8 Maret, pk 05.20. 57 jam 20 menit setelah penembakan
Cha
Young terperanjat saat melihat orang yang berada di kantor Jenderal
Kwon adalah Tae Kyung. Tae Kyung bertanya apa yang dilakukan Cha Young
di sini. Untunglah ia menurunkan senjatanya dan bertanya kenapa Tae
Kyung ada di sini. Tae Kyung berkata ia ingin menanyakan sesuatu pada
Jenderal Kwon. Ia masuk karena pintu depan terbuka. Namun tidak ada
siapapun di dalam.
Cha Young memberitahu Tae Kyung kalau Jenderal Kwon baru saja mati. Ia bisa melihat kekagetan Tae Kyung mendengar hal itu.
Jaksa Gu juga terkejut mendengar kabar kematian Jenderal Kwon.
“Bunuh diri atau dibunuh?” tanyanya pada Cha Young melalui telepon.
“Saya
sedang menyelidikinya. Saya akan menelepon Bapak setelah
memastikannya,” kata Cha Young sambil berjalan menyusuri lorong
apartemen bersama Tae Kyung.
Tae Kyung memberitahu Cha Young
kalau ia melihat seseorang meninggalkan apartemen Jend. Kwon saat ia
tiba di sini. Duh, Tae Kyung telat terus >,<
Namun karena
ia melihat dari jarak jauh, ia tidak bisa melihat dengan jelas orang
itu. Ketika ia sampai di apartemen, ia menemukan pintu itu tidak ditutup
dengan baik.
Orang
yang meninggalkan apartemen Jend. Kwon adalah pria Jaesin. Ia menelepon
Kim Do Jin bahwa Jenderal Kwon sudah mati, namun orang lain sudah
membunuhnya saat ia tiba.
Kim Do Jin bertanya apa pria Jaesin
menemukan dokumen rahasia itu. Pria Jaesin berkata tidak mungkin masuk
ke TKP yang dipenuhi polisi.
“Temukan siapa orang yang membunuh Kwon Jae Yeon,” perintah Kim Do Jin.
Cha
Young dan Tae Kyung pergi memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di luar
apartemen Kwon. Sebelum masuk ke ruang pantau, Tae Kyung sempat melihat
seorang pria bertopi bergegas keluar dari sana. Meski ia curiga namun
ia tidak mengikuti pria itu.
Ketika mereka tiba di ruang pantau,
mereka melihat seluruh kamera blank. Petugas di sana memberitahukan
bahwa saat ini sedang dilakukan maintenance seluruh CCTV oleh
pembuatnya. Hal ini baru saja dilakukan karena mereka percaya ada virus
yang meretas sistem mereka.
Cha Young bertanya pada petugas
maintenance apakah mereka bisa melihat rekaman CCTV sebelum semua kamera
blank. Petugas itu tidak tahu. Tae Kyung melihat petugas itu mengenakan
jaket Jaesin. Artinya pembuat kamera CCTV itu adalah Jaesin.
Nama
itu tidak asing bagi Tae Kyung. Ia teringat truk putih yang hendak
membunuhnya adalah truk Jaesin. Begitu juga jaket yang dikenakan
pengemudi truk tersebut.
Ia
berbisik pada Cha Young, bukankah Cha Young bilang kalau pembuat EMP
adalah Jaesin Force One. Begitu juga tempat Hwang Yoon Jae ditangkap dan
tempat Presiden menemui seseorang, adalah Jaesin Hotel. Memangnya
kenapa, tanya Cha Young. Aaaarggh…masa ngga curiga sih, ngga mungkin kan
semua itu kebetulan?
Tae Kyung tidak menjawab dan pergi begitu
saja. Cha Young mengejarnya dan bertanya Tae Kyung hendak pergi ke mana.
Tae Kyung berkata ia hendak memeriksa sesuatu. Cha Young
menghentikannya.
“Kau akan berada dalam bahaya! Bisa-bisa kau
jadi tersangka lagi! Pergilah ke penyelidik khusus dan jawab beberapa
pertanyaan agar bersih dari kecurigaan.”
“Tidak. Aku tidak
peduli aku jadi tersangka atau bukan. Pikiranku kacau sejak kematian
ayahku. Tidak ada satupun yang pasti. Karena itulah aku harus
memeriksanya meski hanya petunjuk kecil.”
Presiden
terkejut saat Jaksa Gu memberitahunya mengenai kematian Jend. Kwon.
Presiden meminta Jaksa Gu mencari Dokumen Rahasia 98 yang dimiliki Jend.
Kwon karena seseorang membuat dokumen itu dengan mempertaruhkan
nyawanya. Jaksa Gu memerintahkan Cha Young untuk mencarinya.
Sementara
itu pria yang dilihat Tae Kyung meninggalkan ruang pantau CCTV adalah
pria bertato. Ia sempat mendapatkan rekaman CCTV di luar apartemen Jend.
Kwon. Ia dan pria Jaesin melihat rekaman itu melihat siapa orang yang
datang menemui Jend. Kwon sebelum mereka dan membunuhnya. Chief Shin.
Pria Jaesin langsung melaporkan hal itu pada Kim Do Jin.
Chief
Shin masuk kerja seperti biasa. Ia menemui Presiden dan berkata ia
hendak melaporkan sesuatu. Presiden sedang tidak ingin mendengarkan
laporan apapun saat ini kecuali darurat.
“Ini mengenai Han Ki Joon,” kata Chief Shin.
Presiden
bersedia mendengar laporan Chief Shin. Chief Shin berkata ia menentang
ketika Presiden hendak menunjuk Han Ki Joon sebagai penasihat ekonomi.
Presiden ingat alasan Chief Shin waktu itu adalah karena Han Ki Joon
hebat dalam teori namun minim pengalaman.
“Itu salah satu alasannya, tapi alasan terbesar saya menentang adalah pertemuan pertama Bapak dengannya yang mengganggu saya.”
Kilas balik:
Presiden
dan stafnya menghadiri ekshibisi yang diadakan PSS untuk memperlihatkan
hasil latihan mereka selama ini. Kemampuan bela diri mereka, dan
kemampuan mereka menyelamatkan Presiden saat ada bahaya. Tae Kyung juga
ada di antara para PSS yang unjuk kebolehan saat itu.
Setelah
ekshibisi, Presiden menyalami para anggota keluarga anggota PSS. Dan di
antaranya adalah Han Ki Joon. Ketika menyalami Presiden, Han Ki Joon
berbisik bahwa ia berada di Cina Utara pada tahun 1998 dan ia ingin
mengatakan sesuatu pada Presiden.
Ketika itu Presiden tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum. Namun Chief Shin terlihat curiga.
Setelah
pertemuan pertama itu, Presiden menemui Han Ki Joon secara pribadi dan
menunjuknya jadi penasihat keuangan. Dan Presiden tidak pernha
mengatakan pada siapapun apa yang dibicarakannya dengan Han Ki Joon kala
itu.
“Bisakah Bapak memberitahu saya apa yang kalian bicarakan saat itu?”
tanyanya.
tanyanya.
“Penasihat Han Ki Joon sudah wafat. Jadi mari berhenti membicarakan hal ini.”
Tapi
Chief Shin tidak mematuhi perintah tersebut. Dengan berani ia bertanya
apa yang sudah dilakukan Presiden bersama Han Ki Joon. Bersama Jend.
Kwon, Ketua Partai Min Hyun Ki, Direktur NIS Byun Tae Hoon, dan CEO
Jaesin Kim Do Jin, semua orang yang ditemui Presiden di suite room Hotel
Jaesin.
“Apa Bapak selama ini berperang melawan mereka?” tanyanya.
Tae
Kyung menelepon temannya sesama anggota PSS dan bertanya apakah pada
hari Hwang Yoon Jae ditangkap, orang yang ditemui Presiden adalah CEO
Jaesin Kim Do Jin? Temannya membenarkan.
Tae Kyung bertanya
apakah kala itu ada yang mencurigakan. Temannya berkata tidak ada orang
yang dicurigai saat itu, tapi yang aneh adalah pengamanan yang sangat
ketat di lobi hotel, setingkat pengamanan PSS. Tae Kyung berkata
pengamanan yang ketat bisa berarti dua hal. Ada yang mereka lindungi,
atau ada rahasia yang tidak boleh keluar.
Chief
Shin berkata pada Presiden bahwa dalam politik orang yang memiliki
kartu lebih banyak untuk melawan orang lain adalah orang yang memiliki
keuntungan. Ia tidak tahu kapan Presiden mulai berperang dengan
orang-orang tersebut, namun ia yakin Presiden yang menekan mereka
duluan. Mungkin itu sebabnya orang-orang itu menyerahkan data Yangjinri
pada Penuntut Umum.
“Meski begitu Bapak tidak menyerah. Mungkin
itu sebabnya mereka terpaksa menembak. Tekanan seperti apa yang Bapak
timpakan pada mereka hingga mereka mencoba membunuh Presiden? Data yang
mereka berikan pada Penuntut Umum adalah cerita buatan. Ada kebenaran
tersembunyi di balik insiden Yangjinri. Apa Bapak hendak mengungkapnya
bersama Penasihat Han?” Woaaa….kok Chief Shin bisa menduga sedetail itu
ya?
Presiden menatap Chief Shin.
Min
Hyung Ki menelepon Kim Do Jin dan memberitahunya bahwa saat ini
penyidik khusus sedang memeriksa apartemen Jend. Kwon untuk mencari
Dokumen Rahasia 98 milik Han Ki Joon. Hmmm…kenapa Min Hyung Ki tahu ya?
Apa ada pengkhianat lagi di penyidik khusus?
Cha Young dan tim
penyidik khusus mencari dokumen tersebut di apartemen Jend. Kwon. Mereka
tidak menemukannya, namun Cha Young menemukan slip tanda terima
pengiriman paket, terselip di bawah meja Jend. Kwon.
Ia segera
menelepon Jaksa Gu dan melaporkan bahwa ia menemukan slip tanda terima
pengiriman paket yang dilakukan kemarin. Paket itu dikirimkan ke Blue
House, untuk Presiden Lee Dong Hwi.
Chief
Shin masih meneruskan dengan analisanya yang luar biasa. Ia berkata
Presiden menawarkan jalan keluar pada Jend. Kwon demi mendapatkan
dokumen Han Ki Joon darinya. Apakah dugaannya salah?
“Kau benar.
Dokumen Han Ki Joon adalah kebenaran mengenai insiden Yang Jinri.
Sesuatu yang cukup kuat untuk menjerat orang-orang yang benar-benar
berada di balik insiden tersebut.”
Chief Shin bertanya apa yang
akan terjadi pada Presiden jika kebenaran itu diungkap. Jika tuduhan
Penuntut Umum tidak benar, kenapa Presiden tidak membuat pernyataan
langsung untuk menentangnya? Apakah itu artinya Presiden memang terlibat
dalam insiden tersebut?
“Kubur itu. Saya akan mengurus
semuanya. Seperti yang pernah saya katakan, saya tidak peduli apa yang
Bapak lakukan dalam insiden Yangjinri. Ini adalah pertempuran yang akan
berakhir di saat salah satu pihak berhenti. Mereka mungkin tidak ingin
bertempur lebih lama lagi. Bapak sebaiknya berhenti (mengungkap
kebenaran).”
Presiden nampak terkejut mendengar kata-kata Chief Shin.
Jaksa
Gu dan Cha Young bergegas pergi ke Blue House untuk mendapatkan dokumen
yang dikirimkan oleh Kwon Jae Yeon. Dalam perjalanan, Jaksa Gu sempat
menelepon Presiden untuk memberitahukan adanya paket tersebut dan bahwa
paket tersebut mungkin sudah berada di Blue House saat ini.
Paket tersebut memang sudah tiba di Blue House. Tapi apakah dokumen tersebut dapat tiba dengan selamat di tangan Presiden?
Chief
Shin mengusulkan agar insiden Yangjinri ditimpakan pada Jend. Kwon,
Chief Ham, dan Yoon Jae, juga menyatakan bahwa mereka mencoba membunuh
Presiden untuk menutupi kesalahan mereka. Dengan begitu semuanya akan
kembali seperti semula dan Presiden bisa menyelesaikan masa jabatannya
dengan tenang.
“Kompromi. Itulah politik.”
“Kau tidak
tahu perbuatan kotor apa yang sudah kulakukan saat bekerja untuk Falcon
di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Aku tidak mau melakukan
perbuatan seperti itu lagi, maka aku menerima tawaran Kim Do Jin
(menjadi Presiden). Aku sudah membuat keputusan yang buruk, namun
sekarang kau memintaku melakukan perbuatan kotor lagi? Banyak orang yang
mati oleh kedua tanganku. Aku tidak bisa membiarkan orang lain menjadi
kambing hitamnya,” kata Presiden marah sambil bangkit berdiri.
“Kalau
begitu, apa Bapak akan mencampakkan seluruf staf Bapak? Apa Bapak tahu
bagaimana kita bisa di sini? Saya sudah mengorbankan semuanya untuk
Bapak dan pemerintahan ini. Tidak bisakah Bapak setidaknya memikirkan
saya?”
“Aku menjadi Presiden bukan untukmu,” jawab Presiden tegas. Ia meninggalkan Chief Shin.
Terluka dengan perkataan Presiden, Chef Shin bertanya dalam hatinya apakah hanya dirinya yang memiliki impian lain.
Paket
kiriman Kwon Jae Yeon telah tiba di ruang administrasi. Petugas sudah
menunggu untuk memeriksa semua surat dan paket yang diterima Presiden.
Namun ada yang mencurigakan dari cara petugas itu menatap petugas yang
membawakan paket tersebut.
Jaksa Gu dan Cha Young tiba tepat
saat petugas itu selesai membuka amplop dokumen dengan pisau. Melihat
mereka, petugas tersebut menyembunyikan amplop tersebut di belakang
punggungnya.
Jaksa Gu dan Cha Young meminta dokumen tersebut namun petugas itu dengan angkuh menanyakan surat perintah.
Kilas
balik saat Chief Shin menemui Jend. Kwon semalam. Ia berkata ia diminta
Presiden untuk meminta sesuatu. Ia bertanya apakah itu bukti insiden
Yangjinri. Ia memohon Jend. Kwon menyerahkannya karena hanya itu
satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan Presiden.
“Jadi kau tidak tahu apa-apa?” ujar Jend. Kwon, “Karena kau mennyuruhku memberikannya, aku akan berikan.”
Jend. Kwon benar-benar memberikan Dokumen Rahasia 98 milik Han Ki Joon pada Chief Shin. Chief Shin membacanya.
“Lee
Dong Hwi memulai (karir politiknya) dengan berlumuran darah. Katakan
padanya agar tidak berpura-pura bersih. Ia dan aku sama saja,” ujar
Jend. Kwon. Ia berkata ia sudah mengirimkan satu copy dokumen ini ke
Blue House.
“Entah itu Presiden atau CEO Kim, biar mereka semua mati!” serunya penuh emosi. “Tapi kau harus memberiku kelonggaran.”
Cha
Young meminta petugas itu memberikan dokumen yang dikirim Kwon Jae Yeon
karena itu bukti untuk insiden penembakan, tapi petugas itu berkeras
Cha Young harus memiliki ijin. Untunglah Presiden datang dan bertanya
apakah ia juga memerlukan ijin untuk meminta dokumen itu.
Eh
petugas itu malah berkata dokumen tersebut harus diperiksa dua kali
karena bisa saja mengandung zat beracun. Benar-benar mencurigakan.
Presiden dengan tegas meminta dokumen tersebut hingga petugas itu
akhirnya menyerahkannya.
Namun ketika membaca isi dokumen tersebut, Presiden terkejut.
Jaksa
Gu bertanya apakah dokumen itu yang dicari oleh Presiden. Presiden
tidak menjawab. Tangannya lunglai memegangi dokument tersebut.
Cha Young memberanikan diri mengambil dokumen itu dari tangan Presiden dan membacanya.
“Ini bukan Dokumen Rahasia 98. Ini adalah surat wasiat Kwon Jae Yeon.”
Hmmmm..kenapa
jadi surat wasiat? Jelas-jelas Kwon berkata pada Chief Shin bahwa ia
mengirim 1 copy dokumen tersebut ke Blue House. Apa Kwon benar-benar
bunuh diri?
Sementara itu Kim Do Jin menerima telepon mengejutkan dari seseorang. Chief Shin.
Chief
Shin berkata ia memiliki paketnya. Ia akan menemui Kim Do Jin di suite
room Jaeshin Hotel 20 menit lagi. Dokumen berdarah itu ada di tangannya.
(Errr…kalau di Empress Ki adanya surat berdarah ;p)
Kembali
pada pertemuan Chief Shin dan Kwon semalam. Chief Shin menyadari
dokumen tersebut sama dengan yang diumumkan oleh Penuntut Umum hanya
saja pihak yang terlibat berbeda.
“Benar, Presiden ingin menyeret kami semua ke liang kubur,” ujar Kwon.
“Tidak bisa. Hal ini tidak boleh terungkap. Saya akan membujuk Presiden.”
“Membujuk?
Kau pikir kami tidak pernah mencoba?” kata Kwon sinis. “Dan lagi aku
tidak akan diam lagi. Semua orang memperalatku. Dan sekarang mereka
ingin memfitnah hanya aku seorang sebagai penembaknya?”
Chief
Shin bertanya apakah Kwon berniat mengungkapkan semua pada penyidik
khusus. Kwon mengusir Chief Shin. Chief Shin berkata ia akan berusaha
membujuk penyidik khusus, juga membujuk Presiden.
Jend. Kwon tersenyum meremehkan.
“Memangnya kau ini siapa? Kaupikir ia akan mendengarkanmu di saat ia tidak mendengarkan kami?”
“Saya
sudah bersama Presiden sejak beliau menginjakkan kakinya di dunia
politik. Saya bukan hanya kepala stafnya. Kami rekan politik. Beliau
akan mendengarkan saya.”
Jend. Kwon malah tertawa. Rekan? Apa Chief Shin sehebat itu?
“Bukankah
kau ini hanya bayangannya? Kau harus sadar dan sampaikan perkataanku
pada Presiden. Pekerjaan seperti itu yang cocok untukmu.”
Chief Shin berkata pemerintahan ini juga miliknya. Ia tidak bisa menyerahkannya.
“Pemerintahanmu?
Kau mengikuti Presiden Lee, membawakan tasnya, dan menulis pidatonya.
Apa kau pikir kau yang membuatnya jadi Presiden? Kamilah yang mengirim
Lee Dong Hwi ke Blue House. Uang, kekuasaan, dan koneksi kami.”
Chief
Shin mulai goyah. Ia berkata Jend. Kwon tidak tahu apa-apa. Ia sudah
mendedikasikan semuanya untuk pemerintahan Lee Dong Hwi.
Jend.
Kwon berkata ia tidak peduli apa yang sudah dilakukan Chief Shin.
Baginya Chief Shin seperti pemantik api. Dibuang saat tidak dipergunakan
lagi. Sesuatu yang bisa digantikan kapan saja. Anjing Lee Dong Hwi yang
menggonggong dan menggoyangkan ekornya.
“Apa Anda ingin saya
memperlihatkan siapa saya? Saya akan membuat Presiden menyerah.” Tatapan
Chief Shin berubah jadi berbahaya.
Jenderal Kwon berdiri di ambang jendela dan melihat keluar. Ia berkata semua itu sia-sia saja.
“Jika tidak ada bukti atau tidak ada saksi, maka ia akan menyerah.” Chief Shin menghampiri Jenderal Kwon.
Melihat
Presiden tercenung, Cha Young berkata ia akan membawa surat itu untuk
diperiksa penyidik khusus. Jaksa Gu berkata ia akan terus mencari
dokumen tersebut.
“Tidak, dokumen itu sudah berada di tangan orang lain,” kata Presiden.
Tae
Kyung melangkahkan kakinya ke lobi Jaesin Hotel. Sebelumnya ia pernah
ditugaskan di sana karena hotel itu tempat menginap pada pejabat dari
Cina saat diadakan pertemuan Korea-Cina. Presiden Cina menginap di
lantai teratas di royal suite.
Ketika itu Chief Ham mengajari
mereka untuk mengingat denah bangunan hotel tersebut. Dalam pertemuan
antar kepala negara seperti ini, bila terjadi sesuatu bisa mengakibatkan
konflik diplomatik. Anggota PSS harus mengingat setiap letak ventilasi,
toilet, rute jalur darurat.
Tae
Kyung berjalan menyururi hotel sambil mengingat denah bangunan hotel
itu. Untuk menuju lantai teratas hotel itu bisa melalui lift ekslusif
yang hanya bisa berjalan dengan kartu khusus. Atau dengan lift room
service yang terletak di basement. Ketiga lift untuk staf.
Tae Kyung memilih yang ketiga. Ia memalingkan wajah saat melewati CCTV agar wajahnya tidak terlihat.
Chief
Shin sudah tiba lebih dulu. Sepertinya ia melewati jalur lift room
service. Sementara Kim Do Jin menggunakan lift eksklusif.
Tae Kyung masuk ke dalam lift. Saat pintu lift hendak tertutup, seseorang menghentikannya. Pria bertato.
Ia
masuk dan berdiri di hadapan Tae Kyung. Tae Kyung melihat tato di
tangan pria itu dan teringat itu adalah tato yang sama dilihatnya ketika
Yoon Jae dibunuh dengan pisau.
[Bersambung ke Bagian 2]
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya