Wednesday, May 21, 2014

Sinopsis You're All Surrounded Episode 4 Part 1


Yoon Jung dibawa ambulance dengan kawalan Eung Do. Dua orang detektif muda melihat Yoon Jung yang di bawa ke dalam ambulance. Keduanya terlihat bersedih melihat Yoo Jung, lalu pelaku penguntit dibawa oleh polisi yang lainnya.

Pria itu melihat ke arah Dae Gu, dia malah memberikan hormat pada Dae Gu sebelum masuk ke dalam mobil. 


Eung Do bertanya mengapa mereka baru datang di tempat kejadian. Dia berkata kalau dia tidak bisa menjelaskan tentang kejadian itu. Sa Kyung melihat ke arah dua anak buah Pan Seok. Dae Gu dan Soo Sun hanya bisa benggong dan tidak bisa menjawab.

Lalu Eung Do menceritakan kalau mereka beruntung ada polisi bagian orang hilang yang lewat dan melihat si pelaku. Para polisi mencoba menyelamatkan Yoon Jung tapi ia melihat lukanya terlalu dalam.

Dae Gu melihat tajam ke arah Eun Do. Eung Do tahu kalau mereka kaget akan hal itu. Sa Kyung berjalan ke arah mereka bertiga. Eung Do meminta mereka untuk tabah dan jangan cengeng melihat hal seperti ini.



Sa Kyung memperlihatkan sebuah kertas pada Eung Do. Dia mengira kalau kertas ini miliki bagian investigasi. Sa Kyung menemukan kertas itu di tas korban. Eung Do melihat itu adalah alat perekam dan kamera milik departmentnya.

Eung Do pun menanyakan mengapa alat perekam dan kamera ada di tas Yoon Jung. Sa Kyung meminta penjelasan mengapa barang-barang itu ada di tas korban. Mereka hanya terdiam dan mata mereka berkaca-kaca. 


Episode 4

Bisa diterima, Tidak bisa diterima.



Mobil Pan Seok sampai di kantor polisi. Dia keluar dari mobil sambil membanting pintu mobilnya. Dia bertemu dengan Ji Gook dan Tae il, dia menanyakan gimana keadaan korban. Ji Gook memberitahu kalau korban sudah di pindhkan ke ruang intensif setelah di operasi.


Tae il memberitahu kalau tim medis tidak bisa menjamin keselamatan korban. Para dokter melihat luka yang terlalu dalam, jadi mereka butuh beberapa hari untuk mengawasinya. Pan Seok membanting dasinya. Dia menanyakan dimana dua orang temannya itu.

Ji Gook memberitahu kalau kedua temannya sedang di ruang interogasi bersama Eung Do dan Sa Kyung. Baru saja Pan Seok berjalan, Sa Kyung dan Eung Do sudah berjalan cepat ke arahnya. Sa Kyung memarahi Pan Seok yang tidak bisa mengatur anak buahnya.


Seharusnya Pan Seok bisa mengawasi anak buahnya ketika mereka sedang menangani sebuah kasus. Dia melihat Pan Seok membiarkan anak buahnya berkerja sendiri. Pan Seok hanya bisa terdiam dan tak bisa membalas. Sa Kyung meninggalkan Pan Seok. 

Dae Gu dan Soo Sun ada diruang investigasi. Mereka seperti sedang menunggu nasib mereka sekarang. Soo Sun menanyakan keadaan Yoon Jung yang akan baik-baik saja pada Dae Gu. Seperti dia ingin mencari keyakinan.

Soo Sun berkata sendiri kalau ia yakin Yoon Jung itu pasti kuat dan operasinya berjalan dengan baik. Dae Gu masih terdiam. Soo Sun  yakin kalau Yoon Jung pasti akan sadar, dia melihat Yoon Jung adalah gadis yang kuat. Dia terus bertanya pada Dae Gu, untuk menyakinkan apa yang ia katakan.

Dae gu masih tetap terdiam. Soo Sun meminta Dae Gu untuk berbicara, dia binggung kenapa Dae Gu menjadi Diam. Dae Gu berteriak supaya Soo Sun untuk diam dan tenang. Dia bingung apa yang bisa ia perbuat untuk membungkam mulut Soo Sun.

Soo Sun seperti terkejut nafasnya terengah-engah. Dae Gu mengingatkan Soo Sun untuk tidak terlalu berlebihan, mengikuti aturan dan jangan terlalu banyak ikut campur. Soo Sun merasa kalau Dae Gu juga salah. Dia ingat Dae Gu yang berbicara kalau sang pelaku tidak akan datang pada tengah malam.

Dia ingat kalau Dae Gu yakin seperti keyakinan kalau Bumi mengitari matahari. Kalau saja Dae Gu tidak berbicara seperti itu, dia tidak akan mengangkat telp dan bersiap-siap untuk pulang. Dia yakin kalau Yoon Jung tidak akan terluka dan menjadi korban kekerasan.


Soo Sun berbicara dengan air matanya yang mengalir di pipinya. Dae Gu hanya bisa mengebrak meja. Pan Seok dan Eung Do datang di ruang interogasi.  



Pan Seok yang marah langsung menendang dada Dae Gu. Eung Do mencoba menahan Pan Seo, dia minta Pan Seok untuk tidak melakukan ini. Dae Gu jatuh tersungkur di lantai. Pan Seok berbicara kalau Dae Gu itu menghasut si pengutit.

Dia tahu kalau Dae Gu tidak meminta izin pada Eung Do untuk meninggalkan rumah Yoon Jung. Mereka juga tidak menjawab telpnya setelah kejadian itu. Pan Seok sudah memberitahu kalau mereka untuk tidak gegabah.

“detektif tidak bisa mengembalikan nyawa seseorang yang sudah hilang, tapi bisa “membunuh” seseorang. Sedikit saja mereka melakukan kesalahan, bisa mengakibatkan kehilangan nyawa. ” teriak Pan Seok.






Mata Dae Gu mulai memerah dan berkaca-kaca. Pan Seok sudah mengingatkan untuk tidak berbuat semaunya sendiri. Dae Gu berdiri setelah jatuh, Dia berkata dengan tegas kalau Pan Seok bisa berbicara dengan baik-baik padanya.

Pan Seok meminta Dae Gu mengulanginya. Dae Gu berkata kalau Dae Pan Seok tidak berbicara padanya. Pan Seok hanya memintanya kalau mereka mendapatkan masalah. Eung Do mencoba menyangkal. Dae Gu Mengingatkan kalau Pan Seok pernah berkata kalau mereka tidak pantas menjadi detektif, tapi mereka diberi tugas ini.




Dae Gu berkata seharusnya mereka tidak diberikan tugas ini. Dia memberitahu kalau seharusnya Pan Seok memberi mereka tugas, dia harus memberitahu cara penangannya. Eung Do berteriak pada Dae Gu. Ji Gook mencoba menenangkan Dae Gu.

Tapi Dae Gu seperti sudah menahan rasa kesalnya, Dia menujuk Pan Seok yang kurang tegas. Bahkan anak umur 3 tahun lebih baik dari pada Pan Seok. Tatapan Pan Seok semakin sinis pada Dae Gu. Dae Gu berkata, jangan karena Pan Seok menjadi seorang ketua Tim, maka Pan Seok bebas menendang anak buahnya.



Dae Gu mengingatkan kalau mereka ada diruang interogasi. Dimana seluruh ruangan memiliki kamera. Dia berteriak kalau ia bisa menuntutnya di pengadilan. Eung Do berteriak kalau Dae Gu anak berengsek ini sudah gila. Ji Gook dan Tae il hanya bisa melihat dengan rasa ketakutan.



Eung Do berteriak kalau Dae Gu bisa melanggar HAM dan melakukan tindakan kekerasan. Soo Sun binggung dengan keadaan seperti ini. Dae Gu memanggil Seo Pan Seok, dia berteriak kalau karir Pan Seok bisa hancur sekarang.

Pan Seok yang berani menantang Dae Gu, dia membiarkan ada kamera yang melihat mereka. Pan Seok mengajak Dae Gu untuk berantem. Dae Gu bisa mendorong badan Pan Seok ke arah meja. Pan Seok mendorong Dae Gu, mereka berguling-guling di lantai.



Dae Gu tetap berada diatas Pan Seok, dia mencekik leher Pan Seok. Mereka yang lainnya coba untuk melepaskan Dae Gu yang sudah semakin keras mencekik Pan Seok.  Tae il dan Ji Gook akhirnya bisa menahan Dae Gu. Pan Seok yang melihat wajah Dae Gu, dia berteriak Dae Gu itu brengsek dan ingin mengajak berantem lagi.

Eung Do berusaha untuk menahan Pan Seok. Eung Do menyuruh mereka membawa keluar Dae Gu. Pan Seok meminta untuk ia dilepaskan. Dae Gu berteriak kalau Pan Seok tidak punya hak untuk melakukan ini.



Pan Seok mencoba untuk mengajak  Dae Gu berantem lagi. Dae Gu berteriak kalau ia akan menghabisi Pan Seok, dia memperingati Pan Seok. Tae il dan Ji Gook berusaha membawa Dae Gu keluar dari ruang investigasi.  


Dae Gu dkk berhasil keluar dari ruang investigasi. Mereka akhirnya melepas Dae Gu. Nafas mereka semua terengah-engah. Ji Gook mengoyang-goyangkan tangannya di depan muka Dae Gu. Dia mencoba menyadarkan Dae Gu. Dae Gu menepis tangan Ji Gook, dia berjalan meninggalkan mereka.


Keduanya akhirnya hanya benggong melihat Dae Gu yang pergi. Di tempat mereka berdiri masih terdengar teriakan Pan Seok yang panas karena ancaman Dae Gu. 

Dae Gu keluar dari kantor polisi dengan wajah yang masih merah karena marah. Dia memegang kepalanya yang sedikit sakit.


Pan Seok duduk di meja investigasi. Dia masih tak menyanga dengan sikap Dae Gu. Dia akhirnya mengebrak meja dan membalikan meja lalu meninggalkan ruang investigasi. Eung Do yang melihat itu hanya bisa diam. Dia berguman kalau malam ini seperti sedang ada badai. 

Ji Gook mengambil minuman kaleng dari mesin. Dia tak menyangka Dae Gu si orang yang bergolongan darah B itu, berani melawan Pan Seok dibanding meminta maaf. Ji Gook memberikan minuman dingin pada Soo Sun.

Soo Sun berdiri dari bangku. Dia merasa tidak nyaman untuk ada disini. Dia memutuskan untuk bertemu dengan Yoon Jung Sekarang juga. Dia meminta Ji Gook untuk memberitahu Pan Seok kalau ia akan melihat Yoon Jung.


Ji Gook melihat kalau ini tengah malam. Dia berteriak memanggil Soo Sun yang sudah berlari. Dia menyuruh Soo Sun untuk besok saja ke tempat Yoon Jung, jadi hari ini dia menyuruh Soo Sun untuk istirahat. 

Mereka menyenderkan badan mereka di sofa. Ji Gook pikir kalau Soo Sun juga sudah gila. Dia sadar kalau dia juga bisa seperti Soo Sun. Lalu Tae il melihat kalau keadaan di tempat ini sudah tidak menyenangkan lagi.

 Tae il mengakui kalau ia datang ke tempat ini karena dia ingin merasakan suasana yang lebih menyenangkan. Ji Gook tidak mengerti maksud Tae il berbicara seperti itu. Tae il mendekatkan wajahnya pada Ji Gook.

Dia meminta Ji Gook untuk menebaknya. Dia boleh mengajukan 10 pertanyaan. Ji Gook mencoba menjauhkan wajahnya, dia berkata kalau dia tidak suka kalau ada orang yang bertanya balik apa yang ia tanyakan.

Tae il mencoba menopangkan tangannya di dagunya. Lalu dia menaruh tangan di depan mulutnya. Seperti seorang pria yang imut *kocak banget ini* Ji Gook yang melihat sikat Tae il mencoba untuk menjauh, dia berkata kalau ia tidak suka itu, jadi dia tidak mau seperti itu.


Ji Gook mencoba memalingkan wajahnya. Tae il tetap diam dan berdekatan wajahnya dengan Ji Gook dengan wajah mengoda. Ji Gook yang salah tingkah, mengajak mereka untuk pergi saja. Tae il tersenyum, dia malah memuji Ji Gook itu ternyata terlihat imut.
Tae il mengejar Ji Gook, dia mencoba untuk mengoda Ji Gook dengan mengelitiki Ji Gook. Ji Gook berusaha untuk menghindar.
 

Soo Sun sudah mengunakan pakaian rumah sakit. Dia berdiri cukup lama di depan pintu kamar. Lalu dia memberanikan diri melihat ke dalam ruang rumah sakit. Soo Sun melihat Yoon Jung yang terbaring lemas dan tangannya di gengam oleh ibunya.


Air mata Soo Sun semakin mengalir melihat sang ibu yang beberapa kali mencium tangan Yoon Jung yang masih terdiam. Soo Sun meremas masker ditanganya, dia menghapus air matanya. 
 

Dae Gu berdiri di depan sebuah loket. Dia melihat layar monitor tujuan masan.
 


Dae Gu duduk di stasiun kereta bawah tanah. Dia teringat dengan perkataan Soo Sun yang menyalahkan dirinya. Soo Sun ingat Dae Gu yang berbicara kalau sang pelaku tidak akan datang pada tengah malam. Dia ingat kalau Dae Gu yakin seperti keyakinan kalau Bumi mengitari matahari.

Saat itu gambar Yoon Jung yang tergolek lemah dengan luka tusuk terlihat jelas di pikirannya. Dae Gu teringat saat ia berkata pada ibunya kalau ia akan menyelamatkan ibunya saat ibunya tergolek setelah di tusuk orang.


Dae Gu menutup wajahnya, dia seperti ingin melupakan kenangan masa lalunya dan berusaha membalas dendam. 

Esok paginya.


Soo Sun berjalan menunduk di ruang kepolisian. Dia melihat Pan Seok berjalan di depannya, dia mencoba mengejar Pan Seok setelah memberikan hormat. Dengan menunduk Soo Sun meminta maaf pada Pan Seok dengan kejadia kemarin.

Pan Seok berkata kalau seharusnya dia tetap pada pendiriannya, sesuatu bisa terjadi karena dia menerima orang yang berambut panjang dalam timnya. Lalu dia berjalan masuk ke dalam ruangan. Soo Sun mengikuti Pan Seok dibelakangnya. Pan Seok menatap sinis pada Soo Sun.


Dia menanyakan kenapa Soo Sun mengikutinya. Dia berkata dengan nada tinggi, tidak ada yang memperbolehkan Soo Sun ada di kantor ini. Pan Seok meninggalkan Soo Sun yang tertunduk sedih.  

Eung Do, Tae il dan Ji Gook melihat berita online dari laptop. Pan Seok datang melihat judul berita “apakah ide menerima detektif pemula adalah sebuah langkah bijak?”. Pan Seok hanya bisa menghela nafas melihat berita itu. 




Soo Sun tetap masuk ke dalam ruang kepolisian. Ketiganya tersadar kalau Pan Seok datang dibelakang mereka. Mereka pun berdiri, Tae il dan Ji Gook memberi hormat.

Datanglah Tae Hoo, dengan gaya sombongnya. Dia berbicara kalau mereka semua sudah membaca berita yang beredar. Pan Seok membenarkan itu, dia merasa tidak bisa menanggapi berita itu. Tae Hoo tidak mau berbasa-basi lagi, dia meminta semuanya untuk pergi saja.

Tae Hoo berkata semenjak Pan Seok dan anak buahnya datang ke kepolisian Gangnam, markas Gangnam tidak pernah damai. Dia mengejek julukan Seo Pan Seok sang legenda, sudah tidak berguna lagi, karena Pan Seok tidak bisa mengatur anak buahnya.

Semuanya tertunduk, Tae Hoo melihat kalau julukan sang legenda itu hanya di isapan jempol saja. Dia berteriak supaya semua tim investigasi itu pergi saja sekarang. 



 Tiba-tiba seorang ibu datang. Dia memanggil Soo Sun, Soo Sun berbalik dia melihat ada ibu Yoon Jung. Dia bertanya apakah Yoon Jung sudah sadar. Soo Sun mendapat tamparan dari ibu Yoon Jung dengan keras. Semua orang terkejut dengan sikap ibu Yoon Jung.

Ibu Yoon Jung berkata kalau Soo Sun yang bertanggung jawab dengan kondisi anaknya sekarang. Dia memperingatkan Soo Sun untuk tidak menemui Yoon Jung lagi. Lalu ibu itu pergi meninggalkan Soo Sun.


Pan Seok hanya bisa melihat anak buahnya yang mendapat tamparan di depan Tae Hoo. Dia pun menghela nafas. 



Dae Gu turun dari kereta yang menuju Masan. Dia berjalan keluar dari stasiun yang mulai turun hujan. Dia berjalan di sebuah jalan yang banyak melintas anak-anak yang mengunakan seragam SMP. Dia melihat seperti mengenang masa lalunya.

Dia teringat saat ibunya memarahinya karena berkelahi karena membela Hye Jin. Dae Gu saat itu berkata kalau seorang pria memang harus melindungi seorang wanita. Lalu dia meninggalkan ibunya.



Dae Gu berjalan ke sebuah rumah. Dia berdiri di depan rumah sambil menatap kesekeliling ruangan rumahnya. Kakinya seperti bergetar, dia teringat saat ia memanggil ibunya yang baru pulang dari sekolah.

Dia teringat saat sang ibu menjadi saksi karena kasihan pada nunna. Bunyi lonceng saat pintu terbuka dan sepatu hitam bergerigi, terekam dalam pikiran Dae Gu. Dia ingat saat mata ibunya yang menyuruh dia tetap ada di kolong tempat tidur dan melihat sang ibu dibunuh oleh si pelaku.


Dae Gu menutup wajahnya yang mulai mengeluarkan air matanya. 

Dae Gu pergi ke sebuah pantai, dia berlari ke bibir pantai. Dia berteriak histeris di depan pantai. Setelah itu nafasnya terengah-engah, badannya menunduk.

Dae Gu duduk terdiam di pantai. Tiba-tiba dia melihat ibunya yang menyuruh dia untuk mengangkat telpnya. Ibunya kesal karena Dae Gu tidak mau mengangkat telpnya. Dae Gu kaget melihat sang ibu yang ada disampingnya.

Sang Ibu menanyakan kenapa Dae Gu tidak mau mengangkat telpnya lagi. Dae Gu memanggil ibunya. Sang ibu berkata kalau Dae Gu kabur karena melakukan kesalahan. Dae Gu hanya terdiam. Sang ibu menanyakan apalagi kesalahan Dae Gu sekarang.

Dae Gu berusaha menyangkal tuduhan ibunya. Sang Ibu meminta Dae Gu untuk tidak bohong lagi. Ibunya melihat dari wajah Dae Gu kalau ia tahu Dae Gu berbuat kesalahan. Dae Gu melihat ibunya lebih dalam, dia membenarkan apa yang dikatakan sang ibu.



Dia mengakui kalau dia melakukan kesalahan. Dia mengatakan kalau kali ini kesalahannya sangat fatal. Dia hampir saja membuat  seseorang terbunuh lagi. Dae Gu mengakui kalau ia membenci dirinya sendiri. Dia merasa ingin bunuh diri saja.

Dia kesal karena dia yakin kalau penguntit itu tidak akan datang saat tengah malam. Dia mengejek dirinya berengsek dan otak udang. Ibunya mengerti dengan cerita Dae Gu. Dae Gu mengakui kalau sebenarnya dia tidak ingin menjadi seorang deketktif.

Tujuan sebenarnya dia hanya ingin berada di dekat Pan Seok, tapi kenyataan sebenarnya seperti sekarang. Dia hampir saja membiarkan seseorang merasakan apa yang ia rasakan saat ia kehilangan ibunya.

Sang ibu menyarankan Dae Gu untuk sekarang harus bersikap lebih baik lagi. Dae Gu berkata karena kesombongannya dia menyebabkan seseorang tewas. Dia juga menyesali karenan kesalahannya dia membiarkan ibunya meninggal. Sang ibu mengasihani anaknya.

Dia memuji Dae Gu yang memiliki ingatan yang bagus, dan tak pernah melupakan apapun. Dia melihat Dae Gu harus mengingat satu kenangan buruk lagi. Sang ibu memanggil Dae Gu, dengan panggilan Ji Yong. Dia mengatakan dengan tegas kalau ibunya meninggal bukan kesalahannya.

Sang ibu meminta Dae Gu kembali. Dia tahu kalau Dae Gu salah, tapi karena kesalahan itu Dae Gu tidak boleh lari dari kesalahan. Dae Gu tertunduk diam. Sang ibu tahu kaalu Dae Gu tidak lari dengan baik. Dia menasehati kalau setiap orang tidak akan bisa lari dari setiap masalah, tapi setiap masalah bisa dilupakan.

Ibunya pun sadar kalau Dae Gu itu berbeda, dia tipe orang yang tidak bisa melupakan hal itu. Dae Gu menanyakan apakah sang ibu yakin dengan hal itu. Dengan tegas sang ibu mengatakan kalau ia sangat yakin dengan hal itu. Lalu Dae Gu menanyakan lagi apakah sang ibu sangat yakin. Ibunya pun berkata kalau ia Sangat Yakin.



Sang ibu yakin seperti layaknya bumi yang mengitari matahari. Dae Gu seperti teringat dengan perkataanya. Lalu Dia menanyakan apakah sang ibu membencinya. Dia seperti yakin kalau sang ibu membencinya. Air mata Dae Gu mengalir di pipinya.

Dae Gu menangis di depan ibunya. Tanganyan mencoba menghapus air matanya. Sebuah bola mengelinding di sampingnya. Segeromobolan anak meminta Dae Gu untuk melempar bola itu kepada mereka. Dae Gu melempar bola, disampingnya masih ada sang ibu.



Setelah itu Dae Gu melihat ke sampingnya, Sang ibu sudah tidak ada. Dia hanya duduk sendiri dengan segerombolan anak yang bermain bola. Dae Gu tersadar kalau itu hanya bayangannya saja. Dia mencoba untuk menutup wajahnya yang baru saja menangis. 



Berita online menuliskan judul “harapan berlebihan yang menyebabkan si pelaku melakukan perbuatannya” Ketua Kan membaca kalimat kalau Korban menemui pelaku setelah mengikuti rencana detektif yang bertugas. Lidahnya sampai kearah samping melihat berita itu.

Pintunya di ketuk. Tae Hoo datang dan memberi hormat. Dia mengajak ketua Kan untuk  makan siang dan kali ini dia yang traktir. Ketua Kan baru sadar kalau sudah makan siang, Tae Hoo mengajak ketua Kan untuk makan siang sup kimchi.

Ketua Kan mendengar kalau akhir-akhir ini kimchi dibuat dengan mengunakan bahan kimia. Lalu Tae Hoo berpikir, dia menyarankan untuk makan sup kedelai, menurutnya itu enak. Ketua Kan berkata kalau kedelainya itu impor dari china.

Tae Hoo mengajak lagi karena sedang musimnya, dia mengajak makan sup ikan rumput laut. Ketua Kan tertawa, dia merasa karena pekerjaannya sekarang dia jadi lebih sedikit paranoid. Apalagi saat dia melihat kejadian kemarin, dia semakin takut. Ketua kan melihat berita di laptopnya.





Dia menanyakan Tae Hoo siapa yang membocorkan berita seperti ini. Dia melihat kalau beritanya tertulis dengan begitu details. Tae Hoo seperti berpikir. Dia merasa kalau orang itu tahu dengan cara menguping. Ketua Kan melihat banyak sekali tanggapan yang buruk pada polisi pemula.


Ketau Kan mencurigai kalau orang yang membocorkan berita ini adalah orang dalam yang tidak menyukai kehadiran para polisi pemula. Tae Hoo menaikkan salah satu alisnya. Ketua Kan menyimpulkan kalau keadaan seperti  ini sangat menakutkan. Lalu dia menyetujui untuk makan sup ikan rumput laut. 

Soo Sun duduk bersedih di mejanya. Ji Gook melihat Soo Sun yang duduk sendiri, dia mendekatinya dan menyenggol lengan Soo Sun. Soo Sun tersadar dari benggongnya. Ji Gook menanyakan keadaan Soo Sun.  Soo Sun mengatakan kalau keadaannya baik-baik saja. 


Pan Seok dan Eung Do datang. Sebuah berita dari HT pada Ketua Wang kalau ada kasus perampokan di salon binatang di Cheodamdong. Pan Seok mengangkat HT dan memberitahu kalau ia akan pergi kesana.

Mereka pergi keluar gedung. Ji Gook yang duluan masuk. Soo Sun ingin masuk ke dalam mobil. Pan Seok menyuruh anak buahnya untuk menutup pintunya. Soo Sun binggung dan terhenti. 



Akhirnya Ji Gook mematuhi perintah Pan Seok. Dia memberikan lambaian tangannya pada Soo Sun.


Soo Sun berdiri di parkiran dengan wajah bersedih. 


Soo Sun akhirnya pergi ke rumah sakit. Dia berdiri di depan lift cukup lama. Dia berjalan ke bagian ruang rawat. Tak sengaja Sa Kyung keluar dari ruang rawat mereka saling berpapasan. Sa Kyung mengatakan kalau Soo Sun itu masih beruntung.


Dia mengatakan kalau Yoon Jung sudah sadar dan sudah di pindah ke ruang rawat inap. Soo Sun mengangkat kepalanya, dia tak percaya kalau Yoon Jung akan sadar. Sa Kyung meninggalkan Soo Sun. Soo Sun seperti lemas, dia memilih untuk duduk dan saat itu air matanya mengalir.  

Soo Sun duduk di depan meja belajarnya. Dia seperti ingin menuliskan sesuatu, sebelum menulis dia melihat bingkai di meja belajarnya. Dia melihat foto sang ayah.

Dia teringat dengan sang ayah. Ada satu pelajaran yang dia dapat dari ayahnya meninggal. Walaupun sang ayah telah tiada dia akan tetap menjalani hidupnya. Soo Sun menulis surat dengan air mata yang mengalir.

Soo Sun membuka map kosong dia menaruh surat pengunduran dirinya. Dia bergumam kalau ada dua hal ketika dia harus menyerah, saat ia mencoba untuk masuk kuliah dan impiannya sendiri. Soo Sun berjalan meninggalkan meja Pan Seok. Dia merasa keadaan ini tidak masalah, karena cita-cita sebenarnya bukan menjadi seorang detektif. 



Dae Gu berjalan ke pelabuhan. Dia melihat area sekitarnya, dia seperti teringat dengan Soo Sun saat ia melempar jaketnya pada Soo Sun dan membangunkan dengan menurunkan jendela mobil. Soo Sun juga mengejeknya orang gila yang tidak punya perasaan. Lalu Soo Sun mengancamnya kalau ia akan memberitahu Pan Seok.

Saat itu Dae Gu meninggalkan Soo Sun karena dia yakin kalau si pelaku tidak akan datang pada tengah malam. Lalu Dia teringat saat waktu remaja, dia mengigit pinggang Soo Sun.

Dae Gu bergumam sendiri, dia berkata Soo Sun si otak udang. Soo Sun yang tidak pernah berubah, ucapnya. Dae Gu berjalan keluar dari pelabuhan, seorang pria yang sedang menaiki sepeda seperti teringat dengan seseorang.


Pria muda itu mencoba melihatnya lebih jelas lagi. Dia merasa  kalau ia mengenal dengan orang itu. Dae Gu terus berjalan meninggalkan pelabuhan. 


Sa Kyung baru keluar dari ruangan. Tae il akan masuk ke dalam ruangan. Matanya seperti tertuju pada orang yang ada didepannya. Mereka saling bertemu di tengah, Sa Kyung melihat sinis pada Tae il. Tae il malah memberikan senyuman pada Sa Kyung.


Tae il bertanya apakah Sa Kyung tidak mengingat dirinya. Sa Kyung berkata dengan tegas kalau dia tidak mengingatnya, lalu pergi begitu saja. Ji Gook yang baru masuk kantor memberi  hormat pada Sa Kyung . Tae il melihat Sa Kyung dengan wajah sedih. 

Ji Gook berlari ke arah Tae il. Dia berbisik menanyakan kenapa Sa Kyung bisa bercerai dengan Pan Seok. Pan Seok melihat ke arah Ji Gook, dia tak percaya kalau Sa Kyung bercerai dan pernah menikah dengan Pan Seok. Ji Gook heran Tae il tak tahu akan itu.


Dia menceritakan kalau dulu mereka mendapat julukan Jang Dong Gun dan Go So Young di kepolisian. Tae il seperti sedikit kecewa mendengarnya.  

Ji Gook yang sedang minum, menyemburkan air dari mulutnya. Dia terkaget karena Soo Sun mengundurkan diri padahal Yoon Jung sudah tersadar. Soo Sun menyatakan kalau impiannya bukan menjadi seorang detektif.

Tae il melirik ke arah Soo Sun yang duduk disebelahnya. Ji Gook merasa itu bukan alasan untuk keluar, yang ia tahu mereka semua tidak memiliki impian untuk menjadi detektif. Soo Sun mengakui kalau dirinya takut sekarang. Dia takut ada kejadian seperti ini lagi. Tae il tahu akan hal itu.

Belum selesai dia berbicara, Ji Gook sudah memotongnya. Ji Gook meminta Soo Sun untuk tidak melakukan itu. ia melihat kalau Soo Sun hanya sedang sial saja. Dia mengibaratkan sebagai pengendara baru yang bertabrakan dengan pria mabuk.

Ji Gook meminta Soo Sun untuk menganggapnya sebagai bencana saja. Dia menunjuk Soo Sun yang seharusnya tidak menganggap sang penguntit itu dengan kasus yang ringan. Dia melihat kalau seharusnya Soo Sun bisa menahan pelaku itu langsung.

Tae il membenarkan apa yang dikatakan Ji Gook. Dia meminta Soo Sun untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri. Tae il menceritakan kalau ia dan Ji Gook bisa menyelesaikan masalah karena semua masalah sudah ada panduannya. Ji Gook membenarkan itu.


Lalu Ji Gook menanyaka kalau Soo Sun belum memberikan surat pengunduran dirinya kan. Tae il berkata kalau Soo Sun sudah memberikannya tadi pagi. Ji Gook semakin histeris, dia kesal karena Soo Sun tidak membahasnya dulu dengan mereka. Dia menginginkan Soo Sun untuk tidak berhenti. 

Dae Gu berjalan ke arah mereka. Dia bertanya siapa yang berhenti. Ji Gook langsung menengok dan berkata kalau Soo Sun yang berhenti menjadi detektif dan baru saja mengajukan surat pengunduran dirinya.


Mereka tersadar kalau Dae Gu yang datang. Ji Gook langsung saja memanggil Dae Gu si brengsek. Dae Gu menatap Soo Sun yang duduk bersama Tae il. Soo Sun menatap sinis Dae Gu, dia tak percaya kalau Dae Gu baru muncul sekarang. 

Soo Sun berdiri, dia mendekati Dae Gu. Dia mengira kalau Dae Gu tidak akan berani muncul. Dia pikir kalau mereka juga akan berhenti bersama. Dae Gu tak percaya kalau Soo Sun sudah ingin berhenti. Soo Sun tak suka dengan tanggapan Dae Gu, dia pikir kalau Dae Gu bukan manusia.

Dae Gu malah mengejek Soo Sun sudah sadar kalau dia tidak pantas di tempat ini. Soo Sun mengigit bibir mendengar perkataan itu. Dia mengatakan seharusnya Dae Gu meminta maaf padanya. Dae Gu malah mengatakan kalau seharusny dari dulu Soo Sun mengundurkan diri.

Dengan mata berkaca-kaca, Soo Sun berteriak kalau Dae Gu harus meminta maaf dulu kepadanya. Dae Gu terdiam. Soo Sun berkata kalau Dae Gu meminta maaf karena kabur tanpa memberikan kabar. Dia mengumpat kalau Dae Gu itu bodoh.

Dae Gu malah berkata supaya Soo Sun untuk menarik surat pengunduran dirinya. Kalau Soo Sun mengundurkan diri maka dia juga harus mengundurkan dirinya juga. Dae Gu ikut mengumpat Soo Sun itu bodoh.

Ji Gook berusaha menengahi. Dia binggung kenapa mereka kalau bertemu harus bertengkar.
Soo Sun mendorong Ji Gook, Dia berkata kalau itu sudah ia pikirkan dengan apa yang ia lakukan. Dengan dia berhenti maka sudah pasti Dae Gu juga harus berhenti. ia merasa kalau Dae Gu sudah pantas di pecat, karena dia melihat kalau Dae Gu tidak berniat untuk berkerja.




Dae Gu menatap Soo Sun dengan tatapan tajam. Dia melihat kekanan dan kekiri. Soo Sun mengingatkan kalau Dae Gu menyerang Pan Seok dan diam-diam mengeledah laci milik Pan Seok. Soo Sun ingat satu hal itu, sebelum dia berhenti dia ingin mengatakan itu dulu.
Soo Sun mengeluarkan ponselnya. Dae Gu mengambil ponsel dari tangan Soo Sun. Ji Gook seperti ingin ikut nimbrung di belakang mereka. Soo Sun meminta Dae Gu untuk mengembalikan ponselnya. Dae Gu mengangat tangannya, Soo Sun tidak bisa mengambil ponselnya. Akhirnya dia menjambak kepala Dae gu.

Dae Gu berteriak kesakitan. Ji Gook berusaha melepaskan tangan Soo Sun. Dae Gu tak kalah cerdik, tangan kanannya memegang mulut Soo Sun. Ji Gook meminta mereka untuk tidak berkelahi. Soo Sun mendorong Ji Gook. Mereka terus saling mendorong.




Tae il berdiri dari bangku, dia langsung memborgol mereka berdua. Lalu Tae il mengambil ponsel milik Soo Sun. Dae Gu dan Soo Sun binggung. Dae Gu binggung apa yang sebenarnya dia lakukan Tae il dengan memborgol mereka berdua.


Ji Gook juga menatap heran, Tae il malah balik bertanya apa yang mereka berdua lakukan. Dia berkata kalau ia terganggu karena melihat mereka berdua bertengkar. Soo Sun mengerti, dia berjanji mereka tidak akan bertengkar lagi. Dia meminta Tae il membukanya.



Tae il berkata kalau ia akan membukanya setelah makan. Dia mengajak Ji Gook untuk makan bersama. Soo Sun panik, dia meminta Tae il untuk membukanya dulu sebelum makan. Dae Gu kesal dengan keadaan ini. Tae il berteriak kalau mereka harus baikan dulu, baru ia akan melepaskannya.

 Dae Gu memanggil Tae il, dia meminta Tae il tidak seperti anak kecil dan membuka borgol di tangannya. Soo Sun pun berteriak kalau ia tidak boleh seperti ini. Dae Gu menarik tanganya ke depan keras, Soo Sun berteriak kesakitan. Dae Gu menatap Soo Sun seperti tersadar, Soo Sun menatap Dae Gu dengan wajah kesal. 




Mereka berempat masuk ke dalam sebuah restoran.

Ada seorang pria yang duduk dekat mereka sedang membaca catatan. Telpnya bergetar, dia melihat itu dari penelp dari orang yang menagih hutang. Dia seperti malas mengangatnya. Seorang wanita yang ada duduk disampingnya, meminta si pria untuk mengangkatnya karena bunyi telpnya membuat berisik.

Si pria akhirnya mengangat telpnya. Dia berbicara kalau ia belum jatuh tempo. Pelayan datang membawakan pesannya, dia komplain kalau apa yang ia pesan tidak sama dengan yang dia inginkan. Dia berkata kalau sosisnya tidak perlu terlalu kering dan terlalu banyak sambal.

Si pelayan itu seperti tidak mengubris permintaan pria itu. Dia bertanya ke meja polisi muda untuk menanyakan pesanan mereka. Ji Gook memesan untuk semuanya, Kimbap, sosis siram dan toppoki pedas. Lalu Tae il meminta ramen pedas.

Soo Sun melirik Pan Seok yang gara-gara mereka bertengkar mereka harus di borgol. Sang pelayan mengerti dengan pesan mereka. Saat dia berjalan, dia melihat kardus milik pria itu. Dengan sengaja dia menendang kardus itu dan berkata kalau kardus itu menghalangi jalan.

Sang pria mencoba mengambil botol hairspray yang jatuh. Saat ia menunduk tak sengaja sumpitnya mengenai bajunya, ada noda merah di bajunya.

Soo Sun meminta Ji Gook untuk melepasnya, karena ini bukan main-main. Ji Gook menyuruh mereka untuk berbaikan dulu baru mereka akan membuka borgolnya. Ji Gook dan Tae il malah menonton TV yang menampilkan girl band. Ji Gook mengikuti gaya si penari.



Soo Sun kesal karena dirinya akan berhenti menjadi detektif, malah bertemu dengan pria menyebalkan seperti Dae Gu. Ji Gook tetap mengikuti gaya si girl band dan menyanyikannya. Dia terkesima, dia suka sekali dengan para anggota girl band itu.

Tae il yang di sampingnya, melihat Ji Gook lebih dekat. Tatapannya seperti mengartikan sesuatu. Pria itu pun melihat ke acara TV yang di putar.  Ji Gook menanyakan siapa yang paling cantik.  Dengan gayanya, Tae il memegang kepala Ji Gook dan berkata kalau Ji Gook yang paling cantik. *ahhh gila ngakak ga berhenti-henti*

Ji Gook berusaha melepas  tangan Tae il dari kepalanya, dia merasa geli. Dae Gu melihat keduanya dan terdiam. Akhirnya Ji Gook mematikan TV karena kalau makan tidak bagus kalau ada suara.



Pria yang sedang makan itu meminta Ji Gook untuk menyalakan TVnya lagi. Soo Sun meminta mereka untuk membuka borgol mereka, Dae Gu meminta Soo Sun untuk diam saja dan tenang. Dia yakin kalau mereka semua akan membebaskan mereka. Sang pria itu melihat kearah meja Dae Gu dkk.

Soo Su mengatakan kalau ia butuh tangannya untuk makan. Pelayan mengantarkan makanan mereka. Soo Sun berkata kalau ia mengunakan tangan kanannya untuk makan, sedangkan Dae Gu diborgol pada tangan kirinya.

Ji Gook menyarankan mereka untuk saling menyuapi seperti orang pacaran. Anak SMA yang dibelakang mereka, berteriak memanggil Soo Sun dengan panggilan Ahjumma untuk diam dan jangan berisik.

Soo Sun tidak terima dipanggil Ahjumma. Lalu pria yang banyak hutang itu komplain karena ada rambut di makanannya. Si Ahjumma mengambil rambut dari makanan dengan tangan. Lalu si Ahjumma menyuruh polisi muda itu  untuk menjaga restorannya, karena ia ingin mengantarkan makanan.



Tae il mengerti dengan permintaa Si pelayan. Saat akan keluar dari restoran, Si pelayan itu pun menendang kotak kardusnya. Si Pria mengeluh mengapa dia diperlakukan seperti ini.  Salah satu anak SMA itu berjalan akan mengambil minum, tak sengaja dia tersandung dengan botol hairspray milik pria itu.

Dan tak sengaja pria itu terdorong kepalanya sampai ia harus tertunduk dan wajahnya menyentuh makananya. Si pelajar itu menendang botol-botol hairspray dan mengeluh barang yang menganggu jalannya.

Bersambung... Part 2

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya