Mo Ne
memandang Jae wan dengan suara lembutnya menyakinkan Mo Ne bahwa sekarang
semuanya baik-baik saja. Namun saat itu pula, Mo Ne mulai merasa curiga pada
Jae Wan.
“Keluar!”
teriak Mo Ne pada Jae Wan.
Dia
kemudian mendorong Jae Wan sekuat tenaga dan melemparinya dengan berbagai
barang yang ada disekitarnya, Mo Ne memukuli Jae Wan sambil berteriak menyuruh
Jae Wan keluar. Jae Wan membiarkannya sesaat sampai dia memegang tangan Mo Ne
dan menyuruh Mo Ne untuk tenang.
Setelah Mo Ne agak tenang, Jae Wan mengambil burung mati itu dan berjanji pada Mo Ne bahwa dia akan segera menemukan pelakunya.
“Tidak
perlu!” kata Mo Ne sambil menatap Jae Wan dengan pandangan penuh curiga “Di
hotel ini, hanya ada satu orang yang tahu kalau aku takut pada burung”
Jae Wan tetap
berusaha keras menahan emosinya saat mendengar tuduhan itu. Jae Wan tahu Mo Ne
mungkin tidak mempercayainya, tapi Jae Wan tetap berusaha meyakinkan Mo Ne
bahwa dia bukan pelakunya.
Malam itu
juga, Jae Wan memanggil Woo Hyun kembali ke hotel. Saat Woo Hyun sampai ke
hotel, dia langsung khawatir kenapa dia dipanggil mendadak, apakah Mo Ne
membuat masalah lagi. Pertanyaan itu langsung membuat Jae Wan memandangi Woo
Hyun dengan curiga.
“Aku merasa
kau terlalu berlebihan” ujar Jae Wan
Woo Hyun
langsung tersenyum canggung mendengarnya “Dia kan putri ketua. Dia memang agak
spesial, tapi...”
Sebelum Woo
Hyun menyelesaikan ucapannya, Jae Wan langsung memotong pembicaraannya untuk
memberitahunya bahwa besok akan banyak sekali perkejaan yang harus mereka
lakukan karena tamu VIP mereka karena itulah Woo Hyun bisa kembali bekerja,
malam ini juga.
Mo Ne
sedang merenung memikirkan pembelaan Jae Wan atas tuduhannya saat para petugas
kebersihan sedang membersihkan speinya yang kotor karena noda darah burung
tadi, sambil membersihkan petugas kebersihan pun berbisik-bisik.
“Menakutkan!”
“Jangan-jangan..”
“Tidak
mungkin, sssstt!”
“Apa
maksudmu tidak mungkin?” tanya Mo Ne yang ternyta mendengarkan mereka
berbisik-bisik.
Saat mereka
sedang berusaha memberi penjelasan, Mo Ne langsung mengatakan bahwa dia mau
pindah kamar.
Woo Hyun
baru saja kembali ke pekerjaannya, tiba-tiba dia menerima telepon tamu yang
tanpa basa basi langsung mengatakan pada Woo Hyun kalau dia mau pindah kamar,
sekarang juga. Siapa lagi yang menelpon kalau bukan Nona besar Mo Ne yang
setelah mengatakan keinginannya langsung menutup teleponnya begitu saja.
Saat
mengantar Mo Ne ke kamar barunya, Woo Hyun mengeluh bingung kenapa Mo Ne ingin
pindah ke kamr yang interiornya sama persis dengan kamar lamanya. Tapi Mo Ne
menyatakan dengan tegas kalau kamar ini berbeda.
“Apanya
yang berbeda”
“Udaranya
berbeda”
Mo Ne heran
kenapa Woo Hyun ada disini bukannya dia sudah dipecat. Woo Hyun dengan gembira
memberitahu kalau dia sudah dipekerjakan kembali. Saat dia berusaha menjelaskan
kalau dia bukannya dipecat, Mo Ne langsung memotongnya untuk menanyakan apakah
Jae Wab sudah pergi.
Mo Ne
bersikap agak acuh saat dia berusaha mengorek informasi dari Woo Hyun tentang
Jae Wan, apakah benar Jae Wan direkrut langsung oleh ayahnya.
“Iya” jawab
Woo Hyun singkat.
Jawaban
singkat itu sama sekali tidak memuaskan Mo Ne sampai dia harus meneriaki Woo
Hyun agar menjawabnya dengan benar. Maka Woo Hyun pun mulai menjelaskan dengan
panjang lebar bahwa dulu Jae Wan selalu menolak tawaran kerja dari siapapun
sampai ketua Ah sendiri yang mendatangi Jae Wan.
Jae Wan dan
ketua Ah bahkan bergaul dengan sangat baik, Jika ketua Ah bicara maka Jae
Wan-lah yang bertindak. Jae Wan dan ketua Ah bahkan bisa saling menyelesaikan
ucapan satu sama lain.
“Mereka
benar-benar kombinasi yang sempurna” puji Woo Hyun
Mo Ne
langsung kesal sendiri dengan ucapan Woo Hyun itu “Kombinasi sempurna apaan?”
Mo Ne lalu
menyuruh Woo Hyun untuk pergi. Tapi setelah memikirnya kembali, Mo Ne langsung
menyuruh Woo Hyun berjenti. Awalnya Mo Ne agak bingung, tapi kemudian dia punya
ide untuk tetap membuat Woo Hyun tetap bersamanya.
“Atur semua
baju dan sepatuku. Semua baju harus diatur berdasarkan warna, tipe dan harus
ditata dengan rapi”.
Woo Hyun
langsung mengeluh lirih “Apa yang sebernarnya dilakukan general manager padaku?”
Setelah Woo
Hyun pergi ke lemarinya, Mo Ne akhirnya bisa menyandarkan kepalanya di sofa
dengan tenang.
Jae Wan
sedang minum sendirian di teras belakang kamarnya, saat dia mengingat kembali
tuduhan Mo Ne padanya dan perintah Joong Goo yang menyuruhnya untuk mengurusi
hotel sementara dia yang akan mengurus pekerjaan kotornya.
Saat dia
melihat seekor kucing memandanginya, Jae Wan langsung memberikan makanan
camilan di piring pada si kucing sebelum dia kembali masuk ke kamar.
Setelah
mengatur semua baju-bajunya Mo Ne, Woo Hyun melihat Mo Ne tertidur di sofa.
Saat dia menhampiri Mo Ne untuk membangunkannya dan meminta Mo Ne tidur di
kasu, Woo Hyun sangat kaget melihat Mo Ne menangis dalam tidurnya. Woo Hyun
lalu menyelimuti dan memandanginya.
“Tidurlah
yang nyenyak nona”
Saat Woo
Hyun akan pergi meninggalkan kamar, tiba-tiba Mo Ne mengigau “Jangan pergi ibu,
Jangan pergi, ayah, aku takut” (tangisan hati seseorang yang berusaha tegar dan
menutupi kesedihannya)
Keesokan
harinya, Jae Wan mendatangi kantor polisi dimana polisi yang menangani kasus
kematian ketua Ah, memberikan hasil autopsi ketua Ah padanya. Dari hasil
autopsi itu sama sekali tidak ada jejak pembunuhan, karena itulah polisi yakin
bahwa kematian ketua Ah benar-benar murni bunuh diri.
Setelah itu
Jae Wan memimpin rapat tentang kontrak kerja sama yang akan mereka lakukan
dengan agen travel Cina yang bernilai milyaran dollar.
Hotel-hotel
lainnya sudah bersuaha keras menghubungi ketua agen travel Cina yang bernama
Wang Li Chin. Jae Wan mengatakan bahwa Ciel juga sudah menyelesaikan semua
persiapan.
“Kudengar
3-4 hotel berbintang telah gagal. Menurutmu apa senjata yang dimiliki Ciel,
general manager?” tanya direktur Yoon ragu.
Dengan
tenang dan percaya diri, Jae Wan menjawab bahwa Ciel belum mempunyai senjata
apapun untuk memenangkan kotrak dengan agen travel Cina itu. Jawaban itu
langsung membuat semua direktur berbisik-bisik sehingga terdengar ribut. Jae
Wan lalu menampilkan data Wang Li Cin yang mana dari informasi tersebut akan
mereka gunakan untuk memahami klien mereka.
Saat
seorang direktur tetap meragukannya, Jae Wan berjanji bahwa dia pasti akan
memastikan bahwa kotrak ini akan berhasil.
Mendengar
keraguan para direktur, Joong Goo langsung mengingatkan Jae Wan bahwa kontrak
ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhirnya Jae Wan. Kalau Jae Wan sampai
gagal, maka dia sendirilah yang harus bertanggung jawab.
“Saya
mengerti” ujar Jae Wan dengan tegas.
Setelah rapat
usai, manager Baek yang sedari tadi mengikuti rapat dalam diam, langsung
menghampiri Jae Wan untuk memberikan pendapatnya tentang seperti apa Wang Li
Cin berdasarkan fotonya. Melihat dari jari-jarinya yang pendek dan tebal dan
bagian belakang tangannya yang tumpul, manager Baek menebak mungkin orang itu
mempunyai sisi yang kotor.
“Hidung
besar tapi lubang hidungnya relatif kecil dan tidak bisa dilihat dengan baik.
Ramalan wajahnya menunjukkan bahwa orang itu sangat benci jika kehilangan uang”
Mo Ne
sedang melewati lobi, saat dia melihat Go San sedang kebingungan sendiri karena
seorang tamu dan temannya terus menerus bicara dalam bahasa inggris yang tidak
Go San mengerti.
Tamu
pertama ingin Go San memebrinya informasi tentang restoran Jepang mewah, tapi
satu-satunya makanan Jepang yang Go San tahu hanya sushi dan terus ngotot
memberi informasi tentang restoran sushi pada kedua tamunya sampai membuat tamu
pertama itu merasa frustasi.
“Can you
speak english?” tanya tamu pertama dengan kesal
“Y-yes, I
can” Go San menjawabnya dengan gugup dan diam-diam dia mengeluh sebal karena
Woo Hyun malah pergi di saat seperti ini
Mo Ne lalu
datang menghampiri tamu pertama dengan senyum manis lalu menunjuk-nunjuk tamu
itu dengan kesal “You have no manner (sopan santu)”
Tamu kedua
langsung tertawa geli sementara Go San langsung menasehati Mo Ne untuk tidak bersikap
seperti itu pada tamu. Tapi Mo Ne sama sekali tidak peduli dan tetap melabrak
tamu pertama dalam campuran bahasa inggris dan korea.
“Melihat
bagaimana face mu menjadi semakin ugly, kau pasti mengerti bahasa English
pinggiran”
Saat tamu
pertama ingin mengeluh, tamu kedua langsung menghentikannya dalam bahasa Korea.
Mo Ne langsung kaget mendengar mereka berdua ternyata bisa bahasa Korea.
“Apa-apaan?
Kalian sedang syuting film atau apa? Aku tidak tahu kalau ada jenis pria
pribumi tradisional. Kalau itu masalahnya, I’m sorry” ujar Mo Ne sambil
menyipitkan matanya untuk menyindir kedua tamu itu
Saat tamu
kedua bertanya siapa Mo Ne, dengan bangganya Mo Ne mengatakan bahwa dia adalah
perwakilan hotel Ciel yang sebenarnya, satu-satunya yang ditunjuk langsung oleh
langit.
“Kalau
kalian mau mengganggu ahjussi ini lagi, maka minta ijin daruku dulu, okay?! Kalau
kalian mengerti, goodbye. Maksudku, pergilah!”
Setelah Mo
Ne melangkah pergi, tamu pertama langsung mengelush lagi pada Go San karena ini
pertama kalinya dia melihat adan concierge hotel (semacam resepsionos tapi
pekerjaannya lebih beragam) yang tidak bisa bahasa inggris.
Mo Ne yang
masih belum pergi jauh mendengar keluhan itu dan langsung berbalik kembali pada
tamu pertama sambil menganggkat tinjunya untuk mengancam kedua tamu itu.
Saat Mo Ne
melanjutkan perjalanannya, dia melihat Jae Wan dan Joong Goo sedang berjalan
bersama dengan Chae Kyung ke restoran. Pemandangan itu membuat Mo Ne tiba-tiba
punya sebuah ide bagus.
Jae Wan,
Joong Goo dan Chae Kyung makan bersama di restoran. Chae Kyung yang ternyata
salah satu pemegang saham Ciel, berusaha membuat percakapan dan memuji
kehebatan Jae Wan dalam menangani Ciel sampai Ciel mendapat pujian dari banyak
pihak. Pujian membuat Jae Wan jadi gelisah apalagi Chae Kyung memujinya sambil
terus menatapnya.
“Dia orang
yang sangat berbakat” Joong Goo membanggakan Jae Wan
“Saya tahu”
ujar Chae Kyung
Joong Goo
heran apakah Chae Kyung mengenal Jae Wan, tapi Chae Kyung hanya mengatakan
kalau dia tahu Jae Wan karena Jae Wan sering muncul di acara interview.
“Rupanya
anak ini jauh lebih terkenal dari yang kukira” ujar Joong Goo dengan senang
tapi diam-diam dia sebenarnya melirik Jae Wan dengan kesal.
Pada saat
bersamaan kedua resepsionis dan manager Jang sedang menghadapi keluhan dari
seorang tamu, tamu itu ingin pindah ke suite room tapi kedua resepsionis tidak
bisa memindahkan kamarnya saat ini. Manager Jang berusaha menjelaskan bahwa
Ciel selalu mengadakan promosi upgrade kamar tapi hanya pada saat-saat hari
spesial semisal hari natal atau tahun baru.
“Kubilang
aku mau pindah ke suite room. Jadi bagaimana?” keluh si tamu
“Jadi begini,
maksud saya adalah omong kosong (secara harfiah omong kosong juga diartikan
suara anjing)”
Dan si tamu
benar-benar menangkapnya secara harfiah “Anjing?”
Tepat saat
itu juga mereka mendengar suar anjing menyalak dengan ribut. Ternyata Mo Ne
baru saja tiba di hotel dengan membawa banyak sekali anjing-anjing kecil yang
dia sebut ‘teman-temannya’.
Joong Goo
tidak menyangka ternyata Chae Kyung pernah bersekolah yang sama dengan Jae Wan
di tahun yang sama pula, saat dia bertanya apakah mereka berdua tidak pernah
saling bertemu, Chae Kyung langsung mengiyakannya untuk menutupi kebihingannya.
“Kalau aku
bertemu pria setampan dia, aku pasti akan ingat” ujar Chae Kyung sambil menatap
Jae Wan
Tiba-tiba
mereka terganggu oleh suara gonggongan anjing maka Jae Wan langsung bangkit
untuk melihat keadaan disekitarnya.
Saat Mo Ne
melihat kedatangan Jae Wan, dia terus menatap Jae Wan dan mengatakan bahwa dia
ingin memperkenalkan Jae Wan pada ‘teman-temannya”.
“Anjing
yang dipelihara dan dicintai, menggigit dan membunuh majikannya dan ingin
menjadi sang pemilik rumah” sindir Mo Ne
Mo Ne lalu
bertanya apa Jae Wan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan sebelum Jae
Wan menjawab, Mo Ne langsung melepaskan ikatan anjing-anjingnya. Alhasil, semua
pegawai hotel langsung berlarian kesana kemari hanya untuk mengejar dan
menangkap anjing-anjingnya.
Saat Mo Ne
pura-pura merasa bersalah dan meminta Jae Wan memaafkannya, Jae Wan langsung
mengingatkan Mo Ne bahwa tempat dimana Mo Ne membuat kekacauan ini adalah
tempat yang diimpikan ketua Ah sepanjang hidupnya. Perkataan itu membuat Mo Ne
langsung jadi benar-benar merasa bersalah.
Saat Mo Ne
masuk lift, manager Baek langsung ikut masuk lift bersamanya. Manager Baek
bertanya apa Mo Ne tahu kenapa wanita gila suka menaruh bunga di kepala. Dan
sebelum Mo Ne menjawabnya, manager Baek segera memberikan jawabannya.
“Untuk
menunjukkan kalau dia gila”
“Apa kau
menyebutku gila?” tanya Mo Ne
“Karena kau
membuat bencana, aku memintamu untuk memberiku tanda”, kata Manager Baek.
Chae Kyung
menghampiri Jae Wan di pintu depan hotel setelah Jae Wan melihat masalah
anjing-anjing itu sudah terselesaikan dengan baik. Chae Kyung bertanya-tanya
apakah tadi saat di acara makan dia terlalu banyak bicara karena Jae Wan
sepertinya cukup gelisah dengan semua perkataannya tadi.
Jae Wan
langsung gugup dengan perkataan Chae Kyung itu apalagi mereka sekarang berada
di tempat umum dan bisa dilihat banyak orang. Tapi Chae Kyung sudah biasa
diperhatikan orang lain, apalagi sejak kuliah dia selalu menjadi pusat
perhatian dan banyak pria yang menyukainnya.
“Tapi ada
satu pria yang terus membuatku berada disisinya dan mengawasiku seperti batu”
ujar Chae Kyung sambil menatap Jae Wan
“Kalau anda
tidak punya hal penting untuk dibicarakan, saya akan masuk”
“Putri
ketua, melakukan itu supaya kau melihatnya, iya kan?” tanya Chae Kyung
Chae Kyung
jadi penasaran kenapa Jae Wan menjadi sangat dibenci seperti itu, apakah ada
sesuatu diantara Jae Wan dan Mo Ne.
Tapi
sebelum mereka meneruskan pembicaraan, tiba-tiba ada seorang tamu yang baru
saja tiba dan langsung membungkuk hormat pada Chae Kyung. Kedatangan pria itu
langsung membuat Chae Kyung jadi tegang. Pria itu bertanya dengan sopan apakah
Chae Kyung beristirahat dengan baik di hotel ini dan Chae Kyung pun menjawab
dengan sama sopannya. Pria itu ternyata anak tirinya Chae Kyung dan terlihat
jelas hubungan mereka tidak baik.
Saat pria itu
menyebut Chae Kyung dengan sebutan ‘ibu’,
Chae Kyung langsung heran karena selama suaminya masih hidup anak tirinya tidak
pernah menyebutnya dengan sebutan ibu.
“Benarkah?
Aku minta maaf jika aku menyakiti perasaanmu”
Anak
tirinya Chae Kyung berjanji bahwa mulai sekarang dia akan lebih menaruh
perhatian pada Chae Kyung lebih daripada saat ayahnya masih hidup. (*maksudnya
lebih ke ‘mengawasi’ deh)
Chae Kyung
langsung terdiam tersenyum sinis “Trima kasih.. nak”
Anak
tirinya juga tersenyum sinis mendengar perkataan Chae Kyung.
[Bersambung ke Part 2]
Sebelum
pergi, anak tirinya memberitahu Chae Kyung untuk beristirahat saja dengan baik
di hotel itu sementara dia dan adiknya yang akan mengurus perusahaan.
“Apa aku
sedang diasingkan?” tanya Chae Kyung
Chae Kyung
langsung tersenyum pada anak tirinya saat dia mengatakan agar anak tirinya itu
tidak terlalu khawatir sampai datang langsung ke hotel hanya untuk mengeceknya.
“Aku akan
beristirahat sebanyak yang kau inginkan sebelum aku kembali”
Joong Goo
memanggil Jae Wan ke sebuah restoran dimana mereka diam-diam mendengarkan
percakapan para direktur yakin kalau Jae Wan dibiarkan saja, maka dia hanya
akan menjadikan Mo Ne sebagai boneka. Direktur itu jug akhawatir jika Jae Wan
sampai berhasil mendapatkan kontrak dengan Wang Li Cin maka kesempatan mereka
untuk menyingkirkannya tidak akan mudah.
Joong Goo
lalu membanting gelas dan terbatuk keras dengan sengaja dan saat mendengar
suara batuk itu, para direktur langsung membubarkan diri.
“Mereka
pendukung ketua Ah, jadi saya tidak terkejut” kata Jae Wan.
Joong Goo
agak curiga dengan masa lalu Jae Wan dengan Chae Kyung tapi Jae Wan berusaha
meyakinkan Joong Goo bahwa dia dan Chae Kyung hanya teman sekelas waktu kuliah
bahkan Jae Wan sudah tidak terlalu mengingatnya sekarang.
Tapi Joong
Goo malah menyuruhnya untuk mengingat Chae Kyung dan menjalin hubungan yang
baik dengan Chae Kyung. Karena Chae Kyung pernah membuat orang-orang pendukung
suaminya berpihak padanya.
“Terlebih
lagi, dia adalah pemegang saham besar di Ciel. Dia tidak akan merugikanmu”
Saat Jae
Wan bertanya kenapa Joong goo tidak menanyakan tentang Mo Ne, Joong Goo
langsung mengatakan bahwa dia tidak perlu melakukannya karena Mo Ne punya kakak
yang manis yang akan selalu ada untuknya (*maksudnya Jae Wan). Joong Goo
menyuruh Jae Wan untuk mensukseskan kontrak kerja sama dengan Wang Li Cin.
“Nasib
hidupku berada di tanganmu” ujar Joong Goo
Jae Wan
jadi bertanya-tanya dalam hatinya, siapa target yang sebenarnya sedang diincar
Joong Goo, dia atau Mo Ne.
Keesokan
harinya, Wang Li Cin akhirnya tiba di Ciel. Pfft! Penampilan Wang Li Cin
sungguh menjijikkan. Kacamata, naju ketat model macan tutul, jaket bulu-bulu,
perhiasan emas dimana-mana seperti toko emas berjalan.
Jae Wan
menyambutnya dengan sopan tapi Wang Li Cin malah mengeluhkan pelayanan Ciel,
karena dalam perjalanan ke Ciel dia sangat bosan. Wang Li Cin jadi cemas, jika
dia saja bosan apalagi dengan pelanggan agen travelnya.
“Kami
berencana untuk mencarter bis limousine untuk pelanggan. Kami akan melakukan
yang terbaik supaya mereka tidak mengalami kesulitan datang kemari” Jae Wan
berusaha meyakinkan Wang Li Cin yang sepertinya tidak mempercayai Jae Wan.
Da Jeong
benar-benar penasaran dengan identitas keempat para tamu yang datang kemarin
itu, siapa mereka yang sebenarnya. Mereka tidak pernah keluar hotel tapi selalu
mengelilingi hotel. Kemarin malam tamu-tamu itu bersenda gurau dengan seorang
pegawai operator.
Saat Wang
Li Cin tiba di meja resepsionis, kedua resepsionis langsung menyambutnya dengan
sopan. Tapi sekali lagi Wang Li Cin mengeluh, kali ini dia mengeluhkan sikap
kaku para pegawai yangs eperti robot. Wang Li Cin khawatir pelanggannya tidak
akan beristirahat dengan baik dalam situasi yang terlalu serius seperti ini.
Jae Wan
langsung membungkuk meminta maaf dan meyakinkan Wang Li Cin bahwa dia akan
mengajari para pegawainya sekali lagi. Saat Manager Jang mengantarkan Wang Li
Cin, Jae Wan memandang semua pegawainya yang memperlakukan semua tamu dengan
baik, dan hal itu membuat Jae Wan jadi curiga pada Wang Li Cin.
Jae Wan
membawa Wang Li Cin masuk ke kamar hotel yang khusus dipersiapkan untuknya.
Tapi lagi-lagi, Wang Li Cin punya keluhan, kali ini merasa interior kamarnya
terlalu berlebihan. Jae Wan jadi bingung, tapi dia berusaha tetap tenang dan
meminta maaf pada Wang Li Cin.
Jae Wan
ingin mengganti rugi atas ketidak sopanannya dengan wine. Saat mendengar hal
itu, Wang Li Cin meminta Jae Wan sendiri yang memilihkan wine untuknya yang
sesuai dengan keinginannya, karena Wang Li Cin punya cita rasa yang sensitif
pada wine.
“Saya
mengerti” Jae Wan lalu membungkuk hormat pada Wang Li Cin sebelum dia pergi
mengambil wine.
Di ruang
khusus penyimpanan wine, Jae Wan langsung mendesah berat saat dia teringat para
direktur yang membencinya dan Joong Goo yang menyuruhnya untuk mensukseskan
kontrak dengan Wang Li Cin.
Saat
Manager Jang datang memberitahunya bahwa Wang Li Cin sudah turun, Jae Wan
menyuruh manager Jang untuk menemuinya dulu tanpa membuat kesalahan. Manager
Jang berjanji bajwa dia tidak akan membuat kesalahan karena kehormatan Ciel
yang menjadi taruhannya.
Jae Wan
lalu mengambil 2 botol wine mahal, membukakan botolnya dan menuangkannya
sendiri untuk Wang Li Cin yang saat mencicipinya langsung tersenyum senang
bahkan langsung mengoceh dalam bahasa perancis dan Cina memuji hebatnya rasa
wine itu.
Tapi saat
Jae Wan bertanya apakah wine itu sudah sesuai seleranya, Wang Li Cin langsung
mengubah sikapnya dan hanya mengatakan kalau rasa wine itu Cuma lumayan.
Saat Jae
Wan memperkenalkan manager Jang yang nantinya akan bertugas sebagai penanggung
jawab kamar tamu dari Cina, Wang Li Cin langsung menyuruh manager Jang mendekat
untuk menuangkannya segelas wine lagi. Tapi saat manager Jang hendak
menuangkannya, Wang Li Cin malah memutar-mutar gelasnya sampai membuat manager
jang tidak bisa menuangkannya dengan benar.
“Ketua,
anda bisa meletakkan gelasnya dan menerima winenya”
Wang Li Cin
akhirnya mau meletakkan gelasnya di meja. Tapi saat manager Jang sedang
menuangkan winenya, Wang Li Cin langsung mengambil gelasnya sampai membuat wine
yang sedang dituang manager Jang langsung tumpah ke celananya Wang Li Cin.
Manager
Jang langsung panik meminta maaf, tapi Wang Li Cin langsung marah dan mendorong
manager Jang sampai terjatuh menimpa pecahan kaca, lalu menghina manager Jang
habis-habisan.
Jae Wan
cemas dan bingung dengan keadaan ini, tapi dia memutuskan untuk meminta maaf
pada Wang Li Cin dan menyuruh manager Jang untuk meminta maaf juga. Manager
Jang langsung menurut dan berlutut meminta maaf pada Wang Li Cin. Jae Wan ingin
marah pada Wang Li Cin tapi dia berusaha keras menahan emosinya.
Pada saat
yang bersamaan, Mo Ne menyamar jadi petugas kebersihan yang membersihkan
kamarnya Jae Wan (dia tinggal di hotel juga).
Petugas
kebersihan senior memberitahu Mo Ne bahwa Jae Wan adalah orang yang rapi jadi
tidak banyak yang perlu mereka bersihkan, Jae Wan tidak suka barang-barang
berantakan karena itulah petugas kebersihan senior menyuruh Mo Ne untuk tidak
menyentuh apapun di kamar itu.
Saat Mo Ne
menemukan banyak mainan robot milik Jae Wan, dia langsung mengatai Jae Wan
menderita mysophobia (takut kotor) dan sinrom peterpan (orang dewasa yang
kekanak-kanakan). Mo Ne bertekad untuk menemukan bukti di kamar itu.
Mo Ne mulai
menggeledah meja kerjanya Jae Wan dan menemukan sebuah map berisi semua
informasi tentang dirinya. Hal itu membuat Mo Ne semakin yakin kalau Jae Wan
lah pelakunya. Saat dia melihat-lihat isi lemarinya Jae Wan, dia langsung
terkejut saat dia menemukan jam tangan ayahnya berada di laci penyimpanan jam
tangannya Jae Wan.
[Bersambung ke Part 2]
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya