Monday, May 19, 2014

Sinopsis Drama Korea "Three Days" Episode 6 Part 1

7 Maret – Pukul 05.30
33 jam 30 menit setelah penembakan


Cha Young kembali ke Choongsoodae, dan memeriksa pintu gerbang lapangan tenis. Saat diinterogasi ia mendapat sebuah pertanyaan, Kudengar lapangan tenis tertutup saat terjadi  penembakan. Apakah itu benar?

Pertanyaan itu menimbulkan sebuah pertanyaan baru di benaknya. Dari lapangan tenis, Cha Young melihat villa Chief Ham tempat ia menembak Presiden. Pintu itu harus dibuka agar Chief Ham dapat menembak Presiden, dan lapangan ini cukup jauh tempatnya dari vila.



Ia pun menyetel stopwatch di handphone dan mulai berlari sekencang-kencangnya menuju ruangan Chief Ham.


Ia sampai di ruangan Chief Ham dan melihat handphonenya. Seorang wanita butuh 7 menit untuk sampai, kalau Chief Ham mungkin hanya butuh 5 menit. Di jendela yang mengarah ke danau, ia mengangkat tangannya, berpura-pura sebagai Chief Ham, mengambil posisi menembak target.

Tapi ia tak bisa membidik target dengan baik karena ia masih terengah-engah setelah lari untuk dari lapangan tenis. Padahal mati lampu dan penembakan terjadi hampir bersamaan. Dan ia menyimpulkan, “Chief adalah penembaknya. Tapi ada orang lain yang membuka gerbang.”


Wajah Cha Young menjadi pias saat tersadar, “Masih ada pelaku di dalam PSS.”


Presiden mengintruksikan Chief Shin untuk tak melibatkan NIS, polisi dan komite dalam tim investigasi penembakan kemarin. Ia juga menginginkan daftar orang-orang yang dapat mereka percayai dari kejaksaan. “Seperti yang kau katakan, temukan siapa dalang di balik semua ini.”


Chief Shin menyanggupi hal itu. Mereka sudah di depan lift, dan Chief Shin mendapat telepon dari Cha Young. Komandan regu 3 mengingatkan untuk tak menerima telepon saat bersama Presiden. Padahal telepon itu dari Cha Young yang panik ingin melaporkan temuannya.


Sementara itu Tae Kyung juga menelepon salah satu rekan kerjanya, tapi karena orang itu sedang bertugas, orang itu tak mengangkatnya.


Sementara Presiden sudah masuk dengan dikawal oleh Direktur Kim, Yoon Jae, dan 3 orang agen PSS lain.
Tae Kyung masih terus mencoba menelepon yang lainnya dan memandangi foto itu. Ada satu orang yang ia kenal, memakai kaca mata dan tersenyum penuh kebahagiaan.


Orang itu adalah Yoon Jae. Ia adalah salah satu anggota marinir yang selamat dari insiden berdarah di dalam gudang Yangjinri. Ia hanya bisa menangis tersedu-sedu menatap Chief Ham yang terdiam mati rasa.


Perlahan, tangannya mulai merayap menggapai pistolnya, seakang menunggu sesuatu. Dan benar saja. Tiba-tiba lift mati saat berada di lantai 3, diikuti dengan mati lampu.


Agen PSS lain yang berjaga di luar segera menuju ke lantai 3. Tapi Yoon Jae sudah bersiap untuk mengambil pistol dan mengarahkan ke Presiden. Sekejap saja terdengar bunyi letusan.


Tapi sepersekian detik sebelumnya, Direktur Kim telah mengangkat tangan Yoon Jae dan mendorong Yoon Jae ke dinding. Mereka pun berkelahi sementara para agen PSS menjadi tameng Presiden. Direktur Kim akhirnya berhasil menelikung Yoon Jae, namun Yoon Jae masih mencoba untuk menembak presiden, dan terdengar 2 kali tembakan.


Agen PSS dan SAT membuka paksa lift itu. Presiden langsung diamankan dan dibawa pergi, menyisakan Yoon Jae yang dicekal oleh Direktur Kim, berteriak putus asa, “Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus membunuhnya!”


Dan mereka mendapat kabar kalau Agen Hwang Yoon Jae berhasil dilumpuhkan dan Presiden sekarang kembali ke Blue House. Kabar yang mengecewakan. Jendral Kwon meyakinkan teman-temannya kalau Yoon Jae tak akan membuka mulut dengan mudahnya.


“Yoon Jae memang tak akan buka mulut. Tapi jika Yoon Jae tahu kalau ia hanya diperalat, maka ceritanya akan lain,” duga Min Hyung Ki.


Tae Kyung diberitahu oleh rekannya kalau Yoon Jae berhasil ditangkap. Tae Kyung terduduk dan memandangi foto pasukan Chief Ham. Perasaan lega dan sedih bercampur aduk dalam hati Tae Kyung.  Tak sengaja matanya tertumbuk ke kolong lemari. Ada dokumen yang terselip di sana.

Ia menarik dokumen itu. Di sampul tertulis : Rahasia 98.


Berita tentang Yangjinri telah mengejutkan seluruh Korea Selatan. Menurut media, rakyat sangat marah dan membuat petisi online untuk pemakzulan (impeachment) presiden. Walau begitu masih banyak yang tak percaya dengan berita ini dan Presiden Lee diharapkan memberi informasi resmi untuuk menhentikan kekacauan.


Para demonstran yang berasal dari keluarga korban Yangjiri telah memblokir jalan masuk ke Blue House. Mereka menuntut agar Presiden berkata jujur dan minta maaf pada keluarga korban. Keadaan semakin memanas setelah para demonstran meringsek maju untuk menemui Presiden. Para tentara yang berjaga di depan cukup kewalahan menghadang mereka.


Keadaan semakin kacau saat Presiden dan rombongan akan memasuki Blue House. Walau rombongan sudah mengambil jalan samping, para demonstran berhasil mendekati rombongan mobil Presiden dan menggedor-gedor jendela mobil. Presiden yang duduk di dalam hanya terdiam dengan wajah kalut.


Para staf Presiden sudah ada di Blue House untuk menyambut Presiden. Chief Shin menerima laporan kalau partai Presiden Lee tak memberi tanggapan baik akan kasus ini, apalagi partai oposisi. Chief Park Wong Young menyarankan agar  mereka melakukan sesuatu sebelum rakyat meninggalkan mereka. Tapi usulan itu disanggah karena mereka belum cukup bukti sehingga memberi pengumuman sekarang hanya memperburuk suasana.


Presiden mendengar semua argument para stafnya. Sebelum masuk ke ruangan, Presiden berkata pada Chief Shin, “Siapkan konferensi pers.”

Mereka terkejut, karena seperti yang dikemukakan sebelumnya, mereka sama sekali tak punya alasan untuk berdalih. Tapi Presiden bersikeras, ia tak membutuhkannya dan minta mereka untuk mempersiapkan konferensi pers secepat mungkin.


Chief Shin dan para menteri saling berpandangan, bertanya-tanya apa isi konferensi pers yang akan diberikan oleh Presiden.


Konferensi Pers Khusus digelar Blue House dan semua menantikan apakah Blue House melakukan pembelaan diri atas tuduhan yang diberikan kemarin malam.


Chief Shin yang akan memberi pernyataan. Para wartawan memberondongnya dengan memberi pertanyaan seputar insiden Yang jinri dan apakah Presiden memang memiliki hubungan dengan Falcon. Bagaimana tanggapan Presiden dan apakah beliau mengakui semua yang dituduhkan?


Chief Shin tak menjawab pertanyaan itu dan berkata kalau Blue House sudah mendengar tentang berita yang membingungkan masyarakat pagi ini. Dan Presiden meyakini akan adanya investigasi yang imbang dan tak berpihak, oleh karena itu beliau bersedia bekerja sama secara aktif dalam setiap penyelidikan.


Chief Shin kembali membaca, “Dan selanjutnya, keadilan harus ditegakkan untuk insiden yang terjadi kemari malam. Pada 5 Maret, di rumah peristirahatan Presiden, Choongsoodae, Presiden , yang merupakan pemimpin Korea dan komandan tertinggi militer, berhasil lolos dari percobaan pembunuhan.”


Berita tersebut sangat mengejutkan. Para wartawan langsung mengetik berita yang mencengangkan tersebut. Chief Shin menceritakan kronologis yang terjadi pada 5 Maret pukul 20.00, terjadi ledakan EMP yang mengakibatkan gangguan yang menyebabkan padamnya elektronik dalam radius 15 km. Terjadi 3 tembakan dan 2 agen PSS dan 1 orang pegawai vila tewas.


Seluruh Korea tercengang mendengar hal ini. Chief Shin juga menyebutkan fakta tentang EMP, tekhnologi mutakhir yang bahkan Al Qaeda pun kesulitan untuk mendapatkannya. “Hal ini berarti percobaan pembunuhan ini adalah percobaan pertama dan terbesar yang dialami oleh pemerintahan sekarang.”


Chief Shin menyatakan kalau insiden tersebut telah menantang mereka, oleh karena itu pemerintah aan membentuk tim investigasi khusus yang terdiri dari kejaksaan, polisi dan Blue House. “Kami berjanji akan menemukan siapa dalang di balik penyerangan ini.”

Mendapat pertanyaan tentang keselamatan Presiden, Chief Shin menjawab Presiden menderita luka ringan tapi ia selamat. Salah satu wartawan bertanya tentang pelaku penembakan, apakah sudah tertangkap. Chief Shin menjawab salah seorang penembak tertembak saat pengejaran dan seorang lagi tertangkap di tempat.


Konferensi pers ini sangat mengejutkan. Berbagai kantor berita di seluruh dunia berlomba-lomba melaporkan insiden penembakan ini. Masyarakat pun mencari berita penembakan tersebut, yang bahkan berspekulasi liar kalau Korea Utara adalah dalang di balik semua ini dan kemungkinan akan terjadi perang saudara lagi.


Yang jelas berita hari ini menenggelamkan berita semalam. Dan berita itu jelas membuat kelompok Kim Do Jin gusar. Kim Do Jin : “Orang yang menempatkanmu di posisi itu.. adalah aku.”


Presiden menyentuh papan nama di mejanya, dan menatap lambang negara di tembok ruangannya. Ia teringat akan kejadian 16 tahun yang lalu. Setelah insiden Yangjinri terjadi, ia marah dan mencengkeram jas Kim Do Jin yang sedang merakit mainan di ruangannya.


Kim Do Jin beralasan kalau semua itu hanyalah kecelakaan. Kapal selam Korea Utara mengalami kerusakan mesin dan harus berlabuh. Tapi Lee Dong Hwi tak percaya dan malah memukul Kim Do Jin. Kim Do Jin kesal dan berkata kalau semua itu adalah kesalahan tentara mereka yang ketakutan sendiri.


Tapi Lee Dong Hwi malah melemparkan barang-barang di atas mejanya, membuat Kim Do Jin berteriak marah, “Semuanya ini salah paham. Apa aku harus bertanggung jawab karena mereka yang ketakutan sendiri sehingga menyerang lebih dulu?”


Lee Dong Hwi tak percaya hal itu. Ia menarik kerah jas Kim Do Jin dan menggeram, “Segera setelah aku meninggalkan gedung ini, aku akan langsung ke kantor polisi. Aku akan mengakui semua yang aku lakukan. Kau harus putuskan sendiri, masuk penjara atau melompat dari jendela.”


Kim Do Jin segera berpikir cepat saat melihat Lee Dong Hwi meninggalkannya. Ia berseru, “Jadilah Presiden.” Lee Dong Hwi terpaku mendengarnya, maka Kim Do Jin pun mengacungkan koran yang tadi dibawa Lee Dong Hwi dan berseru, “Bukankah ini yang kau ingin perbaiki? Karena kita lemah, kita tak punya piilihan lain selain memberikan segalanya pada mereka yang lebih kuat.”


Tahu umpannya sudah tergigit, ia pun melanjutkan dengan nada membujuk, “Kau benci hal itu dan ingin memperbaikinya. Bukankah seperti itu?” Ia meyakinkan Lee Dong Hwi kalau insiden ini adalah sebuah kecelakaan yang tak diharapkan. Ia menantang apakah Lee Dong Hwi akan menyerah pada masa depan (Korea) karena insiden ini, “Aku akan membantumu.  Ambillah Blue House dan rubahlah masa depan.”


Masih menatap lambang negaranya, Presiden Lee berjanji akan memperbaiki seperti yang diminta Kim Do Jin. “Bagaimanapun caranya, aku akan memperbaiki keputusan yang salah kuambil.”


Chief Shin mengetuk pintu dan masuk untuk melaporkan kalau mereka telah membentuk tim investigasi khusus, yang dipimpin oleh Jaksa Gu Ja Kwang. Dan anggota tim ada dari polisi yaitu Direktur Keamanan, Menteri Urusan Sipil, PSS. Tim legal dari Blue House dan tim konsultan dipimpin oleh Prof. Kim Su Byung.


Yang pertama dilakukan oleh tim investigasi khusus ini adalah melacak jejak EMP, darimana barang ini didapatkan. 


Pembentukan tim ini tak disukai oleh kelompok Kim Do Jin karena NIS dan polisi yang berpihak pada mereka tak dilibatkan dalam penyelidikan ini. Jenderal Kwon frustasi dan bertanya apa yang akan Kim Do Jin lakukan sekarang?

Chief Byun yang menjawab. Ham Bong Soo (Chief Ham) yang akan dijadikan kambing hitam dan disalahkan sepenuhnya atas penembakan yang terjadi. “Akan disimpulkan kalau semua ini dilakukan oleh Ham Bong Soo dan Hwang Yoon Jae. Tapi yang tak boleh ketahuan adalah asal EMP tersebut.”


Cha Young melaporkan kalau ada saksi yang melihat bom EMP diledakkan, yaitu polisi Yoon Bo Won dari polsek Seojo.


Bo Won kembali melakukan tugas sehari-harinya, yaitu melayani masyarakat. Saat sedang mengganti lampu di rumah para manula, ia diberitahu kalau ada telepon dari orang yang katanya menyaksikan kecelakaan mobil Han Ki Joon.


Bo Won pun segera kembali ke kantor polisi dan si penelepon tersebut mengatakan kalau ia menyaksikan kecelakaan pada 2 Maret, dan kejadian tersebut terekam di black box mobilnya. Bo Won bersemangat mendengar ada video black box dan berkata ia akan menemui saksi itu. Ia pun mencatat alamat pertemuan mereka.


Dan kita melihat, si penelepon itu adalah orang bertato naga di pergelangan tangannya. Berdiri di hadapannya adalah seorang pria yang tersenyum puas. Pria tersebut yang ada di truk Jaeshin. Saya akan menyebutnya Pria Jaeshin.


Cha Young memberikan surat pemindahan Hwang Yoon Jae kepada polisi yang bertanggung jawab. Ia terkejut melihat Jaksa Choi muncul untuk menemui Yoon Jae. Rupanya mereka memiliki niat yang sama untuk menginterogasi . Cha Young berkata kalau Jaksa Choi dapat menemui Yoon Jae nanti, setelah tim investigasi harus diprioritaskan.


“Chief Ham dan Agen Hwang adalah tentara yang selamat dari insiden Yangjinri. Menurut Anda, mengapa mereka mencoba menembak Presiden?” tanya Jaksa Choi memojokkan.


“Presiden negara ini ditembak. Saya yakin pertanyaan bagaimana akan muncul lebih dulu sebelum mengapa,” jawab Cha Young tegas. “Saya akan menelepon Anda setelah kami selesai menginterogasinya. Anda dapat..”


Belum sempat Cha Young menyelesaikan ucapannya, Tae Kyung berlari dan  menerobos mereka. Ia tak sempat menghentikan Tae Kyung yang langsung masuk ke ruang Yoon Jae dan mengunci pintunya.


Tanpa peduli gedoran pintu dan teriakan Cha Young, Tae Kyung mengeluarkan dokumen Rahasia 98 dan meletakkan di atas meja.


Yoon Jae menghela nafas mendengar Tae Kyung yang bertanya siapa orang yang telah memberikan dokumen itu. Ia menjawab kalau yang penting bukanlah siapa pengirim dokumen ini, tapi apa yang tertulis di dalamnya.


Di luar, Cha Young menyuruh Tae Kyung untuk membuka pintu. Jaksa Choi yang ada di belakang Cha Young melihat dokumen yang ada di atas meja.


Tae Kyung heran, mengapa Chief Ham dan Yoon Jae melakukannya sekarang padahal rahasia ini telah tersembunyi selama 16 tahun.  “Tapi kenapa sekarang? Kenapa dokumen ini diserahkan pada kalian? Apa yang orang itu katakan saat ia memberikan ini padamu? Untuk membunuh presiden? Tidakkah kau pikir kalau orang itu memperalat kalian untuk membunuh Presiden?”


Yoon Jae dapat menebak apa yang ada di hati Tae Kyung, “Apakah kau menolak percaya karena ayahmu terlibat di dalamnya?”


Tae Kyung marah dan mencengkeram baju Yoon Jae. Di luar, Cha Young meminta Tae Kyung untuk berhenti, tapi Tae Kyung tak mempedulikannya. Ia menggeram, “Aku yang membunuh chief. Aku yang menarik pelatuknya! Aku membunuhnya dengan kedua tanganku.


Yoon Jae terkejut mendengarnya, apalagi menatap mata Tae Kyung yang penuh kepedihan. Tae Kyung berkaca-kaca saat melanjutkan, “Tapi jika chief hanya diperalat, dan kematiannya itu hanyalah sia-sia.. jadi apa yang telah aku lakukan?! Apa yang telah aku lakukan?”

Yoon Jae akhirnya menyadari apa yang sedang dirasakan Tae Kyung sekarang. Di luar, polisi membawa kunci cadangan.


Tae Kyung meminta Yoon Jae untuk membuka mulut, siapa yang memberikan dokumen ini pada Yoon Jae? Tapi belum sempat Yoon Jae memutuskan apakah bicara atau tidak, pintu sudah terbuka dan beberapa polisi meringkus Tae Kyung dan yang lainnya membawa Yoon Jae pergi.


Tae Kyung berteriak pada Cha Young, berkata kalau ia belum selesai. Tapi Cha Young sudah beranjak pergi mengikuti Yoon Jae. Jaksa Choi melihat Tae Kyung yang digiring pergi. Tapi Tae Kyung berhasil melarikan diri dari kedua polisi yang tadi meringkusnya.


Massa berkumpul di halaman gedung kejaksaan tempat Yoon Jae ditahan. Begitu pula dengan wartawan yang berkerumun saat Yoon Jae muncul memberikan banyak pertanyaan. Tapi Yoon Jae hanya diam tak memberi jawaban. Cha Young menyuruh petugas untuk menggiring Yoon Jae ke dalam mobil.


Tapi para demonstran melihat Yoon Jae dan kericuhan pun terjadi. Demonstran pro dan kontra berdesak-desakan maju, membuat para penjaga kewalahan. Tak butuh lama untuk demonstran menerobos pagar betis dan mendekati Yoon Jae.


Cha Young tertinggal di belakang dan mulai panik. Begitu pula dengan Yoon Jae pun terdorong ke sana ke mari. Tae Kyung yang baru saja berhasil melarikan diri dan keluar gedung melihat kekacauan itu.


Ia teringat saat praktek pengawalan VIP. Saat itu Chief Ham berkata, di area yang ramai, yang paling penting adalah mengawasi tangan-tangan.  Tangan yang mungkin melempar bom, mencabut pisau atau menarik pistol.


Tae Kyung segera berlari. VIP sekarang bukanlah Presiden, tapi Yoon Jae. Ia segera menerobos kerumunan dan mengawasi tangan-tangan yang ada. Salah satu tangan bertato mengambil pisau, tapi tangan itu hilang karena orang yang berdesak-desakan.


Ia berteriak memanggil Cha Young dan menyuruhnya untuk menghentikan orang itu. Cha Young menoleh, melihat Tae Kyung memberithunya kalau ada orang yang memegang pisau. Cha Young yang berada lebih dekat dengan Yoon Jae segera meringsek maju, tapi kerumunan sangat susah ditembus.


Tinggal selapis orang lagi yang perlu ditembus, tapi terdengar teriakan kaget orang-orang di depan, membuat mereka terpaku.


Tae Kyung terbelalak menatap leher Yoon Jae yang bersimbah darah. Sesaat Yoon Jae juga nampak terkejut, namun sesaat kemudian badannya jatuh berkelojotan, meregang  nyawa.


Tae Kyung berteriak menyuruh Cha Young menelepon  911! dan menekan leher Yoon Jae agar darah tak muncrat keluar. “Kau tak boleh mati! Apa yang kau lakukan? Telepon 911! Jangan mati, Hwang Yoon Jae! Jangan!”


Tapi terlambat, Tae Kyung melihat Yoon Jae semakin susah bernafas dan disaksikan oleh Jaksa Choi yang baru saja tiba di tempat, Yoon Jae menghembuskan nafas terakhir. Cha Young shock, tangannya gemetar memegang handphone yang tak jadi ia gunakan.


Sementara itu, si pria bertato sudah melepaskan diri dari kerumunan. Sambil bersiul, ia membuang topi dan jaket yang ia pakai dan kemudian membakarnya di dalam tong. Ia kemudian menelepon, melaporkan, “Target berhasil dieliminasi. Bagaimana di sana?”


Pria Jaeshin itu berkata kalau ia akan menyelesaikan dengan segera. Tak lama kemudian, ia melihat Bo Won melewati mobilnya. Target berikutnya.


Tae Kyung termangu saat mayat Yoon Jae dibawa pergi. “Mereka membunuhi para saksi,” katanya. Ia pun menyadari sesuatu dan menoleh pada Cha young yang masih tetap termangu, ”Polisi Yoon. Apakah kau memerintahkan pemanggilan Polisi Yoon?”


Cha Young menjawab kalau orang-orang dari pengadilan sedang menemui Bo Won. Namun setelah Cha Young menghubungi orang-orang itu, diketahui kalau Bo Won taka da di kantor polisi, Bo Won pergi setelah menerima telepon satu setengah jam yang lalu.


Cha Young memberitahu hal ini pada Tae Kyung yang juga sedang menelepon dan mengatakan kecurigaannya, “Seorang saksi tak mungkin muncul tiba-tiba.”


Tae Kyung menutup telepon dan berkata, “Kau benar. Ini adalah jebakan.”


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya