Tuesday, May 6, 2014

Sinopsis 'Hotel King' Episode 3 Part 1






Mo Ne memandang Jae wan dengan suara lembutnya menyakinkan Mo Ne bahwa sekarang semuanya baik-baik saja. Namun saat itu pula, Mo Ne mulai merasa curiga pada Jae Wan.

“Keluar!” teriak Mo Ne pada Jae Wan.

Dia kemudian mendorong Jae Wan sekuat tenaga dan melemparinya dengan berbagai barang yang ada disekitarnya, Mo Ne memukuli Jae Wan sambil berteriak menyuruh Jae Wan keluar. Jae Wan membiarkannya sesaat sampai dia memegang tangan Mo Ne dan menyuruh Mo Ne untuk tenang.

Setelah Mo Ne agak tenang, Jae Wan mengambil burung mati itu dan berjanji pada Mo Ne bahwa dia akan segera menemukan pelakunya.

“Tidak perlu!” kata Mo Ne sambil menatap Jae Wan dengan pandangan penuh curiga “Di hotel ini, hanya ada satu orang yang tahu kalau aku takut pada burung”

Jae Wan tetap berusaha keras menahan emosinya saat mendengar tuduhan itu. Jae Wan tahu Mo Ne mungkin tidak mempercayainya, tapi Jae Wan tetap berusaha meyakinkan Mo Ne bahwa dia bukan pelakunya.




Malam itu juga, Jae Wan memanggil Woo Hyun kembali ke hotel. Saat Woo Hyun sampai ke hotel, dia langsung khawatir kenapa dia dipanggil mendadak, apakah Mo Ne membuat masalah lagi. Pertanyaan itu langsung membuat Jae Wan memandangi Woo Hyun dengan curiga.

“Aku merasa kau terlalu berlebihan” ujar Jae Wan

Woo Hyun langsung tersenyum canggung mendengarnya “Dia kan putri ketua. Dia memang agak spesial, tapi...”

Sebelum Woo Hyun menyelesaikan ucapannya, Jae Wan langsung memotong pembicaraannya untuk memberitahunya bahwa besok akan banyak sekali perkejaan yang harus mereka lakukan karena tamu VIP mereka karena itulah Woo Hyun bisa kembali bekerja, malam ini juga.


Mo Ne sedang merenung memikirkan pembelaan Jae Wan atas tuduhannya saat para petugas kebersihan sedang membersihkan speinya yang kotor karena noda darah burung tadi, sambil membersihkan petugas kebersihan pun berbisik-bisik.

“Menakutkan!”

“Jangan-jangan..”

“Tidak mungkin, sssstt!”

“Apa maksudmu tidak mungkin?” tanya Mo Ne yang ternyta mendengarkan mereka berbisik-bisik.

Saat mereka sedang berusaha memberi penjelasan, Mo Ne langsung mengatakan bahwa dia mau pindah kamar.


Woo Hyun baru saja kembali ke pekerjaannya, tiba-tiba dia menerima telepon tamu yang tanpa basa basi langsung mengatakan pada Woo Hyun kalau dia mau pindah kamar, sekarang juga. Siapa lagi yang menelpon kalau bukan Nona besar Mo Ne yang setelah mengatakan keinginannya langsung menutup teleponnya begitu saja.

Saat mengantar Mo Ne ke kamar barunya, Woo Hyun mengeluh bingung kenapa Mo Ne ingin pindah ke kamr yang interiornya sama persis dengan kamar lamanya. Tapi Mo Ne menyatakan dengan tegas kalau kamar ini berbeda.

“Apanya yang berbeda”

“Udaranya berbeda”


Mo Ne heran kenapa Woo Hyun ada disini bukannya dia sudah dipecat. Woo Hyun dengan gembira memberitahu kalau dia sudah dipekerjakan kembali. Saat dia berusaha menjelaskan kalau dia bukannya dipecat, Mo Ne langsung memotongnya untuk menanyakan apakah Jae Wab sudah pergi.

Mo Ne bersikap agak acuh saat dia berusaha mengorek informasi dari Woo Hyun tentang Jae Wan, apakah benar Jae Wan direkrut langsung oleh ayahnya.
“Iya” jawab Woo Hyun singkat.

Jawaban singkat itu sama sekali tidak memuaskan Mo Ne sampai dia harus meneriaki Woo Hyun agar menjawabnya dengan benar. Maka Woo Hyun pun mulai menjelaskan dengan panjang lebar bahwa dulu Jae Wan selalu menolak tawaran kerja dari siapapun sampai ketua Ah sendiri yang mendatangi Jae Wan.

Jae Wan dan ketua Ah bahkan bergaul dengan sangat baik, Jika ketua Ah bicara maka Jae Wan-lah yang bertindak. Jae Wan dan ketua Ah bahkan bisa saling menyelesaikan ucapan satu sama lain.

“Mereka benar-benar kombinasi yang sempurna” puji Woo Hyun

Mo Ne langsung kesal sendiri dengan ucapan Woo Hyun itu “Kombinasi sempurna apaan?”


Mo Ne lalu menyuruh Woo Hyun untuk pergi. Tapi setelah memikirnya kembali, Mo Ne langsung menyuruh Woo Hyun berjenti. Awalnya Mo Ne agak bingung, tapi kemudian dia punya ide untuk tetap membuat Woo Hyun tetap bersamanya.

“Atur semua baju dan sepatuku. Semua baju harus diatur berdasarkan warna, tipe dan harus ditata dengan rapi”.

Woo Hyun langsung mengeluh lirih “Apa yang sebernarnya dilakukan general manager padaku?”

Setelah Woo Hyun pergi ke lemarinya, Mo Ne akhirnya bisa menyandarkan kepalanya di sofa dengan tenang.
Jae Wan sedang minum sendirian di teras belakang kamarnya, saat dia mengingat kembali tuduhan Mo Ne padanya dan perintah Joong Goo yang menyuruhnya untuk mengurusi hotel sementara dia yang akan mengurus pekerjaan kotornya.

Saat dia melihat seekor kucing memandanginya, Jae Wan langsung memberikan makanan camilan di piring pada si kucing sebelum dia kembali masuk ke kamar.

 


Setelah mengatur semua baju-bajunya Mo Ne, Woo Hyun melihat Mo Ne tertidur di sofa. Saat dia menhampiri Mo Ne untuk membangunkannya dan meminta Mo Ne tidur di kasu, Woo Hyun sangat kaget melihat Mo Ne menangis dalam tidurnya. Woo Hyun lalu menyelimuti dan memandanginya.

“Tidurlah yang nyenyak nona”




Saat Woo Hyun akan pergi meninggalkan kamar, tiba-tiba Mo Ne mengigau “Jangan pergi ibu, Jangan pergi, ayah, aku takut” (tangisan hati seseorang yang berusaha tegar dan menutupi kesedihannya)


 

Keesokan harinya, Jae Wan mendatangi kantor polisi dimana polisi yang menangani kasus kematian ketua Ah, memberikan hasil autopsi ketua Ah padanya. Dari hasil autopsi itu sama sekali tidak ada jejak pembunuhan, karena itulah polisi yakin bahwa kematian ketua Ah benar-benar murni bunuh diri.


Setelah itu Jae Wan memimpin rapat tentang kontrak kerja sama yang akan mereka lakukan dengan agen travel Cina yang bernilai milyaran dollar.



Hotel-hotel lainnya sudah bersuaha keras menghubungi ketua agen travel Cina yang bernama Wang Li Chin. Jae Wan mengatakan bahwa Ciel juga sudah menyelesaikan semua persiapan.


“Kudengar 3-4 hotel berbintang telah gagal. Menurutmu apa senjata yang dimiliki Ciel, general manager?” tanya direktur Yoon ragu.


Dengan tenang dan percaya diri, Jae Wan menjawab bahwa Ciel belum mempunyai senjata apapun untuk memenangkan kotrak dengan agen travel Cina itu. Jawaban itu langsung membuat semua direktur berbisik-bisik sehingga terdengar ribut. Jae Wan lalu menampilkan data Wang Li Cin yang mana dari informasi tersebut akan mereka gunakan untuk memahami klien mereka.


Saat seorang direktur tetap meragukannya, Jae Wan berjanji bahwa dia pasti akan memastikan bahwa kotrak ini akan berhasil.


Mendengar keraguan para direktur, Joong Goo langsung mengingatkan Jae Wan bahwa kontrak ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhirnya Jae Wan. Kalau Jae Wan sampai gagal, maka dia sendirilah yang harus bertanggung jawab.


“Saya mengerti” ujar Jae Wan dengan tegas.



Setelah rapat usai, manager Baek yang sedari tadi mengikuti rapat dalam diam, langsung menghampiri Jae Wan untuk memberikan pendapatnya tentang seperti apa Wang Li Cin berdasarkan fotonya. Melihat dari jari-jarinya yang pendek dan tebal dan bagian belakang tangannya yang tumpul, manager Baek menebak mungkin orang itu mempunyai sisi yang kotor.


“Hidung besar tapi lubang hidungnya relatif kecil dan tidak bisa dilihat dengan baik. Ramalan wajahnya menunjukkan bahwa orang itu sangat benci jika kehilangan uang”

Mo Ne sedang melewati lobi, saat dia melihat Go San sedang kebingungan sendiri karena seorang tamu dan temannya terus menerus bicara dalam bahasa inggris yang tidak Go San mengerti.





Tamu pertama ingin Go San memebrinya informasi tentang restoran Jepang mewah, tapi satu-satunya makanan Jepang yang Go San tahu hanya sushi dan terus ngotot memberi informasi tentang restoran sushi pada kedua tamunya sampai membuat tamu pertama itu merasa frustasi.


“Can you speak english?” tanya tamu pertama dengan kesal


“Y-yes, I can” Go San menjawabnya dengan gugup dan diam-diam dia mengeluh sebal karena Woo Hyun malah pergi di saat seperti ini



Mo Ne lalu datang menghampiri tamu pertama dengan senyum manis lalu menunjuk-nunjuk tamu itu dengan kesal “You have no manner (sopan santu)”

Tamu kedua langsung tertawa geli sementara Go San langsung menasehati Mo Ne untuk tidak bersikap seperti itu pada tamu. Tapi Mo Ne sama sekali tidak peduli dan tetap melabrak tamu pertama dalam campuran bahasa inggris dan korea.


“Melihat bagaimana face mu menjadi semakin ugly, kau pasti mengerti bahasa English pinggiran”



Saat tamu pertama ingin mengeluh, tamu kedua langsung menghentikannya dalam bahasa Korea. Mo Ne langsung kaget mendengar mereka berdua ternyata bisa bahasa Korea.


“Apa-apaan? Kalian sedang syuting film atau apa? Aku tidak tahu kalau ada jenis pria pribumi tradisional. Kalau itu masalahnya, I’m sorry” ujar Mo Ne sambil menyipitkan matanya untuk menyindir kedua tamu itu



Saat tamu kedua bertanya siapa Mo Ne, dengan bangganya Mo Ne mengatakan bahwa dia adalah perwakilan hotel Ciel yang sebenarnya, satu-satunya yang ditunjuk langsung oleh langit.


“Kalau kalian mau mengganggu ahjussi ini lagi, maka minta ijin daruku dulu, okay?! Kalau kalian mengerti, goodbye. Maksudku, pergilah!”


Setelah Mo Ne melangkah pergi, tamu pertama langsung mengelush lagi pada Go San karena ini pertama kalinya dia melihat adan concierge hotel (semacam resepsionos tapi pekerjaannya lebih beragam) yang tidak bisa bahasa inggris.


Mo Ne yang masih belum pergi jauh mendengar keluhan itu dan langsung berbalik kembali pada tamu pertama sambil menganggkat tinjunya untuk mengancam kedua tamu itu.



Saat Mo Ne melanjutkan perjalanannya, dia melihat Jae Wan dan Joong Goo sedang berjalan bersama dengan Chae Kyung ke restoran. Pemandangan itu membuat Mo Ne tiba-tiba punya sebuah ide bagus.



Jae Wan, Joong Goo dan Chae Kyung makan bersama di restoran. Chae Kyung yang ternyata salah satu pemegang saham Ciel, berusaha membuat percakapan dan memuji kehebatan Jae Wan dalam menangani Ciel sampai Ciel mendapat pujian dari banyak pihak. Pujian membuat Jae Wan jadi gelisah apalagi Chae Kyung memujinya sambil terus menatapnya.


“Dia orang yang sangat berbakat” Joong Goo membanggakan Jae Wan


“Saya tahu” ujar Chae Kyung


Joong Goo heran apakah Chae Kyung mengenal Jae Wan, tapi Chae Kyung hanya mengatakan kalau dia tahu Jae Wan karena Jae Wan sering muncul di acara interview.



“Rupanya anak ini jauh lebih terkenal dari yang kukira” ujar Joong Goo dengan senang tapi diam-diam dia sebenarnya melirik Jae Wan dengan kesal.


Pada saat bersamaan kedua resepsionis dan manager Jang sedang menghadapi keluhan dari seorang tamu, tamu itu ingin pindah ke suite room tapi kedua resepsionis tidak bisa memindahkan kamarnya saat ini. Manager Jang berusaha menjelaskan bahwa Ciel selalu mengadakan promosi upgrade kamar tapi hanya pada saat-saat hari spesial semisal hari natal atau tahun baru.


“Kubilang aku mau pindah ke suite room. Jadi bagaimana?” keluh si tamu


“Jadi begini, maksud saya adalah omong kosong (secara harfiah omong kosong juga diartikan suara anjing)”


Dan si tamu benar-benar menangkapnya secara harfiah “Anjing?”



Tepat saat itu juga mereka mendengar suar anjing menyalak dengan ribut. Ternyata Mo Ne baru saja tiba di hotel dengan membawa banyak sekali anjing-anjing kecil yang dia sebut ‘teman-temannya’.


Joong Goo tidak menyangka ternyata Chae Kyung pernah bersekolah yang sama dengan Jae Wan di tahun yang sama pula, saat dia bertanya apakah mereka berdua tidak pernah saling bertemu, Chae Kyung langsung mengiyakannya untuk menutupi kebihingannya.


“Kalau aku bertemu pria setampan dia, aku pasti akan ingat” ujar Chae Kyung sambil menatap Jae Wan


Tiba-tiba mereka terganggu oleh suara gonggongan anjing maka Jae Wan langsung bangkit untuk melihat keadaan disekitarnya.


Saat Mo Ne melihat kedatangan Jae Wan, dia terus menatap Jae Wan dan mengatakan bahwa dia ingin memperkenalkan Jae Wan pada ‘teman-temannya”.


“Anjing yang dipelihara dan dicintai, menggigit dan membunuh majikannya dan ingin menjadi sang pemilik rumah” sindir Mo Ne 



Mo Ne lalu bertanya apa Jae Wan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan sebelum Jae Wan menjawab, Mo Ne langsung melepaskan ikatan anjing-anjingnya. Alhasil, semua pegawai hotel langsung berlarian kesana kemari hanya untuk mengejar dan menangkap anjing-anjingnya.









Saat Mo Ne pura-pura merasa bersalah dan meminta Jae Wan memaafkannya, Jae Wan langsung mengingatkan Mo Ne bahwa tempat dimana Mo Ne membuat kekacauan ini adalah tempat yang diimpikan ketua Ah sepanjang hidupnya. Perkataan itu membuat Mo Ne langsung jadi benar-benar merasa bersalah.






Saat Mo Ne masuk lift, manager Baek langsung ikut masuk lift bersamanya. Manager Baek bertanya apa Mo Ne tahu kenapa wanita gila suka menaruh bunga di kepala. Dan sebelum Mo Ne menjawabnya, manager Baek segera memberikan jawabannya.


“Untuk menunjukkan kalau dia gila”


“Apa kau menyebutku gila?” tanya Mo Ne


“Karena kau membuat bencana, aku memintamu untuk memberiku tanda”, kata Manager Baek.




Chae Kyung menghampiri Jae Wan di pintu depan hotel setelah Jae Wan melihat masalah anjing-anjing itu sudah terselesaikan dengan baik. Chae Kyung bertanya-tanya apakah tadi saat di acara makan dia terlalu banyak bicara karena Jae Wan sepertinya cukup gelisah dengan semua perkataannya tadi.


Jae Wan langsung gugup dengan perkataan Chae Kyung itu apalagi mereka sekarang berada di tempat umum dan bisa dilihat banyak orang. Tapi Chae Kyung sudah biasa diperhatikan orang lain, apalagi sejak kuliah dia selalu menjadi pusat perhatian dan banyak pria yang menyukainnya.


“Tapi ada satu pria yang terus membuatku berada disisinya dan mengawasiku seperti batu” ujar Chae Kyung sambil menatap Jae Wan


“Kalau anda tidak punya hal penting untuk dibicarakan, saya akan masuk”


“Putri ketua, melakukan itu supaya kau melihatnya, iya kan?” tanya Chae Kyung


Chae Kyung jadi penasaran kenapa Jae Wan menjadi sangat dibenci seperti itu, apakah ada sesuatu diantara Jae Wan dan Mo Ne.



Tapi sebelum mereka meneruskan pembicaraan, tiba-tiba ada seorang tamu yang baru saja tiba dan langsung membungkuk hormat pada Chae Kyung. Kedatangan pria itu langsung membuat Chae Kyung jadi tegang. Pria itu bertanya dengan sopan apakah Chae Kyung beristirahat dengan baik di hotel ini dan Chae Kyung pun menjawab dengan sama sopannya. Pria itu ternyata anak tirinya Chae Kyung dan terlihat jelas hubungan mereka tidak baik.



Saat pria itu menyebut Chae Kyung dengan sebutan ‘ibu’, Chae Kyung langsung heran karena selama suaminya masih hidup anak tirinya tidak pernah menyebutnya dengan sebutan ibu.


“Benarkah? Aku minta maaf jika aku menyakiti perasaanmu”


Anak tirinya Chae Kyung berjanji bahwa mulai sekarang dia akan lebih menaruh perhatian pada Chae Kyung lebih daripada saat ayahnya masih hidup. (*maksudnya lebih ke ‘mengawasi’ deh)


Chae Kyung langsung terdiam tersenyum sinis “Trima kasih.. nak”



Anak tirinya juga tersenyum sinis mendengar perkataan Chae Kyung.




Sebelum pergi, anak tirinya memberitahu Chae Kyung untuk beristirahat saja dengan baik di hotel itu sementara dia dan adiknya yang akan mengurus perusahaan.


“Apa aku sedang diasingkan?” tanya Chae Kyung

Chae Kyung langsung tersenyum pada anak tirinya saat dia mengatakan agar anak tirinya itu tidak terlalu khawatir sampai datang langsung ke hotel hanya untuk mengeceknya.

“Aku akan beristirahat sebanyak yang kau inginkan sebelum aku kembali”




Joong Goo memanggil Jae Wan ke sebuah restoran dimana mereka diam-diam mendengarkan percakapan para direktur yakin kalau Jae Wan dibiarkan saja, maka dia hanya akan menjadikan Mo Ne sebagai boneka. Direktur itu jug akhawatir jika Jae Wan sampai berhasil mendapatkan kontrak dengan Wang Li Cin maka kesempatan mereka untuk menyingkirkannya tidak akan mudah.

Joong Goo lalu membanting gelas dan terbatuk keras dengan sengaja dan saat mendengar suara batuk itu, para direktur langsung membubarkan diri.





“Mereka pendukung ketua Ah, jadi saya tidak terkejut” kata Jae Wan.

Joong Goo agak curiga dengan masa lalu Jae Wan dengan Chae Kyung tapi Jae Wan berusaha meyakinkan Joong Goo bahwa dia dan Chae Kyung hanya teman sekelas waktu kuliah bahkan Jae Wan sudah tidak terlalu mengingatnya sekarang.

Tapi Joong Goo malah menyuruhnya untuk mengingat Chae Kyung dan menjalin hubungan yang baik dengan Chae Kyung. Karena Chae Kyung pernah membuat orang-orang pendukung suaminya berpihak padanya.

“Terlebih lagi, dia adalah pemegang saham besar di Ciel. Dia tidak akan merugikanmu”
 




Saat Jae Wan bertanya kenapa Joong goo tidak menanyakan tentang Mo Ne, Joong Goo langsung mengatakan bahwa dia tidak perlu melakukannya karena Mo Ne punya kakak yang manis yang akan selalu ada untuknya (*maksudnya Jae Wan). Joong Goo menyuruh Jae Wan untuk mensukseskan kontrak kerja sama dengan Wang Li Cin.


“Nasib hidupku berada di tanganmu” ujar Joong Goo


Jae Wan jadi bertanya-tanya dalam hatinya, siapa target yang sebenarnya sedang diincar Joong Goo, dia atau Mo Ne.




Keesokan harinya, Wang Li Cin akhirnya tiba di Ciel. Pfft! Penampilan Wang Li Cin sungguh menjijikkan. Kacamata, naju ketat model macan tutul, jaket bulu-bulu, perhiasan emas dimana-mana seperti toko emas berjalan.


Jae Wan menyambutnya dengan sopan tapi Wang Li Cin malah mengeluhkan pelayanan Ciel, karena dalam perjalanan ke Ciel dia sangat bosan. Wang Li Cin jadi cemas, jika dia saja bosan apalagi dengan pelanggan agen travelnya.


“Kami berencana untuk mencarter bis limousine untuk pelanggan. Kami akan melakukan yang terbaik supaya mereka tidak mengalami kesulitan datang kemari” Jae Wan berusaha meyakinkan Wang Li Cin yang sepertinya tidak mempercayai Jae Wan.



Da Jeong benar-benar penasaran dengan identitas keempat para tamu yang datang kemarin itu, siapa mereka yang sebenarnya. Mereka tidak pernah keluar hotel tapi selalu mengelilingi hotel. Kemarin malam tamu-tamu itu bersenda gurau dengan seorang pegawai operator.



Saat Wang Li Cin tiba di meja resepsionis, kedua resepsionis langsung menyambutnya dengan sopan. Tapi sekali lagi Wang Li Cin mengeluh, kali ini dia mengeluhkan sikap kaku para pegawai yangs eperti robot. Wang Li Cin khawatir pelanggannya tidak akan beristirahat dengan baik dalam situasi yang terlalu serius seperti ini.


Jae Wan langsung membungkuk meminta maaf dan meyakinkan Wang Li Cin bahwa dia akan mengajari para pegawainya sekali lagi. Saat Manager Jang mengantarkan Wang Li Cin, Jae Wan memandang semua pegawainya yang memperlakukan semua tamu dengan baik, dan hal itu membuat Jae Wan jadi curiga pada Wang Li Cin.




Jae Wan membawa Wang Li Cin masuk ke kamar hotel yang khusus dipersiapkan untuknya. Tapi lagi-lagi, Wang Li Cin punya keluhan, kali ini merasa interior kamarnya terlalu berlebihan. Jae Wan jadi bingung, tapi dia berusaha tetap tenang dan meminta maaf pada Wang Li Cin.


Jae Wan ingin mengganti rugi atas ketidak sopanannya dengan wine. Saat mendengar hal itu, Wang Li Cin meminta Jae Wan sendiri yang memilihkan wine untuknya yang sesuai dengan keinginannya, karena Wang Li Cin punya cita rasa yang sensitif pada wine.

“Saya mengerti” Jae Wan lalu membungkuk hormat pada Wang Li Cin sebelum dia pergi mengambil wine.




Di ruang khusus penyimpanan wine, Jae Wan langsung mendesah berat saat dia teringat para direktur yang membencinya dan Joong Goo yang menyuruhnya untuk mensukseskan kontrak dengan Wang Li Cin.


Saat Manager Jang datang memberitahunya bahwa Wang Li Cin sudah turun, Jae Wan menyuruh manager Jang untuk menemuinya dulu tanpa membuat kesalahan. Manager Jang berjanji bajwa dia tidak akan membuat kesalahan karena kehormatan Ciel yang menjadi taruhannya.


Jae Wan lalu mengambil 2 botol wine mahal, membukakan botolnya dan menuangkannya sendiri untuk Wang Li Cin yang saat mencicipinya langsung tersenyum senang bahkan langsung mengoceh dalam bahasa perancis dan Cina memuji hebatnya rasa wine itu.


Tapi saat Jae Wan bertanya apakah wine itu sudah sesuai seleranya, Wang Li Cin langsung mengubah sikapnya dan hanya mengatakan kalau rasa wine itu Cuma lumayan.

Saat Jae Wan memperkenalkan manager Jang yang nantinya akan bertugas sebagai penanggung jawab kamar tamu dari Cina, Wang Li Cin langsung menyuruh manager Jang mendekat untuk menuangkannya segelas wine lagi. Tapi saat manager Jang hendak menuangkannya, Wang Li Cin malah memutar-mutar gelasnya sampai membuat manager jang tidak bisa menuangkannya dengan benar.


“Ketua, anda bisa meletakkan gelasnya dan menerima winenya”


Wang Li Cin akhirnya mau meletakkan gelasnya di meja. Tapi saat manager Jang sedang menuangkan winenya, Wang Li Cin langsung mengambil gelasnya sampai membuat wine yang sedang dituang manager Jang langsung tumpah ke celananya Wang Li Cin.

Manager Jang langsung panik meminta maaf, tapi Wang Li Cin langsung marah dan mendorong manager Jang sampai terjatuh menimpa pecahan kaca, lalu menghina manager Jang habis-habisan.



Jae Wan cemas dan bingung dengan keadaan ini, tapi dia memutuskan untuk meminta maaf pada Wang Li Cin dan menyuruh manager Jang untuk meminta maaf juga. Manager Jang langsung menurut dan berlutut meminta maaf pada Wang Li Cin. Jae Wan ingin marah pada Wang Li Cin tapi dia berusaha keras menahan emosinya.



Pada saat yang bersamaan, Mo Ne menyamar jadi petugas kebersihan yang membersihkan kamarnya Jae Wan (dia tinggal di hotel juga).


Petugas kebersihan senior memberitahu Mo Ne bahwa Jae Wan adalah orang yang rapi jadi tidak banyak yang perlu mereka bersihkan, Jae Wan tidak suka barang-barang berantakan karena itulah petugas kebersihan senior menyuruh Mo Ne untuk tidak menyentuh apapun di kamar itu.


Saat Mo Ne menemukan banyak mainan robot milik Jae Wan, dia langsung mengatai Jae Wan menderita mysophobia (takut kotor) dan sinrom peterpan (orang dewasa yang kekanak-kanakan). Mo Ne bertekad untuk menemukan bukti di kamar itu.


Mo Ne mulai menggeledah meja kerjanya Jae Wan dan menemukan sebuah map berisi semua informasi tentang dirinya. Hal itu membuat Mo Ne semakin yakin kalau Jae Wan lah pelakunya. Saat dia melihat-lihat isi lemarinya Jae Wan, dia langsung terkejut saat dia menemukan jam tangan ayahnya berada di laci penyimpanan jam tangannya Jae Wan.

  
[Bersambung ke Part 2]
 



No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya