Saturday, May 17, 2014

Sinopsis You're All Surrounded Episode 3 Part 1

Dae Gu terlihat panik, lalu menjatuhkan alat perekam dan memegang ponselnya yang bergetar. Pan Seok melirik ke arah Dae Gu ang menjatuhkan alat perekam. Matanya seperti mencurigai sesuatu pada Dae Gu.


Dia berjalan mendekati Dae Gu yang panik. Tiba-tiba ponsel Ji Gook berdering, dia langsung mengangkat dan mengatakan pada ibunya kalau ia akan menelponnya nanti. Eung Do melihat Ji Gook yang berani menerima telpon dan menutupnya kembali.




Eung Do memecah ketegangan dengan memoertanyakan apa yang akan mereka lakukan untuk mereka semuanya.




Dae Gu melempar begitu saja ponselnya di meja. Dia masih terlihat panik dan sedikit lega, untung saja penyamarannya tidak bisa diketahui oleh Pan Seok.


Episode 3 
Tidak ada detektif pemula


Di depan ruang pertemuan.



Keempat polisi pemula seperti sedang menguping pembicaraan di dalam. Soo Sun dan Ji Gook berdiri tepat di depan pintu sambil menaruh kuping di depannya. Sedangkan Tae Il dan Dae Gu berdiri agak jauh dari pintu.


Soo Sun penasaran dengan nasib dirinya. Dia merasa kalau mereka berempat berhasil untuk membuat jadwal kencan dengan pelaku pemerasan dan juga bisa melakukan penyelidikan tentang pelaku pemerasan.


Tae Il pikir walaupun mereka minum dan menyetir, mereka bisa keluar dengan uang jaminan. Tapi tetap saja Ji Gook merasa kalau juga sudah masuk ke penjara beberapa menit. Dia yakin kalau mereka bisa saja dikeluarkan begitu saja dari satuan detektif.


Di dalam ruang pertemuan.




Rapat di mulai dengan membahas bagian unit detektif. Tae Hoo membahas kalau bagian Unit detektif, para polisi pemula membuat kekacauan besar. Dia mengatakan kalau salah satu dari polisi pemula itu sudah mengambil pistol dari kepala polisi Oh.


Dan dia sebagai kapten dari bagian detektif harus meminta maaf atas kejadian seperti ini. Beruntungnua kalau mereka semua bisa keluar dari masalah seperti ini. Tapi mereka hampir saja akan diberitakan media lagi. Tae Hoo ingin sekali mengirim ke empat polisi muda itu untuk pindah ke bagian polisi regional saja.




Chief Kang berbicara, dia tahu kalau ketiga polisi muda itu membuat sebuah kegaduhan. Sebelum mereka memutuskan kalau ajan melepas keempat polisi pemula itu, dia ingin mendengar pendapat dari Pan Seok sebagai orang yang bertanggung jawab dalam hal itu.




Soo Sun dkk mendengar kalau Chief Kang berharap Pan Seok bisa melatih para polisi muda, tapi dia juga menghormati semua keputusannya. Chief Kang tersenyum, dia ingin sekali mendengar apa yang akan di katakan Pan Seok.



Pan Seok berkata kalau dia tidak bisa bekerja sama dengan orang-orang yang mudah putus asa. Dia akui kalau polisi pemula itu tidak memiliki dasar-dasae seperti pengawalan korban dengan cara yang tepat. Dia juga tahu kalau pekerjaan sebagai detektif adalah pekerjaan yang berat.


Para Polisi muda itu berpikir kalau polisi detektif itu sebagai permainan, ujar Pan Seok. Makanya mereka bisa membuat keributan di dalam senuah klub. Eung Do hanya bisa menundukkan kepalanya. Pan Seok menggenrak meja, dia kesal mengapa mereka membuat pertemuan yang membahas tentang para polisi yang membuatnya pusing kepala.


Dia mengejek kalau polisi muda itu yang bodoh dan tidak punya otak saat di lahirkan. Para polisi pemula itu sudah membuat dua kali kekacauan dalam satu minggu. Keempat polisi itu hanya bisa terdiam didepan pintu mendengarnya.



Pan Seok juga bingung kenapa anak-anak itu bisa lolos menjadi polisi. Dia lihat kalau orang-orang itu tidak membuat polisi lebih maju lagi sekarang. Dia melihat dengan memasukkan mereka, maka pajak untuk orang-orang itu akan berkurang. Dia pun mengusulkan kalau mereka semua di pecat secepatnya.


Chief Kang sedikit tersenyum melihat Pan Seol yang berbicara menggebu-gebu. Lalu Pan Seok mengatakan kalau dari dulu, dia adalah orang yang tidak setuju dengan masuknya polisi muda yang belum berpengalaman. Dia setuju kalau keempatnya di pindahkan ke bagian polisi regional. Chief Kang yang mendengarkan itu langsung memejamkan matanya.



Keempat polisi muda itu sepertinya bersedih kalau mereka harus pindah ke kepolisian regional. Pan Seok pun tidak ada masalah kalau mereka mendapat hukuman yang lebih buruk lagi. Dae Gu yang mendengar itu berjalan menjauhi pintu ruang pertemuan.


Langkahnya berhenti ketika Pan Seok mengatakan dia meminta waktu selama 3 bulan. Karena ke empat polisi pemula itu sudah masuk ke dalam tim detektifnya, dia akan melatih mereka sampai titik darah penghabisan. Setelah mereka belajar dan bekerja, ia akan membuat keputusan setelah itu.



Chief Kang yang mendengar itu langsung tersenyum. Pan Seok selama 3 bulan ini, dia akan melatih para polisi pemula itu setelah itu mereka bebas memutuskan apakah mereka akan memindahkan mereka berempat ke bagian regional.


Suasana yang tadinya tegang menjadi lega. Semua yang ada di dalam seperi sudah bisa bernafas lega dan sedikit menggoyang-goyangkan badannya sedikit.



Soo Sun dan kawan-kawan senang sekali mendengarnya. Mereka langsung saling tos satu sama lain. Saat Soo Sun mengajak Dae Gu untuk tos, Dae Gu malah acuh dan pergi meninggalkan ke tiga temannya.


Tapi akhirnya Soo Sun saling berpegangan tangan dengan Ji Gook dan tersenyum bahagia.



Mereka semua berdiri di parkiran. Soo Sun, Ji Gook dan Tae Il tidak bisa menahan rasa senang mereka dengan tersenyum, sementara Dae Gu masih memperlihatkan wajah dinginnya. Pan Seok melihat kalau dari wajah anak-anak buahnya ini tahu kalau mereka menguping pembicaraannya saat di ruang pertemuan.



Eung Do ikut tertawa, dia tahu kalau anak-anak ini mendengar pembicaraan mereka. Soo Sun dengan sopan memberi hormat pada Pan Seok dan berterima kasih akan hal itu. Dia senang karena mereka masih menjadi anak buah untuk tim detektif.



Pan Seok memutuskan untuk berbicara pada intinya, dia ingin selama 3 bulan ini untuk melatih ,ereka semua. Ada satu hal yang ia ingin ajarkan pada mereka.


“mereka semua tidak akan menjadi detektif” tefas Pan Seok.


Soo Sun yang tersenyum, berubah menjadi masam. Pan Seok mengatakan kalau dirinya menganggap semua anak buahnya ini bodoh dan tidak bisa apa-apa, maka dari itu dia ingin sekarang waktunya mereka untuk membuktikan pada dirinya.


Dia masih berkata kalau mereka tidak mungkin menjadi detektif jadi dia inging mereka semua untuk tidak membuang waktunnya. Dia juga memperingatkan mereka, kalau mereka tidak bisa bersaing dengan dirinya maka lebih baik mereka semua keluar dari detektif.



Pan Seok memberikan selamat datang pada satuan detektif. Dia memberi satu pesan kalau kekuatan dalam unit detektif  adalah kerjasama tim. Jadi kalau ada satu yang keluar maka mereka semua harus keluar. Dia bertanya mengapa semua anak buahnya hanya terdiam dan tidak memberikan respon.


Soo Sun, Ji Gook dan Tae Il saling berpandangan. Dengan tegas Dae Gu mengatakan kalau apa yang di katakan Pan Seok itu salah. Ketiganya menengok ke arah Dae Gu dengan pandangan binggung. Dia mengatakan kalau dalan aturan pemerintahan tidak adanya hukuman masaal.



Pan Seok berkata dengan tegas kalau apa yang dikatakan Dae Gu itu salah. Dia berjalan ke ataj Dae Gu, dia berkata kalau sebaiknya Dae Gu membenarkan cara melihat seseorang dahulu. Dae Gu terdiam, matamya merah dan berkaca-kaca. Pan Seok berteriak kepada mereka semua untuk segera masuk ke dalam mobil.




Mobil melaju dan berhenti pada sebuah pertigaan.


Pan Seok meminta semuanya untuk menaruh telepon mereka semua di kotak. Lalu dia menyebutkan alamat Nonhyeon-dong 1, insiden perampokan  pada 1753. Dia bertanya siapa yang akan menyelesaikan itu. Semuanya mengerti apa yang dikatakan ketua mereka.



Soo Sun mendorong Dae Gu yang masih diam di dalam mobil untuk cepat keluar. Soo Sun cepat berlari mencari alamat itu. Dae Gu mengikuti ke arah yang sama dengan Soo Sun. Pan Seok dan Eung DO melihat keluar kaca jendela.






Dae Gu berlari mencari alamat itu. Dia seperti mencoba menginat peta yang ada di kantor polisi, lalu dia mengaplikasikan nya di jalan yang ia lalui. Dia sepertinya sudah menemukan jalannya.



Soo Sun datang ke tempat penyewaan kamar. Dia menanyakan alamat yang akan dia tuju. Sang penjaga malah mengira kalau Soo Sun akan menyewa tempat selama sebulan atau tahunan.




Tae Il mencoba mencari jalan yang harus di datangi. Dia mencari-cari, sampai sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya. Wanita itu menyakan apa yang dicari oleh Tae Il. Tae Il hanya memberikan senyuman pada wanita itu.



Ji Gook membawa kertas alamat dan menanyakan alamat yang harus ia tuju. Tapi tidak ada orang yang membantunya. Sampai sebuah motor pengantar makanan lewat. Dia mengejar si pengantar makanan itu.





Pan Seok dan Eung Do sudah berdiri di depan alamat yang ia sebutkan tadi. Dae Gu terlihat lebih dulu dari sebelah kiri jalan. Sementara Soo Sun berjalan kelelahan dari arah depan. Tae Il datang dengan mobil merah sedangkan Ji Gook menumpang motor pengantar pizza.




Keempatnya kelelahan dan terengah-engah (*kecuali si Tae Il ya...dya si enak banget modal tampang dapet tumpangan hehehe) saat sampai di alamat yang mereka tuju. Pan Seok marah, dia pikir kalau mereka tidak memiliki telinga. Dia tidak ingin mereka datang dengan cara terpisah. Dia mengatakan dengan tegas kalau kekuatan mereka adalah kerja sama tim.




Pan Seok dan Eung Do masuk ke dalam mobil. Eung Do berkata dari luar jendela kalau mereka semua harus cepat mengikuti mereka. Semuanya berlari mengejar mobil itu. Soo Sun sampai membuka sepatunya untuk mengejar mobil yang dikemudikan Pan Seok.

 

Setelah mobil berhenti, Pan Seok memberitahu kalau ada dua cara untuk menangkap seekor rakun, Cara yang pertama adalah masuk ke dalam sarang rakun. Yang kedua adalah pura-pura mati dan menunggu rakun itu keluar.
 

 
Semuanya masuk ke dalam mobil. Pan Seok memperingatkan kalau mereka keluar sebelum waktu yang di tentukan. Maka mereka semua tidak akan memiliki jam istirahat pada misi yang berikutnya. Soo Sun menjawab mengerti. Lalu Eung Do meminta mereka untuk bersabar, karena ini akan berakhir dengan satu tembakan saja. Pintu mobil pun ditutup.

 


Ji Gook mengeluh kalau dia seharusnya tidak masuk dalam unit detektif hanya karena tidak ada lowongan pada divisi lalu lintas. Dia pasrah kalau ia di masukkan ke dalam bagian polisi regional. Tae Il mengajak mereka untuk menganggap kalau mereka seperti sedang ada dalam perjalanan ke london atau ke paris.

 


Soo Sun yang bingung mengambil botol minuman. Dae Gu mengambilnya, dia mengejek Soo Sun itu otak burung, dia tidak ingat kalau mereka harus bertahan di dalam mobil selama 12 jam. Dia mengejek kalau Soo Sun akan membuat masalah.



Empat Jam kemudian

 

Ji Gook seperti merasa akan keluar, dia seperti menahan pipisnya. Lalu Soo Sun mengalihkan supaya Ji Gook berpikir tentang mengapa dirinya ingin menjadi seorang polisi. Ji Gook berkata kalau ia ingin menikah dan bekerja dalam sebuah pemerintahan adalah perkejaan yang bagus.

 


Sedangkan Soo Sun mengatakan alasannya masuk ke dalam kepolisian. Dia ingin menegakkan hukum, melindungi keadilan dan melayani masyarakat. Ji Gook seperti sudah tidak bisa menahan rasa kebelet pipisnya.


Tae Il melemaskan kepalanya. Dia berkata kalau ia tidak pernah naik pasawat kelas bisnis saat keluar negeri. Soo Sun dan Ji Gook mengatakan kalau mereka berdua belum pernah keluar negeri.
 

Tujuh Jam kemudian 


 

Soo Sun seperti melakukan tenaga dalam dengan menghirup lalu mengeluarkannya. Tae Il mulai duduk tegak dan menahan pipis. Ji Gook mencoba sambil bergoyang-goyang. Dae Gu tiba-tiba melipat kakinya duduk seperti seorang wanita.

 


Ji Gook mencium sesuatu, Tae il pun sama. Mereka berdua langsung menutup hidungnya. Lalu bau semerbak itu sampai ke Soo Sun, dia ikut menutup hidung. Hanya Dae Gu yang masih dengan gaya coolnya duduk tanpa merasa ada bau yang tercium di hidungnya.


Mereka memandang Dae Gu dari atas sampai bawah. Dae Gu berusaha tetap cool dan tanpa menutup hidung sedikit pun.




11 Jam kemudian


Soo Sun sudah mulai tak tahan, wajahnya berkeringat. Dae Gu memijat-mijat pahanya yang sedari tadi ia lipat di atas pahanya untuk menahan pipis dan kentut. Ji Gook berkata kalau sekarang ia tak tahan menahan pup.




Tae Il mengatakan kalau dia sekarang sangat kebelet kecing. Dia berkata kalau sekarang tekanan kantung kemihnya itu sudah berada melebihi dari matanya. Lalu dia merasakan tekanan sampai ke otak.




Dae Gu mencoba memijat-mijat pahanya. Dia menggerutu kalau ini adalah pelanggaran hak asasi manusia dan dia akan mengajukan keluhan di kantor sipil. Lalu Soo Sun memintanya untuk menahan sedikit lagi. Karena hanya tinggal 1 jam lagi mereka ada di dalam mobil.


Ji gook merasa tidak tahan, dia mencoba untuk keluar. Soo Sun menahannya, dia tidak memperbolehkan Ji gook keluar dari pintunya. Ji Gook pindah ke pintu Dae Gu, dia ingin keluar dari pintu itu. Dae Gu menahannya dengan kakinya, tak sengaja Ji Gook menekan kandung kemihnya.

 


Dae Gu tak tahan, dia akhirnya keluar dari mobil. Teman-temannya mencoba memanggilnya, tapi Dae Gu sudah berhadapan dengan Pan Seok yang menunggu di samping mobil. Ji Gook berkata kalau seharusnya mereka bersabar sedikit lagi.


Pan Seok mencoba menghalangi jalan Dae Gu, tapi akhirnya Dae Gu tak tahan mencoba untuk berjalan melalui Pan Seok. Semua orang keluar dari mobil dan berlari mencari kamar kecil. Pan Seok malah menggodanya dengan memegang perut mereka. Soo Sun berkata kalau ia akan gila di dalam mobil.

 



Keempatnya mencoba berlari berjalan sambil terus menahan kencing dan pup. Sedangkan Pan Seok mengibas-ngibaskan hidungnya saat mencium bau yang keluar dari mobilnya. Lalu dia bersiul melihat anak buahnya.


Akhirnya mereka berempat mendapatkan misi hari ini. Dia memperlihatkan CCTV seseorang pria misterius. Pria itu membuang permen karet di depan gedung lalu seorang bibi tukang bersih-bersih jalan memungutnya.

 

 

Dia memberitahu untuk mendapatkan hasil DNA dari perampok apartement Mirin ada di permen karet itu. Maka dia ingin mereka untuk menemukan permen karet itu sekarang. Keempatnya saling berpandangan dan melihat kearah Pan Seok.



Mereka berempat sudah siap dengan sarung tangan karet berwarna pink. Mereka berempat tampak sangat lesu untuk mendapatkan permen karet si perampok. Soo Sun mengajak mereka untuk memulainya sekarang. Dae Gu melihat plastik-plastik sampah dan memindahkannya.


Ji Gook mual saat ia membuka satu plastik sampah. Soo Sun terus mengorek-ngorek sampah. Ji Gook malah menangis, dia merasa kalau ia tidak bisa melakukan hal seperti ini.

 Dia sekarang pasrah kalau ia akan pindah ke polisi regional saja dibanding menjadi seorang detektif.


Tae Il mengatakan hal yang sama kalau ia tidak akan melakukan ini. Dia heran mengapa mereka harus mengerjakan ini padahal hidup mereka sangat pendek. Soo Sun mengeluh, dia pikir ini hal paling buruk yang harus dia hadapi karena dia memiliki penciuman seperti anjing.



Dae Gu yang kesal, melempar sarung tangannya dan pergi. Soo Sun mengejarnya, dia marah karena Dae Gu ingin pergi sendiri. Dia kesal karena Dae Gu yang pertama membuka pintu mobil, kalau saja Dae Gu tidak melakukannya maka misi mereka akan selasai.


Dae Gu berteriak kalau mereka tidak perlu khawatir, karena Pan Seok tidak memecat mereka dengan gampang. Soo Sun bingung. Dae Gu melihat gambaran besar kalau Pan Seok mendukung mereka saat ada di ruang pertemuan. Dia meminta yang lain untuk tenang dan pulang.


Soo Sun tetap mencegahnya, dia pikir Dae Gu tidak bisa melakukan ini padanya. Dae Gu mengatakan kalau dia tidak suka dengan tempat pembuangan sampah. Yang kedua, dia tidak ingin menjadi permainan dari si sadis Pan Seok. Soo Sun kesal. Dia merasa kalau mereka adalah tempat pembuangan sampah.



Ji Gook ikut nimbrung, dia merasa apa yang dikatakan Dae Gu itu benar. Dia mendengar kalau Chief Kang itu membela mereka, jadi tidak akan mungkin Chief Seo akan memecat mereka.


Dia menyarankan supaya mereka pulang saja dan datang besok pagi melaporkan pada Pan Seok kalau mereka tidak bisa mendapatkan permen karet itu. Ji Gook pikir tak mungkin mereka bisa mendapatkan secuil permen karet di apartemen sebesar ini.


Tae Il pun setuju, dia tidak ingin mengorbankan dirinya sendiri. Menurutnya hidup sudah keras, jadi mereka lebih baik berjuang untuk yang lainnya, Soo Sun yang mendengar saran teman-temannya berteriak kalau mereka semua itu pengkhianat yang jahat dan tidak layak untuk disebut seorang pria.


