Wednesday, June 11, 2014

Sinopsis You’re All Surrounded Episode 9 Part 2


[cerita sebelumnya]


Mobil operasi mereka berjalan cepat di jalan Gangnam. Pan Seok memberitahu target mereka bernama Park Bong Jin. Dia adalah tersangka dalam perampokan yang terjadi 3 bulan yang lalu di Villa Yeoksamdong.

Menurut informasi tersangka masuk dan bersembunyi di sebuah gedung. Dae Gu turun lebih dulu dari mobil diikuti oleh Soo Sun. Pan Seok dan Eung Do duduk di dalam mobil dengan melihat gedung tempat tersangka bersembunyi.

Pan Seok menugaskan Soo Sun dan Dae Gu menunggu di tangga darurat. Mereka berdua pun lari ke tangga darurat. Sementara Ji Gook dan Tae il ditugaskan memerikasa situasi di lantai atas. Pan Seok pergi ke bagian atap gedung, dia melihat tidak ada Tae il dan Ji Gook disana.

Dia binggung kemana sebenarnya mereka berdua itu. Eung Do juga ikut binggung kemana dua anak buah itu berada. Pan Seok melihat Tae il keluar dengan berjalan mundur, dia menyedorkan sebuah alat untuk mempertahankan diri.

Pan Seok langsung menanyakan apa yang dilakukan Tae il. Tae il menjawab dengan lirikan matanya. Sebuah pisau juga terlihat dari balik dari alat-alat besar. Pan Seok mencoba menangkap tangan tersangka. Tapi Bona Jin lebih sigap dia mengancam Pan Seok dengan pisaunya.

Untuk kesekian kalinya, Ji Gook disandera oleh tersangka kejahatan. Bong Jin mengancam kalau Pan Seok mendekat, dia akan menusuk Ji Gook. Pan Seok meminta Bong Jin lebih hati-hati lagi, karena dia bukan orang yang ahil dalam mengunakan pisau.

Eung Do mengeluh pada Ji Gook kenapa dia selalu menjadi orang yang disandera oleh pelaku. Ji Gook hanya bisa meminta maaf sambil menangis. Bong Ji menyuruh mereka semua tidak mendekat.
Dae Gu dan Soo Sun melewati tangga darurat melihat Ji Gook yang disandera oleh pelaku menuruni tangga. Bong Ji panik ternyata mereka membawa bayak orang. Dia mengancam kalau mereka mendekat dia akan menusuk Ji Gook.
 
Ji Gook menangis ketakutan. Pan Seok meminta Bong Ji untuk tenang dan jangan bertindak bodoh. Eung Do juga menyuruh Bong Jin untuk lebih tenang lagi. Pan Seok menyuruh Dae Gu dan Soo Sun untuk tidak melakukan apapun.Dia menyuruh Dae Gu dan Soo Sun mundur.

Saat akan turun, Ji Gook menahan tarikan Bong Jin. Dia memegang erat pegangan tangga dan berusaha menahan sekuat tenaga. Bong Jin mencoba terus menarik dan berteriak menyuruh Ji Gook mengikutinya. Bong Jin menendanga tangan Ji Gook yang memegang erat pegangan tangan.

Tangan Ji Gook sempat terlepas, Dia meminta Bong Jin untuk melepaskanya. Semua ketakutan, mereka takut terjadi apa-apa dengan Ji Gook. Ji Gook kembali memegang erat pengangan tangga, kali jni dia memegang dengan kedua dua tangannya.

Bong Jin bertindak kasar, dia memukul kepala Ji Gook dan membentukan ke pengangan tangga. Dia menyuruh Ji Gook untuk melepaskan tanganya. Dae Gu tidak bisa menahan amarahnya melihat Ji Gook yang dipukul pelaku. Soo Sun menahan supaya Dae Gu tidak bertindak gegabah.

Ji Gook terus mempertahannkan pegangannya dan tidak mau melepaskannya. Tae il meminta Bong Jin untuk menahan tindakannya. Ji Gook berteriak selama ia menjadi detektif, dia sudah menjadi sandera selama 3 kali. Dia tidak akan melepas pegangan ini walaupun Bong Jin membunuhnya.

Pan Seok meminta Ji Gook untuk melepaskan pegangannya. Bong Ji mengancam kalau Ji Gook benar-benar ingin mati. Tae il membujuk Ji Gook untuk melepaskannya, dia melihat sikap ini bukan seperti Ji Gook yang ia kenal. Ji Gook berpikir Tae il senang melihat dirinya diseret seperti orang bodoh. Tae il tak mengerti maksud dari perkataan Ji Gook, dia binggung dengan sikap Ji Gook yang berubah. Dia meminta Ji Gook mengunakan akal sehatnya.

Pisau semakin dekat dengan leher Ji Gook, dia berteriak kalau ia masih waras. Kalau Tae il dokter, harusnya dia bisa melihat sikap seperti ini itu masih waras. Pan Seok, Eung Do binggung dengan perkataan Ji Gook. Dae Gu dan Soo Sun tidak mengerti apa sebenarnya yang dikatakan Ji Gook.

Bong Jin terus mengancam Ji Gook yang lebih memilih untuk mati. Ji Gook menceritakan Tae il gagal menjadi dokter dan akhirnya menjadi seorang detektif. Tae il berteriak memperingatkan Ji Gook. Lalu Ji Gook melawan Bong Jin, dia membuka sedikit bajunya, menyuruh Bong Jin untuk menusuk saja dibagian badannya. Soo Sun mencoba menenangkan Ji Gook dari bawah.

Ji Gook menangis dan mengatakan kalau ia tidak ingn menjadi beban untuk timnya lagi. Dia berteriak menyuruh Bong Jin untuk menusuk dirinya saja. Bong Jin malah panik sendiri dengan permintaan Ji Gook. Eung Do berteriak apa sebenarnya yang Ji Gook lakukan. Tae il hanya bisa menghela nafas.

Dengan sekuat tenaga, Ji Gook mendorong Bong Jin. Pisaunya terlepas dari tangan Bong Jin, mereka berdua bergulingan di tangga. Dae Gu dan Soo Sun memegang Bong Jin dan memborgolnya. Tae il berlari mengikuti Pan Seok dan Eung Do yang lebih dulu menuruni tangga.

Soo Sun melihat keadaan Ji Gook yang terjatuh dengan berguling-guling di tangga. Eung Do juga menanyakan keadaan Ji Gook, Ji Gook seperti menahan rasa sakitnya. Pan Seok tersenyum melihat tindakan Ji Gook yang ternyata berani sendiri saat dia menjadi sandera untuk yang ketiga kalinya.

Kepala Ji Gook sedikit berdarah, dia melihat Pan Seok yang memberikan senyuman kepadanya dari atas tangga. Tae il menatap Ji Gook seperti terlihat pasrah dan kesal pada Ji Gook. Tapi dia menghela nafas lega, pelaku bisa ditangkap.

Tae il membeli minuman di dalam mesin. Ji Gook keluar dari ruangan kantor dengan kaki yang pincang. Dia melihat Tae il yang sedang membeli minuman. Dia berjalan mendekati Tae il. Ji Gook langsung meminta maaf pada Tae il. 

Dia mengakui sebenarnya dia tidak bermaksud untuk membocorkan rahasia Tae il. Dia meminta maaf sekali lagi pada Tae il. Tae il memperlihatkan wajah kesalnya pada Tae il. Dia menyindir Ji Gook, itu bagus kalau Ji Gook sadar dengan kesalahannya.

Ji Gook menceritakan dulu dia dikenal sebagai pria yang luar biasa di Buyeo. Tapi dia disini selalu dibanding-bandingkan dengan Tae il. Padahal saat ia lulus ujian kepolisian, keluarganya membuatkan pesta untukya di Buyeo. Dia mendapatkan julukan si jenius di Buyeo.

Tae il memandang sinis pada Ji Gook. Ji Gook tak enak hati, dia menanyakan apa yang seharusnya dia lakukan sekarang. Dia merasa seperti pencundang, sambil memukul-mukul kepalanya. Tae il menegaskan tindakan Ji Gook tidak akan meredakan kemarahannya.

Ji Gook terdiam dan menunduk. Tae II merasa dikhianati oleh teman yang sangat ia pecayai. Dia merasa bodoh sekali, dia menyesal seharusnya dia juga membuka rahasia Ji Gook juga saat kejadian itu. Ji Gook merayu Tae il untuk tidak melakukan hal itu. Dia nanti bisa binggung menghadapi Soo Sun.

Tae il melihat wajah Ji Gook yang terlihat panik. Lalu dia menyuruh Ji Gook untuk duduk, Ji Gook binggung. Tae il akhirnya mendorong Ji Gook untuk dudu. Ji Gook heran apa sebenarnya yang akan dilakukan Tae il padanya. Tae il mengeluarkan sesuatu dari plastik.

Ji Gook bertanya sejak kapan Tae il menyiapkan ini semua. Tae il berlutut dia menaikan sedikit celana dan menurunkan kaos kaki Ji Gook. Ji Gook berteriak kesakitan. Tae il menyemprotkan spray untuk pereda rasa sakit. Ji Gook masih berteriak kesakitan.


Tae il memberitahu hari ini ia akan menyemprotkan spray yang dingin, besok Ji Gook harus menyemprotkan spray yang panas. Dia melihat pembengkakan pada kaki Ji Gook tidak terlalu parah. Menurutnya itu akan baik-baik saja. Tapi kalau Ji Gook masih merasa sakit selama tiga sampai empat hari ke depan, lebih baik Ji Gook pergi ke dokter.

Ji Gook menunduk mendengar Tae il yang berbicara layaknya dokter. Ji Gook malah berkomentar, Tae il itu benar-benar menjengkelkan. Dia memuji Tae il yang sangat sempurna. Tae il tersenyum, dengan sombongnya ia menyadari kalau dirinya itu sempurna.


Ji Gook seperti salah mengucapkan kata-kata itu, dia menarik perkataannya pada Tae il. Dia tidak ingin menerima kesombongan Tae il. Tae il malah menarik kaki Ji Gook dengan keras. Ji Gook berteriak kesakitan. Ji Gook melotot, dia tahu Tae il itu sengaja melakukannya.

Tae il sengaja menarik keras kain untuk melilit kaki Ji Gook. Ji Gook semakin berteriak kesakitan. Tae il memberikan senyuman pada Ji Gook. Ji Gook seperti malu sendiri dan tidak bisa membalas kebaikan Tae il tapi dia mendorong Tae il untuk melepaskannya, dia bis melakukannya. Tae il jahil, dia sengaja menarik kain dari kaki Ji Gook.


Seorang pria muda berdiri di depan kepolisian Gangnam. Soo Sun keluar dan mengagetkan pria itu dengan memanggil Nam Chun. Dia adalah adik Soo Sun. Nam Chun merasa ketakutan dengan cara Soo Sun mengagetkannya.

Nam Chun tak percaya dengan pakaian yang ada didalam jaket Soo Sun. Rompi untuk menaruh pistol terlihat dari dekat. Soo Sun malah mengejek adiknya. Nam Chun melihat Soo Sun membuatnya malu, lalu ia mengajak Soo Sun untuk pergi dari tempat itu.

Soo Sun memeluk adiknya, dia berkata kalau Nam Chun yang membuat dirinya malu. Nam Chun melihat Soo Sun yang berbeda, dia terlihat seperti wanita.

Soo Sun membawa Nam Chun kedai kue dan roti. Soo Sun memesan dua es krim untuk mereka. Nam Chun meminta tambahan kue. Soo Sun yang baik hati membiarkan adiknya untuk memesan kue yang dia suka.

Pelayan membawakan pesanan mereka. Dua bolu gulung dan dua gelas es krim. Soo Sun mengambil es krim yang terlihat sangat enak. Nam Chun mendengar suasa Soo Sun itu semakin keras. Soo Sun menceritakan, dia sudah berusaha untuk membuat suara pelan karena dia sekarang seorang detektif. Dia menanyakan komentar tentang dirinya sekarang pada sang adik.


Soo Sun menanyakan apa yang berbeda selain suaranya. Nam Chun melihat garis bahu dan ekpresi wajah Soo Sun sangat tajam. Soo Sun bergaya dengan mamerkan bahu yang tajam menuru sang adik. Lalu dia membandingkan dengan Soo Sun yang ia lihat dulu.


Dengan tegasnya Nam Chun mengatakan Soo Sun terlihat sangat tua. Soo Sun yang tersenyum dan menunggu pujian yang bagus berubah menjadi wajah kesal. Sang adik membandingkan dirinya dengan Soo Sun. Dia membanggakan dirinya yang masih terlihat muda dan tidak berubah sama sekali. Dia terus mengejek Soo Sun yang sangat berbeda dan terlihat semakin tua.

Soo Sun jadi tidak nafsu untuk memakan es krimnya. Nam Chun mengerti, sekarang Soo Sun sudah berumur dari setengah dari 50 tahun, bahkan dia lebih sedikit. Soo Sun mengancam Nam Chun yang ingin mati karena membicarakan tentang hal itu. Dia mengambil es krim yang dimakan adiknya.

Nam Chun tak sengaja melihat Dae Gu yang berjalan di depan cafe tempat mereka duduk. Dia melihat lebih jelas lagi, dia melihat pria itu lagi yang dia lihat sekarang di gangnam. Soo Sun binggung melihat Nam Chun yang melihat Dae Gu seperti sudah mengenal lama.

Sang adik menyakini kalau pria itu Kim Ji Yong. Soo Sun melonggo. Nam Chun mengingatkan Ji Yong murid yang ada dikelas delapan di sekolah menengah Boomha. Soo Sun tidak yakin adiknya itu menganggap Dae Gu itu Ji Yong. Nam Chun yakin, dia melihat pria itu datang ke Masan sebelumnya.


Soo Sun masih tak percaya tapi dia berusaha untuk menyakini ucapan adiknya.

Soo Sun dan Dae Gu duduk berduan di dalam mobil. Soo Sun teringat dengan ucapan adiknya kalau Dae Gu itu Ji Yong dari kelas delapan di sekolah Boomha. Dia melihat Dae Gu yang duduk disebelahnya. Dia juga ingat sang adik mengatakan ia pernah melihat Dae Gu di Masan sebelumnya.

Dae Gu tetap duduk terdiam dan memandang lurus ke depan. Soo Sun berdeham, dia menanyakan mengapa Dae Gu tidak mengunakan kacamata lagi, padahal itu cocok untuk Dae Gu. Dia menyuruh Dae Gu memakainya lagi kalau ia membawa kaca matanya. Dae Gu menolaknya.

Soo Sun benggong. Dia tidak percaya Dae Gu tidak membawanya, dia merayu Dae Gu untuk memakainya. Dae Gu tidak suka dipegang Soo Sun, dia berteriak kalau ia tidak mau. Soo Sun mengerti kalau begitu. Dia menanyakan apakah Dae Gu marah padanya, karena selalu bersikap dingin padanya.
Dae Gu melirik sinis pada Soo Sun. Soo Sun meminta Dae Gu untuk mengatakan yang sejujurnya saja kalau ia marah padanya. Dia mengira kalau mereka akan semalaman di tempat ini, jadi menurutnya agak sulit untuk mereka berdua kalau bertengkar. Dengan nada sinisnya, Dae Gu menanyakan apakah dia pernah bersikap baik padanya.

Soo Sun rasa Dae Gu tidak pernah bersikap baik. Dae Gu menegaskan jadi buat apa mereka Soo Sun binggung dengan sikap dinginnya. Soo Sun terdiam, tapi dia menegaskan. Dae Gu memang tidak pernah bersikap baik tapi sikap Dae Gu tidak pernah sedingin ini.

Dae Gu menduga Soo Sun itu terkena flu burung. Soo Sun mengatakan kalau ia sudah tidak demam lagi. Dae Gu menatap Soo Sun. Soo Sun pasrah, dia membiarkan sikap Dae Gu seperti itu. Keduanya menatap lurus ke depan dan keduanya bergantian saling menghela nafas.

Dae Gu melihat ke arah spion di depannya, lalu ke spion bagian kirinya. Dia melihat seseorang yang berjalan ke arah mobil mereka. Dae Gu menarik Soo Sun untuk menunduk, Soo Sun kaget. Dia menanyakan apakah Dae Gu melihat Lee Jong Gi.
Dae Gu melihat ke arah depan, apakah orang yang ia lihat itu sudah berlalu didepan mereka. Tapi Dae Gu kaget melihat pria itu sedang melihat ke dalam mobil mereka. Soo Sun melihat ke arah depan mobil mereka.

Jong Gi dan Dae Gu sama-sama kaget. Dae Gu keluar dari mobil dan mengejar Jong Gi yang sudah cepat berlari. Soo Sun ikut mengejar dibelakangnya. Da Gu berteriak untuk berhenti. Soo Sun mencoba berlari mengikuti langkah Dae Gu, tapi dia malah terselengkat dengan tali sepatunya.


Soo Sun terjatuh, dia melihat Dae Gu sudah tidak ada didepannya. Dia memasukan tali sepatunya ke dalam sepatu dan berusaha untuk berdiri lalu berlari lagi. Dae Gu terus berlari, tapi dia kehilangan Jong Gi. Ternyata Jong Gi keluar dengan mengunakan motor.

Dae Gu mencoba mengejarnya tapi tenaganya sudah tidak kuat. Soo Sun datang, dia melihat Dae Gu kehilangan Jong Gi yang sudah ada di depan mata. Dae Gu memarahi Soo Sun yang baru datang dan memarahinya.

Soo Sun mengatur nafasnya yang masih terengah-engah. Dae Gu melihat ada luka lecet di tangan Soo Sun. Dia mengejek Soo Sun yang ceroboh karena bisa jatuh saat berlari. Soo Sun mengakui kesalahannya dan menarik tangannya yang dipegang Dae Gu.

Dia mengeluh tali sepatunya yang bodoh membuat tangannya menjadi luka. Saat Soo Sun akan mengikat tali sepatunya, Dae Gu menahannya. Diamenyuruh Soo Sun untuk diam. Dia berlutut dan mengikat tali sepatu Soo Sun.

Soo Sun teringat saat Ji Yong menalikan sepatunya saat hujan deras. Saat itu dia hanya bisa terdiam melihat Ji Yong yang mengikat tali sepatunya. Dae Gu melirik sebentar lalu berdiri dan berlalu. Soo Sun memanggil Dae Gu dengan panggilan Kim Ji Yong. 

Dae Gu melihat Soo Sun, Soo Sun yakin Dae Gu itu Kim Ji Yong murid kelas delapan di sekolah Boomha. Dae Gu menyangkalnya dengan tegas. Soo Sun menahan Dae Gu berjalan, dia sangat yakin Dae Gu itu Ji Yong. Dia sangat mengenal cara mengikat sepatu Dae Gu seperti cara Ji Yong mengikat sepatunya dulu.

Soo Sun semakin yakin kalau Dae Gu itu adalah Ji Young. Mata Dae Gu berlari-lari seperti mencari alasan yang lain. Soo Sun mengatakan kalau Nam Chun adiknya melihat Dae Gu juga dan menyakin kalau Dae Gu adalah Kim Ji Yong.

Dae Gu agak sedikit kesal sendiri, penyamarannya bisa terbongkar. Soo Sun mendesak Dae Gu untuk mengakui kalau dirinya adalah Ji Yong. Dae Gu tetap menyangkal, wajahnya kesa melihat Soo Sun yang terus mendesak dirinya untuk mengaku.


Soo Sun berteriak, dia sangat yakin Dae Gu adalah Kim Ji Yong. Dae Gu menatap Soo Sun dan mengatakan kalau ia bukan Kim Ji Yong. Soo Sun tetap yakin kalau Dae Gu itu Ji Yong. Dae Gu tak bisa menahan kesabarannya.
 
Dia mengancam Soo Sun akan menciumnya kalau Soo Sun berbicarsa seperti itu padanya. Soo Sun terdiam. Dae Gu mengingat saat ia mencium Soo Sun terakhir kalau karena Soo Sun memanggilnya dan menyakin kalau dia adalah Kim Ji Yong.

Dae Gu bertanya apakah Soo Sun ingin ia menciumnya lagi. Soo Sun hanya bisa diam. Dae Gu menantang Soo Sun memangil dia Kim Ji Yong, maka ia akan mencium lagi. Soo Sun diam melihat Dae Gu yang berjalan meninggakannya. Dia melihat ikatan tali sepatunya. Itu benar-benar mirip dengan ikatan Ji Yong saat itu.
Yoo Moon Bae sedang memeriksa berkas di kantornya. Pintunya diketuk, dia menyuruh masuk. Tapi dia kaget melihat orang yang datang ke kantornya. Pria pembunuh ibu Ji Yong datang. Dia menanyakan keadaan Moon Bae.

Moon Bae gugup, dia menanyakan kenapa pria itu bisa ada di korea. Pria itu memberitahu kalau ia sekarang sudah kembali. Moon Bae berpikir kalau pria itu datang hanya untuk sebentar saja.

Pria itu menyangkalnya, dia tidak tinggal di korea untuk selamanya. Moon Bae mengejek itu keputusan bodoh yang diambil oleh pria itu. Lalu Pria itu memberitahu satu rahasia. Dia mengatakan sebenarnya 11 tahun yang lalu, dia tidak bisa membunuh anak itu. *ternyata.... ternyata Moon Bae yang menyuruh pria itu ngebunuh Ji Yong dan ibunya* dari dulu perannya jadi orang tua yang jahat trus ni bapak...waktu jadi ayahnya kim tan jg begitu... bpknya jaksa di i hear ur voice jg sama jahatnya ckckckck



Moon Bae terlihat panik, dia berteriak mengapa Pria itu baru memberitahunya sekarang. Pria itu menyindir Moon Bae bukan memiliki sifat pemarah seperti yang ia lihat sekarang. Moon Bae semakin marah, dia berteriak memanggil pria itu bajingan.

Pria itu meminta Moon Bae tidak usah khawatir, dia sudah tau dimana anak itu berada. Wajah Moon Bae memerah menahan amarahnya. Pria itu berpesan kalau Moon Bae memberikan perintah, dia akan menyingikirka anak itu kapan saja.

Moon Bae melonggo dan kaget, dia menanyakan dimana sebenarnya anak itu berada.

Pan Seok menarik nafas, di tangannya sudah terlihat amplop hasil DNA. Dia menarik nafas untuk menenangkan diri sebelum membukanya. Beberapa menit kemudian dia melihat, hasilnya 99,9% hasil DNA Dae Gu dan Ji Yong itu sama.
 
Dia merasa tak percaya, semua kecurigaannya terbukti. Dae Gu dan Ji Yong adalah orang yang sama. Matanya berkaca-kaca.
Pan Seok berjalan masuk ke dalam ruangan. Dia duduk melihat Dae Gu yang sedang mengetik, dia melihat ada banyangan Ji Yong yang masih SMP duduk di depannya. Ji Yong duduk terdiam diruangan sambil melamun.

Dia ingat Ji Yong berkata ibunya tidak mau bersaksi, tapi Pan Seok terus mendesak supaya ibunya bisa bersaksi. Ji Yong meminta Pan Seok bertanggung jawab dengan hal itu. Dia melihat Dae Gu lebih dalam lagi.
Dengan mata berkaca-kaca dia memanggil Dae Gu. Dae Gu menoleh, dia melihat mimik wajah sedih Pan Seok. Pan Seok mengajak Dae Gu untuk berbicara. Dae Gu berpikir apa sebenarnya yang akan mereka bicarakan.

Pan Seok mengajak Dae Gu ke bagian atap. Dae Gu berjalan mengikutinya dibelakang. Pan Seok berhenti, dia memangil Dae Gu dengan panggilan Ji Yong. Dae Gu binggung dan menatap tajam Pan Seok.

Dae Gu menunduk, dia melihat amlop hasil Tes DNA yang dibawa Pan Seok. Dae Gu melihat wajah Pan Seok yang menangis. Pan Seok berterimakasih karena Dae Gu masih hidup. Dia senang melihat Dae Gu bisa tumbuh dengan baik.


Dengan terbata-bata, Pan Seok berterimakasih banyak pada Dae Gu. Dae Gu berpura-pura bodoh, dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Pan Seok. Pan Seok menceritakan kalau ia sudah mencarinya kemana-mana. Dia berpikir sesuatu yang buruk terjadi. Dia mengakui keadaan itu sangat sulit untuknya.



Dae Gu menegaskan kembali, dia bukan Ji Yong. Pan Seok mengerti mengapa Dae Gu menolak dan menyangkal semua yang ia katakan. Dia mengerti akan hal itu. Pan Seok mengakui ibunya meninggal itu adalah kesalahannya.

Dia juga mengakui kalau ia kehilangan liontin yang ada disaku jasnya. Tangan Dae Gu terpekai sangat erat. Dia mencoba menahan amarahnya supaya Pan Seok tidak curiga. Suara Dae Gu bergetar, Dia berteriak apa sebenarnya yang Pan Seok katakan. Dia mengatakan sekali lagi kalau ia bukan Dae Gu.


Dae Gu berkali-kali mengatakan kalau ia bukan Ji Yong. Dia berjalan meninggalkan Pan Seok. Pan Seok memberitahu berkas yang ia bawa adalah analisis DNA. Dia mengatakan berapa kalipun Dae Gu menyangkalnya, dia yakin Dae Gu itu adalah Ji Yong.

Dae Gu tidak bisa menahan amarahnya, dia berteriak histeris dan mengatakan kalau ia bukan Ji Yong beberapa kali. Dae Gu berbalik dan menunjuk Pan Seok, Dia menyuruh Pan Seok mempercayai perkataannya, dengan bahasa yang kasar.

Pan Seok menatak sedih melihat Dae Gu yang marah dan terus menyangkal dia bukan Ji Yong. Dae gu menujuk Pan Seok, dia meminta Pan Seok untuk memahami dan mengkonfirmasi tentang dirinya. Dia tetap menyangkal, dia bukan Ji Yong.

Dae Gu memperingati, lebih baik Pan Seok hidup seperti ini untuk sisa hidupnya di dunia dan sampai ia mati nanti. Pan Seok menatap sedih Dae Gu.


Dae Gu meninggalkan Pan Seok sendirian. Dia berjalan di lorong, nafasnya masih terengah-engah karena marah-marah. Lalu dia menelukupkan wajahnya di tembok. Nafasnya masih belum teratur.
 
Soo Sun masih tidak percaya dengan semua yang disangkal Dae Gu. Di depan laptop dia memikirkan itu semua. Dia merasa yakin Dae Gu itu Ji Yong, tapi Dae Gu tetap tidak mau mengakuinya. Lalu dia melihat jam ditangannya. Dia menutup laptop dan mematikan lampu meja. Lalu pergi.
Dae Gu membuka pintu rumahnya. Dia kaget melihat yang datang ke rumahnya. Dengan senyum sumirngahnya Soo Sun menyapa partner kerjanya. Dae Gu berkata kalau ia sedang sibuk. Soo Sun menahan pintu dengan kakinya.

Soo Sun meminta waktu sebentar hanya 30 menit saja. Dae Gu menutup kembali pintunya. Soo Sun memohon meminta waktu 30 menit saja. Lalu dia meralat kalau ia butuh 10 menit saja berbicara pada Dae Gu.

Dae Gu tak bisa menolaknya, dia memperbolehkan Soo Sun masuk. Soo Sun menanyaka kemana teman-teman yang lainnya. Dae Gu memberitahu semua sedang pergi keluar membeli sesuatu. Soo Sun mengerti. Dae Gu menegaskan waktu Soo Sun tinggal 9 menit 30 detik.

Soo Sun mengerti, dia mengatakan semakin ia pikirkan, dia semakin penasaran. Dae Gu melihat kearah Soo Sun. Soo Sun yakin sekali Dae Gu adalah Ji Yong. Dae Gu membalikan badan. Soo Sun meminta Dae Gu untuk tidak menciumnya.

Dae Gu mengingatkan waktu Soo Sun tinggal 8 menit lagi. Soo Sun sekarang semakin tak mengerti tapi dia merasa kalau ia berhak untuk bertanya. Dia memberitahu dirinya sangat khawatir waktu tahu ibu Ji Yong meninggal dan Ji Yong juga ikut hilang.

Soo Sun sangat yakin Dae Gu adalah Ji Yong. Wajah Dae Gu berubah memerah, dia mengatakan waktu So Sun tinggal 5 menit lagi. Soo Sun heran mengapa Dae Gu harus menutupi semua identitasnya.

Dae Gu mengingatkan waktu Soo Sun tinggal 4 menit lagi. Soo Sun ingin Dae Gu mengatakan yang sejujurnya. Dia berjanji tidak akan bertanya lagi kalau memang Dae Gu harus menyembunyikan identitasnya. 

Soo Sun berharap Dae Gu bisa mengatakan kalau ia benar Ji Yong. Mereka berdua saling menatap, tapi yang keluar dari mulut Dae Gu, waktu yang tersisa untuk Soo Sun tinggal 3 menit lagi. Soo Sun akhirnya pasrah. Dia akan keluar dari rumah.

Dae Gu berkata sekali lagi kalau ia bukan Kim Ji Yong. Soo Sun membalikan badan, dengan kesal dia sudah tahu dengan yang dikatakan Dae Gu. Dae Gu mengatakan tapi dia mengenal sedikit tentang Ji Yong. Ji Yong ingin memberitahu sesuatu pada Soo Sun.

Ji Yong mengatakan dia tidak menyangka otak udang seperti Soo Sun bsia mengenalinya. Dia membenarkan, Ji Yong punya alasan untuk menyembunyikan identitas yang sebenarnya. Dae Gu meminta Soo Sun untuk tidak menanyakan hal seperti ini lagi. Soo Sun terdiam, matanya tak percaya dengan pengakuan Dae Gu padanya.


Dae Gu meminta Soo Sun untuk tidak memberitahu yang lainnya. Soo Sun masih terdiam, matanya seperti ingin menangis. Soo Sun mengerti dengan perkataan Dae Gu. Dia meminta tolong pada Dae Gu untuk memberitahu temannya Ji Yong kalau ia mengerti apa permintaan Ji Yong padanya. Dae Gu menyuruh Soo Sun untuk pulang.

Soo Sun memanggil Dae Gu, dia berkata ada pasar yang dekat sini. Dia menawarkan Dae Gu untuk makan bersama, karena Dia belum makan malam. Dae Gu hanya menatap Soo Sun, mata sinisnya sudah tidak terlihat lagi.
Mereka cheers dan minum soju, di warung tenda.

Soo Sun tersenyum senang melihat Dae Gu yang ada didepannya. Dae Gu menanyakan kenapa wajah Soo Sun seperti itu. Soo Sun meminta Dae Gu untuk menebaknya. Dae Gu menduga Soo Sun itu sudah gila senyum-senyum sendiri. Soo Sun tersenyum mendengar ejekan Dae Gu.

Dia mengakui dirinya sangat senang. Dae Gu melihat Soo Sun sambil mengaduk-ngaduk makananya. Soo Sun pikir kalau kau.... Lalu dia mengubah menjadi dia pikir temanmu Ji Yong itu sudah meninggal. Dia menceritakan semua orang di Masan berpikir Ji Yong sudah meninggal.

Dae Gu tertunduk dan diam. Soo Sun menceritakan lagi setelah ibu teman Dae Gu meninggal, Ji Yong juga ikut menghilang dan semua orang di Masan heboh dan kaget. Dae Gu meminum Soju untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Soo Sun mengakui, dia juga ikut sedih mendengar berita itu. Dia meminta Dae Gu untuk memberitahu temannya Ji Yong. Dia ingat dengan kejadian waktu di depan sekolah, dia ingin meminta maaf karena sudah membicarakan ibunya seperti itu.

Dae Gu berkata tidak apa-apa. Dia buru-buru meralat perkataanya, dia berkata Ji Yong tidak masalah dengan hal itu. Soo Sun ingin berbicara lagi. Dae Gu kesal, menurutny Soo Sun sudah cukup berbicara dan tidak banyak tanya lagi.

Soo Sun meminta sekali lagi dia bertanya. Dia menanyaka bagaimana Teman Dae Gu itu bisa bertahan hidup. Dia menduga Temannya Ji Yong tinggal di panti asuhan dan mengubah namanya disana.

Dae Gu merasa hari ini Soo Sun memaksakan kemampuan otaknya. Dia melihat Soo Sun sedang berpikir keras. Soo Sun tahu dari Eung Do kalau Dae Gu itu tinggal di panti asuhan. Dae Gu meminta Soo Sun untuk tidak melihatnya seperti itu.

Dia menceritakan hidupnya beruntung memiliki ibu pengasuh yang baik dan ada orang yang mau menyumbang untuknya. Soo Sun tersenyum mendengar cerita itu. Dae Gu tak percaya ternyata di dunia itu tidak semuanya kejam.
Soo Sun tersenyum, dia bersyukur mendenga cerita Dae Gu. Lalu dia ingin menanyakan yang terakhir kalinya. Dae Gu pikir itu sudah cukup, Soo Sun tidak boleh bertanya lagi. Soo Sun merayu Dae Gu untuk memberinya satu kesempatan lagi.

Dae Gu tak bisa menolaknya melihat wajah Soo Sun yang memohon dengan tersenyum. Soo Sun meminta Dae Gu memberitahu temannya Ji Yong. Apabila Ji Yong membutuhkannya, Ji Yong boleh menghubungi ia kapanpun yang dia mau. Dae Gu menatap Soo Sun tanpa berkedip.

Soo Sun mengatakan dia memaafkan Ji Yong tidak memanggilnya Nuna. Dae Gu pikir tak mungkin Ji Yong memanggil Soo Sun Nuna. Soo Sun ingin marah, tapi dia menahannya. Dia tersenyum, dia merasa kalau hari ini adalah hari spesial untuk dirinya.

Dae Gu mencoba untuk terlihat gugup dengan mengaduk-aduk mienya. Soo Sun memberitahu teman Dae Gu bernama Ji Yon itu usianya lebih muda 2 tahun dari dirinya, dulu Ji Yong memanggilnya Nuna.



Dia meminta Dae Gu memberitahu pada Ji Yong kalau dia memaafkannya dan berjanji akan menjaga rahasia dari Ji Gook dan Tae il. Dae Gu mendengus. Soo Sun meminta Dae Gu memberitahu Ji Yong kalau dia membutuhkannya, Ji Yong bisa menelpnya.

Dae Gu seperti tak percaya dengan ucapan tulus Soo Sun. Soo Sun sadar dia tidak tahu alasan Ji Yong menyembunyikan identitasnya tapi dia akan menjaga rahasianya. Dia mencontohkan kalau Ji Yong butuh wanita yang bisa dipercaya atau butuh bantuan. Ji Yong bisa memberitahunya dirinya.

Dia berkata, dia akan selalu mendukung Kim Ji Yong. Dae Gu tetap melihat Soo Sun tanpa berkata-kata. Soo Sun selesai berkata-kata. Dia mengajak Dae Gu bersulang. Dia berjanji tidak akan memaksa Dae Gu berbicara lagi.

Soo Sun melihat mie mereka sudah mulai mekar, dia mengajak Dae Gu untuk makan. Dia menyuruh Dae Gu memakan kimchinya juga. Mereke berdua makan bersama. Soo Sun tersenyum melihat Dae Gu yang makan dengan lahap di depannya. Dae Gu melirik sedikit pada Soo Sun.
 

Mereka berdua berjalan di taman. Soo Sun masih tersenyum bahagia melihat Dae Gu yang ada di depannya. Dae Gu menyuruh Soo Sun pulang lebih dulu. Soo Sun mengangguk mengerti. Dae Gu berjalan selangkah. Soo Sun memeluknya dari belakang.

Dae Gu melihat Soo Sun yang memeluknya dari belakang. Soo Sun mengucapkan terimakasih banyak, dia sangat bangga pada Dae Gu. Soo Sun mulai menangis. Dae Gu mencoba melepaskan, dia merasa tak nyaman dengan pelukan Soo Sun.
Soo Sung mengatakan sekali lagi, dia bangga. Dae Gu memegang tangga Soo Sun. Dia tidak berusaha untuk melepaskan tangan Soo Sun. Dae Gu ikut menangis seperti Soo Sun yang menangis dibelakang pundaknya.

[Bersambung ke episode 10]

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya