Si Pria menghapus noda makanan di wajahnya dengan tissue. Lalu dia berdiri dan berjalan ke arah dapur, dia seperti mencari sesuatu. Setelah itu dia mengunci pintu restoran, tiba-tiba dia menaruhkan pisau dia leher salah satu pelajar wanita.
Para polisi muda pun terkejut. Si Pria mengancam kalau mereka bergerak maka ia akan membunuh semuanya. Dia berteriak meminta semuanya untuk mengangkat tangannya. Si wanita yang disandar, memohon untuk dilepaskan sambil menangis.
Ia meminta semuanya untuk tidak berisik kalau mereka tidak mau mati. Saat itu si pelayan baru saja pulang setelah mengantar makanan. Saat akan masuk ke dalam restorannya, dia tidak bisa membuka pintunya. Dia melihat ke dalam, si pria yang dia hina sedang memegang pisau ditaruh di leher si pelajar.
Suara radio HT memberitahu kalau ada kasus penyekapan di restoran SamsungDong. Saat itu Pan Seok dan kawan-kawan baru keluar dari ruangan. Dia mendengar pemberitahuan dari radio HT kalau ada kasus penyekapan.
Pan Seok mengambil radio HT dan memberitahu kalau mereka akan segera kesana. Pan Seok melihat dua anak buahnya tidak ada. Eung Do juga tidak tahu mereka kemana, Soo Sun pun dia tidak tahu. Pan Seok seperti terlihat menyesal menelantarkan anak buahnya.
Kembali ke restoran.
Mereka yang tersandar sudah berjongkok dia bawah sambil berlutut. Ponsel si pria itu bergetar, dia melihat telpnya dari penagih hutang. Dae Gu memberikan kode pada Tae il untuk memberikan ID Cardnya. Tae il mencoba merogoh-rogoh kantungnya, ternyata tidak ada di kantungnya. Dae Gu kesal, tangannya memegang kerah jaket Tae il.
Sang pria itu melihat kalau mereka sedang berbicara. Dia menunjuk mereka berdua, dua menyuruh mereka untuk tetap mengangkat tangan. Dia menunjuk Dae Gu dan Soo Sun yang hanya mengangkat satu tangan.
Soo Sun mengenggam tangan Dae Gu. Dia mengatakan kalau mereka saling mencintai, Dae Gu kaget dengan perkataan itu, dia seperti mengerti kalau itu sebuah trik. Dae Gu mengatakan kalau kalau hari ini adalah hari ke 100 mereka berpacaran. Soo Sun mencoba menyakinkan itu.
Lalu Dae Gu mengangkat tangannya membentuk love, dia berkata supaya pria itu memberikan selamat pada mereka.Soo Sun jug mengangkat tanganya, dia memohon doa pada pria itu. Tiba-tiba Soo Sun memegang dadanya.
Dae Gu berkata kalau jantung pacarnya lemah. Jadi dia meminta izin untuk memeluk pacarnya. Saat itu Dae Gu memberikan kode pada kedua temannya. Akhirnya Ji Gook dan Tae il menyanyikan lagu selamat pada mereka berdua sambil bertepuk tangan.
Ji Gook melihat ke arah pria itu, dia melihat kalau pria itu tampan. Dia menanyakan apakah ia sudah memiliki pacar. Si pria malah menceritakan kalau ia hanya punya kamar kos yang kecil dengan tagihan hutang yang menumpuk.
Si pria seperti teringat dengan pacaranya yang kabur dengan seorang pengacara. Seorang pelajar yang manja berdiri, dia berkata kalau dia sudah berkata kalau dia tempat ini. Dia menantang pria itu berapa pria itu butuh uang.
Soo Sun langsung menarik si pelajar itu, lalu menutup mulut si pelajar. Dia meminta si pelajar itu diam dan tidak membuat si pria itu marah. Pelajar itu tidak mau mendengar, dia menanyakan berapa banyak uang yang dia butuhkan 100.000, 200.000, atau 1 juta. Dia akan meminta pada ayahnya.
Pria itu sedikit terngiur dengan permintaan itu. Dia tak menyangka kalau dalam 30 menit, dia bisa mendapatkan 1 juta. Dia melihat kalau hidup anak-anak remaja ini sangat senang. Wanita yang disandera pun menawarkan diri supaya ayahnya bisa memberikannya uang.
Sang pria malah semakin marah, dia berteriak kalau ia bukan pengemis. Tiba-tiba dia mengambil selang gas dan memotongnya. Dia mengatakan kalau mereka bisa mati bersama-sama disini, dan uang mereka tidak akan berarti lagi. Dia juga merasa kalau hidupnya sudah berantakan.
Pan Seok baru datang. Dia menanyakan apakah pelaku memotong selang gas. Polisi itu membenarkan. Lalu Pan Seok menanyakan apakah pelakunya sudah ketahuan. Sang polisi menjelaskan kalau si pelaku adalah pelanggan dari restoran.
Polisi memberitahu identitas dari pria itu bernama Choi Woo Shik berusia 28 tahun dan berprofesi sebagai penjual kosmetik. Pan Seok memanggil Jae Min, dia meminta Jae Min untuk mencari tahu perusahaan dari tempat pria itu berkerja.
Lalu Pan Seok meminta polisi lainnya untuk menghentikan aliran gas dan memcari tahu berapa lama gas itu akan bertahan. Dia juga ingin tahu berapa banyak kadar gas yang sudah ada di dalam. Pan Seok menanyakan bagaiamana dengan keadaan korban. Polisi merasa kalau korban sudah terlalu lama menghirup gas.
Polisi itu menjelaskan kalau ada 3 orang pelajar dan 4 pegawai sipil yang menjadi korban. Pan Seok melihat dari teropong siapa korban yang ada didalam. Betapa kagetnya dia melihat Soo Sun dan Dae Gu ada di dalam restoran. lalu dia mengeser lagi teropongnya dia melihat ada Tae il dan Ji Gook.
Pan Seok seperti lemas. Lalu dia menyuruh polisi itu untuk mengamankan gedung yang ada disekitarnya. Eung Do memberikan rancangan dari gedung itu. Dia pun menanyakan bagaimana dengan korban. Pan Seok mengatakan kalau mereka terlihat ketakutan. Dia memberikan teropong pada Eung Do untuk melihatnya sendiri.
Eung Do kaget dengan korban yang ia lihat di dalam. Dia merasa tak percaya dengan hal itu. Tiba-tiba ada teriakan dari belakang. Tae Hoo dan Sa Kyung datang. Tae Hoo berteriak-teriak karena anggota tim dari bagian kriminal ikut tertahan di dalam.
Tae Hoo melihat korban, dia melihat polisi muda itu ada di dalam restoran. Dia marah mengapa ada polisi bodoh seperti mereka yang ada di dalam.
Di dalam restoran.
Mereka semua terbatuk-batuk karena menghidup gas yang potong oleh si pelaku. Soo Sun berbisik kalau mereka semua harus mencari jalan keluar, kalau tidak mereka pasti akan terlalu lama menghirup gas.
Ji Gook berbisik kalau dia sudah tidak bisa berpikir jernih. Dia merasa kalau korek api yang di pegang oleh pria itu bisa menewaskan semua. Tae il mengeluh kalau ia melakukan pekerjaan ini supaya membuat dirinya menjadi lebih mudah menjalani hidup. Dia pun menanyakan pada Dae Gu apakah ia memiliki ide.
Mata Dae Gu memerah, dia seperti sedang berpikir keras. Dia berkata kalau mereka harus menenangkan si pelaku dan menegosiasi. Setelah itu mereka harus memberikan rasa iba pada pria itu, saat itulah mereka bisa menangkap si pria.
Dae Gu memejamkan matanya, dia seperti merewind pikirannya. Saat ia masuk ia melihat ada tanggal yang dibulatkan oleh si pelaku dan tertulis kalau itu hari kematian sang ibu.
Salah satu pelajar terbatuk-batuk parah. Tae il melihat kalau dia memiliki asma dan semua ruangan sudah terisi dengan gas. Mereka harus berpikir dengan jernih.
Saat itu terdengar suara seseorang yang memangil Choi Woo Shik. Mereka berempat tersadar kalau itu adalah suara Pan Seok. Soo Sun tak menyangka kalau Pan Seok datang ke tempat mereka.
Pan Seok berbicara kalau tindakan Woo Shik itu sangat berbahaya. Sa Kyung meminta Pan Seok untuk memberitahu Woo Shik untuk menjawab telpnya. Dia meminta Pan Seok untuk berbicara pelan-pelan dan jangan membuat si pelaku menjadi marah.
Tae Hoo yang mendengar Sa Kyung berbicara pada Pan Seok seperti tidak suka. Sa Kyung memberitahu kalau dalam keadaan seperti ini mereka harus memberikan rasa peduli pada si pelaku. Dengan cara bernegosiasi maka sang pelaku akan merasa kalau mereka itu peduli. Pan Seok mengerti.
Pan Seok mengatakan kalau ia tahu Woo Shik sedang menghadapi banyak masalah. Perusahaan yang ia bela selama bertahun-tahun memecatnya begitu saja. Pan Seok yakin kalau Woo Shik sangat terkejut dengan hal itu.
Tiba-tiba Tae Hoo mengangkat tulisan dia kertas A3 yang bertuliskan “ingat utamakan keselamatan warga sipil” Pan Seok tidak mengubris tulisan itu, dia malah membuangnya begitu saja. Sa Kyung juga terlihat aneh dengan sikap Tae Hoo.
Pan Seok meminta si pelaku untuk mengangkat telpnya.
Telp di restoran berbunyi.
Woo Shik merasa kalau apa yang dikatakan polisi itu hanya bercanda. Dia merasa kalau tidak ada orang yang mau mendengarkanya. Woo Shik semakin kesal, dia menendang kursinya dan menaruhi pisaunya lagi di leher sandra.
Dae Gu menahan amarah Woo Shik. Dia meminta Woo Shik untuk mengatakan apa yang dia inginkan dan tidak perlu berdiskusi. Woo Shik terlihat semakin marah, dia merasa Dae Gu tidak perlu banyak bicara. Dae Gu tahu kalau pria itu merasa tidak ada orang yang mau mendengarkannya.
Woo Shik merasa kalau ia sedang bercanda. Dia semakin mendekatkan pisau ke leher sandra. Soo Sun meminta Dae Gu untuk tidak membuatnya marah. Dae Gu berkata kalau tanggal 30 Mei, Woo Shik ingin pergi ke makam ibunya untuk memberitahu kalau ia sudah memiliki pekerjaan sekarang.
Si Pelaku bertanya bagaiamana Dae Gu bisa tahu. Dae Gu mengatakan kalau ia melihat dia agenda pria itu. Dia mengatakan kalau ibunya juga sudah meninggal saat usianya 15 tahun. Ketiga temannya terkejut mendengar pengakuan Dae Gu.
Woo Shik tetap berpikir kalau Dae Gu itu bercanda. Dae Gu meninggikan suaranya, dia tidak merasa kalau apa yang ia ceritakan itu main-main. Dia tahu kalau Woo Shik melakukan ini bukan tanpa alasan. Dia yakin kalau Woo Shik memiliki alasan yang jelas untuk melakukan ini.
Suara Pan Seok terdengar lagi, kalau apa yang dilakukan Woo Shik itu tidak baik, jadi dia akan memberikan apa yang ia inginkan. Lalu Dae Gu meminta Woo Shik untuk mengangkat telpnya, karena saat itu mereka bisa mendengar apa yang Woo Shik inginkan.
Ketua Kan baru datang, dia langsung berjalan di kerumanan orang. Tae Hoo yang tidak sabar, dia melihat tidak ada tangapan. Dia menyuruh Pan Seok untuk berbicara lagi dengan si pelaku. Sa Kyung meminta Tae Hoo untuk menunggunya, dia menjelaskan ada 7 orang yang berada diruangan penuh gas.
Tae Hoo berteriak kalau bukan tujuh korban, tapi empat detektif dan tiga korban. Ketua Kan baru sampai di garis polisi. Tae Hoo mencari muka di depan ketua Kan. Dia mengeluh kalau ada 4 detektif pemula yang disandra oleh pelaku di dalam.
Dia berteriak kalau ini sangat memalukan dan tidak pantas kalau mereka di panggil sebagai seorang detektif. Sa Kyung terlihat memperlihatkan wajah kasihan pada Pan Seok. Polisi yang satunya mendengar kalau Woo Shik mau mengangkat telpnya. Dia memberikan pada Pan Seok.
Woo Shik berkata kalau ia ingin bosnya dalam waktu 3 jam dari sekarang, datang dan meminta maaf padanya. Pan Seok mengerti, dia berkata kalau ia akan mengusahakan bosnya bisa datang. Dia pun menanyakan bagaimana dengan korban yang di dalam.
Datanglah segerombolan ibu-ibu dari pelajar itu. Dia berteriak memanggil anaknya. Sang anak yang ada di dalam meminta tolong pada ibunya. Salah satu anak jatuh karena terkena asma. Tae il membantu untuk membuat dia bisa bernafas lagi. Ji Gook mencarikan alat untuk asma.
Tae il melihat kalau asma dari pelajar itu sudah parah dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Woo Shik menolak itu. Suasana diluar menjadi makin ribut karena para orang tua yang histeris karena anaknya di dalam.
Pan Seok mendengar suara Soo Sun yang ada di dalam. Soo Sun mengatakan kalau ia akan mengantikan pelajar itu untuk disandera. Soo Sun memperlihatkan kalau mereka adalah seorang polisi.
Soo Sun memperlihatkan kalau keadaan mereka baik-baik saja. Dia memperbolehkan Woo Shik untuk menyanderanya dan membebaskan para pelajar itu. Woo Shik tak percaya dengan apa yang dibicarakan Soo Sun. Soo Sun merasa kalau ini bukan main-main.
Dia menjelaskan kalau mereka bertiga itu masih kecil dan salah satunya sudah kritis. Dia meminta Woo Shik untuk menyanderanya saja sampai akhir dan melepaskan para remaja itu. Woo Shik berteriak kalau mereka itu diam.
Woo Shik merasa dibohongi, kalau dia melepaskan remaja itu dia akan di tangkap oleh mereka. Dae Gu mengeluarkan borgolnya, Dia memasukan tangannya ke dalam borgol dan salah satunya ke tiang di restoran. Dia memperlihatkan kalau mereka serius untuk menjadi sandera.
Ji Gook akhirnya juga rela untuk menjadi sandera oleh si pelaku. Soo Sun berteriak kalau Ji Gook tidak perlu melakukan itu. Ji Gook tidak masalah, karena dia pernah disandera dan dia tahu bagaimana rasanya disandera.
Lalu Ji Gook memperlihatkan urat dilehernya, dia minta sang pelaku untuk tidak menekannya keras-keras. Woo Shik masih tidak percaya juga. Tae il memborgol tangannya dengan tangan Soo Sun. Dia bertanya apakah Woo Shik masih tak percaya juga dengan mereka. Dia meminta Woo Shik untuk membebaskan para pelajar itu.
Suasana tegang ada diluar restoran. Pan Seok mendengar pembicaraan yang ada di dalam. Lalu Woo Shik berkata kalau ia akan melepaskan para pelajar itu. Semua bernafas lega. Pan Seok pun mengucapkan terimakasih pada Woo Shik.
Dia berkata kalau anak-anak itu di bebaskan dan para deketif ini sudah di borgol. Dia mengancam kalau sampai mereka itu macam-macam, maka ia akan memlempar korek api dan semua akan hangus terbakar.
Woo Shik mengingatkan dalam waktu 3 jam mereka harus membawa bosnya ke depannya. Pan Seok mengerti, dia menyuruh polisi yang lain untuk mencari bosnya dan membawanya ke sini.
Ketiga pelajar itu keluar dengan memapah temannya yang sedang kritis. Semua orang tua mereka menghampirinya. Semuanya senang dan menangis terharu melihat anaknya yang keluar dengan keadaan selamat.
Ketua Kan melihat ke arah restoran. Dia berkata pada Tae Hoo, kalau ia bisa melihat ada keberanian dari para polisi pemula yang ia pilih. Ketua Kan tersenyum. Tae Hoo hanya bisa berkata kalau ia mengerti apa yang dikatakan oleh ibu ketua.
Berita TV menyiarkan kalau ada penyekapan di restoran daerah Gangnam. Pelakunya mengancam untuk meledakan tempat itu dan para sandera. Kondisi dari tempat itu sudah terlalu banyak gas dan kondis para sandera sudah semakin membahayakan. Dan Saat ini polisi sedang menegosiasi dengan si pelaku.
Pan Seok sedang merayap diatas plafon, dia mencari lubang tempat restoran itu berada. Saat menemukan, ia mencoba melihat kadar gas yang ada didalam ruangan itu. Ternyata sudah terisi sampai 15% . Dia melihat anak buahnya yang duduk sambil diborgol.
Dae Gu mencoba bersandar di tembok karena dia memborgol tangannya dengan tiang. Saat itu matanya melihat ke arah lubang plafon. Dia melihat ada Pan Seok yang ada diatas plafon. Pan Seok ingin mengucapkan sesuatu, tapi Dae Gu seperti memberikan kode dengan matanya.
Mata Woo Shik melihat ke arah lubang plafon. Pan Seok langsung menjauhkan wajahnya dari lubang plafon.
Pan Seok keluar dari lubang plafon dengan bantuan Eung Do. Dia memberitahu kalau kadar gas di dalam masih 15%. Dia mengatakan sebelum kadarnya menjadi 10% maka mereka tidak bisa masuk ke dalam restoran.
Eung Do merasa kalau ini akan menjadi masalah karena si bos Woo Shik sedang ada di Jepang. Pan Seok kaget mendengar itu.
Ji Gook menjadi orang yang disandera dengan pisau. Sementara Tae il dan Soo Sun sudah terduduk lemas. Di luar mereka semua sedang berunding kalau mereka harus tetap masuk walaupun kadar gasnya masih tinggi.
Salah satu orang menyarankan kalau mereka memecahkan jendela setelah itu mereka akan melakukan prose penyelamatan. Sa Kyung menolak cara itu, Dia merasa kalau 80% para sandera akan terluka dan gedung akan hancur.
Polisi yang satu mengatakan kalau mereka tidak bisa menjamin keselamatan sandera dengan gedung yang dipenuhi gas. Tae Hoo malah setuju dengan apa yang diusulkan, dia melihat kalau bosnya tidak bisa datang jadi mereka tidak perlu menunggu lama lagi untuk bertindak.
Pan Seok meminta mereka untuk menunggu sebentar. Dia tidak peduli seberapa cepat tindakan mereka, tapi kalau pelaku sampai menyalakan korek kemungkinan yang paling buruk akan terjadi. Dia yakin kalau yang di dalam itu seorang detektif, pasti mereka juga memikirkan cara keluar dari tempat itu.
Salah satu polisi tidak percaya dengan usul Pan Seok. Dengan tangan terborgol dia tidak yakin kalau mereka bisa membebaskan diri. Pan Seok mengingatkan saat anak-anak dibebaskan oleh mereka dengan cara yang mereka lakukan.
Wajah para detektif itu sudah terlihat payah dan kurang oksigen.
Woo Shik merasa kalau bosnya tidak akan datang. Dia melihat kalau ini sudah satu jam berlalu. Soo Sun mencoba menyakinkan kalau bosnya itu pasti akan datang. Dia tahu kalau tadi yang berbicara dengan Woo Shik adalah ketua timnya sang legenda Pan Seok.
Dia yakin kalau bosnya akan datang dan meminta maaf pada Woo Shik. Woo Shik mengelengkan kepala, dia benar-benar tidak yakin kalau bosnya akan datang. Dae Gu menatap Woo Shik dengan tatapan yang lemas.
Woo Shik sadar kalau ia hanya pegawai magang di perusahaan itu. Dia rasa kalau bosnya tidak akan sadar kalau ia berkerja di kantor itu. Lalu dia menaruh korek api diatas hairspray dan mengambil botol air minum.
Mata Dae Gu tertuju pada korek api yang di taruh Woo Shik begitu saja. Dia seperti ingin cepat mengambilnya tapi tangan kanannya masih terborgol. Woo Shik bercerita tentang pekerjaannya, Harga 1 kaleng hairspray itu $100 tapi di hanya mendapata $2 dollar saja kalau ia berhasil menjual 1 kaleng hairspray.
Karena dia adalah karyawan magang, dia diberi target untuk menjula 30 botol per hari. Dia juga di janjikan untuk di angkat menjadi karyawan tetap kalau ia sudah berkerja selama 1 tahun. Dae Gu berusaha keras untuk mengambil korek dengan berusaha keras mengeluarkan tangannya dari borgol.
Woo Shik bercerita kalau ia sudah berkerja keras untuk perusahaan . Tapi 1 bulan sebelum ia genap satu tahun berkerja, perusahaan itu memecatnya. Dia sedikit kecewa dengan keadaan seperti itu. Soo Sun menanyakan mengapa Woo Shik meminta si bos untuk datang, padahal ia tahu kalau bosnya itu tidak akan datang.
Soo Sun menyarankan supaya Woo Shik meminta uang tebusan saja. Woo Shik mengutarakan alasan kalau ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan kembali. Dengan penjelasan Woo Shik, Ji Gook menyimpulkan kalau Woo Shik ingin kembali berkerja.
Woo Shik mengangguk. Dae Gu tetap berusaha supaya tangannya bisa terlepas dari borgol. Matanya terus berkonsentrasi dengan benda yang ada di depannya, yaitu korek api. Ji Gook berkata dengan Woo Shik menyandera mereka membuat keadaan menjadi lebih parah lagi. Tapi Woo Shik tetap memiliki keinginan supaya bosnya meminta maaf padanya.
Lalu dia berkata kalau orang-orang pemerintahan itu tidak pernah memikirkan nasib dirinya sebagai karyawan magang seperti dirinya. Woo Shik tersadar kalau mereka semua adalah karyawan tetap di pemerintahan. Dia marah kembali dan mengambil korek apinya lagi.
Soo Sun berteriak untuk menahan Woo Shik tidak menyalakan korek. Dia menenangkan kalau masih ada waktu satu setengah jam lagi, jadi Woo Shik tidak boleh menyerah. Soo Sun bercerita kalau ia mengikuti ujian PNS selama 3 setengah tahun. Bahkan dia sampai gagal sebanyak 6 kali dan setelah itu dia baru bisa diterima menjadi pegawai pemerintahan.
Dia mengakui kalau sebenarnya dia malu kalau dia berkali-kali gagal. Tapi dia terpaksa memberitahu hal ini pada Woo Shik. Dia meminta Woo Shik untuk tidak gampang menyerah. Dae Gu yang mendengarnya malah mengejek kalau Soo Sun itu benar-benar otak udang.
Woo Shik seperti sudah tak punya harapan, dia hanya ingin mengakhiri semuanya disini. Dia sudah tidak mau menulis lamaran pekerjaan lagi. Dia tidak yakin kalau dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dia berteriak dan ingin menyalakan korek.
Soo Sun berteriak “Judo”. Dia bercerita kalau ayahnya adalah pengajar Judo dan ia sudah diajar oleh ayahnya waktu kecil. Saat belajar Judo kita akan belajar bagaimana caranya membanting. Mereka harus tahu cara jatuh dengan cara yang benar. Dengan begitu, mereka bisa bangun dan melawan lagi.
Dia menyarankan supaya Woo Shik untuk belajar supaya jatuh dulu. Semuanya hanya bisa terdiam. Soo Sun binggung,mengapa semua yang ada di sana malah hanya terdiam saja dan tanpa menanggapi ceritanya.
Dae Gu pikir kalau Soo Sun belum menyadari apa yang ia katakan. Lalu dia mengingatkan Soo Sun yang ia lakukan saat pagi tadi. Soo Sun merasa kalau itu semua kesalahan dari Dae Gu, Kalau saja Dae Gu tidak kabur kejadian seperti ini tidak akan terjadi.
Soo Sun pikir kalau Dae Gu tidak merasakan perasaannya selama 2 hari ini. Setiap dia mendengar ada telp yang berdering. Dia berpikir Yoon Jung itu tidak akan selamat, tapi untung saja dia tidak jantungan. Selama ini, ia berpikir berkali-kali kalau ia semua adalah kesalahannya. Dan ini adalah kebodohannya karena bisa seperti ini.
Dae Gu hanya bisa melihat Soo Sun yang mulai berbicara dengan mengeluarkan air mata. Soo Sun pikir ia lebih baik di marahi oleh Pan Seok dibanding di harus diabaikan. Selama dua hari, Soo Sun tidak berani menatap wajah Pan Seok. Mata Dae Gu terlihat ikut berkaca-kaca.
Saat itu, Soo Sun binggung bagaimana caranya ia bisa meminta maaf pada Pan Seok. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya ia bisa meminta maaf pada ibu Yoon Jung. Tapi walaupun kejadiannya berakhir seperti ini, dia masih memiliki niat untuk menolong Yoon Jung.
Air mata Soo Sun terus mengalir. Soo Sun pikir Dae Gu lah yang harus tahu perasaannya saat itu. Dia juga tahu perasaan Dae Gu karena mereka itu teman satu tim. Dia berteriak supaya Dae Gu meminta maaf. So Sun berteriak meminta Dae Gu untuk meminta maaf padanya.
Dae Gu menatap Soo Sun dengan berkaca-kaca. Soo Sun ingin Dae Gu meminta maaf karena Dae Gu kabur setelah mereka mendapatkan masalah. Woo Shik menaruh koreknya. Dia tidak tahu masalah apa yang terjadi dengan keduanya.
Dia menyuruh Dae Gu yang memiliki kesalahan untuk meminta maaf pada Soo Sun, dia tahu bagaimana rasanya diabaikan dan tidak didengar. Soo Sun berteriak supaya Dae Gu meminta maaf padanya. Karena Soo Sun mengangkat kakinya tak sengaja dia menginjak botol hairspray. Akhirnya mereka bergoyang dan korek api itu pun sempat terlempar.
Semuanya berusaha untuk menangkapnya. Woo Shik dan Tae il berusaha untuk mengambil korek api itu sebelum jatuh dan menimbulkan kebakaran. Woo Shik mendapatkan korek api itu dan tersenyum, Tae il mendapatkan botol hairspray yang terbuka tutupnya.
Dengan cerdiknya, Tae il menyemportkan botol hairspray itu ke wajah Woo Shik. Dia pun mencoba menhindar. Ji Gook yang sendirian mencoba mendorong Woo Shik dan pisau di tangan Woo Shik pun jatuh.
Dae Gu berusaha keras untuk mengeluarkan tangannya dari borgol. Tae il menanyakan dimana kuncinya pada Soo Sun, Soo Sun berkata kalau ia tidak tahu dimana, dia tidak ingat. Tae il mencoba membantu Ji Gook yang sudah di tindih dengan Woo Shik.
Tapi tetap saja kakinya tidak sampai untuk membantu Ji Gook. Akhirnya Dae Gu bisa melepaskan borgol yang ada di tiang. Mereka bertiga pun bersiap-siap. Dalam hitungan ketiga mereka langsung menyerap Woo Shik dari belakang.
Dae Gu memegang tangan kanan Woo Shik, Tae il bagian tangan kiri sedangkan Soo Sun memegang kepala Woo Shik. Ji Gook yang sudah terlepas bersiap-siap, dia memindih badan Woo Shik. Ji Gook berteriak memperingatkan Woo Shik untuk tidak bergerak karena ia sudah terkepung.
Ji Gook memasukan jarinya ke hidung Woo Shik, supaya ia tidak bisa bernafas. Mereka berempat pun berusaha supaya Woo Shik tida terlepas dari tangan mereka.
Di luar restoran.
Tae Hoo berteriak-teriak kalau mereka harus segera bertindak dan membagi tim menjadi dua bagian.
Eung Do melihat dengan teropong keadaan di dalam restoran. Dia melonggo melihat keadaan di dalam. Dia memanggil Pan Seok untuk melihatnya.
Semua polisi datang dan melihat mereka semua yang sudah lemas dengan menahan Woo Shik di lantai. Mata Soo Sun berbayang-bayang melihat Pan Seok dan Eung Do yang masuk ke dalam restoran.
Pan Seok dan Eung Do langsung menutup hidung mereka saat masuk ke dalam. Eung Do berteriak menanyakan keadaan anak buahnya. Mereka semua tidak bisa menjawab, mereka hanya bisa terbatuk-batuk.
Eung Do menghampiri mereka semua. Pan Seok menyuruh anak buahya untuk mengangkat anak buahnya semua keluar dari restoran. Para polisi muda itu dipapah oleh semua polisi untuk dibawa keluar dari restoran.
Ji Gook duduk dikursi sambil menghirup oksigen dari tabung. Dia memuji Soo Sun itu hebat. Soo Sun pun tersenyu, Tae il dan Dae Gu sama-sama menghirup oksigen.
Eung Do berjalan ke arah mereka. Dia melihat keadaan polisi pemula itu sudah agak baikan. Dae Gu melepas masker oksigennya dan terbatuk melihat Eung Do. Soo Sun tersenyum, dia merasa kalau nafasnya sekarang sudah agak baikan.
Eung Do senang sekal melihat senyuman Soo Sun yang sudah bisa terlihat lagi. Dengan wajah sumringahnya, dia berkata kalau dia menyukai Soo Sun yang tersenyum. Lalu dia melihat Dae Gu yang berdiri di samping ambulance.
Dia memanggil Dae Gu dengan si bodoh. Dia tidak menyangka kalau Dae Gu akan kembali lagi. Dae Gu salah tingkah, dia hanya bisa meminta maaf saja pada Eung Do. Eung Do pun senang karena Dae Gu akhirnya menyadari kesalahannya.
Eung Do pikir kalau mereka berempat itu adalah biang masalah, dia menanyakan bagaimana bisa mereka ada di dalam restoran itu. Ji Gook membuka masker oksigen, dia bercerita kalau awal mulanya berasal dari surat pengunduran diri Soo Sun.
Kempatnya pun tersadar, mereka saling bertanya apa yang mereka harus lakukan. Dae Gu berpikir cepat, dia lari lebih dulu dan berteriak kalau mereka harus menarik kembali surat itu. Ke empatnya melepas tabung oksigen dan berlari.
Tae il kembali lagi. Dia meminta kunci mobil pada Eung Do. Eung Do memberinya dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Pan Seok yang melihat ke empat anak buahnya yang berlari bersama-sama, tersenyum. Dia seperti melihat kalau anak buahnya itu sudah kompak.
Mereka sampai dengan cepat ke kantor polisi.
Soo Sun sampai di depan meja Pan Seok. Dia membukanya dan melihat surat pengunduran dirinya masih ada di dalam map yang ia selipkan disana. Dia senang karena Pan Seok belum membacanya dan suratnya masih dalam keadaan yang utuh.
Dae Gu bernafas lega. Soo Sun histeris karena suratnya belum dibaca dan masih dalam keadaan utuh. Ji Gook dan Soo Sun melompat senang. Tae il dan Ji Gook memberikan saling memberikan tangan mereka. Dae Gu yang dingin berjalan meminggalkan mereka.
Ji Gook dan Tae il berteriak mau kemana Dae Gu akan pergi.
Mereka berempat berjalan di bawah pepohonan bunga sakura yang sudah berguguran. Ji Gook berteriak senang dan melihat kalau semua yang ia lihat ini keren. Lalu dia menyadarkan mereka semua kalau mereka itu berhasil menangkap si pelaku.
Soo Sun membentangkan tangannya. Dia tersenyum melihat ketiga temannya. Dia tahu kalau menjadi detektif itu bukan dari cita-citanya, tapi dia pikir dia tidak merasa keberatan dengan hal itu. Soo Sun mengangkat tangannya ke atas. Dia berguman dan berjanji kalau ia tidak akan menyerah lagi dan melarikan diri.
Soo Sun berlari dan memeluk Dae Gu dan Tae il. Dia berguman lagi, walaupun selama 27 tahun dia sering sekali mengalami kegagalan tapi dia merasa tidak ada masalah. Dia melihat wajah temannya, Dia sekarang berada bersama dengan teman-temannya yang akan menolong dirinya.
Dia juga merasa kalau dirinya masih muda dan keren. Soo Sun dan Ji Gook berlari memainkan bunga sakura yang sedang turun. Tae il berjalan mengikuti mereka.
Dae Gu berdiam diri dibelakang mereka.Ponsel dalam kantungnya berbunyi, dia mengeluarkan ponsel yang sudah ia buat parallel dengan Pan Seok.
Pan Seok mengangkat ponselnya, Dae Gu mendengarkan apa yang dibicarakan Pan Seok di dalam ponselnya. Seorang pria dengan sepatu bergerigi dibagian alasnya baru keluar dari airport. Di belakang kupingnya ada bekas luka.
Pria itu mengucapkan kalau ia sudah lama tidak bertemu dengan Pan Seok. Dia tahu kalau Pan Seok tidak akan lupa dengan suaranya. Pan Seok dan Dae Gu teringat dengan suara yang mereka dengar selama ini.
Pan Seok teringat dengan kasus yang belum ia selesaikan. Dae Gu teringat dengan pria yang sudah membunuh sang ibu di depan matanya.
Bersambung ke Episode 5