Dia memarahi mereka berdua uang tidak berani berbicara di depan Pan Seok tapi mereka hanya berani berbicara di belakang Pan Seok. Dia merasa tidak salah kalau mereka adalah bajingan yang tidak konsisten. Soo Sun menyuruh mereka untuk tetap mencari permen karet itu lagi.


Keduanya langsung diam dan berjalan ke tempat sampah. Dae Gu heran melihat keduanya yang bisa berbeda sikap dalam sekejap. Dae Gu pergi meninggalkan mereka. Soo Sun mengambil salah satu kantong sampah lalu memukul kepala Dae Gu dengan kantong itu.



Dae Gu ikut kesal. Sambil memukul-mukul kantong plastik pada Dae Gu, Soo Sun berkata kalau ia tahu Dae Gu yang kentut saay di mobil. Dia mengejek Dae Gu itu tukang kentut. Dae Gu tetap menyangkal.


Ji Gook ikut datang. Dia berpikir kalau Dae Gu yang kentut. Dae Gu tetap menyangkal dan marah. Ji Gook semakin yakin kalau Dae Gu yang kentut, karena orang yang kentut biasanya adalah orang yang paling marah.


Soo Sun memukul Dae Gu lagi, sebagai tukang kentut yang pemarah. Tiba-tiba plastik itu terlepas dari tangan Soo Sun dan semua sampah keluar dari kantong plastik. Ada satu benda yang keluar dari plastik itu. Sebuah bungkus permen karet bekas.



Mata mereka langsung melihat benda yang mereka cari. Soo Sun menyelengkat Dae Gu yang berlari duluan. Dia berhasil mendapatkan permen karet dan berteriak sambil mengangkat permen karet, dia sudah mendapatkan Jackpot sekarang.



Dae Gu yang lebih tinggi berhasil mengambilnya permen itu dari tangan Soo Sun. Tae il mencoba melempar ke udara dari tangan Dae Gu. Tapi yang berhasil mendapatkan Ji Gook. Soo Sun mengigit tangan Ji Gook. dia melepaskan dan jatuh ke tangan Dae Gu.


Tae il dan Ji Gook memukul punggung Dae Gu, Permen karet pun terlempar ke belakang. Mereka saling memukul satu sama lain dengan plastik sampah. Sampai Soo Sun melihat permen karet itu tergelatak di aspal. Dia mengambilnya dan tersenyum bahagia.





Soo Sun berteriak kalau dia sudah mendapatkannya. Ketiganya berlari ke arah Soo Sun dan ingin mengambilnya. Soo Sun langsung menaruh permen karet itu di balik bajunya. Mereka bertiga terhenti karena mereka tidak bisa memegang Soo Sun.



Keempatnya datang dengan pakaian dekil dan rambut acak adul. Semua pegawai yang ada di kantor mencium bau sampah saat mereka datang.


Soo Sun memberikan sebungkus permen karet yang ada di tangannya di depan wajah Pan Seok. Eung Do yang ada didekat mereka, tak bisa menahan bau sampah dan merasa mual. Dengan terbata-bata dia memuji mereka untuk berkerja dengan baik sekali.



Dia tak percaya kalau mereka berempat bisa mendapatkan permen karet itu. Pan Seok mencoba tetap cool di depan para polisi muda itu. Eung Do menanyakan apakah mereka menemukannya secara bersamaan.

Ji Gook dan Soo Sun membenarkan, mereka seperti menyakinkan kalau mereka sudah berkerja sama untuk mendapatkan itu semua. Pan Seok melihat ke arah Dae Gu yang terlihat sinis padanya, lalu dia menyuruh mereka semua untuk mandi dalam waktu 30 menit, mereka harus sudah siap.

Dia mengatakan kalau mereka sekarang harus menyelesaikan masalah pemerasan. Ji Gook dan Soo Sun tersenyum senang. Dae Gu berusaha jalan dengan sinis, semantara Tae il memejamkan matanya seperti dari tadi sudah menahan bau yang ada dibadannya.



Seorang Pria seperti sedang mengajar di depan kelas dan memberitahu kalau mereka harus memanfaatkan kesombongan manusia. Para perempuan itu mengulang untuk perkataan dari pria itu. Si Pria mengatakan kalau pria adalah tiket makan mereka.

Mereka harus memesan wine dan makanan saat kencan. Strategi yang pertama adalah tersenyum dan memberikan pesona itu pada pria. Stretegi yang kedua adalah bergantung padanya. Para wanita itu mengikuti semua perkataan dari pria itu.

Tiba-tiba pintu di dobrak. Eung Do berteriak supaya mereka semua diam dan jangan bergerak. Semua wanita teriak ketakutan. Eung Do memperlihatkan ID nya, kalau dia adalah seorang polisi. Si Pria merasa tak terima, dia rasa kalau polisi tidka berhak untuk masuk ke kantor mereka.



Pan Seok berkata dengan tegas kalau ini bukan kantor, tapi ini adalah TKP. Lalu dia melihat ke sebuah laptop diatas meja. Eung Do meminta semuanya untuk tidak bergerak. Pan Seok melihat dari laptop kalau Pria itu mengajarkan banyak hal pada para wanita pemeras.

Pria itu berlari menutup laptopnya. Dia meminta surat perintah pengeledahan, kalau tidak dia merasa kalau mereka sudah melanggar hukum. Pan Seok tersenyum sinis. Ketiga polisi muda itu melihat keadaan sekeliling. Tae il berdiri di dekat Pan Seok.



Pan Seok berkata kalau semua orang yang bersalah pasti akan mengatakan hal yang sama seperti pria itu. Dia pikir dalam keadaan seperti ini, mereka tidak perlu menunjukan surat perintah. Pria itu hanya bisa terdiam dan terlihat panik.

Lalu Pan Seok memberitahu alasan dia tidak membawa surat dengan menunjukan jari ke arah pria itu. Dia tahu kalau ini negara hukum, lalu dia meminta Tae il memberikan data yang mereka punya. Pan Seok membacakan kejahatan pria itu. $10 anggur dijuar dengan $50 pergelas *kaya banget nih orang*

Daging sapi amerika diubah menjadi daging sapi korea dengan harga $530. Salah satu wanita yang duduk disana, sadar dengan ketiga polisi yang ada didekatnya. Ternyata dirinya yang terperangkap dalam jebakan polisi. Pan Seok berteriak kalau yang mereka lakukan adalah penipuan.




Eung Do memborgol tangan pria itu dengan cepat. Pan Seok berkata kalau Pria itu mengajarkan para wanita itu untuk melakukan penipuan. Eung Do mengatakan kalau pria itu masih punya hak untuk menyewa seorang pengacara. Dia juga akan memberi kesempatan pada pria itu untuk membela diri.

Pan Seok memberitahu dalam pasal 216 ayat 1,nomor 2. Mereka bisa mengeledah langsug TKP tanpa surat perintah. Ji Gook dan Soo Sun benggong mendengar Pan Seok yang hafal dengan pasal-pasal KUHP. Pan Seok menyuruh Timnya untuk mengunci pintu dan mengumpulkan semua bukti.

Ketiganya mengerti, mereka mengerjakan perintah ketua Seo. Pan Seok mengumpulkan kertas yang ada di atas meja sebagai bukti. Saat Soo Sun mengumpulkan kertas itu kalau mencium bau Mugwort dari rambut.  Wanita itu tidak merasa ada yang aneh dengan bau mougwort.

Pan Seok pun mencium rambut dari wanita itu. Wanita itu berpikir kalau pria itu aneh sekali.  Pan Seok langsung mengambil tas milik wanita itu dan langsung mengeledahnya. Wanita itu pun panik, dia berteriak supaya dia tidak melakukan itu.



Eung Do memegang kedua tangan wanita itu supaya tidak melakukan perlawanan.  Pan Seok menjatuhkan semua barang di atas meja. Dae Gu mengambil ponsel yang jatuh dibawah, dia melihat ada foto wanita itu dengan seorang pria. Dia seperti teringat dengan sesuatu.


Pan Seok membuka kotak rokok, dia melihat ada selinting ganja di dalamnya. Pan Seok pun menciumnya untuk membuktikan kalau apa yang ia curigai itu benar. Dia memberitahu sang wanita, kalau ia akan di interogasi dalam hal benda yang ia miliki ini.

Dia mengatakan kalau yang dibawa wanita itu adalah ganja. Tae il memberikan jempolnya pada Soo Sun. Pan Seok mengatakan kalau ganja itu yang digunakan untuk merokok dan wanita itu bisa ditahan karena memiliki obat terlarang. Dia menyuruh Soo Sun untuk memborgol wanita itu.

Ji Gook mengingatkan Soo Sun untuk mengatakan sesuatu. Saat Soo Sun memasangkan borgol di tangan wanita itu dia mengatakan seperti saat Eung Do memborgol si pria. Wanita itu punya hak untuk menyewa pengacara, lalu dia sedikit terbata-bata saat mengatakan wanita itu bisa memberikan pembelaaan dirinya.

Dae Gu melirik barang-barang yang ada diatas meja. Pan Seok melihat ada tempat kecil berwarna merah. Dia membuka tempat itu dan melihat ada pembalut di dalamnya. Dia menyobek bungkus itu dan ternyata di dalamnya terdapat heroin. Eung Do tersadar kalau Soo Sun belum hafal apa yang diucapkan ketika mereka melakukan penangkapan.

Pan Seok memperlihatkan barang buktinya. Dia tahu kalau wanita muda di depannya ini adalah pemakai barang terlarang. Wanita itu tidak bisa berkutik lagi. Pan Seok menanyakan dengan tegas siapa pemasok barang tersebut.

Dae Gu melihat foto wanita itu yang ada di ponselnya.  Dia teringat kalau pria itu adalah orang yang tertembak saat mereka ada di club. Dia mencoba mengingat saat ada di club, dia ingat dengan seorang pria yang mengunakan cincin yang dia nilai hargany. Dia melihat wanita itu mengunakan cincin yang sama dengan si pria.

Mereka membawa si wanita itu untuk di selidiki lebih lanjut ke kantor polisi. Ketua Oh yang pernah menanggap keempat polisi muda melihat kedatangan mereka dengan sinis. Setelah wanita itu dibawa masuk, Pan Seok berkata pada Ketua Oh untuk menyelesaikan kesalahan yang ia perbuat.

Ketua Oh masih belum puas dengan apa yang dilakukan  Pan Seok. Dia belum menemukan bandar dari obat-obat terlarang.  Dae Gu akhirnya mengatakan kalau pemasok barangny adalah pacarnya. Sambil memperlihatkan ponsel milik si wanita, Dia memberitahu kalau pria yang ada di ponsel wanita itu, terluka saat mereka sedang berada di club.

Dae Gu melihat kalau wanita itu baru tadi pagi menelp pacaranya berdasarkan catatan panggilan di ponselnya. Dia memberikan ponsel itu dan berharap kalau benda ini bisa membantunya. Dengan wajah mengejek, Ketua Oh mengatakan kalau anak buah Pan Seok lebih baik berkerja di banding dirinya. 

Eung Do hanya tersenyum saja. Pan Seok mendekati Dae Gu, dia menanyakan sejak kapan Dae Gu mengetahui hal itu.  Dae Gu menjawab sejak tadi. Pan Seok marah, karena Dae Gu baru berbicara sekarang. Dae Gu menatap wajah Pan Seok dengan sinis.

Dia memberikan alasan pada Pan Seok, yang pertam kalau Pan Seok tidak menanyakannya. Yang kedua adalah kalau Pan Seok mungkin tidak akan percaya dengan orang seperti dirinya. Ketiga temannya hanya bisa melihat Dae Gu yang berani berbicara pada Pan Seok.

Pan Seok seperti tak bisa berkutik dengan alasan Dae Gu, dia akhirnya berteriak supaya mereka masuk mobil dan kembali ke kantor.

Mereka semua kembali kantor.

Pan Seok masuk lebih dulu, langkahnya terhenti saat ia melihat sosok wanita di depannya. Sa Kyung berjalan menaiki tangga, dia masuk kedalam ruangannya. Pan Seok mengikutinya dan melihat Sa Kyung dari jendela.

Sa Kyung membuka baju kemejanya. Pan Seok terkejut melihat ada werna merah di belakang pundak Sa Kyung. Sa Kyung mencoba menelpkan koyo pada bagian memar di pundaknya, tapi ternyata tangannya tidak bisa sampai untuk menelpkan koyo itu.

Pan Seok mencoba membuka pintu, tapi tangannya seperti ragu. Akhirnya dia hanya berani melihat Sa Kyung dari luar.

Tak sengaja Sa Kyung melihat Pan Seok yang berdiri dibelakangnya melalui kaca. Dengan nada ketus, dia berkata buat apa Pan Seok hanya berdiri di depan pintu, bukan masuk kedalam dan membantunya memasangkan koyo.

Pan Seok masuk ke dalam, dia melihat dengan jelas luka memar yang ada tubuh Sa Kyung. Dia menanyakan apa yang terjadi dengan wanita itu. Sa Kyung berkata kalau sebagai Detektif Pan Seok pasti tahu apa yang terjadi, jadi dia pikir Pan Seok tidak usah pura-pura tidak tahu.

Lalu Pan Seok melihat kalau luka Sa Kyung cukup banyak, dia menanyakan Sa Kyung di pukul dengan apa. Sa Kyung meminta Pan Seok untuk pasangkan saja koyonya dan jangan banyak bicara. Pan Seok tidak berani berbicara, dia langsung menempelkan koyo itu di pundaknya.

Saat itu Soo Sun tak sengaja melihat Pan Seok yang memasangkan koyo di pundak Sa Kyung. Pan Seok memasangkan dengan wajah bersedih, saat salah satu ujung koyo belum menempel. Dia berusah untuk menempelkan koyo dengan sentuhan tangannya.

Tangan Pan Seok bergetar saat menempelkan itu. Lalu dia mencoba menaikan tali tank top Sa Kyung. Tapi Sa Kyung buru-buru menaikan sendiri dan memakai kemejanya kembali. Saat itu Pan Seok melihat dari kaca, Soo Sun melihatnya memasangkan koyo di tubuh Sa Kyung.

Sambil memasang kemejanya, Sa Kyung mengucapkan terimakasih walupun hanya menelpkan koyo di tubuhnya. Lalu dia berjalan keluar, Pan Seok memanggil Sa Kyung sebelum keluar. Dia mengajak Sa Kyung untuk makan malam besok.

Sa Kyung membalikan badannya, dengan tegas dia menolaknya. Dia berkata kalau dia tidak punya nafsu makan. Soo  Sun yang sedang ada di depan jendela berusaha lari dan menjauh dari pintu. Dengan tergopoh-gopoh membawa kardus dan menjauh saat Sa Kyung keluar dari ruangan itu.

Soo Sun berbalik, dia melihat Pan Seok yang baru keluar dari ruangan dan membalikan badan padanya. Soo Sun memberikan hormat. Pan Seok merasa kalau Soo Sun itu punya kebiasan untuk menguping. Soo Sun mencoba menjelaskan tapi kata-katanya seperti terkunci di mulutnya.

Pan Seok memperingatkan Soo Sun untuk tidak melakukan itu lagi. Kalau sampai Soo Sun melakukan itu lagi, maka Soo Sun akan mati. Soo Sun yang menahan ucapannya malah cekukan setelah mendengar ancaman itu.

Di rumah para pria polisi muda.

Ji Gook bangun di tengah malam. Dia seperti ingin minum, tapi dia mendengar ada suara di kamar Dae Gu. Dia mencoba menguping dari depan pintu. Lalu dia akhirnya masuk ke dalam kamar Dae Gu. Dia melihat di bagian atap ada gambar dari proyektor.

Dae Gu tertidur pulas dengan suara dari proyektor itu. Ji Gook mengoyang-goyangkan tangannya di depan Dae Gu, dia pikir kalau Dae Gu benar-benar sudah tertidur. Dia mencoba mencari-cari seperti ingin mematikan proyektor.  Dae Gu membuka matanya dan memegang tangan Ji Gook.

Ji Gook kaget bukan main. Dia tak menyangka kalau Dae Gu belum tertidur pulas. Dae Gu juga kaget dan nafasnya seperti terengah-engah. Dae Gu meminta Ji Gook untuk tidak menyentuhnya. Ji Gook meminta maaf, dia akhirnya keluar dari kamar Dae Gu.

Dae Gu mencoba menganti-ganti channel dari tarian menjadi sponge bob. Setelah itu dia mencoba untuk tidur kembali. Badannya seperti mengkerut, dia seperti menahan dingin untuk tidur tanpa selimut. *sepertinya Dae Gu punya kebiasaan tidur dengan menyalakan TV, supaya terdengar suara dan ramai*

Soo Sun berjalan pulang. Dia bergumam dalam hati selama 3 tahun, ia tinggal di kepolisian. Dia hanya punya satu tujuan, menjadi anggota masyarakat yang terhormat. Dia sendiri tidak tahu kalau itu adalah impiannya atau bukan. Tapi dari dulu dia menginginkan itu dalam hidupnya.
Walaupun hari ini dia merasa lelah, tapi dia merasa senang. Kalau dia sedikit lagi semakin dekat dengan menjadi anggota masyarakat yang terhormat.

Terjadi keributan di depan asrama Lucky.

Seorang wanita muda memperlihatkan ada peraturan hukum asrama untuk pelajar pada wanita tua didepannya. Mempergunakan tempat itu sama haknya sebagai seorang penyewa. Semua orang langsung saling berpandangan.

Wanita tua itu melihat kalau orang-orang itu menjadi tempat tinggal untuk sementara. Dia pun melihat tidak ada perjanjian dalam jangka yang panjang mereka akan menyewa tempat itu. Wanita tua itu masuk ke dalam.

Soo Sun datang, dia bertanya pada wanita itu apa yang terjadi. Si wanita muda memberitahu kalau pemilik asrama lucky itu menjual tempat tinggal mereka dan kabur. Soo Sun pun kaget. Dia menanyakan bagaimana nasib dari uang sewa meraka.

Wanita itu mengatakan kalau pemiliknya membawa semua uang sewa mereka. Dia menunjuk pemilik baru tidak mau tahu akan hal itu dan menyuruh mereka untuk pindah. Soo Sun tak percaya, padahal dia sudah membayar sewa selama 3 bulan ke depan.

Wanita yang didepannya, semakin sedih karena dia sudah membayar selama 6 bulan. Ternyata hampir semua orang membayar selama 1 tahun. Wanita tua melonggokan wajahnya ke pintu, dia memberitahu kalau bangunan asrama akan dirubuhkan seminggu lagi.

Dia meminta semua orang untuk berkemas dan langsung masuk ke dalam gedung miliknya. Semuanya mencoba untuk mengejar wanita itu. Soo Sun menangis di depan pintu dan berteriak memanggil pemilik yang baru.

Dae Gu datang pertama kali sampai ke kantor. Dia melihat keadaan masih sepi. Dia berjalan ke arah meja sebuah meja. Dia membuka laci meja dan melihat buku-buku catatan berbungkus coklat, lalu buku yang berwarna hitam.

Soo Sun yang baru selesai mandi melihat Dae Gu yang jongkok di depan meja Pan Seok. Dia hanya terdiam. Lalu dia berdiri dan menutup laci ketika mendengar ada orang yang masuk. Soo Sun menyapa Eung Do yang baru masuk ke dalam ruangan.

Dae Gu sempat kaget ternyata Soo Sun ada disampingnya. Pan Seo datang dengan pakaian resmi, dia menyuruh mereka untuk berkumpul. Eung Do mengajak mereka semua untuk berkumpul. 


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya