru mereka.  Semua berusaha untuk menyapa dan memberi hormat saat Seung Hyun datang. Ae Ra hanya duduk dibelakang meja komputernya.

Seung Hyun berdiri didepan ketua tim dkk, dia memberitahu untuk sementara dia menjabat sebagai direktur dulu sekarang. Dia tahu kalau keadaan ini tidak nyaman, karena dia sebagai pegawai magang berubah menjadi seorang direktur.

Semua pegawai mencoba tersenyum dan merasa tidak ada masalah dengan hal itu. Seung Hyun meminta untuk semua mengingat hubungan antara mereka dan melihat dia dari segi positifnya. Ketua tim menundukkan kepala dan mengerti maksud dari Seung Hyun.

Ae Ra hanya berani mengintip dari belakang komputernya. Dia juga meminta semuanya untuk tidak mengacuhkan dirinya saat mereka bertemu dilorong. Song Hee yang tidak berani melihat Seung Hyun, lalu ikut mengerti dengan apa permintaan Seung Hyun.

Seung Hyun memberikan permintaannnya terutama untuk Ae Ra.  Semua orang melirik ke arah meja Ae Ra.
Ae Ra berdiri dari mejanya. Seung Hyu meminta tolong pada Ae Ra untuk tidak mengacuhkan dirinya, dia juga ingin bertemu dengan dirinya sebentar. Ae Ra mencoba untuk biasa saja. Seung Hyun memainkan alisnya, seperti memberikan kode pada Ae Ra.

Seung Hyun dan Ae Ra keluar dari ruangan.

Semua yang ada di dalam ruangan langsung berbisik, Song Hee bertanya ada apa dengan mereka berdua. Dia berpikir kalau Ae Ra akan dipindahkan ke departement yang bagus karena mereka adalah rekan kerja.

Ketua tim juga menatap Ae Ra yang pergi dari ruangan bersama Seung Hyun. Dia kaget dan memikirkan apa yang akan dibicarakan Ae Ra dengan Seung Hyun. 


Ternyata Seung Hyun mengajak Ae Ra bertemu di atap.

Seung Hyun duduk dibangku, sedangkan Ae Ra masih saja berdiri. Dia masih merasa tidak nyaman dengan jabatan Seung Hyun sebagai seorang Direktur perusahaan. Seung Hyun menyuruh Ae Ra untuk duduk, tapi Ae Ra hanya diam saja. Akhirnya Seung Hyun menariknya untuk duduk disampingnya.

Ae Ra masih tidak nyaman dengan ini. Seung Hyun bertanya apakah Ae Ra marah. Ae Ra menjawab tidak. Lalu Seung Hyun bertanya apakah Ae Ra terkejut. Ae Ra menatap wajah Seung Hyun.

Seung Hyun meminta maaf karena sudah membohongi Ae Ra. Tapi dia hanya ingin Ae Ra tidak berprasangka buruk tentang dirinya. Ae Ra menganguk mengerti. Seung Hyun berkata, kalau sebenarnya dia ingin tetap menjadi rekan magang sampai selesai.

Ae Ra seperti mendengus mendengar perkataan Seung Hyun. Dia bertanya apakah ada lagi yang disembunyikan Seung Hyun padanya. Seung Hyun berkata jujur kalau ada satu lagi yang belum ia katakan pada Ae Ra.

Seung Hyun berkata kalau ia sebenarnya sangat mengenal Jung Woo. Dia menjelaskan kalau ia sudah memiliki hubungan dekat dan layaknya keluarga dengan Jung Woo.



Ae Ra ingat saat wawancara di atap gedung.

Yeo Jin menceritakan kalau Jung Woo dulu adalah guru dari adiknya. Dan ia tahu bisnis Jung Woo sedang kesulitan dari sang adik.

Ae Ra mencoba untuk tersadar lagi dan mencoba untuk menenangkan hatinya.

Lalu Seung Hyun mengatakan kalau ia juga tahu kalau Ae Ra dan Jung Woo pernah menikah. Dia tahu kalau Ae Ra adalah mantan istri Jung Woo. Seung Hyun bercerita, kalau tadinya ia benar-benar binggung dan mengalami kesulitan selama ini, tapi sekarang dia sudah memutuskan.

Dengan tegas dia menyatakan, walaupu dia merasa Jung Woo sangat berharga untu dirinya, kalau dia harus memilih satu diantara dua. Seung Hyun menatap wajah Ae Ra dan berkata kalau ia akan memilih Ae Ra.

Ae Ra semakin binggung dengan keadaanya sekarang.



Direktur Oh menuangkan teh hijau untuk tamunya.

Ternyata Jung Woo menemui presdir Guk dirumahnya.

Presdir menceritakan kalau ia mendapat teh dengan kualitas yang bagus beberapa hari yang lalu, akhirnya dia menambahkan sedikit gingseng didalam tehnya. Dia meminta Jung Woo untuk mencoba teh ramuan darinya. Dia merasa kalau aromanya sangat nikmat.

Jung Woo mulai berkata kalau keadaan perusahaan membaik dan tidak ada kendala saat Yeo Jin tidak ada diperusahaan. Lalu dia meminta presdirm memindahkan Seung Hyun dari posisinya.

Lalu presdir menganggap kalau dia sudah memindahkan Seung Hyun dan saat itu tidak ada Yeo Jin diperusaahan, berarti tidak ada orang yang menjadi wakil dari dirinya diperusahaan. Dia bertanya siapa nanti yang akan melindungi dan berbicara atas uang-uang miliknya.

Jung Woo rasa kalau ini tidak begitu berarti dengan presdir. Tapi dia menjelaskan kalau di perusahaan ada aturan prosedur yang harus ditaati. Menurutnya kurang tepat, kalau dalam semalam menunjuk pegawai magang menjadi seorang direktur perusahaan.

Dia memberitahu kalau dengan kejadian ini, bisa membuat semangat karyawannya menjadi menurun. Dia tahu kalau Seung Hyun anak yang pintar, dia yakin kalau Seung Hyun bisa naik jabatan dengan sendirinya. Jadi dia meminta Presdir untuk membiarkan Seung Hyun berjalan sendiri.

Presdir Guk meminum teh hijaunya, Dia tidak mengeluarkan pendapat apa-apa. Jung Woo tidak merasa ada masalah, kalau Presdir Guk melakukan itu supaya ia bisa mendapat pengaruh dari investasinya.

Dia berkata kalau Presdir Guk bukanlah satu-satu orang investor yang ada di perusahaan. Sekarang dia juga akan memberikan para investor lain untuk mengunakan kekuasaanya. Dia memberitahu kalau ia akan mengumpulkan investor sekarang.



Tiba-tiba Seung Hyun masuk ke dalam rumah dan berkata kalau dia sudah mengumpulkan semua investor.

Dia memberitahu kalau besok akan ada rapat dengan para investor. Dia berkata kalau Jung Woo tidak punya banyak waktu untuk melakukan ini, dia juga tidak melihat Jung Woo mempersiapkannya.

Akhirnya Jung Woo pamit pada presdir Guk untuk keluar dari rumah.



Saat ia berpapasan dengan Seung Hyun, dia menatap sinis Seung Hyun. Dia memikirkan apa lagi rencana yang di perbuat lagi Seung Hyun untuk perusahaan miliknya.

Seung Hyun menatap sinis pada Jung Woo, tapi dia langsung memalingkan wajahnya. Dia bersikap acuh pada Jung Woo sekarang.

***
Ayahnya sangat senang melihat sikap anaknya sekarang. Dia tertawa melihat anaknya yang sekarang sudah terlihat mirip seperti dirinya. Saa itu Seung Hyun memperingatkan ayahnya untuk tidak terlalu senang.

Lalu Seung Hyun pergi masuk ke dalam kamarnya.

bersambung ke part 2

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya