Thursday, May 22, 2014

Sinopsis You're All Surrounded Episode 4 Part 2




Si Pria menghapus noda makanan di wajahnya dengan tissue. Lalu dia berdiri dan berjalan ke arah dapur, dia seperti mencari sesuatu. Setelah itu dia mengunci pintu restoran, tiba-tiba dia menaruhkan pisau dia leher salah satu pelajar wanita.


Para polisi muda pun terkejut. Si Pria mengancam kalau mereka bergerak maka ia akan membunuh semuanya. Dia berteriak meminta semuanya untuk mengangkat tangannya. Si wanita yang disandar, memohon untuk dilepaskan sambil menangis.


Ia meminta semuanya untuk tidak berisik kalau mereka tidak mau mati. Saat itu si pelayan baru saja pulang setelah mengantar makanan. Saat akan masuk ke dalam restorannya, dia tidak bisa membuka pintunya. Dia melihat ke dalam, si pria yang dia hina sedang memegang pisau ditaruh di leher si pelajar.  


Suara radio HT memberitahu kalau ada kasus penyekapan di restoran SamsungDong. Saat itu Pan Seok dan kawan-kawan baru keluar dari ruangan. Dia mendengar pemberitahuan dari radio HT kalau ada kasus penyekapan.


Pan Seok mengambil radio HT dan memberitahu kalau mereka akan segera kesana. Pan Seok melihat dua anak buahnya tidak ada. Eung Do juga tidak tahu mereka kemana, Soo Sun pun dia tidak tahu. Pan Seok seperti terlihat menyesal menelantarkan anak buahnya. 




Kembali ke restoran.


 Mereka yang tersandar sudah berjongkok dia bawah sambil berlutut. Ponsel si pria itu bergetar, dia melihat telpnya dari penagih hutang. Dae Gu memberikan kode pada Tae il untuk memberikan ID Cardnya. Tae il mencoba merogoh-rogoh kantungnya, ternyata tidak ada di kantungnya. Dae Gu kesal, tangannya memegang kerah jaket Tae il.


Sang pria itu melihat kalau mereka sedang berbicara. Dia menunjuk mereka berdua, dua menyuruh mereka untuk tetap mengangkat tangan. Dia menunjuk Dae Gu dan Soo Sun yang hanya mengangkat satu tangan.


Soo Sun mengenggam tangan Dae Gu. Dia mengatakan kalau mereka saling mencintai, Dae Gu kaget dengan perkataan itu, dia seperti mengerti kalau itu sebuah trik. Dae Gu mengatakan kalau kalau hari ini adalah hari ke 100 mereka berpacaran. Soo Sun mencoba menyakinkan itu.


Lalu Dae Gu mengangkat tangannya membentuk love, dia berkata supaya pria itu memberikan selamat pada mereka.Soo Sun jug mengangkat tanganya, dia memohon doa pada pria itu. Tiba-tiba Soo Sun memegang dadanya.


Dae Gu berkata kalau jantung pacarnya lemah. Jadi dia meminta izin untuk memeluk pacarnya. Saat itu Dae Gu memberikan kode pada kedua temannya. Akhirnya Ji Gook dan Tae il menyanyikan lagu selamat pada mereka berdua sambil bertepuk tangan.


Ji Gook melihat ke arah pria itu, dia melihat kalau pria itu tampan. Dia menanyakan apakah ia sudah memiliki pacar. Si pria malah menceritakan kalau ia hanya punya kamar kos yang kecil dengan tagihan hutang yang menumpuk.

Si pria seperti teringat dengan pacaranya yang kabur dengan seorang pengacara. Seorang pelajar yang manja berdiri, dia berkata kalau dia sudah berkata kalau dia tempat ini. Dia menantang pria itu berapa pria itu butuh uang.



Soo Sun langsung menarik si pelajar itu, lalu menutup mulut si pelajar. Dia meminta si pelajar itu diam dan tidak membuat si pria itu marah. Pelajar itu tidak mau mendengar, dia menanyakan berapa banyak uang yang dia butuhkan 100.000, 200.000, atau 1 juta. Dia akan meminta pada ayahnya.


Pria itu sedikit terngiur dengan permintaan itu. Dia tak menyangka kalau dalam 30 menit, dia bisa mendapatkan 1 juta. Dia melihat kalau hidup anak-anak remaja ini sangat senang. Wanita yang disandera pun menawarkan diri supaya ayahnya bisa memberikannya uang.


Sang pria malah semakin marah, dia berteriak kalau ia bukan pengemis. Tiba-tiba dia mengambil selang gas dan memotongnya. Dia mengatakan kalau mereka bisa mati bersama-sama disini, dan uang mereka tidak akan berarti lagi. Dia juga merasa kalau hidupnya sudah berantakan. 



Pan Seok baru datang. Dia menanyakan apakah pelaku memotong selang gas. Polisi itu membenarkan. Lalu Pan Seok menanyakan apakah pelakunya sudah ketahuan. Sang polisi menjelaskan kalau si pelaku adalah pelanggan dari restoran.


Polisi memberitahu identitas dari pria itu bernama Choi Woo Shik berusia 28 tahun dan berprofesi sebagai penjual kosmetik.  Pan Seok memanggil Jae Min, dia meminta Jae Min untuk mencari tahu perusahaan dari tempat pria itu berkerja.


Lalu Pan Seok meminta polisi lainnya untuk menghentikan aliran gas dan memcari tahu berapa lama gas itu akan bertahan. Dia juga ingin tahu berapa banyak kadar gas yang sudah ada di dalam.  Pan Seok menanyakan bagaiamana dengan keadaan korban. Polisi merasa kalau korban sudah terlalu lama menghirup gas.


Polisi itu menjelaskan kalau ada 3 orang pelajar dan 4 pegawai sipil yang menjadi korban. Pan Seok melihat dari teropong siapa korban yang ada didalam. Betapa kagetnya dia melihat Soo Sun dan Dae Gu ada di dalam restoran. lalu dia mengeser lagi teropongnya dia melihat ada Tae il dan Ji Gook.



Pan Seok seperti lemas. Lalu dia menyuruh polisi itu untuk mengamankan gedung yang ada disekitarnya.  Eung Do memberikan rancangan dari gedung itu. Dia pun menanyakan bagaimana dengan korban. Pan Seok mengatakan kalau mereka terlihat ketakutan. Dia memberikan teropong pada Eung Do untuk melihatnya sendiri.


Eung Do kaget dengan korban yang ia lihat di dalam. Dia merasa tak percaya dengan hal itu. Tiba-tiba ada teriakan dari belakang. Tae Hoo dan Sa Kyung datang. Tae Hoo berteriak-teriak karena anggota tim dari bagian kriminal ikut tertahan di dalam.


Tae Hoo melihat korban, dia melihat polisi muda itu ada di dalam restoran. Dia marah mengapa ada polisi bodoh seperti mereka yang ada di dalam. 



Di dalam restoran.


Mereka semua terbatuk-batuk karena menghidup gas yang potong oleh si pelaku. Soo Sun berbisik kalau mereka semua harus mencari jalan keluar, kalau tidak mereka pasti akan terlalu lama menghirup gas.


Ji Gook berbisik kalau dia sudah tidak bisa berpikir jernih. Dia merasa kalau korek api yang di pegang oleh pria itu bisa menewaskan semua. Tae il mengeluh kalau ia melakukan pekerjaan ini supaya membuat dirinya menjadi lebih mudah menjalani hidup. Dia pun menanyakan pada Dae Gu apakah ia memiliki ide.


Mata Dae Gu memerah, dia seperti sedang berpikir keras. Dia berkata kalau mereka harus menenangkan si pelaku dan menegosiasi. Setelah itu mereka harus memberikan rasa iba pada pria itu, saat itulah mereka bisa menangkap si pria.


Dae Gu memejamkan matanya, dia seperti merewind pikirannya. Saat ia masuk ia melihat ada tanggal yang dibulatkan oleh si pelaku dan tertulis kalau itu hari kematian sang ibu. 



Salah satu pelajar terbatuk-batuk parah. Tae il melihat kalau dia memiliki asma dan semua ruangan sudah terisi dengan gas. Mereka harus berpikir dengan jernih.


Saat itu terdengar suara seseorang yang memangil Choi Woo Shik. Mereka berempat tersadar kalau itu adalah suara Pan Seok. Soo Sun tak menyangka kalau Pan Seok datang ke tempat mereka.


 Pan Seok berbicara kalau tindakan Woo Shik itu sangat berbahaya. Sa Kyung meminta Pan Seok untuk memberitahu Woo Shik untuk menjawab telpnya. Dia meminta Pan Seok untuk berbicara pelan-pelan dan jangan membuat si pelaku menjadi marah.


Tae Hoo yang mendengar Sa Kyung berbicara pada Pan Seok seperti tidak suka.  Sa Kyung memberitahu kalau dalam keadaan seperti ini mereka harus memberikan rasa peduli pada si pelaku. Dengan cara bernegosiasi maka sang pelaku akan merasa kalau mereka itu peduli.  Pan Seok mengerti.


Pan Seok mengatakan kalau ia tahu Woo Shik sedang menghadapi banyak masalah. Perusahaan yang ia bela selama bertahun-tahun memecatnya begitu saja. Pan Seok yakin kalau Woo Shik sangat terkejut dengan hal itu.


Tiba-tiba Tae Hoo mengangkat tulisan dia kertas A3 yang bertuliskan  “ingat utamakan keselamatan warga sipil” Pan Seok tidak mengubris tulisan itu, dia malah membuangnya begitu saja. Sa Kyung juga terlihat aneh dengan sikap Tae Hoo.


Pan Seok meminta si pelaku untuk mengangkat telpnya. 



Telp di restoran berbunyi.


Woo Shik merasa kalau apa yang dikatakan polisi itu hanya bercanda. Dia merasa kalau tidak ada orang yang mau mendengarkanya. Woo Shik semakin kesal, dia menendang kursinya dan menaruhi pisaunya lagi di leher sandra.


Dae Gu menahan amarah Woo Shik. Dia meminta Woo Shik untuk mengatakan apa yang dia inginkan dan tidak perlu berdiskusi. Woo Shik terlihat semakin marah, dia merasa Dae Gu tidak perlu banyak bicara. Dae Gu tahu  kalau pria itu merasa tidak ada orang yang mau mendengarkannya.


Woo Shik merasa kalau ia sedang bercanda. Dia semakin mendekatkan pisau ke leher sandra. Soo Sun meminta Dae Gu untuk tidak membuatnya marah. Dae Gu berkata kalau tanggal 30 Mei, Woo Shik ingin pergi ke makam ibunya untuk memberitahu kalau ia sudah memiliki pekerjaan sekarang.


Si Pelaku bertanya bagaiamana Dae Gu bisa tahu. Dae Gu mengatakan kalau ia melihat dia agenda pria itu. Dia mengatakan kalau ibunya juga sudah meninggal saat usianya 15 tahun. Ketiga temannya terkejut mendengar pengakuan Dae Gu.


Woo Shik tetap berpikir kalau Dae Gu itu bercanda. Dae Gu meninggikan suaranya, dia tidak merasa kalau apa yang ia ceritakan itu main-main. Dia tahu kalau Woo Shik melakukan ini bukan tanpa alasan. Dia yakin kalau Woo Shik memiliki alasan yang jelas untuk melakukan ini. 



Suara Pan Seok terdengar lagi, kalau apa yang dilakukan Woo Shik itu tidak baik, jadi dia akan memberikan apa yang ia inginkan. Lalu Dae Gu meminta Woo Shik untuk mengangkat telpnya, karena saat itu mereka bisa mendengar apa yang Woo Shik inginkan.


Ketua Kan baru datang, dia langsung berjalan di kerumanan orang. Tae Hoo yang tidak sabar, dia melihat tidak ada tangapan. Dia menyuruh Pan Seok untuk berbicara lagi dengan si pelaku. Sa Kyung meminta Tae Hoo untuk menunggunya, dia menjelaskan ada 7 orang yang berada diruangan penuh gas.


Tae Hoo berteriak kalau bukan tujuh korban, tapi empat detektif dan tiga korban. Ketua Kan baru sampai di garis polisi. Tae Hoo mencari muka di depan ketua Kan. Dia mengeluh kalau ada 4 detektif pemula yang disandra oleh pelaku di dalam.


Dia berteriak kalau ini sangat memalukan dan tidak pantas kalau mereka di panggil sebagai seorang detektif. Sa Kyung terlihat memperlihatkan wajah kasihan pada Pan Seok. Polisi yang satunya mendengar kalau Woo Shik mau mengangkat telpnya. Dia memberikan pada Pan Seok. 




Woo Shik berkata kalau ia ingin bosnya dalam waktu 3 jam dari sekarang, datang dan meminta maaf padanya. Pan Seok mengerti, dia berkata kalau ia akan mengusahakan bosnya bisa datang. Dia pun menanyakan bagaimana dengan korban yang di dalam.

Datanglah segerombolan ibu-ibu dari pelajar itu. Dia berteriak memanggil anaknya. Sang anak yang ada di dalam meminta tolong pada ibunya. Salah satu anak jatuh karena terkena asma.  Tae il membantu untuk membuat dia bisa bernafas lagi. Ji Gook mencarikan alat untuk asma.


Tae il melihat kalau asma dari pelajar itu sudah parah dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Woo Shik menolak itu. Suasana diluar menjadi makin ribut karena para orang tua yang histeris karena anaknya di dalam.


Pan Seok mendengar suara Soo Sun yang ada di dalam.  Soo Sun mengatakan kalau ia akan mengantikan pelajar itu untuk disandera. Soo Sun memperlihatkan kalau mereka adalah seorang polisi.



Soo Sun memperlihatkan kalau keadaan mereka baik-baik saja. Dia memperbolehkan Woo Shik untuk menyanderanya dan membebaskan para pelajar itu. Woo Shik tak percaya dengan apa yang dibicarakan Soo Sun. Soo Sun merasa kalau ini bukan main-main.


Dia menjelaskan kalau mereka bertiga itu masih kecil dan salah satunya sudah kritis.  Dia meminta Woo Shik untuk menyanderanya saja sampai akhir dan melepaskan para remaja itu. Woo Shik berteriak kalau mereka itu diam.

Woo Shik merasa dibohongi, kalau dia melepaskan remaja itu dia akan di tangkap oleh mereka. Dae Gu mengeluarkan borgolnya, Dia memasukan tangannya ke dalam borgol dan salah satunya ke tiang di restoran. Dia memperlihatkan kalau mereka serius untuk menjadi sandera.


Ji Gook akhirnya juga rela untuk menjadi sandera oleh si pelaku. Soo Sun berteriak kalau Ji Gook tidak perlu melakukan itu. Ji Gook tidak masalah, karena dia pernah  disandera dan dia tahu bagaimana rasanya disandera.

Lalu Ji Gook memperlihatkan urat dilehernya, dia minta sang pelaku untuk tidak menekannya keras-keras. Woo Shik masih tidak percaya juga. Tae il memborgol tangannya dengan tangan  Soo Sun. Dia bertanya apakah Woo Shik masih tak percaya juga dengan mereka. Dia meminta Woo Shik untuk membebaskan para pelajar itu. 



 Suasana tegang ada diluar restoran. Pan Seok mendengar pembicaraan yang ada di dalam. Lalu Woo Shik berkata kalau ia akan melepaskan para pelajar itu. Semua bernafas lega. Pan Seok pun mengucapkan terimakasih pada Woo Shik.


Dia berkata kalau anak-anak itu di bebaskan dan para deketif ini sudah di borgol. Dia mengancam kalau sampai mereka itu macam-macam, maka ia akan memlempar korek api dan semua akan hangus terbakar.


Woo Shik mengingatkan dalam waktu 3 jam mereka harus membawa bosnya ke depannya. Pan Seok mengerti, dia menyuruh polisi yang lain untuk mencari bosnya dan membawanya ke sini.




Ketiga pelajar itu keluar dengan  memapah temannya yang sedang kritis. Semua orang tua mereka menghampirinya. Semuanya senang dan menangis terharu melihat anaknya yang keluar dengan keadaan selamat.


Ketua Kan melihat ke arah restoran. Dia berkata pada Tae Hoo, kalau ia bisa melihat ada keberanian dari para polisi pemula yang ia pilih. Ketua Kan tersenyum. Tae Hoo hanya bisa berkata kalau ia  mengerti apa yang dikatakan oleh ibu ketua. 



Berita TV menyiarkan kalau ada penyekapan di restoran daerah Gangnam. Pelakunya mengancam untuk meledakan tempat itu dan para sandera. Kondisi dari tempat itu sudah terlalu banyak gas dan kondis para sandera sudah semakin membahayakan. Dan Saat ini polisi sedang menegosiasi dengan si pelaku.


Pan Seok sedang merayap diatas plafon, dia mencari lubang tempat restoran itu berada. Saat menemukan, ia mencoba melihat kadar gas yang ada didalam ruangan itu. Ternyata sudah terisi sampai 15% . Dia melihat anak buahnya yang duduk sambil diborgol.



Dae Gu mencoba bersandar di tembok karena dia memborgol tangannya dengan tiang. Saat itu matanya melihat ke arah lubang plafon. Dia melihat ada Pan Seok yang ada  diatas plafon. Pan Seok ingin mengucapkan sesuatu, tapi Dae Gu seperti memberikan kode dengan matanya.


Mata Woo Shik melihat ke arah lubang plafon. Pan Seok langsung menjauhkan wajahnya dari lubang plafon. 



Pan Seok keluar dari lubang plafon dengan bantuan Eung Do. Dia memberitahu kalau kadar gas di dalam masih 15%.  Dia mengatakan sebelum kadarnya menjadi 10% maka mereka tidak bisa masuk ke dalam restoran.


Eung Do merasa kalau ini akan menjadi masalah karena si bos Woo Shik sedang ada di Jepang. Pan Seok kaget mendengar itu. 



Ji Gook menjadi orang yang disandera dengan pisau. Sementara Tae il dan Soo Sun sudah terduduk lemas. Di luar mereka semua sedang berunding kalau mereka harus tetap masuk walaupun kadar gasnya masih tinggi.


Salah satu orang menyarankan kalau mereka memecahkan jendela setelah itu mereka akan melakukan prose penyelamatan. Sa Kyung menolak cara itu, Dia merasa kalau 80% para sandera akan terluka dan gedung akan hancur.


Polisi yang satu mengatakan kalau mereka tidak bisa menjamin keselamatan sandera dengan gedung yang dipenuhi gas.  Tae Hoo malah setuju dengan apa yang diusulkan, dia melihat kalau bosnya tidak bisa datang jadi mereka tidak perlu menunggu lama lagi untuk bertindak.


Pan Seok meminta mereka untuk menunggu sebentar. Dia tidak peduli seberapa cepat tindakan mereka, tapi kalau pelaku sampai menyalakan korek kemungkinan yang paling buruk akan terjadi. Dia yakin kalau yang di dalam itu seorang detektif, pasti mereka juga memikirkan cara keluar dari tempat itu.


Salah satu polisi tidak percaya dengan usul Pan Seok. Dengan tangan terborgol dia tidak yakin kalau mereka bisa membebaskan diri. Pan Seok mengingatkan saat anak-anak dibebaskan oleh mereka dengan cara yang mereka lakukan. 




 

Wajah para detektif itu sudah terlihat payah dan kurang oksigen.

Woo Shik merasa kalau bosnya tidak akan datang. Dia melihat kalau ini sudah satu jam berlalu. Soo Sun mencoba menyakinkan kalau bosnya itu pasti akan datang.  Dia tahu kalau tadi yang berbicara dengan Woo Shik adalah ketua timnya sang legenda Pan Seok.


Dia yakin kalau bosnya akan datang dan meminta maaf pada Woo Shik. Woo Shik mengelengkan kepala, dia benar-benar tidak yakin kalau bosnya akan datang. Dae Gu menatap Woo Shik dengan tatapan yang lemas.


Woo Shik sadar kalau ia hanya pegawai magang di perusahaan itu. Dia rasa kalau bosnya tidak akan sadar kalau ia berkerja di kantor itu. Lalu dia menaruh korek api diatas hairspray dan mengambil botol air minum.


Mata Dae Gu tertuju pada korek api yang di taruh Woo Shik begitu saja. Dia seperti ingin cepat mengambilnya tapi tangan kanannya masih terborgol. Woo Shik bercerita tentang pekerjaannya, Harga 1 kaleng hairspray itu $100 tapi di hanya mendapata $2 dollar saja kalau ia berhasil menjual 1 kaleng hairspray.


Karena dia adalah karyawan magang, dia diberi target untuk menjula 30 botol per hari. Dia juga di janjikan untuk di angkat menjadi karyawan tetap kalau ia sudah berkerja selama 1 tahun. Dae Gu berusaha keras untuk mengambil korek dengan berusaha keras mengeluarkan tangannya dari borgol.


Woo Shik bercerita kalau ia sudah berkerja keras untuk perusahaan . Tapi 1 bulan sebelum ia genap satu tahun berkerja, perusahaan itu memecatnya. Dia sedikit kecewa dengan keadaan seperti itu. Soo Sun menanyakan mengapa Woo Shik meminta si bos untuk datang, padahal ia tahu kalau bosnya itu tidak akan datang.


Soo Sun menyarankan supaya Woo Shik meminta uang tebusan saja. Woo Shik mengutarakan alasan kalau ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan kembali. Dengan penjelasan Woo Shik, Ji Gook menyimpulkan kalau Woo Shik ingin kembali berkerja.


Woo Shik mengangguk. Dae Gu tetap berusaha supaya tangannya bisa terlepas dari borgol.  Matanya terus berkonsentrasi dengan benda yang ada di depannya, yaitu korek api. Ji Gook berkata dengan Woo Shik menyandera mereka membuat keadaan menjadi lebih parah lagi. Tapi Woo Shik tetap memiliki keinginan supaya bosnya meminta maaf padanya.



Lalu dia berkata kalau orang-orang pemerintahan itu tidak pernah memikirkan nasib dirinya sebagai karyawan magang seperti dirinya. Woo Shik tersadar kalau mereka semua adalah karyawan tetap di pemerintahan. Dia marah kembali dan mengambil korek apinya lagi.


Soo Sun berteriak untuk menahan Woo Shik tidak menyalakan korek. Dia menenangkan kalau masih ada waktu satu setengah jam lagi, jadi Woo Shik tidak boleh menyerah. Soo Sun bercerita kalau ia mengikuti ujian PNS selama 3 setengah tahun.  Bahkan dia sampai gagal sebanyak 6 kali dan setelah itu dia baru bisa diterima menjadi pegawai pemerintahan. 


Dia mengakui kalau sebenarnya dia malu kalau dia berkali-kali gagal. Tapi dia terpaksa memberitahu hal ini pada Woo Shik. Dia meminta Woo Shik untuk tidak gampang menyerah. Dae Gu yang mendengarnya malah mengejek kalau Soo Sun itu benar-benar otak udang.

Woo Shik seperti sudah tak punya harapan, dia hanya ingin mengakhiri semuanya disini. Dia sudah tidak mau menulis lamaran pekerjaan lagi. Dia tidak yakin kalau dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dia berteriak dan ingin menyalakan korek. 



 Soo Sun berteriak “Judo”. Dia bercerita kalau ayahnya adalah pengajar Judo dan ia sudah diajar oleh ayahnya waktu kecil. Saat belajar Judo kita akan belajar bagaimana caranya membanting. Mereka harus tahu cara jatuh dengan cara yang benar. Dengan begitu, mereka bisa bangun dan melawan lagi.


Dia menyarankan supaya Woo Shik untuk belajar supaya jatuh dulu. Semuanya hanya bisa terdiam. Soo Sun binggung,mengapa semua yang ada di sana malah hanya terdiam saja dan tanpa menanggapi ceritanya.


Dae Gu pikir kalau Soo Sun belum menyadari apa yang ia katakan. Lalu dia mengingatkan Soo Sun yang ia lakukan saat pagi tadi. Soo Sun merasa kalau itu semua kesalahan dari Dae Gu, Kalau saja Dae Gu tidak kabur kejadian seperti ini tidak akan terjadi.




Soo Sun pikir kalau Dae Gu tidak merasakan perasaannya selama 2 hari ini. Setiap dia mendengar ada telp yang berdering. Dia berpikir Yoon Jung itu tidak akan selamat, tapi untung saja dia tidak jantungan. Selama ini, ia berpikir berkali-kali kalau ia semua adalah kesalahannya. Dan ini adalah kebodohannya karena bisa seperti ini.


Dae Gu hanya bisa melihat Soo Sun yang mulai berbicara dengan mengeluarkan air mata. Soo Sun pikir ia lebih baik di marahi oleh Pan Seok dibanding di harus diabaikan. Selama dua hari, Soo Sun tidak berani menatap wajah Pan Seok. Mata Dae Gu terlihat ikut berkaca-kaca.


Saat itu, Soo Sun binggung bagaimana caranya ia bisa meminta maaf pada Pan Seok. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya ia bisa meminta maaf pada ibu Yoon Jung. Tapi walaupun kejadiannya berakhir seperti ini, dia masih memiliki niat untuk menolong Yoon Jung.



Air mata Soo Sun terus mengalir. Soo Sun pikir Dae Gu lah yang harus tahu perasaannya saat itu. Dia juga tahu perasaan Dae Gu karena mereka itu teman satu tim. Dia berteriak supaya Dae Gu meminta maaf. So Sun berteriak meminta Dae Gu untuk meminta maaf padanya.


Dae Gu menatap Soo Sun dengan berkaca-kaca. Soo Sun ingin Dae Gu meminta maaf karena Dae Gu kabur setelah mereka mendapatkan masalah. Woo Shik menaruh koreknya. Dia tidak tahu masalah apa yang terjadi dengan keduanya.


Dia menyuruh Dae Gu yang memiliki kesalahan untuk meminta maaf pada Soo Sun, dia tahu bagaimana rasanya diabaikan dan tidak didengar. Soo Sun berteriak  supaya Dae Gu meminta maaf padanya. Karena Soo Sun mengangkat kakinya tak sengaja dia menginjak botol hairspray.  Akhirnya mereka bergoyang dan korek api itu pun sempat terlempar.



Semuanya berusaha untuk menangkapnya. Woo Shik dan Tae il berusaha untuk mengambil korek api itu sebelum jatuh dan menimbulkan kebakaran.  Woo Shik mendapatkan korek api itu dan tersenyum, Tae il mendapatkan botol hairspray yang terbuka tutupnya.


Dengan cerdiknya, Tae il menyemportkan botol hairspray itu ke wajah Woo Shik. Dia pun mencoba menhindar. Ji Gook yang sendirian mencoba mendorong Woo Shik dan pisau di tangan Woo Shik pun jatuh.


Dae Gu berusaha keras untuk mengeluarkan tangannya dari borgol. Tae il menanyakan dimana kuncinya pada Soo Sun, Soo Sun berkata kalau ia tidak tahu dimana, dia tidak ingat.  Tae il mencoba membantu Ji Gook yang sudah di tindih dengan Woo Shik.


Tapi tetap saja kakinya tidak sampai untuk membantu Ji Gook.  Akhirnya Dae Gu bisa melepaskan borgol yang ada di tiang. Mereka bertiga pun bersiap-siap. Dalam hitungan ketiga mereka langsung menyerap Woo Shik dari belakang.



Dae Gu memegang tangan kanan Woo Shik, Tae il bagian tangan kiri sedangkan Soo Sun memegang kepala Woo Shik. Ji Gook yang sudah terlepas bersiap-siap, dia memindih badan Woo Shik. Ji Gook berteriak memperingatkan Woo Shik untuk tidak bergerak karena ia sudah terkepung.


Ji Gook memasukan jarinya ke hidung Woo Shik, supaya ia tidak bisa bernafas. Mereka berempat pun berusaha supaya Woo Shik tida terlepas dari tangan mereka.
 


Di luar restoran.


Tae Hoo berteriak-teriak  kalau mereka harus segera bertindak dan membagi tim menjadi dua bagian.


Eung Do melihat dengan teropong keadaan di dalam restoran. Dia melonggo melihat keadaan di dalam. Dia memanggil Pan Seok untuk melihatnya.  


Semua polisi datang dan melihat mereka semua yang sudah lemas dengan menahan Woo Shik di lantai. Mata Soo Sun berbayang-bayang melihat Pan Seok dan Eung Do yang masuk ke dalam restoran.


Pan Seok dan Eung Do langsung menutup hidung mereka saat masuk ke dalam. Eung Do berteriak menanyakan keadaan anak buahnya. Mereka semua tidak bisa menjawab, mereka hanya bisa terbatuk-batuk.


Eung Do menghampiri mereka semua. Pan Seok menyuruh anak buahya untuk mengangkat anak buahnya semua keluar dari restoran. Para polisi muda itu dipapah oleh semua polisi untuk dibawa keluar dari restoran. 



Ji Gook duduk dikursi sambil menghirup oksigen dari tabung. Dia memuji Soo Sun itu hebat. Soo Sun pun tersenyu,  Tae il dan Dae Gu sama-sama menghirup oksigen.




Eung Do berjalan ke arah mereka. Dia melihat keadaan polisi pemula itu sudah agak baikan. Dae Gu melepas masker oksigennya dan terbatuk melihat Eung Do. Soo Sun tersenyum, dia merasa kalau nafasnya sekarang sudah agak baikan.


Eung Do senang sekal melihat senyuman Soo Sun yang sudah bisa terlihat lagi. Dengan wajah sumringahnya, dia berkata kalau dia menyukai Soo Sun yang tersenyum. Lalu dia melihat Dae Gu yang berdiri di samping ambulance.


Dia memanggil Dae Gu dengan si bodoh. Dia tidak menyangka kalau Dae Gu akan kembali lagi. Dae Gu salah tingkah, dia hanya bisa meminta maaf saja pada Eung Do. Eung Do pun senang karena Dae Gu akhirnya menyadari kesalahannya.



Eung Do pikir kalau mereka berempat itu adalah biang masalah, dia menanyakan bagaimana bisa mereka ada di dalam restoran itu. Ji Gook membuka masker oksigen, dia bercerita kalau awal mulanya berasal dari surat pengunduran diri Soo Sun.


Kempatnya pun tersadar, mereka saling bertanya apa yang mereka harus lakukan. Dae Gu berpikir cepat, dia lari lebih dulu dan berteriak kalau mereka harus menarik kembali surat itu. Ke empatnya melepas tabung oksigen dan berlari.




Tae il kembali lagi. Dia meminta kunci mobil pada Eung Do. Eung Do memberinya dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Pan Seok yang melihat ke empat anak buahnya yang berlari bersama-sama, tersenyum. Dia seperti melihat kalau anak buahnya itu sudah kompak. 


Mereka sampai dengan cepat ke kantor polisi.

Soo Sun sampai di depan meja Pan Seok. Dia membukanya dan melihat surat pengunduran dirinya masih ada di dalam  map yang ia selipkan disana. Dia senang karena Pan Seok belum membacanya dan suratnya masih dalam keadaan yang utuh.


Dae Gu bernafas lega. Soo Sun histeris karena suratnya belum dibaca dan masih dalam keadaan utuh. Ji Gook dan Soo Sun melompat senang. Tae il dan Ji Gook memberikan saling memberikan tangan mereka. Dae Gu yang dingin berjalan meminggalkan mereka.
Ji Gook dan Tae il berteriak mau kemana Dae Gu akan pergi. 



Mereka berempat berjalan di bawah pepohonan bunga sakura yang sudah berguguran. Ji Gook berteriak senang dan melihat kalau semua yang ia lihat ini keren. Lalu dia menyadarkan mereka semua kalau mereka itu berhasil menangkap si pelaku.


Soo Sun membentangkan tangannya. Dia tersenyum melihat ketiga temannya. Dia tahu kalau menjadi detektif itu bukan dari cita-citanya, tapi dia pikir dia tidak merasa keberatan dengan hal itu. Soo Sun mengangkat tangannya ke atas. Dia berguman dan berjanji kalau ia tidak akan menyerah lagi dan melarikan diri.



Soo Sun berlari dan memeluk Dae Gu dan Tae il. Dia berguman lagi, walaupun selama 27 tahun dia sering sekali mengalami kegagalan tapi dia merasa tidak ada masalah. Dia melihat wajah temannya, Dia sekarang berada bersama dengan teman-temannya yang akan menolong dirinya.


Dia juga merasa kalau dirinya masih muda dan keren. Soo Sun dan Ji Gook berlari memainkan bunga sakura yang sedang turun. Tae il berjalan mengikuti mereka. 



Dae Gu berdiam diri dibelakang mereka.Ponsel dalam kantungnya berbunyi, dia mengeluarkan ponsel yang sudah ia buat parallel dengan Pan Seok.


Pan Seok mengangkat ponselnya, Dae Gu mendengarkan apa yang dibicarakan Pan Seok di dalam ponselnya. Seorang pria dengan sepatu bergerigi dibagian alasnya baru keluar dari airport. Di belakang kupingnya ada bekas luka.



Pria itu mengucapkan kalau ia sudah lama tidak bertemu dengan Pan Seok. Dia tahu kalau Pan Seok tidak akan lupa dengan suaranya. Pan Seok dan Dae Gu teringat dengan suara yang mereka dengar selama ini.


Pan Seok teringat dengan kasus yang belum ia selesaikan. Dae Gu teringat dengan pria yang sudah membunuh sang ibu di depan matanya.

 Bersambung ke Episode 5

Wednesday, May 21, 2014

Sinopsis You're All Surrounded Episode 4 Part 1


Yoon Jung dibawa ambulance dengan kawalan Eung Do. Dua orang detektif muda melihat Yoon Jung yang di bawa ke dalam ambulance. Keduanya terlihat bersedih melihat Yoo Jung, lalu pelaku penguntit dibawa oleh polisi yang lainnya.

Pria itu melihat ke arah Dae Gu, dia malah memberikan hormat pada Dae Gu sebelum masuk ke dalam mobil. 


Eung Do bertanya mengapa mereka baru datang di tempat kejadian. Dia berkata kalau dia tidak bisa menjelaskan tentang kejadian itu. Sa Kyung melihat ke arah dua anak buah Pan Seok. Dae Gu dan Soo Sun hanya bisa benggong dan tidak bisa menjawab.

Lalu Eung Do menceritakan kalau mereka beruntung ada polisi bagian orang hilang yang lewat dan melihat si pelaku. Para polisi mencoba menyelamatkan Yoon Jung tapi ia melihat lukanya terlalu dalam.

Dae Gu melihat tajam ke arah Eun Do. Eung Do tahu kalau mereka kaget akan hal itu. Sa Kyung berjalan ke arah mereka bertiga. Eung Do meminta mereka untuk tabah dan jangan cengeng melihat hal seperti ini.



Sa Kyung memperlihatkan sebuah kertas pada Eung Do. Dia mengira kalau kertas ini miliki bagian investigasi. Sa Kyung menemukan kertas itu di tas korban. Eung Do melihat itu adalah alat perekam dan kamera milik departmentnya.

Eung Do pun menanyakan mengapa alat perekam dan kamera ada di tas Yoon Jung. Sa Kyung meminta penjelasan mengapa barang-barang itu ada di tas korban. Mereka hanya terdiam dan mata mereka berkaca-kaca. 


Episode 4

Bisa diterima, Tidak bisa diterima.



Mobil Pan Seok sampai di kantor polisi. Dia keluar dari mobil sambil membanting pintu mobilnya. Dia bertemu dengan Ji Gook dan Tae il, dia menanyakan gimana keadaan korban. Ji Gook memberitahu kalau korban sudah di pindhkan ke ruang intensif setelah di operasi.


Tae il memberitahu kalau tim medis tidak bisa menjamin keselamatan korban. Para dokter melihat luka yang terlalu dalam, jadi mereka butuh beberapa hari untuk mengawasinya. Pan Seok membanting dasinya. Dia menanyakan dimana dua orang temannya itu.

Ji Gook memberitahu kalau kedua temannya sedang di ruang interogasi bersama Eung Do dan Sa Kyung. Baru saja Pan Seok berjalan, Sa Kyung dan Eung Do sudah berjalan cepat ke arahnya. Sa Kyung memarahi Pan Seok yang tidak bisa mengatur anak buahnya.


Seharusnya Pan Seok bisa mengawasi anak buahnya ketika mereka sedang menangani sebuah kasus. Dia melihat Pan Seok membiarkan anak buahnya berkerja sendiri. Pan Seok hanya bisa terdiam dan tak bisa membalas. Sa Kyung meninggalkan Pan Seok. 

Dae Gu dan Soo Sun ada diruang investigasi. Mereka seperti sedang menunggu nasib mereka sekarang. Soo Sun menanyakan keadaan Yoon Jung yang akan baik-baik saja pada Dae Gu. Seperti dia ingin mencari keyakinan.

Soo Sun berkata sendiri kalau ia yakin Yoon Jung itu pasti kuat dan operasinya berjalan dengan baik. Dae Gu masih terdiam. Soo Sun  yakin kalau Yoon Jung pasti akan sadar, dia melihat Yoon Jung adalah gadis yang kuat. Dia terus bertanya pada Dae Gu, untuk menyakinkan apa yang ia katakan.

Dae gu masih tetap terdiam. Soo Sun meminta Dae Gu untuk berbicara, dia binggung kenapa Dae Gu menjadi Diam. Dae Gu berteriak supaya Soo Sun untuk diam dan tenang. Dia bingung apa yang bisa ia perbuat untuk membungkam mulut Soo Sun.

Soo Sun seperti terkejut nafasnya terengah-engah. Dae Gu mengingatkan Soo Sun untuk tidak terlalu berlebihan, mengikuti aturan dan jangan terlalu banyak ikut campur. Soo Sun merasa kalau Dae Gu juga salah. Dia ingat Dae Gu yang berbicara kalau sang pelaku tidak akan datang pada tengah malam.

Dia ingat kalau Dae Gu yakin seperti keyakinan kalau Bumi mengitari matahari. Kalau saja Dae Gu tidak berbicara seperti itu, dia tidak akan mengangkat telp dan bersiap-siap untuk pulang. Dia yakin kalau Yoon Jung tidak akan terluka dan menjadi korban kekerasan.


Soo Sun berbicara dengan air matanya yang mengalir di pipinya. Dae Gu hanya bisa mengebrak meja. Pan Seok dan Eung Do datang di ruang interogasi.  



Pan Seok yang marah langsung menendang dada Dae Gu. Eung Do mencoba menahan Pan Seo, dia minta Pan Seok untuk tidak melakukan ini. Dae Gu jatuh tersungkur di lantai. Pan Seok berbicara kalau Dae Gu itu menghasut si pengutit.

Dia tahu kalau Dae Gu tidak meminta izin pada Eung Do untuk meninggalkan rumah Yoon Jung. Mereka juga tidak menjawab telpnya setelah kejadian itu. Pan Seok sudah memberitahu kalau mereka untuk tidak gegabah.

“detektif tidak bisa mengembalikan nyawa seseorang yang sudah hilang, tapi bisa “membunuh” seseorang. Sedikit saja mereka melakukan kesalahan, bisa mengakibatkan kehilangan nyawa. ” teriak Pan Seok.






Mata Dae Gu mulai memerah dan berkaca-kaca. Pan Seok sudah mengingatkan untuk tidak berbuat semaunya sendiri. Dae Gu berdiri setelah jatuh, Dia berkata dengan tegas kalau Pan Seok bisa berbicara dengan baik-baik padanya.

Pan Seok meminta Dae Gu mengulanginya. Dae Gu berkata kalau Dae Pan Seok tidak berbicara padanya. Pan Seok hanya memintanya kalau mereka mendapatkan masalah. Eung Do mencoba menyangkal. Dae Gu Mengingatkan kalau Pan Seok pernah berkata kalau mereka tidak pantas menjadi detektif, tapi mereka diberi tugas ini.




Dae Gu berkata seharusnya mereka tidak diberikan tugas ini. Dia memberitahu kalau seharusnya Pan Seok memberi mereka tugas, dia harus memberitahu cara penangannya. Eung Do berteriak pada Dae Gu. Ji Gook mencoba menenangkan Dae Gu.

Tapi Dae Gu seperti sudah menahan rasa kesalnya, Dia menujuk Pan Seok yang kurang tegas. Bahkan anak umur 3 tahun lebih baik dari pada Pan Seok. Tatapan Pan Seok semakin sinis pada Dae Gu. Dae Gu berkata, jangan karena Pan Seok menjadi seorang ketua Tim, maka Pan Seok bebas menendang anak buahnya.



Dae Gu mengingatkan kalau mereka ada diruang interogasi. Dimana seluruh ruangan memiliki kamera. Dia berteriak kalau ia bisa menuntutnya di pengadilan. Eung Do berteriak kalau Dae Gu anak berengsek ini sudah gila. Ji Gook dan Tae il hanya bisa melihat dengan rasa ketakutan.



Eung Do berteriak kalau Dae Gu bisa melanggar HAM dan melakukan tindakan kekerasan. Soo Sun binggung dengan keadaan seperti ini. Dae Gu memanggil Seo Pan Seok, dia berteriak kalau karir Pan Seok bisa hancur sekarang.

Pan Seok yang berani menantang Dae Gu, dia membiarkan ada kamera yang melihat mereka. Pan Seok mengajak Dae Gu untuk berantem. Dae Gu bisa mendorong badan Pan Seok ke arah meja. Pan Seok mendorong Dae Gu, mereka berguling-guling di lantai.



Dae Gu tetap berada diatas Pan Seok, dia mencekik leher Pan Seok. Mereka yang lainnya coba untuk melepaskan Dae Gu yang sudah semakin keras mencekik Pan Seok.  Tae il dan Ji Gook akhirnya bisa menahan Dae Gu. Pan Seok yang melihat wajah Dae Gu, dia berteriak Dae Gu itu brengsek dan ingin mengajak berantem lagi.

Eung Do berusaha untuk menahan Pan Seok. Eung Do menyuruh mereka membawa keluar Dae Gu. Pan Seok meminta untuk ia dilepaskan. Dae Gu berteriak kalau Pan Seok tidak punya hak untuk melakukan ini.



Pan Seok mencoba untuk mengajak  Dae Gu berantem lagi. Dae Gu berteriak kalau ia akan menghabisi Pan Seok, dia memperingati Pan Seok. Tae il dan Ji Gook berusaha membawa Dae Gu keluar dari ruang investigasi.  


Dae Gu dkk berhasil keluar dari ruang investigasi. Mereka akhirnya melepas Dae Gu. Nafas mereka semua terengah-engah. Ji Gook mengoyang-goyangkan tangannya di depan muka Dae Gu. Dia mencoba menyadarkan Dae Gu. Dae Gu menepis tangan Ji Gook, dia berjalan meninggalkan mereka.


Keduanya akhirnya hanya benggong melihat Dae Gu yang pergi. Di tempat mereka berdiri masih terdengar teriakan Pan Seok yang panas karena ancaman Dae Gu. 

Dae Gu keluar dari kantor polisi dengan wajah yang masih merah karena marah. Dia memegang kepalanya yang sedikit sakit.


Pan Seok duduk di meja investigasi. Dia masih tak menyanga dengan sikap Dae Gu. Dia akhirnya mengebrak meja dan membalikan meja lalu meninggalkan ruang investigasi. Eung Do yang melihat itu hanya bisa diam. Dia berguman kalau malam ini seperti sedang ada badai. 

Ji Gook mengambil minuman kaleng dari mesin. Dia tak menyangka Dae Gu si orang yang bergolongan darah B itu, berani melawan Pan Seok dibanding meminta maaf. Ji Gook memberikan minuman dingin pada Soo Sun.

Soo Sun berdiri dari bangku. Dia merasa tidak nyaman untuk ada disini. Dia memutuskan untuk bertemu dengan Yoon Jung Sekarang juga. Dia meminta Ji Gook untuk memberitahu Pan Seok kalau ia akan melihat Yoon Jung.


Ji Gook melihat kalau ini tengah malam. Dia berteriak memanggil Soo Sun yang sudah berlari. Dia menyuruh Soo Sun untuk besok saja ke tempat Yoon Jung, jadi hari ini dia menyuruh Soo Sun untuk istirahat. 

Mereka menyenderkan badan mereka di sofa. Ji Gook pikir kalau Soo Sun juga sudah gila. Dia sadar kalau dia juga bisa seperti Soo Sun. Lalu Tae il melihat kalau keadaan di tempat ini sudah tidak menyenangkan lagi.

 Tae il mengakui kalau ia datang ke tempat ini karena dia ingin merasakan suasana yang lebih menyenangkan. Ji Gook tidak mengerti maksud Tae il berbicara seperti itu. Tae il mendekatkan wajahnya pada Ji Gook.

Dia meminta Ji Gook untuk menebaknya. Dia boleh mengajukan 10 pertanyaan. Ji Gook mencoba menjauhkan wajahnya, dia berkata kalau dia tidak suka kalau ada orang yang bertanya balik apa yang ia tanyakan.

Tae il mencoba menopangkan tangannya di dagunya. Lalu dia menaruh tangan di depan mulutnya. Seperti seorang pria yang imut *kocak banget ini* Ji Gook yang melihat sikat Tae il mencoba untuk menjauh, dia berkata kalau ia tidak suka itu, jadi dia tidak mau seperti itu.


Ji Gook mencoba memalingkan wajahnya. Tae il tetap diam dan berdekatan wajahnya dengan Ji Gook dengan wajah mengoda. Ji Gook yang salah tingkah, mengajak mereka untuk pergi saja. Tae il tersenyum, dia malah memuji Ji Gook itu ternyata terlihat imut.
Tae il mengejar Ji Gook, dia mencoba untuk mengoda Ji Gook dengan mengelitiki Ji Gook. Ji Gook berusaha untuk menghindar.
 

Soo Sun sudah mengunakan pakaian rumah sakit. Dia berdiri cukup lama di depan pintu kamar. Lalu dia memberanikan diri melihat ke dalam ruang rumah sakit. Soo Sun melihat Yoon Jung yang terbaring lemas dan tangannya di gengam oleh ibunya.


Air mata Soo Sun semakin mengalir melihat sang ibu yang beberapa kali mencium tangan Yoon Jung yang masih terdiam. Soo Sun meremas masker ditanganya, dia menghapus air matanya. 
 

Dae Gu berdiri di depan sebuah loket. Dia melihat layar monitor tujuan masan.
 


Dae Gu duduk di stasiun kereta bawah tanah. Dia teringat dengan perkataan Soo Sun yang menyalahkan dirinya. Soo Sun ingat Dae Gu yang berbicara kalau sang pelaku tidak akan datang pada tengah malam. Dia ingat kalau Dae Gu yakin seperti keyakinan kalau Bumi mengitari matahari.

Saat itu gambar Yoon Jung yang tergolek lemah dengan luka tusuk terlihat jelas di pikirannya. Dae Gu teringat saat ia berkata pada ibunya kalau ia akan menyelamatkan ibunya saat ibunya tergolek setelah di tusuk orang.


Dae Gu menutup wajahnya, dia seperti ingin melupakan kenangan masa lalunya dan berusaha membalas dendam. 

Esok paginya.


Soo Sun berjalan menunduk di ruang kepolisian. Dia melihat Pan Seok berjalan di depannya, dia mencoba mengejar Pan Seok setelah memberikan hormat. Dengan menunduk Soo Sun meminta maaf pada Pan Seok dengan kejadia kemarin.

Pan Seok berkata kalau seharusnya dia tetap pada pendiriannya, sesuatu bisa terjadi karena dia menerima orang yang berambut panjang dalam timnya. Lalu dia berjalan masuk ke dalam ruangan. Soo Sun mengikuti Pan Seok dibelakangnya. Pan Seok menatap sinis pada Soo Sun.


Dia menanyakan kenapa Soo Sun mengikutinya. Dia berkata dengan nada tinggi, tidak ada yang memperbolehkan Soo Sun ada di kantor ini. Pan Seok meninggalkan Soo Sun yang tertunduk sedih.  

Eung Do, Tae il dan Ji Gook melihat berita online dari laptop. Pan Seok datang melihat judul berita “apakah ide menerima detektif pemula adalah sebuah langkah bijak?”. Pan Seok hanya bisa menghela nafas melihat berita itu. 




Soo Sun tetap masuk ke dalam ruang kepolisian. Ketiganya tersadar kalau Pan Seok datang dibelakang mereka. Mereka pun berdiri, Tae il dan Ji Gook memberi hormat.

Datanglah Tae Hoo, dengan gaya sombongnya. Dia berbicara kalau mereka semua sudah membaca berita yang beredar. Pan Seok membenarkan itu, dia merasa tidak bisa menanggapi berita itu. Tae Hoo tidak mau berbasa-basi lagi, dia meminta semuanya untuk pergi saja.

Tae Hoo berkata semenjak Pan Seok dan anak buahnya datang ke kepolisian Gangnam, markas Gangnam tidak pernah damai. Dia mengejek julukan Seo Pan Seok sang legenda, sudah tidak berguna lagi, karena Pan Seok tidak bisa mengatur anak buahnya.

Semuanya tertunduk, Tae Hoo melihat kalau julukan sang legenda itu hanya di isapan jempol saja. Dia berteriak supaya semua tim investigasi itu pergi saja sekarang. 



 Tiba-tiba seorang ibu datang. Dia memanggil Soo Sun, Soo Sun berbalik dia melihat ada ibu Yoon Jung. Dia bertanya apakah Yoon Jung sudah sadar. Soo Sun mendapat tamparan dari ibu Yoon Jung dengan keras. Semua orang terkejut dengan sikap ibu Yoon Jung.

Ibu Yoon Jung berkata kalau Soo Sun yang bertanggung jawab dengan kondisi anaknya sekarang. Dia memperingatkan Soo Sun untuk tidak menemui Yoon Jung lagi. Lalu ibu itu pergi meninggalkan Soo Sun.


Pan Seok hanya bisa melihat anak buahnya yang mendapat tamparan di depan Tae Hoo. Dia pun menghela nafas. 



Dae Gu turun dari kereta yang menuju Masan. Dia berjalan keluar dari stasiun yang mulai turun hujan. Dia berjalan di sebuah jalan yang banyak melintas anak-anak yang mengunakan seragam SMP. Dia melihat seperti mengenang masa lalunya.

Dia teringat saat ibunya memarahinya karena berkelahi karena membela Hye Jin. Dae Gu saat itu berkata kalau seorang pria memang harus melindungi seorang wanita. Lalu dia meninggalkan ibunya.



Dae Gu berjalan ke sebuah rumah. Dia berdiri di depan rumah sambil menatap kesekeliling ruangan rumahnya. Kakinya seperti bergetar, dia teringat saat ia memanggil ibunya yang baru pulang dari sekolah.

Dia teringat saat sang ibu menjadi saksi karena kasihan pada nunna. Bunyi lonceng saat pintu terbuka dan sepatu hitam bergerigi, terekam dalam pikiran Dae Gu. Dia ingat saat mata ibunya yang menyuruh dia tetap ada di kolong tempat tidur dan melihat sang ibu dibunuh oleh si pelaku.


Dae Gu menutup wajahnya yang mulai mengeluarkan air matanya. 

Dae Gu pergi ke sebuah pantai, dia berlari ke bibir pantai. Dia berteriak histeris di depan pantai. Setelah itu nafasnya terengah-engah, badannya menunduk.

Dae Gu duduk terdiam di pantai. Tiba-tiba dia melihat ibunya yang menyuruh dia untuk mengangkat telpnya. Ibunya kesal karena Dae Gu tidak mau mengangkat telpnya. Dae Gu kaget melihat sang ibu yang ada disampingnya.

Sang Ibu menanyakan kenapa Dae Gu tidak mau mengangkat telpnya lagi. Dae Gu memanggil ibunya. Sang ibu berkata kalau Dae Gu kabur karena melakukan kesalahan. Dae Gu hanya terdiam. Sang ibu menanyakan apalagi kesalahan Dae Gu sekarang.

Dae Gu berusaha menyangkal tuduhan ibunya. Sang Ibu meminta Dae Gu untuk tidak bohong lagi. Ibunya melihat dari wajah Dae Gu kalau ia tahu Dae Gu berbuat kesalahan. Dae Gu melihat ibunya lebih dalam, dia membenarkan apa yang dikatakan sang ibu.



Dia mengakui kalau dia melakukan kesalahan. Dia mengatakan kalau kali ini kesalahannya sangat fatal. Dia hampir saja membuat  seseorang terbunuh lagi. Dae Gu mengakui kalau ia membenci dirinya sendiri. Dia merasa ingin bunuh diri saja.

Dia kesal karena dia yakin kalau penguntit itu tidak akan datang saat tengah malam. Dia mengejek dirinya berengsek dan otak udang. Ibunya mengerti dengan cerita Dae Gu. Dae Gu mengakui kalau sebenarnya dia tidak ingin menjadi seorang deketktif.

Tujuan sebenarnya dia hanya ingin berada di dekat Pan Seok, tapi kenyataan sebenarnya seperti sekarang. Dia hampir saja membiarkan seseorang merasakan apa yang ia rasakan saat ia kehilangan ibunya.

Sang ibu menyarankan Dae Gu untuk sekarang harus bersikap lebih baik lagi. Dae Gu berkata karena kesombongannya dia menyebabkan seseorang tewas. Dia juga menyesali karenan kesalahannya dia membiarkan ibunya meninggal. Sang ibu mengasihani anaknya.

Dia memuji Dae Gu yang memiliki ingatan yang bagus, dan tak pernah melupakan apapun. Dia melihat Dae Gu harus mengingat satu kenangan buruk lagi. Sang ibu memanggil Dae Gu, dengan panggilan Ji Yong. Dia mengatakan dengan tegas kalau ibunya meninggal bukan kesalahannya.

Sang ibu meminta Dae Gu kembali. Dia tahu kalau Dae Gu salah, tapi karena kesalahan itu Dae Gu tidak boleh lari dari kesalahan. Dae Gu tertunduk diam. Sang ibu tahu kaalu Dae Gu tidak lari dengan baik. Dia menasehati kalau setiap orang tidak akan bisa lari dari setiap masalah, tapi setiap masalah bisa dilupakan.

Ibunya pun sadar kalau Dae Gu itu berbeda, dia tipe orang yang tidak bisa melupakan hal itu. Dae Gu menanyakan apakah sang ibu yakin dengan hal itu. Dengan tegas sang ibu mengatakan kalau ia sangat yakin dengan hal itu. Lalu Dae Gu menanyakan lagi apakah sang ibu sangat yakin. Ibunya pun berkata kalau ia Sangat Yakin.



Sang ibu yakin seperti layaknya bumi yang mengitari matahari. Dae Gu seperti teringat dengan perkataanya. Lalu Dia menanyakan apakah sang ibu membencinya. Dia seperti yakin kalau sang ibu membencinya. Air mata Dae Gu mengalir di pipinya.

Dae Gu menangis di depan ibunya. Tanganyan mencoba menghapus air matanya. Sebuah bola mengelinding di sampingnya. Segeromobolan anak meminta Dae Gu untuk melempar bola itu kepada mereka. Dae Gu melempar bola, disampingnya masih ada sang ibu.



Setelah itu Dae Gu melihat ke sampingnya, Sang ibu sudah tidak ada. Dia hanya duduk sendiri dengan segerombolan anak yang bermain bola. Dae Gu tersadar kalau itu hanya bayangannya saja. Dia mencoba untuk menutup wajahnya yang baru saja menangis. 



Berita online menuliskan judul “harapan berlebihan yang menyebabkan si pelaku melakukan perbuatannya” Ketua Kan membaca kalimat kalau Korban menemui pelaku setelah mengikuti rencana detektif yang bertugas. Lidahnya sampai kearah samping melihat berita itu.

Pintunya di ketuk. Tae Hoo datang dan memberi hormat. Dia mengajak ketua Kan untuk  makan siang dan kali ini dia yang traktir. Ketua Kan baru sadar kalau sudah makan siang, Tae Hoo mengajak ketua Kan untuk makan siang sup kimchi.

Ketua Kan mendengar kalau akhir-akhir ini kimchi dibuat dengan mengunakan bahan kimia. Lalu Tae Hoo berpikir, dia menyarankan untuk makan sup kedelai, menurutnya itu enak. Ketua Kan berkata kalau kedelainya itu impor dari china.

Tae Hoo mengajak lagi karena sedang musimnya, dia mengajak makan sup ikan rumput laut. Ketua Kan tertawa, dia merasa karena pekerjaannya sekarang dia jadi lebih sedikit paranoid. Apalagi saat dia melihat kejadian kemarin, dia semakin takut. Ketua kan melihat berita di laptopnya.





Dia menanyakan Tae Hoo siapa yang membocorkan berita seperti ini. Dia melihat kalau beritanya tertulis dengan begitu details. Tae Hoo seperti berpikir. Dia merasa kalau orang itu tahu dengan cara menguping. Ketua Kan melihat banyak sekali tanggapan yang buruk pada polisi pemula.


Ketau Kan mencurigai kalau orang yang membocorkan berita ini adalah orang dalam yang tidak menyukai kehadiran para polisi pemula. Tae Hoo menaikkan salah satu alisnya. Ketua Kan menyimpulkan kalau keadaan seperti  ini sangat menakutkan. Lalu dia menyetujui untuk makan sup ikan rumput laut. 

Soo Sun duduk bersedih di mejanya. Ji Gook melihat Soo Sun yang duduk sendiri, dia mendekatinya dan menyenggol lengan Soo Sun. Soo Sun tersadar dari benggongnya. Ji Gook menanyakan keadaan Soo Sun.  Soo Sun mengatakan kalau keadaannya baik-baik saja. 


Pan Seok dan Eung Do datang. Sebuah berita dari HT pada Ketua Wang kalau ada kasus perampokan di salon binatang di Cheodamdong. Pan Seok mengangkat HT dan memberitahu kalau ia akan pergi kesana.

Mereka pergi keluar gedung. Ji Gook yang duluan masuk. Soo Sun ingin masuk ke dalam mobil. Pan Seok menyuruh anak buahnya untuk menutup pintunya. Soo Sun binggung dan terhenti. 



Akhirnya Ji Gook mematuhi perintah Pan Seok. Dia memberikan lambaian tangannya pada Soo Sun.


Soo Sun berdiri di parkiran dengan wajah bersedih. 


Soo Sun akhirnya pergi ke rumah sakit. Dia berdiri di depan lift cukup lama. Dia berjalan ke bagian ruang rawat. Tak sengaja Sa Kyung keluar dari ruang rawat mereka saling berpapasan. Sa Kyung mengatakan kalau Soo Sun itu masih beruntung.


Dia mengatakan kalau Yoon Jung sudah sadar dan sudah di pindah ke ruang rawat inap. Soo Sun mengangkat kepalanya, dia tak percaya kalau Yoon Jung akan sadar. Sa Kyung meninggalkan Soo Sun. Soo Sun seperti lemas, dia memilih untuk duduk dan saat itu air matanya mengalir.  

Soo Sun duduk di depan meja belajarnya. Dia seperti ingin menuliskan sesuatu, sebelum menulis dia melihat bingkai di meja belajarnya. Dia melihat foto sang ayah.

Dia teringat dengan sang ayah. Ada satu pelajaran yang dia dapat dari ayahnya meninggal. Walaupun sang ayah telah tiada dia akan tetap menjalani hidupnya. Soo Sun menulis surat dengan air mata yang mengalir.

Soo Sun membuka map kosong dia menaruh surat pengunduran dirinya. Dia bergumam kalau ada dua hal ketika dia harus menyerah, saat ia mencoba untuk masuk kuliah dan impiannya sendiri. Soo Sun berjalan meninggalkan meja Pan Seok. Dia merasa keadaan ini tidak masalah, karena cita-cita sebenarnya bukan menjadi seorang detektif. 



Dae Gu berjalan ke pelabuhan. Dia melihat area sekitarnya, dia seperti teringat dengan Soo Sun saat ia melempar jaketnya pada Soo Sun dan membangunkan dengan menurunkan jendela mobil. Soo Sun juga mengejeknya orang gila yang tidak punya perasaan. Lalu Soo Sun mengancamnya kalau ia akan memberitahu Pan Seok.

Saat itu Dae Gu meninggalkan Soo Sun karena dia yakin kalau si pelaku tidak akan datang pada tengah malam. Lalu Dia teringat saat waktu remaja, dia mengigit pinggang Soo Sun.

Dae Gu bergumam sendiri, dia berkata Soo Sun si otak udang. Soo Sun yang tidak pernah berubah, ucapnya. Dae Gu berjalan keluar dari pelabuhan, seorang pria yang sedang menaiki sepeda seperti teringat dengan seseorang.


Pria muda itu mencoba melihatnya lebih jelas lagi. Dia merasa  kalau ia mengenal dengan orang itu. Dae Gu terus berjalan meninggalkan pelabuhan. 


Sa Kyung baru keluar dari ruangan. Tae il akan masuk ke dalam ruangan. Matanya seperti tertuju pada orang yang ada didepannya. Mereka saling bertemu di tengah, Sa Kyung melihat sinis pada Tae il. Tae il malah memberikan senyuman pada Sa Kyung.


Tae il bertanya apakah Sa Kyung tidak mengingat dirinya. Sa Kyung berkata dengan tegas kalau dia tidak mengingatnya, lalu pergi begitu saja. Ji Gook yang baru masuk kantor memberi  hormat pada Sa Kyung . Tae il melihat Sa Kyung dengan wajah sedih. 

Ji Gook berlari ke arah Tae il. Dia berbisik menanyakan kenapa Sa Kyung bisa bercerai dengan Pan Seok. Pan Seok melihat ke arah Ji Gook, dia tak percaya kalau Sa Kyung bercerai dan pernah menikah dengan Pan Seok. Ji Gook heran Tae il tak tahu akan itu.


Dia menceritakan kalau dulu mereka mendapat julukan Jang Dong Gun dan Go So Young di kepolisian. Tae il seperti sedikit kecewa mendengarnya.  

Ji Gook yang sedang minum, menyemburkan air dari mulutnya. Dia terkaget karena Soo Sun mengundurkan diri padahal Yoon Jung sudah tersadar. Soo Sun menyatakan kalau impiannya bukan menjadi seorang detektif.

Tae il melirik ke arah Soo Sun yang duduk disebelahnya. Ji Gook merasa itu bukan alasan untuk keluar, yang ia tahu mereka semua tidak memiliki impian untuk menjadi detektif. Soo Sun mengakui kalau dirinya takut sekarang. Dia takut ada kejadian seperti ini lagi. Tae il tahu akan hal itu.

Belum selesai dia berbicara, Ji Gook sudah memotongnya. Ji Gook meminta Soo Sun untuk tidak melakukan itu. ia melihat kalau Soo Sun hanya sedang sial saja. Dia mengibaratkan sebagai pengendara baru yang bertabrakan dengan pria mabuk.

Ji Gook meminta Soo Sun untuk menganggapnya sebagai bencana saja. Dia menunjuk Soo Sun yang seharusnya tidak menganggap sang penguntit itu dengan kasus yang ringan. Dia melihat kalau seharusnya Soo Sun bisa menahan pelaku itu langsung.

Tae il membenarkan apa yang dikatakan Ji Gook. Dia meminta Soo Sun untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri. Tae il menceritakan kalau ia dan Ji Gook bisa menyelesaikan masalah karena semua masalah sudah ada panduannya. Ji Gook membenarkan itu.


Lalu Ji Gook menanyaka kalau Soo Sun belum memberikan surat pengunduran dirinya kan. Tae il berkata kalau Soo Sun sudah memberikannya tadi pagi. Ji Gook semakin histeris, dia kesal karena Soo Sun tidak membahasnya dulu dengan mereka. Dia menginginkan Soo Sun untuk tidak berhenti. 

Dae Gu berjalan ke arah mereka. Dia bertanya siapa yang berhenti. Ji Gook langsung menengok dan berkata kalau Soo Sun yang berhenti menjadi detektif dan baru saja mengajukan surat pengunduran dirinya.


Mereka tersadar kalau Dae Gu yang datang. Ji Gook langsung saja memanggil Dae Gu si brengsek. Dae Gu menatap Soo Sun yang duduk bersama Tae il. Soo Sun menatap sinis Dae Gu, dia tak percaya kalau Dae Gu baru muncul sekarang. 

Soo Sun berdiri, dia mendekati Dae Gu. Dia mengira kalau Dae Gu tidak akan berani muncul. Dia pikir kalau mereka juga akan berhenti bersama. Dae Gu tak percaya kalau Soo Sun sudah ingin berhenti. Soo Sun tak suka dengan tanggapan Dae Gu, dia pikir kalau Dae Gu bukan manusia.

Dae Gu malah mengejek Soo Sun sudah sadar kalau dia tidak pantas di tempat ini. Soo Sun mengigit bibir mendengar perkataan itu. Dia mengatakan seharusnya Dae Gu meminta maaf padanya. Dae Gu malah mengatakan kalau seharusny dari dulu Soo Sun mengundurkan diri.

Dengan mata berkaca-kaca, Soo Sun berteriak kalau Dae Gu harus meminta maaf dulu kepadanya. Dae Gu terdiam. Soo Sun berkata kalau Dae Gu meminta maaf karena kabur tanpa memberikan kabar. Dia mengumpat kalau Dae Gu itu bodoh.

Dae Gu malah berkata supaya Soo Sun untuk menarik surat pengunduran dirinya. Kalau Soo Sun mengundurkan diri maka dia juga harus mengundurkan dirinya juga. Dae Gu ikut mengumpat Soo Sun itu bodoh.

Ji Gook berusaha menengahi. Dia binggung kenapa mereka kalau bertemu harus bertengkar.
Soo Sun mendorong Ji Gook, Dia berkata kalau itu sudah ia pikirkan dengan apa yang ia lakukan. Dengan dia berhenti maka sudah pasti Dae Gu juga harus berhenti. ia merasa kalau Dae Gu sudah pantas di pecat, karena dia melihat kalau Dae Gu tidak berniat untuk berkerja.




Dae Gu menatap Soo Sun dengan tatapan tajam. Dia melihat kekanan dan kekiri. Soo Sun mengingatkan kalau Dae Gu menyerang Pan Seok dan diam-diam mengeledah laci milik Pan Seok. Soo Sun ingat satu hal itu, sebelum dia berhenti dia ingin mengatakan itu dulu.
Soo Sun mengeluarkan ponselnya. Dae Gu mengambil ponsel dari tangan Soo Sun. Ji Gook seperti ingin ikut nimbrung di belakang mereka. Soo Sun meminta Dae Gu untuk mengembalikan ponselnya. Dae Gu mengangat tangannya, Soo Sun tidak bisa mengambil ponselnya. Akhirnya dia menjambak kepala Dae gu.

Dae Gu berteriak kesakitan. Ji Gook berusaha melepaskan tangan Soo Sun. Dae Gu tak kalah cerdik, tangan kanannya memegang mulut Soo Sun. Ji Gook meminta mereka untuk tidak berkelahi. Soo Sun mendorong Ji Gook. Mereka terus saling mendorong.




Tae il berdiri dari bangku, dia langsung memborgol mereka berdua. Lalu Tae il mengambil ponsel milik Soo Sun. Dae Gu dan Soo Sun binggung. Dae Gu binggung apa yang sebenarnya dia lakukan Tae il dengan memborgol mereka berdua.


Ji Gook juga menatap heran, Tae il malah balik bertanya apa yang mereka berdua lakukan. Dia berkata kalau ia terganggu karena melihat mereka berdua bertengkar. Soo Sun mengerti, dia berjanji mereka tidak akan bertengkar lagi. Dia meminta Tae il membukanya.



Tae il berkata kalau ia akan membukanya setelah makan. Dia mengajak Ji Gook untuk makan bersama. Soo Sun panik, dia meminta Tae il untuk membukanya dulu sebelum makan. Dae Gu kesal dengan keadaan ini. Tae il berteriak kalau mereka harus baikan dulu, baru ia akan melepaskannya.

 Dae Gu memanggil Tae il, dia meminta Tae il tidak seperti anak kecil dan membuka borgol di tangannya. Soo Sun pun berteriak kalau ia tidak boleh seperti ini. Dae Gu menarik tanganya ke depan keras, Soo Sun berteriak kesakitan. Dae Gu menatap Soo Sun seperti tersadar, Soo Sun menatap Dae Gu dengan wajah kesal. 




Mereka berempat masuk ke dalam sebuah restoran.

Ada seorang pria yang duduk dekat mereka sedang membaca catatan. Telpnya bergetar, dia melihat itu dari penelp dari orang yang menagih hutang. Dia seperti malas mengangatnya. Seorang wanita yang ada duduk disampingnya, meminta si pria untuk mengangkatnya karena bunyi telpnya membuat berisik.

Si pria akhirnya mengangat telpnya. Dia berbicara kalau ia belum jatuh tempo. Pelayan datang membawakan pesannya, dia komplain kalau apa yang ia pesan tidak sama dengan yang dia inginkan. Dia berkata kalau sosisnya tidak perlu terlalu kering dan terlalu banyak sambal.

Si pelayan itu seperti tidak mengubris permintaan pria itu. Dia bertanya ke meja polisi muda untuk menanyakan pesanan mereka. Ji Gook memesan untuk semuanya, Kimbap, sosis siram dan toppoki pedas. Lalu Tae il meminta ramen pedas.

Soo Sun melirik Pan Seok yang gara-gara mereka bertengkar mereka harus di borgol. Sang pelayan mengerti dengan pesan mereka. Saat dia berjalan, dia melihat kardus milik pria itu. Dengan sengaja dia menendang kardus itu dan berkata kalau kardus itu menghalangi jalan.

Sang pria mencoba mengambil botol hairspray yang jatuh. Saat ia menunduk tak sengaja sumpitnya mengenai bajunya, ada noda merah di bajunya.

Soo Sun meminta Ji Gook untuk melepasnya, karena ini bukan main-main. Ji Gook menyuruh mereka untuk berbaikan dulu baru mereka akan membuka borgolnya. Ji Gook dan Tae il malah menonton TV yang menampilkan girl band. Ji Gook mengikuti gaya si penari.



Soo Sun kesal karena dirinya akan berhenti menjadi detektif, malah bertemu dengan pria menyebalkan seperti Dae Gu. Ji Gook tetap mengikuti gaya si girl band dan menyanyikannya. Dia terkesima, dia suka sekali dengan para anggota girl band itu.

Tae il yang di sampingnya, melihat Ji Gook lebih dekat. Tatapannya seperti mengartikan sesuatu. Pria itu pun melihat ke acara TV yang di putar.  Ji Gook menanyakan siapa yang paling cantik.  Dengan gayanya, Tae il memegang kepala Ji Gook dan berkata kalau Ji Gook yang paling cantik. *ahhh gila ngakak ga berhenti-henti*

Ji Gook berusaha melepas  tangan Tae il dari kepalanya, dia merasa geli. Dae Gu melihat keduanya dan terdiam. Akhirnya Ji Gook mematikan TV karena kalau makan tidak bagus kalau ada suara.



Pria yang sedang makan itu meminta Ji Gook untuk menyalakan TVnya lagi. Soo Sun meminta mereka untuk membuka borgol mereka, Dae Gu meminta Soo Sun untuk diam saja dan tenang. Dia yakin kalau mereka semua akan membebaskan mereka. Sang pria itu melihat kearah meja Dae Gu dkk.

Soo Su mengatakan kalau ia butuh tangannya untuk makan. Pelayan mengantarkan makanan mereka. Soo Sun berkata kalau ia mengunakan tangan kanannya untuk makan, sedangkan Dae Gu diborgol pada tangan kirinya.

Ji Gook menyarankan mereka untuk saling menyuapi seperti orang pacaran. Anak SMA yang dibelakang mereka, berteriak memanggil Soo Sun dengan panggilan Ahjumma untuk diam dan jangan berisik.

Soo Sun tidak terima dipanggil Ahjumma. Lalu pria yang banyak hutang itu komplain karena ada rambut di makanannya. Si Ahjumma mengambil rambut dari makanan dengan tangan. Lalu si Ahjumma menyuruh polisi muda itu  untuk menjaga restorannya, karena ia ingin mengantarkan makanan.



Tae il mengerti dengan permintaa Si pelayan. Saat akan keluar dari restoran, Si pelayan itu pun menendang kotak kardusnya. Si Pria mengeluh mengapa dia diperlakukan seperti ini.  Salah satu anak SMA itu berjalan akan mengambil minum, tak sengaja dia tersandung dengan botol hairspray milik pria itu.

Dan tak sengaja pria itu terdorong kepalanya sampai ia harus tertunduk dan wajahnya menyentuh makananya. Si pelajar itu menendang botol-botol hairspray dan mengeluh barang yang menganggu jalannya.

Bersambung... Part 2