Dae Gu yang masih kesal dengan pergi ke tempat latihan polisi dan memukul samsak beberapa kali. Dia juga memukul-mukul dengan kayu benda yang ada disekitarnya. Lalu dia memegang samsak.
Dia menyesal, setelah sekian lama menunggu 11 tahun untuk bisa ada di kepolisian. Dia kesal karena disuruh berhenti oleh Pan Seok. Dia memukul Samsak.
Pan Seok membuka laci dan melihat map dari biodata Dae Gu. Eung Do memberikan Pan Seok untuk minum supaya tenang. Pan Seok meminta Eung Do untuk segera memberhentikan Dae Gu. Dia akan mencoba memindahkan Dae Gu.
Eung Do mengingatkan kalau Dae Gu sudah membantu mereka untuk menangani beberapa kasus. Pan Seok melirik dengan tatapan sinis pada Eung Do. Eung Do yang ketakutan mengikuti perintah Dae Gu untuk memberhentikan Dae Gu.
Lalu dia tak sengaja melihat biodata Dae Gu kalau ia dari panti asuhan. Pan Seok menegaskan kembali kalau ia akan memindahkan Dae Gu. Dia meminta Eung Do untuk mencari tahu tentang Dae Gu, di mulai dari panti asuhan kebahagian. Dia ingin tahu alasan Dae Gu terus melawannya.
Pan Seok melihat wajah ibu itu berubah pada tersangka nomor 3, Noh Jin Suk. Dia memerintahkan untuk membebaskan orang itu, tapi dia memperintahkan anak buahnya untuk mengikutinya. Dia tahu kalau sidik dari senjata yang ditemukan bukan miliknya. Tapi mungkin pelaku lainnya.
Eung Do mendengarkan penjelasan Pan Seok. Pan Seok sadar kalau mereka tidak memiliki bukti. Jadi dia meminta mereka untuk mengikuti mereka saja. Di menyakini kalau kedua pelaku akan bertemu lagi. Eung Doa dan akan anak-anak siap untuk mengawasi pria itu.
Dae Gu duduk sendirian sambil memikirkan nasibnya. Ji Gook datang bersama Tae il dan Soo Sun dengan membawa makanan. Dia menanyakan kenapa Dae Gu duduk sendirian dan tidak menjawab telpnya. Dae Gu hanya terdiam. Ji Goo melihat saat berada di ruang interogasi, dia seperti mengalami Dejavu.
Dia menanyakan alasan Dae Gu selalu melawan Pan Seok. Dae Gu hanya terdiam dan melirik Ji Gook. Eung Do datang, dia menyuruh Tae il dan Ji Gook mengikutinya. Ji Gook yang baru menyuap mie mengeluh kalau mereka baru saja mulai makan. Mereka berdua pergi mengikuti Eung Do.
Soo Sun terlihat gugup ketika ditinggal berdua dengan Dae Gu. Dae Gu melirik ke arah Soo Sun. Soo Sun berteriak menanyakan pada Eung Do apakah ia boleh ikut. Tanpa ada jawaban, dia berlari meninggalkan Dae Gu.
Jin Suk menyetop taksi di depan halte lalu masuk ke dalam. Di belakang mobil Eung Do dan kawan - kawan sudah membuntutinya. Dia memperingati Ji Gook supaya tidak kehilangan Jin Suk. Dia menyuruh Ji Gook untuk mengatur jarak juga.
Sampai di sebuah parkiran, pria itu turun dari taksi. Mobil mereka masih ada dibelakangnya. Mereka berhenti dan melihat pria dari mobil. Eung Do menyimpulkan kalau pria itu akan pulang lebih dulu. Dia memutuskan semuanya untuk menunggu.
Pan Seok yang sedang berjalan di pegang tangannya oleh Sa Kyung yang sedang berjalan disebelahnya. Pan Seok kaget dengan yang dilakukan Sa Kyung. Sa Kyung berjalan meninggalkan Pan Seok dengan tersenyum.
Pan Seok melihat punggung Sa Kyung dari belakang. Pan Seok melihat dia tangannya ada note dengan kertas love yang menuliskan "jam 7 malam di tempat mereka pertama kali bertemu". Pan Seok tersenyum mendapatkan note dari Sa Kyung, dia berpikir kalau Sa Kyung akan menerimanya lagi. Dia buru-buru menaruh di dalam sakunya dan mengubah wajahnya jadi kembali sangar.
Ponsel Pan Seok bergetar. Dia mencari tempat untuk menerima telp. Saat itu Dae Gu tidak jauh berdiri dari Pan Seok, mendengarkan dari ponsel yang sudah dia duplikasikan. Si pria pembunuh itu mengajak Pan Seok untuk bertemu. Pan Seok tak menyangka kalau Pria itu akan bertemunya, dia berkata kalau dia tidak akan menundanya lagi.
Si pria pembunuh menyuruh Pan Seok untuk bertemu disuatu tempat yang tidak dikatakan. Pria itu memberitahu kalau ia akan pergi sekarang. Pria itu masuk ke dalam mobil. Pan Seok berjalan keluar dari kantor dan masuk ke dalam mobil.
Saat itu juga Dae Gu sudah ada di dalam mobil dan mengikuti Pan Seok yang akan bertemu dengan pria pembunuh ibunya.
Sementara itu itu Eung Do dan anak buahnya sedang memakan jajangmyeon di dalam mobil. Eung Do memberitahu mengapa jajangmeyon itu rasanya enak sekali. Dia memberitahu itu karena proses penanamannya saja lama. Mereka berempat tertawa dengan mulut berwarna hitam.
Ji Gook tetap memperhatikan siapa tahu Jin Suk keluar dari rumah. Tae il menanyakan apakah hari jni mereka bisa pulang. Eung Do tidak tahu, dia menjelaskan kadang-kadang jadwal seorang deketif itu tergantung dengan kasus yang ditangani.
Soo Sun setuju dengan mulut yang penuh Jajangmyun. Eung Do memuji senyum Soo Sun yang manis sekali. Soo Sun tersipu malu. Eung Do menanyakan apakah mereka bertiga tidak tahu kalau Dae Gu itu berasal dari sebuah panti asuhan. Mereka bertiga kaget.
Eung Do tak percaya kalau mereka tidak tahu kalau Dae Gu berasal dari panti asuhan. Ji Gook menanyakan kenapa sikap Dae Gu terlihat kasar sekali. Dia melihat kalau Dae Gu itu seperti dari keluarga yang kaya. Tae il juga berpikiran yang sama dengan Ji Gook.
Soo Sun ingat kalau Dae Gu pernah bilang kalau ibunya sudah meninggal saat mereka sedang dalam penyanderaan. Tae il ingat dengan itu, Dae Gu berkata kalau ibunya meninggal saat umur 15 tahun. Eung Do yang sedang berpikir menanyakan dimana ayahnya.
Ji Gook menyimpulkan kalau Dae Gu dari panti asuhan, maka ayahnya sudah meninggal. Eung Do berpikir lain, yang ia tahu ada beberapa anak walaupun orang tuanya masih hidup, mereka dikirim ke panti asuhan. Ji Goo sekarang tahu, kalau mereka tidak bisa menilai seseorang begitu saja.
Dia tidak menyangka kalau Dae Gu berasal dari panti asuhan. Soo Sun juga merasa tak menyangka, padahal dia rekan kerjanya. Dia menyesal kalau ia tidak tahu sama sekali tentang Dae Gu. Tae il teringat dengan sebuah puisi. "saat ada seseorag memasuk kehidupanmu, hal itu membawa dampak besar dalam hidupmu. Karena mulai saat itu,kau akan melewatkan waktu bersamanya".
Soo Sun memikirkan arti dari puisi yang dibacakan Tae il. Tae il mengajak mereka untuk melanjutkan makannya.
Pan Seok sudah sampai di parkiran. Dia keluar dari mobil dan berjalan. Dae Gu sudah ada didekat situ. Dia mengunakan topinya untuk mengikuti Pan Seok.
Pan Seok ternyata datang disebuah Mali. Dia berjalan cepat sekali. Dae Gu mencoba mengejarnya, di sempat kehilangan, tap akhirnya dia menemukan Dae Gu. Saat Pan Seok berjalan, dia melihat pelaku penusukan di depannya. Dia mencoba bersembunyi. Dae Gu melihat dari kejauhan, apa yang dilakuan Pan Seok.
Pan Seok menelp anak buahnya. Dia menanyakan kalau anak buahnya sedang mengawasi Jin Suk di depan rumahnya. Eung Do membenarkan itu. Pan Seok menanyakan mengapa Jin Suk sekarang berada di Wangshimri.
Eung Do kaget mendapat berita dari Pan Seok. Dia tak menyangka kalau Ji Suk ada di Wangshimiri. Ketiga anak buahnya juga kaget mendengar percakapan Eung Do dengan Pan Seok. Eung Do tidak melihat kalau Jin Suk keluar dari rumahnya.
Pan Seok memperingatkan Eung Do, kalau Dia bersikap ceroboh seperti anak buahnya sekarang. Jin Suk berjalan melihat yang lainnya. Pan Seok menutup telp dan terus mengikuti Jin Suk. Dae Gu berlari mengikuti Pan Seok.
Dae Gu binggung mengapa Pan Seok jadi mengikuti pria yang diduga menjadi pelaku penusukan. Pan Seok terus mengikuti si pelaku dari belakang. Sampai di sebuah air mancur, Pan Seok kehilangan jejak si pelaku. Dia mencari kemana Ji Suk pergi.
Jin Suk sadar kalau dia sedang di ikuti oleh polisi. Dia bersembunyi dibalik tembok,sambil mengintip Pan Seok yang sedang mencarinya. Saat itu Pan Seok melihat Jin Suk sedang bersembunyi. Dia berlari mengejar Jin Suk.
Dae Gu mengikuti dibelakangnya. Jin Suk masuk ke dalam kereta bawah tanah. Sampai di dalam kereta yang berhenti, dia masuk ke dalam mencari-cari Jin Suk. Dae Gu mengintip melihat Pan Seok dari jauh.
Saat kereta jalan dan pintu tertutup, Jin Suk menampakan mukanya dan mengoda Pan Seok dari kaca. Pan Seok mencoba mengejar tapi tetap tidak bisa. Dia lemas tak berdaya, karena gagal mendapatkan Ji Suk. Dae Gu juga kesal karena kesempatannya bertemu dengan si pria pembunuh itu gagal, karena Pan Seok malah mengikuti Jin Suk.
Pan Seok memarahi Eung Do karena ia makan dan mengobrol dengan anak buahnya. Pan Seok mengingatkan kalau Jin Suk satu-satunya orang yang menjadi tersangka dan sekarang mereka kehilangan jejak tersangka.
Eung Do meminta maaf. Pan Seok mengatakan kalau mereka sadar dengan kesalahannya. Dia menyuruh mereka untuk mencari lokasi keberadaan Jin Suk bagaimana pun caranya.
Eung Do menyuruh Dae Gu dan Soo Sun untuk pergi ke kampung halaman Jin Suk. Mungkin saja, Jin Suk ada disana. Dia menugaskan mereka untuk memeriksa semua penginapan yang ada disekitarnya. Kalau perlu mereka berdua harus tinggal di tempat itu.
Soo Sun binggung dimana penginapan yang dimaksud. Eung Do memberitahu tempat itu bernama Nanjungdo. Soo Sun memandang Dae Gu, karena harus berdua bersama Dae Gu. Dae Gu seperti tidak bisa melawan.
Perjalanan ke Nanjungdo mengunakan kapal ferry untuk sampai kesana. Soo Sun tersenyum melihat burung yang berterbangan dan bau laut yang ada disekitarnya. Tapi saat dia melihat Dae Gu yang ada disampingnya wajahnya menjadi sedikit gugup.
Mereke berdua tak banyak berbicara saat ada diatas kapal.
Soo Sun kembali ke mobil setelah berbicara dengan penjaga toko. Dia memberitahu pada Dae Gu kalau Jin Suk belum pulang kerumah, karena ibu penjaga toko sempat menelp rumahnya. Dae Gu terlihat panik, dia heran dengan cara Soo Sun.
Soo Sun meminta Dae Gu tenang saja, bibi itu tidak akan curiga kepadanya. Soo Sun pikir kalau mereka harus menginap malam ini. Dae Gu menanyakan tempat penginapan, Soo Sun menunjukan satu tempat penginapan di depan. Di tempat ini hanya ada satu tempat penginapan.
Tae il dan Ji Gook di dalam mobil. Tae il mendapatkan telp dari Pan Seok. Dia memberitahu kalau Jin Suk belum kelihatan. Lalu ia menutup telpnya. Tae il memberitahu Ji Gook kalau Dae Gu dan Soo Sun sudah sampai dia pulau Nanjungdo.
Ji Gook dan Tae il menunggu sambil memakan burger. Ji Gook mengungkapkan kalau ia kaget dengan yang diberitahukan oleh Eung Do. Tae il juga merasa kalau ia masih kaget. Dia merasa kalau sikap Dae Gu tidak lepas dari masa lalunya yang harus tinggal seorang diri. Ji Goo menyarankan, kalau mereka harus bersikap lebih baik pada Dae Gu.
Lalu Ji Gook berpikir, kalau mereka sering pergi tanpa Dae Gu. Ji Gook melirik pada Tae il, dia merasa kalau mereka itu teman dekat. Tae il menanyakan apa maksud dari perkataan Ji Gook. Ji Gook menjelaskan kalau mereka sudah saling mengenal tanpa harus berbicara banyak.
Tae il seperti masih mikir dengan hal itu. Ji Gook merasa karena mereka sudah menjadi teman dekat, dia ingin Tae il terbuka dengan rahasia dalam dirinya. Tae il setuju, Ji Gook lebih dulu memberitahu rahasianya. Tapi dia terlihat gugup saat akan memberitahu rahasianya.
Dia memberitahu kalau tidak ada yang tahu tentang rahasia ini. Ji Gook sedikit malu menceritakan rahasianya pada Tae il. Dengan pelan-pelan dia memberitahu kalau sepertinya dia menyukai seseorang. Tae il langsung menebak kalau itu Soo Sun.
Ji Gook tertawa, dia heran kalau Tae il tahu padahal ini rahasia. Tae il mengatakan kalau sikap Ji Gook itu sudah terlihat. Lalu Ji Gook meminta Tae il untuk menceritakan padanya. Sebelumnya Ji Gook mengatakan kalau ia akan mencoba memahami apapun tentang Tae il.
Tae il sedikit tak percaya. Ji Gook menyakinkan kalau apa yang diceritakan Tae il akan menjadi rahasia mereka berdua. Tae il membisikan sesuatu pada telinga Ji Gook, setelah itu wajah Ji Gook terlihat berubah. Tae il terus memakan burger dengan tersenyum. *ahhh penasaran apa yang dibisikin*
Soo Sun dan Dae Gu mendapatkan tempat penginapan. Ibu itu memberitahu karena sudah lama tidak ada tamu yang datang, maka dia belum memasang lagi pintu kamar. Tapi dia melihat kalau cuaca tidak terlalu dingin jadi tidak masalah.
Bibi itu mejelaskan sambil mengaruk-garuk punggung. Soo Sun tidak masalah dengan pintu, dia menanyakan apakah disini hanya ada satu kamar. Bibi itu melihat kalau mereka itu pasangan. Jadi menurutnya buat apa mengunakan dua kamar. Dengan wajah sumringah, dia menyuruh mereka berdua untuk menikmati masa-masa seperti ini.
Dae Gu tidur di teras depan sementara Soo Sun duduk di dalam kamar seperti sedang gelisah. Beberapa kali ia melihat ke arah Dae Gu tidur.
Akhirnya dia berjalan ke tempat Dae Gu. Dengan jari telunjuknya, dia membangunkan Dae Gu. Soo Sun mengajak Dae Gu untuk keluar dan berbicara. Dia berjalan lebih dulu. Dae Gu mengikutinya dari belakang.
Mereka duduk dibagian depan rumah. Soo Sun merasa kalau ia harus membahas masalah ini. Dia tahu kalau Dae Gu mengetahui kalau diirnya sulit untuk lulus ujian masuk PNS. Dae Gu ingat kalau Soo Sun pernah bilang kalau ia gagal sebanyak 6 kali.
Soo Sun membenarkan itu, makanya dia berharap Dae Gu mau berkerja dengan benar. Dia mengakui kalau ia sudah mulai menyukai perkerjaan sebagai detektif. Dia bercerita saat mereka di sandera dan berhasil menangkap Shin Myung, saat itu Soo Sun semakin suka menjadi seorang detektif. Dia berharap supaya dia bisa menjadi detektif yang handal.
Dae Gu menayakan apa kelanjutan dari pembicaran Soo Sun. Soo Sun dengan terbata-bata menanyakan apakah Dae Gu menyukainya. Soo Sun pikir kalau itu benar, dia memberitahu kalau ia belum memiliki perasaan terhadap Dae Gu. Dae Gu tahu kalau Soo Sun membahas masalah ini karena dia mencium Soo Sun.
Soo Sun terdiam. Dae Gu mengejek Soo Sun yang memang pantas disebut sebagai otak udang. Soo Sun menatap Dae Gu dengan sinis. Dae Gu menyuruh Soo Sun untuk tenang saja, karena dia tidak menyukai Soo Sun. Soo Sun binggung, dia mempertanyakan mengapa Dae Gu menciumnya.
Dae Gu mencoba menjelaskan kalau dia mencium Soo Sun itu memiliki alasan. Dia tidak ingin Soo Sun menanyakan alasan itu karena dia tidak akan memberitahunya. Soo Sun semakin binggung. Dae Gu pikir seharusnya Soo Sun senang, karena Soo Sun tidak memiliki perasaan terhadapnya.
Soo Sun masih tidak bisa terima dengan apa yang dikatakan Dae Gu. Dae Gu pikir Soo Sun tidak terima. Dia meyuruh Soo Sun untuk mencium balik lagi saja. Soo Sun semakin melonggo. Dae Gu rasa kalau Soo Sun tak mau, jadi yah sudah dia melihat kalau tidak ada masalah. Dia masuk lebih dulu ke dalam rumah. Soo Sun masih binggung melihat sikap Dae Gu.
Soo Sun mengeluarkan selimut dan bantal dari pemilik rumah. Dia melihat Dae Gu tidur tanpa bantal dan selimut. Dia melihat Dae Gu menyalakan ponselnya untuk menonton film kartun. Saat itu Soo Sun teringat dengan cerita Eung Do kalau Dae Gu berasal dari panti asuhan.
Dia berbicara sendiri, walaupun dia belum mengetahui alasan Dae Gu menciumnya tapi dia akan membiarkan itu semua. Soo Sun melempar Dae Gu dengan selimut dan bantal begitu saja. Dia memberikan itu takut Dae Gu kedinginan.
Dae Gu tidak mau mengunakan selimut. Soo Sun menanyakan apakah Dae Gu yakin akan tidur diluar. Dae Gu tak menjawab, Soo Sun akan masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba ponsel Dae Gu habis batery. Dia mengumpat kalau dia tidak bisa tidur tanpa suara dari televisi.
Soo Sun menanyakan apakah Dae Gu gugup karena dirinya. Dae Gu menoleh pada Soo Sun. Soo Sun mengoda Dae Gu kalau Dae Gu itu tidak menyukainya. Dae Gu menanyakan maksud dari ejekan itu. Soo Sun menyimpulkan kalau Dae Gu itu hanya mempermainkan dirinya saja.
Dia maerasa menyesal sekali. Tapi saat itu ia merasa takut, kalau ternyata Dae Gu benar-benar menyukainya. Dia berkata kalau dia tidak mau mengecewakan Dae Gu. Dae Gu menoleh lagi pada Soo Sun. Soo Sun mendekat dengan tersenyum dia menjulurkan tangannya.
Dia mengajak Dae Gu untuk melupakan semua kejadian itu. Bukan memberikan jabatan salam, Dae Gu seperti memberikan sentuhan keras pada tangan Soo Sun. Soo Sun malah senang dengan jabatan tangan dari Dae Gu, dia merasa lebih baik lagi sekarang.
Soo Sun mengatakan kalau Dae Gu butuh apa-apa, dia memperbolehkan Dae Gu memanggilnya. Dia mengucapkan selamat malam pada Dae Gu, saat akan masuk ke dalam kamar Soo Sun melambaikan tangannya pada Dae Gu. Dae Gu seperti heran melihat sika Soo Sun. Dia memilih memakai selimut dan tidur.
Dae Gu ingin buang air kecil. Saat melihat tempat itu gelap dan serem. Dia beberapa kali bolak balik Tapi dia tidak bisa mengurangi rasa takutnya. Dia balik lagi dan menahan pipisnya.
Dae Gu tidur sambil menahan pipis. Dia merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.
Dia akhirnya memanggil Soo Sun. Soo Sun yang belum tidur menanyakan apakah Dae Gu membutuhkan sesuatu.
Dae Gu berteriak dari dalam memanggil Soo Sun apakah dia masih diluar. Soo Sun berteriak kalau dia masuh disini, dia memainkan senter untuk memberitahu kalau ia masih di depan toilet. Dae Gu sedikit tenang melihat lampu senter Soo Sun.
Soo Sun berteriak kalau dia bosan menunggu. Dia menanyakan apakah Dae Gu ingin mendengar dia bernyanyi. Dae Gu langsung menolaknya. Tapi Soo Sun tetap ingin menyanyi sambil menyanyi ala girlband korea.
Dae Gu yang baru selesai melihat Soo Sun menari sambi menanyi dari pecahan kaca jendela toilet. Dia tersenyum melihat Soo Sun yang menari dan menyanyi didepannya. Dae Gu memperlihatkan senyum sumringahnya melihat Soo Sun yang masih menari dan menyanyi.
Dia teringat saat ia melihat Soo Sun yang sedang menari dan menyanyi di ruang radio sekolah. Semuanya sama dengan apa yang ia lihats sekarang. Soo Sun berhenti, dia menanyakan apakah Dae Gu sudah selesai. Dae Gu berkata dia belum selesai.
Soo Sun mencoba terus menari sambil menyanyi menghilangkan rasa bosannya. Dae melihat Soo Sun menari memperlihatkan senyum lebarnya. Suara Soo Sun berguman, "saat ada seseorang memasuki kehidupanmu, hal itu membawa dampak besar dalam hidupmu karena kau akan melewati banyak waktu bersamanya"
Flashback ke masa remaja
Ji Yong merasa terkesima melihat kecantikan Hye Ji. Dia merasa kalau itu dongeng. Dia yakin kalau Hye Ji itu manusia, Hye Jin tidak mungkin secantik itu. Seorang pria memberikan sesuatu pada Hye Ji teman mengambil hadiah itu, dia akan meninggalkannya dibelakang.
Ji Yong mengelus kepala temannya, dia pikir kalau temannya itu belum pernah jatuh cinta. Dia menjelaskan saat mereka jatuh cinta maka mereka tidak bisa lepa dari orang yang mereka suka dan perasaan ini hanya di isi oleh wajah wanita itu saja.
Soo Sun datang dengan wajah yang sombong dan seperti mengajak berantem. Ji Gook melihat Soo Sun yang ada didepannya, dia melihat gaya Soo Sun seperti penyanyi yang ada ditelevisi. Soo Sun mendekatkan majalah yang ia miliki dengan wajah Hye Jin.
Dia menemukan wanita yang dia cari karena mengunakan bando yang sama. Soo Sun mengajak Hye Jin keluar kalau tidak dia akan menyiram Hye Ji dengan kuah topokki. Semua pria yang ada didalam restoran itu berdiri untuk mencegah itu terjadi.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya