Dae Gu
terlihat panik, lalu menjatuhkan alat perekam dan memegang ponselnya yang
bergetar. Pan Seok melirik ke arah Dae Gu ang menjatuhkan alat perekam. Matanya
seperti mencurigai sesuatu pada Dae Gu.
Dia
berjalan mendekati Dae Gu yang panik. Tiba-tiba ponsel Ji Gook berdering, dia
langsung mengangkat dan mengatakan pada ibunya kalau ia akan menelponnya nanti.
Eung Do melihat Ji Gook yang berani menerima telpon dan menutupnya kembali.
Eung Do
memecah ketegangan dengan memoertanyakan apa yang akan mereka lakukan untuk
mereka semuanya.
Dae Gu
melempar begitu saja ponselnya di meja. Dia masih terlihat panik dan sedikit
lega, untung saja penyamarannya tidak bisa diketahui oleh Pan Seok.
Episode 3
Tidak ada detektif pemula
Di depan
ruang pertemuan.
Keempat
polisi pemula seperti sedang menguping pembicaraan di dalam. Soo Sun dan Ji
Gook berdiri tepat di depan pintu sambil menaruh kuping di depannya. Sedangkan
Tae Il dan Dae Gu berdiri agak jauh dari pintu.
Soo Sun
penasaran dengan nasib dirinya. Dia merasa kalau mereka berempat berhasil untuk
membuat jadwal kencan dengan pelaku pemerasan dan juga bisa melakukan
penyelidikan tentang pelaku pemerasan.
Tae Il
pikir walaupun mereka minum dan menyetir, mereka bisa keluar dengan uang
jaminan. Tapi tetap saja Ji Gook merasa kalau juga sudah masuk ke penjara
beberapa menit. Dia yakin kalau mereka bisa saja dikeluarkan begitu saja dari
satuan detektif.
Di dalam
ruang pertemuan.
Rapat di
mulai dengan membahas bagian unit detektif. Tae Hoo membahas kalau bagian Unit
detektif, para polisi pemula membuat kekacauan besar. Dia mengatakan kalau
salah satu dari polisi pemula itu sudah mengambil pistol dari kepala polisi Oh.
Dan dia
sebagai kapten dari bagian detektif harus meminta maaf atas kejadian seperti
ini. Beruntungnua kalau mereka semua bisa keluar dari masalah seperti ini. Tapi
mereka hampir saja akan diberitakan media lagi. Tae Hoo ingin sekali mengirim
ke empat polisi muda itu untuk pindah ke bagian polisi regional saja.
Chief Kang berbicara,
dia tahu kalau ketiga polisi muda itu membuat sebuah kegaduhan. Sebelum mereka
memutuskan kalau ajan melepas keempat polisi pemula itu, dia ingin mendengar
pendapat dari Pan Seok sebagai orang yang bertanggung jawab dalam hal itu.
Soo Sun dkk
mendengar kalau Chief Kang berharap Pan Seok bisa melatih para polisi muda,
tapi dia juga menghormati semua keputusannya. Chief Kang tersenyum, dia ingin
sekali mendengar apa yang akan di katakan Pan Seok.
Pan Seok
berkata kalau dia tidak bisa bekerja sama dengan orang-orang yang mudah putus
asa. Dia akui kalau polisi pemula itu tidak memiliki dasar-dasae seperti pengawalan
korban dengan cara yang tepat. Dia juga tahu kalau pekerjaan sebagai detektif
adalah pekerjaan yang berat.
Para Polisi
muda itu berpikir kalau polisi detektif itu sebagai permainan, ujar Pan Seok.
Makanya mereka bisa membuat keributan di dalam senuah klub. Eung Do hanya bisa
menundukkan kepalanya. Pan Seok menggenrak meja, dia kesal mengapa mereka
membuat pertemuan yang membahas tentang para polisi yang membuatnya pusing
kepala.
Dia
mengejek kalau polisi muda itu yang bodoh dan tidak punya otak saat di
lahirkan. Para polisi pemula itu sudah membuat dua kali kekacauan dalam satu
minggu. Keempat polisi itu hanya bisa terdiam didepan pintu mendengarnya.
Pan Seok
juga bingung kenapa anak-anak itu bisa lolos menjadi polisi. Dia lihat kalau
orang-orang itu tidak membuat polisi lebih maju lagi sekarang. Dia melihat
dengan memasukkan mereka, maka pajak untuk orang-orang itu akan berkurang. Dia
pun mengusulkan kalau mereka semua di pecat secepatnya.
Chief Kang
sedikit tersenyum melihat Pan Seol yang berbicara menggebu-gebu. Lalu Pan Seok
mengatakan kalau dari dulu, dia adalah orang yang tidak setuju dengan masuknya
polisi muda yang belum berpengalaman. Dia setuju kalau keempatnya di pindahkan
ke bagian polisi regional. Chief Kang yang mendengarkan itu langsung memejamkan
matanya.
Keempat
polisi muda itu sepertinya bersedih kalau mereka harus pindah ke kepolisian
regional. Pan Seok pun tidak ada masalah kalau mereka mendapat hukuman yang
lebih buruk lagi. Dae Gu yang mendengar itu berjalan menjauhi pintu ruang
pertemuan.
Langkahnya
berhenti ketika Pan Seok mengatakan dia meminta waktu selama 3 bulan. Karena ke
empat polisi pemula itu sudah masuk ke dalam tim detektifnya, dia akan melatih
mereka sampai titik darah penghabisan. Setelah mereka belajar dan bekerja, ia
akan membuat keputusan setelah itu.
Chief Kang
yang mendengar itu langsung tersenyum. Pan Seok selama 3 bulan ini, dia akan
melatih para polisi pemula itu setelah itu mereka bebas memutuskan apakah
mereka akan memindahkan mereka berempat ke bagian regional.
Suasana
yang tadinya tegang menjadi lega. Semua yang ada di dalam seperi sudah bisa
bernafas lega dan sedikit menggoyang-goyangkan badannya sedikit.
Soo Sun dan
kawan-kawan senang sekali mendengarnya. Mereka langsung saling tos satu sama
lain. Saat Soo Sun mengajak Dae Gu untuk tos, Dae Gu malah acuh dan pergi
meninggalkan ke tiga temannya.
Tapi akhirnya
Soo Sun saling berpegangan tangan dengan Ji Gook dan tersenyum bahagia.
Mereka
semua berdiri di parkiran. Soo Sun, Ji Gook dan Tae Il tidak bisa menahan rasa
senang mereka dengan tersenyum, sementara Dae Gu masih memperlihatkan wajah
dinginnya. Pan Seok melihat kalau dari wajah anak-anak buahnya ini tahu kalau
mereka menguping pembicaraannya saat di ruang pertemuan.
Eung Do
ikut tertawa, dia tahu kalau anak-anak ini mendengar pembicaraan mereka. Soo
Sun dengan sopan memberi hormat pada Pan Seok dan berterima kasih akan hal itu.
Dia senang karena mereka masih menjadi anak buah untuk tim detektif.
Pan Seok
memutuskan untuk berbicara pada intinya, dia ingin selama 3 bulan ini untuk
melatih ,ereka semua. Ada satu hal yang ia ingin ajarkan pada mereka.
“mereka
semua tidak akan menjadi detektif” tefas Pan Seok.
Soo Sun
yang tersenyum, berubah menjadi masam. Pan Seok mengatakan kalau dirinya
menganggap semua anak buahnya ini bodoh dan tidak bisa apa-apa, maka dari itu
dia ingin sekarang waktunya mereka untuk membuktikan pada dirinya.
Dia masih
berkata kalau mereka tidak mungkin menjadi detektif jadi dia inging mereka
semua untuk tidak membuang waktunnya. Dia juga memperingatkan mereka, kalau
mereka tidak bisa bersaing dengan dirinya maka lebih baik mereka semua keluar
dari detektif.
Pan Seok
memberikan selamat datang pada satuan detektif. Dia memberi satu pesan kalau
kekuatan dalam unit detektif adalah
kerjasama tim. Jadi kalau ada satu yang keluar maka mereka semua harus keluar.
Dia bertanya mengapa semua anak buahnya hanya terdiam dan tidak memberikan
respon.
Soo Sun, Ji
Gook dan Tae Il saling berpandangan. Dengan tegas Dae Gu mengatakan kalau apa
yang di katakan Pan Seok itu salah. Ketiganya menengok ke arah Dae Gu dengan
pandangan binggung. Dia mengatakan kalau dalan aturan pemerintahan tidak adanya
hukuman masaal.
Pan Seok
berkata dengan tegas kalau apa yang dikatakan Dae Gu itu salah. Dia berjalan ke
ataj Dae Gu, dia berkata kalau sebaiknya Dae Gu membenarkan cara melihat
seseorang dahulu. Dae Gu terdiam, matamya merah dan berkaca-kaca. Pan Seok
berteriak kepada mereka semua untuk segera masuk ke dalam mobil.
Mobil
melaju dan berhenti pada sebuah pertigaan.
Pan Seok
meminta semuanya untuk menaruh telepon mereka semua di kotak. Lalu dia
menyebutkan alamat Nonhyeon-dong 1, insiden perampokan pada 1753. Dia bertanya siapa yang akan
menyelesaikan itu. Semuanya mengerti apa yang dikatakan ketua mereka.
Soo Sun mendorong
Dae Gu yang masih diam di dalam mobil untuk cepat keluar. Soo Sun cepat berlari
mencari alamat itu. Dae Gu mengikuti ke arah yang sama dengan Soo Sun. Pan Seok
dan Eung DO melihat keluar kaca jendela.
Dae Gu
berlari mencari alamat itu. Dia seperti mencoba menginat peta yang ada di
kantor polisi, lalu dia mengaplikasikan nya di jalan yang ia lalui. Dia sepertinya
sudah menemukan jalannya.
Soo Sun datang
ke tempat penyewaan kamar. Dia menanyakan alamat yang akan dia tuju. Sang
penjaga malah mengira kalau Soo Sun akan menyewa tempat selama sebulan atau
tahunan.
Tae Il
mencoba mencari jalan yang harus di datangi. Dia mencari-cari, sampai sebuah
mobil mewah berhenti di dekatnya. Wanita itu menyakan apa yang dicari oleh Tae
Il. Tae Il hanya memberikan senyuman pada wanita itu.
Ji Gook
membawa kertas alamat dan menanyakan alamat yang harus ia tuju. Tapi tidak ada
orang yang membantunya. Sampai sebuah motor pengantar makanan lewat. Dia mengejar
si pengantar makanan itu.
Pan Seok
dan Eung Do sudah berdiri di depan alamat yang ia sebutkan tadi. Dae Gu
terlihat lebih dulu dari sebelah kiri jalan. Sementara Soo Sun berjalan
kelelahan dari arah depan. Tae Il datang dengan mobil merah sedangkan Ji Gook
menumpang motor pengantar pizza.
Keempatnya
kelelahan dan terengah-engah (*kecuali si Tae Il ya...dya si enak banget modal
tampang dapet tumpangan hehehe) saat sampai di alamat yang mereka tuju. Pan
Seok marah, dia pikir kalau mereka tidak memiliki telinga. Dia tidak ingin
mereka datang dengan cara terpisah. Dia mengatakan dengan tegas kalau kekuatan
mereka adalah kerja sama tim.
Pan Seok
dan Eung Do masuk ke dalam mobil. Eung Do berkata dari luar jendela kalau
mereka semua harus cepat mengikuti mereka. Semuanya berlari mengejar mobil itu.
Soo Sun sampai membuka sepatunya untuk mengejar mobil yang dikemudikan Pan
Seok.
Setelah
mobil berhenti, Pan Seok memberitahu kalau ada dua cara untuk menangkap seekor
rakun, Cara yang pertama adalah masuk ke dalam sarang rakun. Yang kedua adalah
pura-pura mati dan menunggu rakun itu keluar.
Semuanya
masuk ke dalam mobil. Pan Seok memperingatkan kalau mereka keluar sebelum waktu
yang di tentukan. Maka mereka semua tidak akan memiliki jam istirahat pada misi
yang berikutnya. Soo Sun menjawab mengerti. Lalu Eung Do meminta mereka untuk
bersabar, karena ini akan berakhir dengan satu tembakan saja. Pintu mobil pun
ditutup.
Ji Gook
mengeluh kalau dia seharusnya tidak masuk dalam unit detektif hanya karena
tidak ada lowongan pada divisi lalu lintas. Dia pasrah kalau ia di masukkan ke
dalam bagian polisi regional. Tae Il mengajak mereka untuk menganggap kalau
mereka seperti sedang ada dalam perjalanan ke london atau ke paris.
Soo Sun yang
bingung mengambil botol minuman. Dae Gu mengambilnya, dia mengejek Soo Sun itu
otak burung, dia tidak ingat kalau mereka harus bertahan di dalam mobil selama
12 jam. Dia mengejek kalau Soo Sun akan membuat masalah.
Empat Jam kemudian
Ji Gook seperti
merasa akan keluar, dia seperti menahan pipisnya. Lalu Soo Sun mengalihkan
supaya Ji Gook berpikir tentang mengapa dirinya ingin menjadi seorang polisi.
Ji Gook berkata kalau ia ingin menikah dan bekerja dalam sebuah pemerintahan
adalah perkejaan yang bagus.
Sedangkan
Soo Sun mengatakan alasannya masuk ke dalam kepolisian. Dia ingin menegakkan
hukum, melindungi keadilan dan melayani masyarakat. Ji Gook seperti sudah tidak
bisa menahan rasa kebelet pipisnya.
Tae Il
melemaskan kepalanya. Dia berkata kalau ia tidak pernah naik pasawat kelas
bisnis saat keluar negeri. Soo Sun dan Ji Gook mengatakan kalau mereka berdua
belum pernah keluar negeri.
Tujuh Jam kemudian
Soo Sun
seperti melakukan tenaga dalam dengan menghirup lalu mengeluarkannya. Tae Il
mulai duduk tegak dan menahan pipis. Ji Gook mencoba sambil bergoyang-goyang.
Dae Gu tiba-tiba melipat kakinya duduk seperti seorang wanita.
Ji Gook
mencium sesuatu, Tae il pun sama. Mereka berdua langsung menutup hidungnya.
Lalu bau semerbak itu sampai ke Soo Sun, dia ikut menutup hidung. Hanya Dae Gu
yang masih dengan gaya coolnya duduk tanpa merasa ada bau yang tercium di
hidungnya.
Mereka
memandang Dae Gu dari atas sampai bawah. Dae Gu berusaha tetap cool dan tanpa
menutup hidung sedikit pun.
11 Jam kemudian
Soo Sun
sudah mulai tak tahan, wajahnya berkeringat. Dae Gu memijat-mijat pahanya yang
sedari tadi ia lipat di atas pahanya untuk menahan pipis dan kentut. Ji Gook
berkata kalau sekarang ia tak tahan menahan pup.
Tae Il mengatakan
kalau dia sekarang sangat kebelet kecing. Dia berkata kalau sekarang tekanan
kantung kemihnya itu sudah berada melebihi dari matanya. Lalu dia merasakan
tekanan sampai ke otak.
Dae Gu
mencoba memijat-mijat pahanya. Dia menggerutu kalau ini adalah pelanggaran hak
asasi manusia dan dia akan mengajukan keluhan di kantor sipil. Lalu Soo Sun
memintanya untuk menahan sedikit lagi. Karena hanya tinggal 1 jam lagi mereka ada
di dalam mobil.
Ji gook
merasa tidak tahan, dia mencoba untuk keluar. Soo Sun menahannya, dia tidak
memperbolehkan Ji gook keluar dari pintunya. Ji Gook pindah ke pintu Dae Gu,
dia ingin keluar dari pintu itu. Dae Gu menahannya dengan kakinya, tak sengaja
Ji Gook menekan kandung kemihnya.
Dae Gu tak
tahan, dia akhirnya keluar dari mobil. Teman-temannya mencoba memanggilnya,
tapi Dae Gu sudah berhadapan dengan Pan Seok yang menunggu di samping mobil. Ji
Gook berkata kalau seharusnya mereka bersabar sedikit lagi.
Pan Seok mencoba
menghalangi jalan Dae Gu, tapi akhirnya Dae Gu tak tahan mencoba untuk berjalan
melalui Pan Seok. Semua orang keluar dari mobil dan berlari mencari kamar
kecil. Pan Seok malah menggodanya dengan memegang perut mereka. Soo Sun berkata
kalau ia akan gila di dalam mobil.
Keempatnya
mencoba berlari berjalan sambil terus menahan kencing dan pup. Sedangkan Pan
Seok mengibas-ngibaskan hidungnya saat mencium bau yang keluar dari mobilnya.
Lalu dia bersiul melihat anak buahnya.
Akhirnya
mereka berempat mendapatkan misi hari ini. Dia memperlihatkan CCTV seseorang
pria misterius. Pria itu membuang permen karet di depan gedung lalu seorang
bibi tukang bersih-bersih jalan memungutnya.
Dia
memberitahu untuk mendapatkan hasil DNA dari perampok apartement Mirin ada di
permen karet itu. Maka dia ingin mereka untuk menemukan permen karet itu
sekarang. Keempatnya saling berpandangan dan melihat kearah Pan Seok.
Mereka
berempat sudah siap dengan sarung tangan karet berwarna pink. Mereka berempat
tampak sangat lesu untuk mendapatkan permen karet si perampok. Soo Sun mengajak
mereka untuk memulainya sekarang. Dae Gu melihat plastik-plastik sampah dan
memindahkannya.
Ji Gook
mual saat ia membuka satu plastik sampah. Soo Sun terus mengorek-ngorek sampah.
Ji Gook malah menangis, dia merasa kalau ia tidak bisa melakukan hal seperti
ini.
Dia sekarang pasrah kalau ia akan pindah ke
polisi regional saja dibanding menjadi seorang detektif.
Tae Il
mengatakan hal yang sama kalau ia tidak akan melakukan ini. Dia heran mengapa
mereka harus mengerjakan ini padahal hidup mereka sangat pendek. Soo Sun mengeluh,
dia pikir ini hal paling buruk yang harus dia hadapi karena dia memiliki
penciuman seperti anjing.
Dae Gu yang
kesal, melempar sarung tangannya dan pergi. Soo Sun mengejarnya, dia marah
karena Dae Gu ingin pergi sendiri. Dia kesal karena Dae Gu yang pertama membuka
pintu mobil, kalau saja Dae Gu tidak melakukannya maka misi mereka akan
selasai.
Dae Gu
berteriak kalau mereka tidak perlu khawatir, karena Pan Seok tidak memecat mereka
dengan gampang. Soo Sun bingung. Dae Gu melihat gambaran besar kalau Pan Seok
mendukung mereka saat ada di ruang pertemuan. Dia meminta yang lain untuk
tenang dan pulang.
Soo Sun tetap
mencegahnya, dia pikir Dae Gu tidak bisa melakukan ini padanya. Dae Gu mengatakan
kalau dia tidak suka dengan tempat pembuangan sampah. Yang kedua, dia tidak
ingin menjadi permainan dari si sadis Pan Seok. Soo Sun kesal. Dia merasa kalau
mereka adalah tempat pembuangan sampah.
Ji Gook
ikut nimbrung, dia merasa apa yang dikatakan Dae Gu itu benar. Dia mendengar
kalau Chief Kang itu membela mereka, jadi tidak akan mungkin Chief Seo akan memecat
mereka.
Dia
menyarankan supaya mereka pulang saja dan datang besok pagi melaporkan pada Pan
Seok kalau mereka tidak bisa mendapatkan permen karet itu. Ji Gook pikir tak
mungkin mereka bisa mendapatkan secuil permen karet di apartemen sebesar ini.
Tae Il pun
setuju, dia tidak ingin mengorbankan dirinya sendiri. Menurutnya hidup sudah keras,
jadi mereka lebih baik berjuang untuk yang lainnya, Soo Sun yang mendengar
saran teman-temannya berteriak kalau mereka semua itu pengkhianat yang jahat
dan tidak layak untuk disebut seorang pria.
Dia
memarahi mereka berdua uang tidak berani berbicara di depan Pan Seok tapi
mereka hanya berani berbicara di belakang Pan Seok. Dia merasa tidak salah
kalau mereka adalah bajingan yang tidak konsisten. Soo Sun menyuruh mereka
untuk tetap mencari permen karet itu lagi.
Keduanya
langsung diam dan berjalan ke tempat sampah. Dae Gu heran melihat keduanya yang
bisa berbeda sikap dalam sekejap. Dae Gu pergi meninggalkan mereka. Soo Sun
mengambil salah satu kantong sampah lalu memukul kepala Dae Gu dengan kantong
itu.
Dae Gu ikut
kesal. Sambil memukul-mukul kantong plastik pada Dae Gu, Soo Sun berkata kalau
ia tahu Dae Gu yang kentut saay di mobil. Dia mengejek Dae Gu itu tukang
kentut. Dae Gu tetap menyangkal.
Ji Gook
ikut datang. Dia berpikir kalau Dae Gu yang kentut. Dae Gu tetap menyangkal dan
marah. Ji Gook semakin yakin kalau Dae Gu yang kentut, karena orang yang kentut
biasanya adalah orang yang paling marah.
Soo Sun memukul
Dae Gu lagi, sebagai tukang kentut yang pemarah. Tiba-tiba plastik itu terlepas
dari tangan Soo Sun dan semua sampah keluar dari kantong plastik. Ada satu
benda yang keluar dari plastik itu. Sebuah bungkus permen karet bekas.
Mata mereka
langsung melihat benda yang mereka cari. Soo Sun menyelengkat Dae Gu yang
berlari duluan. Dia berhasil mendapatkan permen karet dan berteriak sambil
mengangkat permen karet, dia sudah mendapatkan Jackpot sekarang.
Dae Gu yang
lebih tinggi berhasil mengambilnya permen itu dari tangan Soo Sun. Tae il
mencoba melempar ke udara dari tangan Dae Gu. Tapi yang berhasil mendapatkan Ji
Gook. Soo Sun mengigit tangan Ji Gook. dia melepaskan dan jatuh ke tangan Dae
Gu.
Tae il dan
Ji Gook memukul punggung Dae Gu, Permen karet pun terlempar ke belakang. Mereka
saling memukul satu sama lain dengan plastik sampah. Sampai Soo Sun melihat
permen karet itu tergelatak di aspal. Dia mengambilnya dan tersenyum bahagia.
Soo Sun berteriak
kalau dia sudah mendapatkannya. Ketiganya berlari ke arah Soo Sun dan ingin
mengambilnya. Soo Sun langsung menaruh permen karet itu di balik bajunya.
Mereka bertiga terhenti karena mereka tidak bisa memegang Soo Sun.
Keempatnya
datang dengan pakaian dekil dan rambut acak adul. Semua pegawai yang ada di
kantor mencium bau sampah saat mereka datang.
Soo Sun
memberikan sebungkus permen karet yang ada di tangannya di depan wajah Pan
Seok. Eung Do yang ada didekat mereka, tak bisa menahan bau sampah dan merasa
mual. Dengan terbata-bata dia memuji mereka untuk berkerja dengan baik sekali.
Dia tak
percaya kalau mereka berempat bisa mendapatkan permen karet itu. Pan Seok
mencoba tetap cool di depan para polisi muda itu. Eung Do menanyakan apakah
mereka menemukannya secara bersamaan.
Ji Gook dan
Soo Sun membenarkan, mereka seperti menyakinkan kalau mereka sudah berkerja
sama untuk mendapatkan itu semua. Pan Seok melihat ke arah Dae Gu yang terlihat
sinis padanya, lalu dia menyuruh mereka semua untuk mandi dalam waktu 30 menit,
mereka harus sudah siap.
Dia
mengatakan kalau mereka sekarang harus menyelesaikan masalah pemerasan. Ji Gook
dan Soo Sun tersenyum senang. Dae Gu berusaha jalan dengan sinis, semantara Tae
il memejamkan matanya seperti dari tadi sudah menahan bau yang ada dibadannya.
Seorang
Pria seperti sedang mengajar di depan kelas dan memberitahu kalau mereka harus
memanfaatkan kesombongan manusia. Para perempuan itu mengulang untuk perkataan
dari pria itu. Si Pria mengatakan kalau pria adalah tiket makan mereka.
Mereka
harus memesan wine dan makanan saat kencan. Strategi yang pertama adalah
tersenyum dan memberikan pesona itu pada pria. Stretegi yang kedua adalah
bergantung padanya. Para wanita itu mengikuti semua perkataan dari pria itu.
Tiba-tiba
pintu di dobrak. Eung Do berteriak supaya mereka semua diam dan jangan
bergerak. Semua wanita teriak ketakutan. Eung Do memperlihatkan ID nya, kalau
dia adalah seorang polisi. Si Pria merasa tak terima, dia rasa kalau polisi
tidka berhak untuk masuk ke kantor mereka.
Pan Seok
berkata dengan tegas kalau ini bukan kantor, tapi ini adalah TKP. Lalu dia
melihat ke sebuah laptop diatas meja. Eung Do meminta semuanya untuk tidak
bergerak. Pan Seok melihat dari laptop kalau Pria itu mengajarkan banyak hal
pada para wanita pemeras.
Pria itu
berlari menutup laptopnya. Dia meminta surat perintah pengeledahan, kalau tidak
dia merasa kalau mereka sudah melanggar hukum. Pan Seok tersenyum sinis. Ketiga
polisi muda itu melihat keadaan sekeliling. Tae il berdiri di dekat Pan Seok.
Pan Seok
berkata kalau semua orang yang bersalah pasti akan mengatakan hal yang sama
seperti pria itu. Dia pikir dalam keadaan seperti ini, mereka tidak perlu
menunjukan surat perintah. Pria itu hanya bisa terdiam dan terlihat panik.
Lalu Pan
Seok memberitahu alasan dia tidak membawa surat dengan menunjukan jari ke arah
pria itu. Dia tahu kalau ini negara hukum, lalu dia meminta Tae il memberikan
data yang mereka punya. Pan Seok membacakan kejahatan pria itu. $10 anggur
dijuar dengan $50 pergelas *kaya banget nih orang*
Daging sapi
amerika diubah menjadi daging sapi korea dengan harga $530. Salah satu wanita
yang duduk disana, sadar dengan ketiga polisi yang ada didekatnya. Ternyata
dirinya yang terperangkap dalam jebakan polisi. Pan Seok berteriak kalau yang
mereka lakukan adalah penipuan.
Eung Do
memborgol tangan pria itu dengan cepat. Pan Seok berkata kalau Pria itu
mengajarkan para wanita itu untuk melakukan penipuan. Eung Do mengatakan kalau
pria itu masih punya hak untuk menyewa seorang pengacara. Dia juga akan memberi
kesempatan pada pria itu untuk membela diri.
Pan Seok
memberitahu dalam pasal 216 ayat 1,nomor 2. Mereka bisa mengeledah langsug TKP
tanpa surat perintah. Ji Gook dan Soo Sun benggong mendengar Pan Seok yang
hafal dengan pasal-pasal KUHP. Pan Seok menyuruh Timnya untuk mengunci pintu
dan mengumpulkan semua bukti.
Ketiganya
mengerti, mereka mengerjakan perintah ketua Seo. Pan Seok mengumpulkan kertas
yang ada di atas meja sebagai bukti. Saat Soo Sun mengumpulkan kertas itu kalau
mencium bau Mugwort dari rambut. Wanita
itu tidak merasa ada yang aneh dengan bau mougwort.
Pan Seok
pun mencium rambut dari wanita itu. Wanita itu berpikir kalau pria itu aneh
sekali. Pan Seok langsung mengambil tas
milik wanita itu dan langsung mengeledahnya. Wanita itu pun panik, dia
berteriak supaya dia tidak melakukan itu.
Eung Do
memegang kedua tangan wanita itu supaya tidak melakukan perlawanan. Pan Seok menjatuhkan semua barang di atas
meja. Dae Gu mengambil ponsel yang jatuh dibawah, dia melihat ada foto wanita
itu dengan seorang pria. Dia seperti teringat dengan sesuatu.
Pan Seok
membuka kotak rokok, dia melihat ada selinting ganja di dalamnya. Pan Seok pun
menciumnya untuk membuktikan kalau apa yang ia curigai itu benar. Dia
memberitahu sang wanita, kalau ia akan di interogasi dalam hal benda yang ia
miliki ini.
Dia
mengatakan kalau yang dibawa wanita itu adalah ganja. Tae il memberikan
jempolnya pada Soo Sun. Pan Seok mengatakan kalau ganja itu yang digunakan
untuk merokok dan wanita itu bisa ditahan karena memiliki obat terlarang. Dia
menyuruh Soo Sun untuk memborgol wanita itu.
Ji Gook
mengingatkan Soo Sun untuk mengatakan sesuatu. Saat Soo Sun memasangkan borgol
di tangan wanita itu dia mengatakan seperti saat Eung Do memborgol si pria.
Wanita itu punya hak untuk menyewa pengacara, lalu dia sedikit terbata-bata
saat mengatakan wanita itu bisa memberikan pembelaaan dirinya.
Dae Gu
melirik barang-barang yang ada diatas meja. Pan Seok melihat ada tempat kecil
berwarna merah. Dia membuka tempat itu dan melihat ada pembalut di dalamnya.
Dia menyobek bungkus itu dan ternyata di dalamnya terdapat heroin. Eung Do
tersadar kalau Soo Sun belum hafal apa yang diucapkan ketika mereka melakukan
penangkapan.
Pan Seok
memperlihatkan barang buktinya. Dia tahu kalau wanita muda di depannya ini
adalah pemakai barang terlarang. Wanita itu tidak bisa berkutik lagi. Pan Seok
menanyakan dengan tegas siapa pemasok barang tersebut.
Dae Gu
melihat foto wanita itu yang ada di ponselnya.
Dia teringat kalau pria itu adalah orang yang tertembak saat mereka ada
di club. Dia mencoba mengingat saat ada di club, dia ingat dengan seorang pria
yang mengunakan cincin yang dia nilai hargany. Dia melihat wanita itu
mengunakan cincin yang sama dengan si pria.
Mereka
membawa si wanita itu untuk di selidiki lebih lanjut ke kantor polisi. Ketua Oh
yang pernah menanggap keempat polisi muda melihat kedatangan mereka dengan
sinis. Setelah wanita itu dibawa masuk, Pan Seok berkata pada Ketua Oh untuk
menyelesaikan kesalahan yang ia perbuat.
Ketua Oh
masih belum puas dengan apa yang dilakukan
Pan Seok. Dia belum menemukan bandar dari obat-obat terlarang. Dae Gu akhirnya mengatakan kalau pemasok
barangny adalah pacarnya. Sambil memperlihatkan ponsel milik si wanita, Dia
memberitahu kalau pria yang ada di ponsel wanita itu, terluka saat mereka
sedang berada di club.
Dae Gu
melihat kalau wanita itu baru tadi pagi menelp pacaranya berdasarkan catatan
panggilan di ponselnya. Dia memberikan ponsel itu dan berharap kalau benda ini
bisa membantunya. Dengan wajah mengejek, Ketua Oh mengatakan kalau anak buah
Pan Seok lebih baik berkerja di banding dirinya.
Eung Do
hanya tersenyum saja. Pan Seok mendekati Dae Gu, dia menanyakan sejak kapan Dae
Gu mengetahui hal itu. Dae Gu menjawab
sejak tadi. Pan Seok marah, karena Dae Gu baru berbicara sekarang. Dae Gu
menatap wajah Pan Seok dengan sinis.
Dia
memberikan alasan pada Pan Seok, yang pertam kalau Pan Seok tidak
menanyakannya. Yang kedua adalah kalau Pan Seok mungkin tidak akan percaya
dengan orang seperti dirinya. Ketiga temannya hanya bisa melihat Dae Gu yang
berani berbicara pada Pan Seok.
Pan Seok
seperti tak bisa berkutik dengan alasan Dae Gu, dia akhirnya berteriak supaya
mereka masuk mobil dan kembali ke kantor.
Mereka
semua kembali kantor.
Pan Seok
masuk lebih dulu, langkahnya terhenti saat ia melihat sosok wanita di depannya.
Sa Kyung berjalan menaiki tangga, dia masuk kedalam ruangannya. Pan Seok
mengikutinya dan melihat Sa Kyung dari jendela.
Sa Kyung
membuka baju kemejanya. Pan Seok terkejut melihat ada werna merah di belakang
pundak Sa Kyung. Sa Kyung mencoba menelpkan koyo pada bagian memar di
pundaknya, tapi ternyata tangannya tidak bisa sampai untuk menelpkan koyo itu.
Pan Seok
mencoba membuka pintu, tapi tangannya seperti ragu. Akhirnya dia hanya berani
melihat Sa Kyung dari luar.
Tak sengaja
Sa Kyung melihat Pan Seok yang berdiri dibelakangnya melalui kaca. Dengan nada
ketus, dia berkata buat apa Pan Seok hanya berdiri di depan pintu, bukan masuk
kedalam dan membantunya memasangkan koyo.
Pan Seok
masuk ke dalam, dia melihat dengan jelas luka memar yang ada tubuh Sa Kyung.
Dia menanyakan apa yang terjadi dengan wanita itu. Sa Kyung berkata kalau
sebagai Detektif Pan Seok pasti tahu apa yang terjadi, jadi dia pikir Pan Seok
tidak usah pura-pura tidak tahu.
Lalu Pan
Seok melihat kalau luka Sa Kyung cukup banyak, dia menanyakan Sa Kyung di pukul
dengan apa. Sa Kyung meminta Pan Seok untuk pasangkan saja koyonya dan jangan
banyak bicara. Pan Seok tidak berani berbicara, dia langsung menempelkan koyo
itu di pundaknya.
Saat itu
Soo Sun tak sengaja melihat Pan Seok yang memasangkan koyo di pundak Sa Kyung.
Pan Seok memasangkan dengan wajah bersedih, saat salah satu ujung koyo belum
menempel. Dia berusah untuk menempelkan koyo dengan sentuhan tangannya.
Tangan Pan
Seok bergetar saat menempelkan itu. Lalu dia mencoba menaikan tali tank top Sa
Kyung. Tapi Sa Kyung buru-buru menaikan sendiri dan memakai kemejanya kembali.
Saat itu Pan Seok melihat dari kaca, Soo Sun melihatnya memasangkan koyo di
tubuh Sa Kyung.
Sambil
memasang kemejanya, Sa Kyung mengucapkan terimakasih walupun hanya menelpkan
koyo di tubuhnya. Lalu dia berjalan keluar, Pan Seok memanggil Sa Kyung sebelum
keluar. Dia mengajak Sa Kyung untuk makan malam besok.
Sa Kyung
membalikan badannya, dengan tegas dia menolaknya. Dia berkata kalau dia tidak
punya nafsu makan. Soo Sun yang sedang
ada di depan jendela berusaha lari dan menjauh dari pintu. Dengan
tergopoh-gopoh membawa kardus dan menjauh saat Sa Kyung keluar dari ruangan
itu.
Soo Sun
berbalik, dia melihat Pan Seok yang baru keluar dari ruangan dan membalikan
badan padanya. Soo Sun memberikan hormat. Pan Seok merasa kalau Soo Sun itu
punya kebiasan untuk menguping. Soo Sun mencoba menjelaskan tapi kata-katanya
seperti terkunci di mulutnya.
Pan Seok
memperingatkan Soo Sun untuk tidak melakukan itu lagi. Kalau sampai Soo Sun
melakukan itu lagi, maka Soo Sun akan mati. Soo Sun yang menahan ucapannya
malah cekukan setelah mendengar ancaman itu.
Di rumah
para pria polisi muda.
Ji Gook
bangun di tengah malam. Dia seperti ingin minum, tapi dia mendengar ada suara
di kamar Dae Gu. Dia mencoba menguping dari depan pintu. Lalu dia akhirnya
masuk ke dalam kamar Dae Gu. Dia melihat di bagian atap ada gambar dari
proyektor.
Dae Gu
tertidur pulas dengan suara dari proyektor itu. Ji Gook mengoyang-goyangkan
tangannya di depan Dae Gu, dia pikir kalau Dae Gu benar-benar sudah tertidur.
Dia mencoba mencari-cari seperti ingin mematikan proyektor. Dae Gu membuka matanya dan memegang tangan Ji
Gook.
Ji Gook
kaget bukan main. Dia tak menyangka kalau Dae Gu belum tertidur pulas. Dae Gu
juga kaget dan nafasnya seperti terengah-engah. Dae Gu meminta Ji Gook untuk
tidak menyentuhnya. Ji Gook meminta maaf, dia akhirnya keluar dari kamar Dae
Gu.
Dae Gu
mencoba menganti-ganti channel dari tarian menjadi sponge bob. Setelah itu dia
mencoba untuk tidur kembali. Badannya seperti mengkerut, dia seperti menahan
dingin untuk tidur tanpa selimut. *sepertinya Dae Gu punya kebiasaan tidur
dengan menyalakan TV, supaya terdengar suara dan ramai*
Soo Sun
berjalan pulang. Dia bergumam dalam hati selama 3 tahun, ia tinggal di
kepolisian. Dia hanya punya satu tujuan, menjadi anggota masyarakat yang
terhormat. Dia sendiri tidak tahu kalau itu adalah impiannya atau bukan. Tapi
dari dulu dia menginginkan itu dalam hidupnya.
Walaupun
hari ini dia merasa lelah, tapi dia merasa senang. Kalau dia sedikit lagi
semakin dekat dengan menjadi anggota masyarakat yang terhormat.
Terjadi
keributan di depan asrama Lucky.
Seorang
wanita muda memperlihatkan ada peraturan hukum asrama untuk pelajar pada wanita
tua didepannya. Mempergunakan tempat itu sama haknya sebagai seorang penyewa.
Semua orang langsung saling berpandangan.
Wanita tua
itu melihat kalau orang-orang itu menjadi tempat tinggal untuk sementara. Dia
pun melihat tidak ada perjanjian dalam jangka yang panjang mereka akan menyewa
tempat itu. Wanita tua itu masuk ke dalam.
Soo Sun
datang, dia bertanya pada wanita itu apa yang terjadi. Si wanita muda
memberitahu kalau pemilik asrama lucky itu menjual tempat tinggal mereka dan
kabur. Soo Sun pun kaget. Dia menanyakan bagaimana nasib dari uang sewa meraka.
Wanita itu
mengatakan kalau pemiliknya membawa semua uang sewa mereka. Dia menunjuk pemilik
baru tidak mau tahu akan hal itu dan menyuruh mereka untuk pindah. Soo Sun tak
percaya, padahal dia sudah membayar sewa selama 3 bulan ke depan.
Wanita yang
didepannya, semakin sedih karena dia sudah membayar selama 6 bulan. Ternyata
hampir semua orang membayar selama 1 tahun. Wanita tua melonggokan wajahnya ke
pintu, dia memberitahu kalau bangunan asrama akan dirubuhkan seminggu lagi.
Dia meminta
semua orang untuk berkemas dan langsung masuk ke dalam gedung miliknya.
Semuanya mencoba untuk mengejar wanita itu. Soo Sun menangis di depan pintu dan
berteriak memanggil pemilik yang baru.
Dae Gu
datang pertama kali sampai ke kantor. Dia melihat keadaan masih sepi. Dia
berjalan ke arah meja sebuah meja. Dia membuka laci meja dan melihat buku-buku
catatan berbungkus coklat, lalu buku yang berwarna hitam.
Soo Sun
yang baru selesai mandi melihat Dae Gu yang jongkok di depan meja Pan Seok. Dia
hanya terdiam. Lalu dia berdiri dan menutup laci ketika mendengar ada orang
yang masuk. Soo Sun menyapa Eung Do yang baru masuk ke dalam ruangan.
Dae Gu
sempat kaget ternyata Soo Sun ada disampingnya. Pan Seo datang dengan pakaian
resmi, dia menyuruh mereka untuk berkumpul. Eung Do mengajak mereka semua untuk
berkumpul.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya