Pan Seok berbaring di dalam sel penjara. Dia teringat dengan perkataan jaksa Han yang menahan dirinya karena melanggar peraturan peradilan. Jaksa Han mengancam kalau Pan Seok tidak akan bebas. Lalu Pan Seok mengatakan dengan tegas kalau ia tidak akan melepas kasus ini dan membiarkan anak buahnya untuk berkerja sendirian.
Eung Do dan keempat anak buahnya datang. Pan Seok berdiri, dia melihat selembar surat yang dibawa Eung Do. Pan Seok mengambil surat penahan untuk Kim Shin Myung. Dia teringat dengan perkataannya pada Jaksa Han, kalau dibawah langit masih ada orang-orang yang putus asa.
Mereka semua tersenyum melihat surat penahan itu. Eung Do tertawa bahagia melihat keluarnya surat penahan itu.
Mobil Shin Myung baru keluar dari garasi. Mobil Pan Seok dkk, menghentikan laju mobil itu, Soo Sun berjalan ke arah mobil dengan mata melotot dia memperlihatkan surat penahanan pada Shin Myung. Dae Gu tak tahan melihat Shin Myung yang hanya diam di dalam mobil.Dia membuka pintu dan mengeluarkan Shin Myung.
Dae Gu memasang borgol pada tangan Shin Myung, dan berkata kalau Shin Myung ditahan karena kasus tabrak lari yang membuat korban meninggal. Dia memperlihatkan surat penahan yang dikeluar oleh pengadilan Seoul. Dia juga menjelaskan kalau Shin Myung ditahan pada tanggal 16 Mei pukul 17:40.
Pan Seok yang sudah keluar dari penjara, melihat anak buahnya berkerja seperti terlihat yakin kalau anak buahnya sudah bisa berkerja. Dae Gu juga mengatakan kalau Shin Myung bisa mendapatkan pembelaan dengan menyewa seorang pengacara.
Soo Sun yang gembira membawa Shin Myung masuk penjara, memberikan tos pada semua temannya. Saat ia akan memberikan tos pada Pan Seok, dia tidak berani. Akhirnya dia hanya bisa memberikan hormat. Eung Do juga, saat dia akan tos karena tidak terbiasa, dia hanya menaruh tangannya diatas kepala.
Mereka semua memasukan Shin Myung ke dalam mobil, Pan Seok memandang langit yang ada diatasnya lalu melihat anak buahnya yang memasukan Shin Myung ke dalam mobil.
Dae Gu bertemu dengan seseorang. Dia menyerahkan sebuah foto pada orang itu. Dia meminta orang itu mencari orang yang ada di foto, untuk informasi dia sudah ada di dalam amplop. Dae Gu memberitahu kalau itu memang tidak mudah, karena orang itu sudah menghilang selama 6 tahun.
Dia memberitahu kalau sejak bulan kemarin dia berkerja di kepolisian. Dia belum mendapatkan perkembangan apapun. Pria itu mengerti, dia akan mencari orang yang diinginkan Dae Gu.
Pan Seok seperti sedang menunggu disebuah tangga. Dia terlihat menghembuskan nafasnya beberapa kali. Orang yang di tunggu Pan Seok datang, dia langsung berdiri.
Sa Kyung berjalan ke arah tangga. Ternyata Pan Seok menunggu Sa Kyung di depan pintu masuk apartment. Sa Kyung mengawali pembicaraan. Dia mendengar kalau Pan Seok sudah menahan Shin Myung.
Pan Seok mengangguk, ia membenarkan tentang itu. Sa Kyung memuji kalau itu bagus sekali. Saat Sa Kyung ingin masuk, Pan Seok mengajak Sa Kyung untuk makan malam bersama. Dia mengatakan kalau Sa Kyung belum makam malam, dia mengajak Sa Kyung untuk makan malam bersama.
Sa Kyung mengatakan kalau dia belum selera. Lalu dia berjalan ke depan pintu apartment. Pan Seok seperti terlihat pasrah. Sa Kyung sempet berhenti setelah menaiki tangga. Dia menyaran kalau mereka untuk minum bersama.
Pan Seok yang mendengar ajakan itu terlihat senang, dia rasa itu tidak ada masalah.
Pan Seok dan Sa Kyun minum ditemani dengan daging panggang. Pan Seok memulai pembicaraan kali ini. Dia ingin menanyakan satu hal yang ingin dia tanyakan pada Sa Kyung. Dia menanyakan alasan Sa Kyung pindah ke kepolisian Gangnam.
Sa Kyung masih terdiam. Pan Seok tahu kalau Sa Kyung mengetahui kalau di Gangnam ada dirinya. Sa Kyung bertanya balik, apa menurut Pan Seok alasan dirinya pindah ke kepolisian Gangnam. Pan Seok mengatakan kalau ia tidak tahu alasan Sa Kyung.
Dia melihat dari semenjak mereka bertemu pertama kali dan sampai sekarang, dia merasa sudah tidak mengenal diri Sa Kyung lagi. Saat itulah dia hanya ingin tahu jawaban Sa Kyung. Sa Kyung melirik Pan Seok yang terlihat berkaca-kaca disebelahnya.
Sa Kyung menarik nafas, lalu dia mengatakan kalau mereka sebaiknya minum - minum saja. Sa Kyung meminum soju begitu juga Pan Seok.
Sa Kyung masih terdiam. Pan Seok tahu kalau Sa Kyung mengetahui kalau di Gangnam ada dirinya. Sa Kyung bertanya balik, apa menurut Pan Seok alasan dirinya pindah ke kepolisian Gangnam. Pan Seok mengatakan kalau ia tidak tahu alasan Sa Kyung.
Dia melihat dari semenjak mereka bertemu pertama kali dan sampai sekarang, dia merasa sudah tidak mengenal diri Sa Kyung lagi. Saat itulah dia hanya ingin tahu jawaban Sa Kyung. Sa Kyung melirik Pan Seok yang terlihat berkaca-kaca disebelahnya.
Sa Kyung menarik nafas, lalu dia mengatakan kalau mereka sebaiknya minum - minum saja. Sa Kyung meminum soju begitu juga Pan Seok.
Selesai minum Pan Seok mencarikan taksi untuk Sa Kyung, tapi tidak ada taksi yang berhenti. Dia menyarankan pada Sa Kyung untuk mencari di tempat lain. Saat itu dia tepat berdiri di depan Sa Kyung.
Entah apa yang ada dipikiran Sa Kyung, dia menaruh kepalanya di dada Pan Seok. Pan Seok yang mendapat sandaran kepala dari Sa Kyung terkejut. Sa Kyung yang menyandarkan kepalanya menangis di dada Pan Seok.
Sa Kyung berbicara dengan terbata-bata. Dia mengatakan kalau dia sangat merindukan Joon Hee. Tangan Pan Seok bergetar, dia berusaha untuk memeluk Sa Kyung. Matanya pun menangis mendengar perkataan mantan istrinya.
Dia menepuk-nepuk pundak Sa Kyung yang masih menangis.
Laptop Dae Gu memperlihatkan gambar CCTV yang ia pasang di kamar Pan Seok. Sementara dirinya sedang berbaring dengan menonton acava TV dengan mengunakan proyektor. Dia menganti-ganti channel. Keadaan yang sama dengan Pan Seok yang gelisah tertidur di sofa.
Karena tidak bisa tidur keduanya membuka kulkas. Pan Seok melihat minuman kaleng, tapi dia menaruhnya lagi. Dae Gu seperti tidak nafsu melihat kulkas. Mereka pun menutupnya.
Dae Gu memutuskan untuk makan mie instant. Sementara Pan Seok mencuci semua bajunya yang berserakan. Dae Gu menaruh mienya di meja dan Pan Seok membiarkan mesin cucinya berjalan sendiri.
Mereka berdua sama-sama duduk di depan meja dan mengeluarkan obat lalu mereka minum bersama. Pan Seok mengeluarkan sebuah kaset rekaman dari kotak milik Joon Hee, Dia memasukan ke dalam handy cam lalu memutarnya.
Pan Seok tertidur sambil menonton video Joon Hee. Saat itu Joon Hee berkata kalau ia akan menjadi polisi seperti ayahnya. Dia menceritakan kalau ayahnya yang paling berani menghadapi penjahat. Joon Hee memainkan robotnya, sambil mengeluarkan suara tembakan.
Joon Hee mengatakan kalau seharusnya ayahnya sudah mati, karena dia sudah menembaknya. Pan Seok tersenyum saat Joon Hee menyuruhnya untuk cepat berlari kearahnya. Saat Pan Seok mendekat Joon Hee memberikan tembakannya lagi.
Pan Seok mencoba untuk tidur dengan ditemani video dari anaknya.
Dae Gu membaringkan tubuhnya dengan suara kartun yang di tampilkan dari layar proyektor. Dia memiringkan badannya tidak menghadap tempat kartun itu diputar. Dia mencoba untuk tidur dengan suara kartun.
Dae Gu kecil, melihat sepatu bergerigi mendekatinya. Dae Gu terkejut dan berusah untuk lari dari kejaran si pelaku pembunuhan ibunya. Saat itu Dae Gu kecil berubah menjadi Dae Gu sekarang, dia berlari menghindari kejaran si pelaku.
Dia berlari ke sebuah jalan yang kosong dengan toko-toko yang sudah tutup. Dae Gu terus berlari sampai ia bertemu jalan buntu, dia melihat pelaku semakin mendekatinya. Saat si pelaku akan menyerangnya.
Dae Gu terbangun dari tidurnya dengan peluh di sekujur badannya. Bajunya basah dan nafasnya terengah-engah. Tangan kanannya mengepal begitu keras, saat ia buka ada bekas luka karena kepalan tangannnya yang terlalu keras.
Episode 6
Laut Yang Ada Di lukisan Tua
Pan Seok datang ke kepolisian Ganganam, dia berjalan dan masuk ke dalam sel tahanan. Eung Do memberitahu kalau Shin Myung sudah dibebaskan dan pelaku tabrak lari yang sebenarnya sudah ditangkap.
Dia melihat siapa pelaku yang ditangkap mengantikan Shin Myung. Pan Seok menantap dengan mata sinisnya pada si pelaku. Orang yang mengantikan Shin Myung adalah sopirnya yang dia lihat saat pertama kali mereka datang kesana.
Sopir Shin Myung hanya melirik Pan Seok, setelah itu dia tidak berani melihat mata Pan Seok yang melotot kepadanya.
Pan Seok datang dengan mendobrak pintu ke kantor kejaksaan Han. Dia menarik dari Jaksa Han lalu mencengram jas yang digunakan Jaksa Han. Dia marah, dengan apa yang dilakukan Jaksa Han pada Shin Myung yang dibebaskan dan diganti oleh sopirnya.
Jaksa Han berteriak, dia menyuruh Pan Seok untuk melepaskan cengramannya. Pan Seok marah karena Jaksa Han menjadikan Lee Young Gu (sopir Shin Myung) menjadi pelakunya. Dia ingat kalau Jaksa Han yang mengeluarkan surat penahan Shin Myung.
Eung Do mencoba untuk menahan Pan Seok. Jaksa Han juga mencoba untuk melepaskan tapi Pan Seok semakin kencang mencengkram jas Jaksa Han. Dia menanyakan apa sebenarnya yang ada dipikiran Jaksa Han.
Dia memperingatkan kalau Jaksa Han tidak ingin menegakkan keadilan, lebih baik dia mengunakan pikirannya. Eung Do terus mencoba supaya Pan Seok tidak melakukan tindakan itu pada Jaksa Han. Pan Seok berteriak, dia memberitahu kalau korbannya itu adalah anak berumur 7 tahun.
Jaksa Han mengangguk, dia tahu kalau korbannya itu umur masih kecil, dia meminta Pan Seok untuk melepaskannya. Dengan wajah geramnnya Pan Seok melepaskan Jaksa Han. Jaksa Han membenarkan dasi dan jasnya, lalu dia menampar keras Pan Seok.
Pan Seok yang tak sempat menghindar mendapatkan tamparan dengan sedikit darah di bibirnya. Jaksa Han mengingatkan kalau Pan Seok sedang berada di kantor kejaksaan. Dengan mata melotot Jaksa Han mengejek kalau Pan Seok itu sudah gila.
Lalu dengan sombongnya Jaksa Han berkata kalau ia tidak peduli dengan korban yang masih kecil atau sudah dewasa. Menurutnya yang paling penting bagi dirinya adalah pelakunya. Pan Seok semakin geram. Dia mendaratkan kepalaan tangannya dan dorongan.
Jaksa Han langsung terlempar ke kotak berkas, lalu dia tergeletak dengan darah yang keluar dari dahinya. Pan Seok berteriak supaya Jaksa Han jangan terlalu sombong dan banyak akting. Jaksa yang lainnya melihat Jaksa Han yang tergeletak mencoba membangunkan Jaksa Han.
Eung Do yang tadinya menahan Pan Seok, itu melihat Jaksa Han yang tergeletak. Pan Seok masih melihat Jaksa Han dengan wajah geramnnya. Saat Eung Do berteriak membangunkan Jaksa Han yang tidak bangun-bangun, wajah Pan Seok berubah menjadi panik.
Jaksa Han dirawat dirumah sakit dengan perban yang ada dikepalanya. Pan Seok terlihat berdiri melihat keadaan Jaksa Han. Dokter memberitahu kalau Jaksa Han menderita gegar otak ringan. Eung Do menanyakan kapan Jaksa Han bisa sadar.
Dokter itu tidak bisa memastikan. Dia pikir akan sadar 2-3 jam kedepan. Dia menjelaskan kalau operasi yang dia lakukan tadi sudah berjalan dengan benar. Sekarang mereka harus menunggu perkembangannya. Pan Seok meminta dokter untuk merawatnya.
Tiba-tiba mata Jaksa Han terbuka, dia minta dibangunkan dari tidurnya. Dokter, Eung Do dan pegawai kejaksaan membantu membangunkan Jaksa Han. Eung Do menanyakan keadaan Jaksa Han. Tapi Jaksa Han yang melihat Eung Do didekatnya, menyuruh Eung Do untuk pergi.
Dia menanyakan pada dokter berapa banyak jahitan yang ia terima. Dokter melihat data yang dipegang suster, dokter itu mengatakan kalau Jaksa Han mendapatkan 17 jahitan. Jaksa Han terkejut dengan jahitan yang ia dapatkan.
Pan Seok terlihat sedikit panik. Jaksa Han meminta laporan pemeriksan dirinya pada sang dokter. Lalu dia mengatakan dengan sombongnya pada Pan Seok. Dia berkata kalau dia akan menahan Pan Seok dengan tuduhan tindakan kekerasan. Pan Seok yang mendengar itu seperti tak takut.
Dia malah heran dengan apa yang dikatakan Jaksa Han setelah sadar dari operasi. Dia menantang Jaksa Han untuk menangkapnya, maka dia akan menangkap kembali Shin Myung. Eung Do mencoba menahan supaya Pan Seok tidak berkata seperti itu.
Jaksa Han mengejek kalau orang-orang seperti Pan seok itu hanya mengandalkan otot saja dalam berkerja. Dia tahu kalau Pan Seok takut kalau dia akan dikeluarkan dari kepolisian. Pan Seok terlihat terkejut dengan pernyataan itu. Jaksa Han mengancam kalau ia mengeluarkan Pan Seok dan ia tidak akan memiliki kesempatan lagi.
Eung Do memohon supaya Jaksa Han tidak melakukan itu. Pan Seok hanya tertawa mengejek mendengar ancaman itu. Jaksa Han menyuruh pegawainya untuk membuatkan surat dakwaan dan memanggil media. Dia ingin menceritakan seorang polisi yang menyerang seorang Jaksa.
Wajah Pan Seok berubah menjadi melonggo mendengar yang akan dilakukan jaksa Han.
Dae Gu sedang berada di dalam mobil. Dia berbicara di telp untuk memberitahukan kalau dirinya sedang menuju ke panti asuhan. Dia tahu kalau pria dengan sepatu bergerigi itu sudah datang, dia yakin kalau pria itu akan mencarinya.
Dia ingin memberitahu ibu pengasuh panti untuk berhati-hati. Setelah menutup telpnya, mata Dae Gu seperti berkaca-kaca.
Dia teringat saat pertama kali ia masuk ke dalam panti Harapan. Dia mengaku kalau dia tidak mengingat semuanya. Saat itu pemilik panti mengajak Dae Gu untuk melapor dulu ke polisi. Dia mengira kalau keluarga Dae Gu mencarinya.
Saat pemilik panti membalikan badan, Dae Gu sudah tidak ada dibelakangnya. Dia mencari Dae Gu.
Lalu dia pergi ke panti asuhan yang lain. Seorang pria berubah menanyakan tentang Dae Gu, tapi Dae Gu tetap berkata kalau ia tidak mengingat semunya. Lalu Pria itu menanyakan apakah Dae Gu sudah pergi ke polisi. Dae Gu hanya menunduk lalu pergi begitu saja.
Di tempat yang ketiga. Dia bertemu dengan seorang ibu pemilik panti. Dia mengatakan kalau dia tidak mengingat nama, tempat tinggal dan umurnya. Wanita yang sedang mencatat data, mengangkat wajahnya dan terlihat kasihan pada Dae Gu yang tidak mengingat semuanya.
Dae Gu meminta izin apakah ia boleh tinggal di panti asuhan ini. Wanita itu menanyakan apakah Dae Gu sudah makan, Dae Gu menjawab kalau ia belum makan. Si wanita itu mengajak Dae Gu untuk makan dulu. Dae Gu sedikit binggung karena ibu itu tidak menyuruhnya untuk ke kantor polisi.
Wanita itu mengandeng tangan Dae Gu dan mengajaknya makan.
Dae Gu datang ke tempat panti asuhan yang dulu. Dia melihat sekeliling panti asuhan yang masih sama, dia melihat mading yang tertempel disana. Tiba-tiba suara seorang wanita memanggilnya.
Mereka minum teh bersama.Wajah dari wanita itu tidak berubah, hanya rambutnya yang mulai memutih. Dae Gu meminum teh yang disediakan ibu pengasuh panti. Dia meminta maaf karena dia jarang datang ke panti.
Wanita itu mengatakan kalau anak-anak yang lain, sebenarnya sangat merindukan Dae Gu. Dia memberitahu kalau anak-anak panti itu mengidolakan Dae Gu. Dae Gu tersipu malu, lalu dia membutuhkan bantuan dari ibu panti.
Ibu Panti tahu kalau Dae Gu datang ke panti pasti ada suatu masalah. Dae Gu memberikan satu foto yang ia punya, dia memberitahu kalau nanti ada orang yang datang mencari dirinya. Dia mengira kalau orang yang ada difotonya atau orang lain.
Dae Gu meminta kalau ada orang yang mencarinya, dia ingin ibu panti itu berkata tidak mengetahui tentang seorang anak yang merubah namanya 11 tahun yang lalu. Ibu panti melihat foto yang diberikan Dae Gu, dia pikir bukan orang yang ada di foto ini.
Dia menceritakan kalau ada orang yang mengaku sebagai polisi dan menanyakan tentang Dae Gu. Dia mengira kalau orang itu datang 10 menit yang lalu dan baru juga pergi. Dia mengira kalau pria itu ada disekitar panti. Mata Dae Gu terkejut dengan penjelasan dari ibu panti.
Dae Gu berlari keluar dari panti. Dia melihat ke sekeliling taman panti yang banyak orang bermain. Matanya mencari orang yang rusak dibagian wajahnya. Dia melihat ada seorang dengan topi dan wajahnya agak sedikit rusak.
Dengan terburu-buru, Dae Gu menghampiri pria itu. Saat ia menepuk pundak pria itu, dengan sedikit keras. Pria itu terlihat kesal, dia heran apa sebenarnya di lakukan oleh anak muda yang menepuk pundaknya dengan keras.
Saat mendengar suara dari pria itu, Dae Gu tersadar kalau suara itu bukan suara pembunuh yang dia kenal. Temannya mengira kalau Dae Gu adalah sukeralawan yang membantu panti. Dia menanyakan apakah Dae Gu sudah mengantarkan kol. Dia meminta maaf kalau dia salah menepuk orang. Mata Dae Gu terus mencari orang yang akan dicarinya.
Di balik jemuran sprei, seseorang melihat ke arah Dae Gu. Dia melihat Dae Gu yang kebinggungan mencari seseorang. Dae Gu terus mencari orang yang ada bekas luka di wajahnya. Dia binggung kalau tidak ada orang yang dia cari.
Sang pembunuh terus melihat ke arah Dae Gu, dia seperti merekam wajah Dae Gu. Dia bergumam, sekarang ia tahu orang yang ia cari sekarang sudah mengubah namanya menjadi Eun Dae Gu.
Dae Gu kembali ke kantor ibu panti. Dia menanyakan wajah dari orang yang dicarinya. Dia menanyakan apakah ada bekas luka di wajah orang yang mencari dirinya. Ibu asuh itu ingat kalau tidak ada luka di wajah orang yang mencari Dae Gu. Dae Gu seperti tak yakin.
Ibu asuh itu yakin kalau tidak ada bekas luka di wajah orang yang mencari Dae Gu. Wajah Dae Gu melonggo.
Dae Gu kesal, dia memukul stirnya. Ponselnya berdiring, dia mengangkat dengan nada kesal. Dia memberitahu kalau ia sudah terlambat, si pria pembunuh itu sudah datang ke panti. Dia menceritakan kalau pria itu menyamar menjadi polisi dan menanyakan nama dan no.telpnya.
Dia yakin kalau itu bukan Park Seung Oh. Dae Gu memberitahu kalau orang itu tidak memiliki bekas luka diwajahnya. Menurutnya kalau wajah pria itu ada bekas luka, pria itu bisa ia kenali. Dia hanya memiliki dua dugaan. Yang pertama kalau bukan cairan kimia yang ia siram ke wajah orang itu atau pria itu sudah melakukan operasi plastik.
Dae Gu merasa heran, kenapa si pembunuh itu mencari dirinya. Dia mempertanyakan kalau pria itu ingin membunuhnya.
Dae Gu berdiri di depan mesin minuman. Dari belakang dia melihat bayangan yang ingin menyergapnya. Dia seperti waspada orang yang datang dari belakang. Saat orang itu akan menyergapnya, dia langsung menarik dan menahan leher pelaku dengan tangannya.
Soo Sun menjerit karena Dae Gu yang tiba-tiba menekan lehernya. Dia berbicara dengan suara yang tercekik, dia rasa sikap Dae Gu berlebihan padanya. Padahal ia hanya ingin bercanda dengan Dae Gu. Dae Gu yang kaget, nafasnya ikut terengah-engah. Dia melepaskan tangannya di leher Soo Sun.
Dae Gu memarahi Soo Sun yang bercanda dengan mengendap-ngendap. Soo Sun yang masih memegang lehernya merasa heran, seharusnya dia yang marah pada Dae Gu. Dae Gu yang kesal meninggalkan Soo Sun begitu saja.
Soo Sun yang melihat Dae Gu pergi berteriak, dia menduga kalau Dae Gu itu punya masalah dengan mental. Seharusnya apabila Dae Gu merasa bersalah, dia harus meminta maaf. Dia mengejek Dae Gu itu orang aneh. Soo Sun mengejar Dae Gu yang masuk ke dalam kantor polisi. Soo Sun memanggil Dae Gu si pemarah, dan meminta Dae Gu menunggunya.
Dae Gu masuk dengan banyak kerumunan orang yang ada di depan kantor polisi. Soo Sun yang berjalan di belakang Dae Gu binggung. Dia melihat banyak wartawan yang ada di kantor polisi gangnam.
Ji Gook dan Tae il sedang melihat sesuatu di depan laptop. Soo Sun menanyakan ada masalah apa, sampai di luar banyak wartawan. Ji Gook binggung karena Soo Sun tidak mengetahui masalah dengan membaca berita online.
Soo Sun penasaran berita online apa yang dimaksud Ji Gook. Dae Gu ikut penasaran. Ji Gook heran kalau mereka berdua tidak tahu kaalu Kim Shin Myung di bebaskan. Dae Gu kaget karena Kim Shin Myung sudah dibebaskan. Soo Sun terlihat melonggo mendengarnya.
Dae Gu yakin kalau mereka sudah mendapatkan bukti dan surat penahanan sudah keluar dari kejaksaan untuk Kim Shin Myung. Tae il memberitahu kalau supir pribadi Shin Myung, bernama Lee Young Gu mengaku sebagai pelaku tabrak lari.
Soo Sun semakin kaget. Dia heran, dengan apa yang mereka bicarakan. Padahal sudah jelas kalau Shin Myung itu pelakunya. Itu juga yang membuat Ji Gook menjadi semakin pusing. Padahal mereka sudah bersusah payah untuk menangkap si brengsek Shin Myung.
Tae il memberitahu masalah utama dari mereka sekarang. Tae il menghadapkan laptop ke depan Dae Gu dan Soo Sun. Mereka melihat berita online, tentang seorang detektid yang menyerang Jaksa sampai pingsan. Soo Sun tak percaya kalau Pan Seok menyerang Jaksa Han.
Berita lain juga menuliskan intergritas polisi yang dipertanyakan karena seorang detektif menyerah jaksa. Judul lain menuliskan kalau polisi menyalahgunakan wewenang lagi. Soo Sun semakin melonggo.
Ketua Kang mengebrak meja. Dia marah dengan berita yang tersebar ke media tentang berita Pan Seok yang menyerang seorang jaksa. Dia mempertanyakan mengapa kejadian seperti ini bisa terjadi. Pan Seok hanya bisa menunduk dan meminta maaf. Ketua Kan menuduh Pan Seok adalah orang yang gampang menyerang orang.
Dia kesal, karena Pan Seok masih mengaku sebagai detetif padahal dia sendiri tidak bisa mengendalikan diri. Tim yang lain hanya terdiam, Sa Kyung terlihat masih memerah matanya. Tae Hoo mencoba untuk menahan senyum melihat Pan Seok yang kena marah Ketua Kan.
Ketua Kang kesal, Pan Seok sudah mempermalukan dirinya. Pan Seok hanya bisa mengucapkan permintaan maaf. Ketua Kang mengatur nafasnya, dia rasa Pan Seok tahu masalah yang akan mereka hadapi sekarang.
Sa Kyung menatap sedih pada Dae Gu. Ketua Kan mengingatkan kalau tujuan mereka sebagai polisi adalah berusaha keras supaya bisa melakukan penyelidikan sendiri. Dia menyesal, karena kecerobohan Pan Seok, dengan begitu mereka bisa kehilangan kesempatan itu.
Ketua Kang mengingatkan kalau mereka sekarang lagi butuh kepercayaan masyarakat untuk mempercayai polisi lagi. Tapi Pan Seok malah melakukan tindakan kekerasan dengan menyerang Jaksa Han. Pan Seok hanya mengatakan permintaan maafnya.
Tae Hoo mengejek kalau Pan Seok tidak bisa mengatakan kata-kata lain selain itu. Sa Kyung masih melihat Dae Gu yang hanya bisa menunduk dan meminta maaf.
Bunyi pintu di ketuk. Salah satu anggota polisi gangnam masuk. Dia membawa kertas dari seseorang yang berdiri di depan pintu. Dia mengatakan kalau Pan Seok mendapatkan surat penahanan. Ketua Kang mengangkat kepalanya.
Pan Seok hanya bisa menunduk dan memejamkan matanya. Eung Do tak percaya, Jaksa Han membuat surat penahanan untuk Pan Seok. Ketua Kang tak bisa berbuat apa-apa, Dia berkata kalau mereka harus mematuhi peraturan. Dia menegasakan, semua anggotanya harus bertanggung jawab dengan perbuatan mereka.
Pan Seok mengucapkan permintaan maafnya lagi dan telah mengecewakan Ketua kan dengan sikapnya. Ketua Kang menugaskan Tae Hoo untuk memimpin tim detektif. Sedangkan kasus tabrak lari akan diserahkan pada tim 1. Dia memohon mereka untuk segera menangani hal itu.
Pan Seok yang terdiam merasa tidak adi. Dia yakin kalau penyelidikan pada kasus tabrak lagi, pelakunya bukan Lee Young Gu. Ketua Kang mengeberak meja kembali. Dia marah, Pan Seok yang belum juga sadar, dengan apa yang Pan Seok lakukan.
Tae Hoo berdiri, dengan mengelus alisnya. Dia pikir kalau Pan Seok sudah mendengar perkataan dari Ketua Kang. Pan Seok harus mempertanggung jawabkan apa yang ia lakukan. Dia menyuruh Pan Seok untuk memanfaatkan waktunya di dalam penjara dan juga merenungkan apa yang sudah dilakukan Pan Seok selama ini.
Dia mengingatkan kalau Pan Seok itu terlalu sombong, percaya diri dan sok berkuasa. Dia menyuruh timnya untuk menahan Pan Seok sekarang juga.
Di luar ruang meeting, ke empat anak buah Pan Seok sedang panik. Soo Sun beberapa kali terlihat gugup menunggu hasil rapat. Saat pintu terbuka, mereka melihat Pan Seok yang sudah di kawal untuk di masukan ke penjara.
Pan Seok hanya terdiam melihat anak-anaknya. Ke empat anak buahnya terlihat bersedih. Pan Seok berjalan meninggalkan mereka. Eung Do tidak bisa mengatakan apapun, dia berjalan mengkawal Pan Seok masuk ke penjara.
Saat Soo Sun dan Ji Gook ingin mengikuti Pan Seok, Teriakan Tae Hoo menghentikan langkah mereka. Tae Hoo berteriak mau kemana mereka. Dia menyuruh anak buah Pan Seok untuk mendekatinya. Mereka akhirnya hanya bisa menatap punggung Pan Seok yang akan ke penjara.
Pan Seok menaruh ID Card dompet dan juga dua ponselnya ke dalam kotak. Eung Do terlihat sedih dengan apa yang ia lihat. Pan Seok masuk ke dalam ruang tahanan. Eung Do mendekati sel Pan Seok, dia berpesan supaya Pan Seok istirahat. Dia akan menemui jaksa Han. Pan Seok tak setuju dengan itu, dia rasa itu tidak perlu.
Dia pikir kalau Jaksa Han itu bukan tipikal yang mau memaafkan orang begitu aja. Eung Do pikir kalau mereka harus berusaha lebih dulu. Pan Seok berteriak lagi, dia rasa kalau merasa itu tidak perlu. Eung Do tidak perlu merendahkan dirinya di depan orang seperti Jaksa Han.
Eung Do rasa kalau itu tidak ada masalah. Dia tahu, Pan Seok mengerti dengan apa yang sebenarnya yang terjadi. Dia memarahi Pan Seok yang harus memukul Jaksa Han. Menurutnya lebih baik kalau ia menghadap Jaksa Han dari pada Pan Seok yang akan dihentikan dari kepolisian.
Dia juga tahu kalau Ketua kan tidak akan membantu membebaskan Pan Seok dalam kasus kekerasan ini. Dia memahami dengan kesulitan ini, dia tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya Pan Seok lakukan. Tapi sekarang dia merasa kecewa dengan sikap Pan Seok.
Pan Seok mendekatkan wajahnya ke sel. Dia mengatakan dengan tegas kalau pihak kejaksaan memintanya untuk berhenti, dia pasti akan langsung berhenti. Dia merasa, di tempat ini sudah memuakkan.
Eung Do benggong mendengarknya. Pan Seok menyuruh Eung Do untuk pergi dan menjaga anak buahnya. Dia meminta Eung Do untuk membantu mereka. Dia tahu setelah mereka semua tahu kalau Kim Shin Myung dibebaskan, dia yakin kalau anak buahnya lah yang paling kecewa. Eung Do rasa itu tidak perlu di khawatirkan Pan Seok.
Pan Seok duduk di lantai Sel, dia juga merasa kalau si kodok. (Tae Hoo) senang mengetahui kalau ia ada didalam sel. Ponsel Dae Gu bergetar. Dae Gu melihat ponsel dalam saku celananya, dia melihat Pan Seok mendapatkan telp dari si pembunuh ibunya.
Dae Gu melihat ponsel Pan Seok yang bergetar, Dia bertanya apa yang sebenarnya dilakuan Pan Seok. Dia melihat kalau si pembunuh ibunya itu sudah menelpnya. Dia tak bisa berbuat apa-apa karena melihat Pan Seok dan Eung Do sedang tertawa bersama. Dia pasrah melihat Pan Seok yang tidak bisa mengangkat telp dari dalam sel.
Tae il da Ji Gook membereskan berkas di atas meja. Soo Sun juga ikut membereskan semua kertas yang ada dimeja. Tae Hoo membentak mereka untuk cepat mengerjakan apa yang akan dia suruh. Ketiganya pun kaget.
Akhirnya Tae il, Ji Gook menyerahkan berkas pada tim 1. Soo Sun yang sedang melihat kertas ditangannya, Tae Hoo menadahkan tangannya. Dia meminta Soo Sun memberikan berkas itu padanya. Soo Sun seperti tak rela memberikan itu, sedikit tarik menarik dengan Tae Hoo. Tapi Tae Hoo yang bisa mengambil
berkas itu.
berkas itu.
Dae Gu baru masuk ke dalam ruangan. Ketua Tim satu menanyakan apakah bukti yang mereka miliki sudah mereka serahkan semuanya. Ji Gook membenarkan itu. Tae Hoo memerintakan mereka untuk menyerahkan semua bukti ke kejaksaan karena pelaku sudah ditahan.
Dengan sikap sombongnya dia memberitahu kalau tim 3 akan dibubarkan. Dia berteriak supaya mereka tidak menangani kasus lagi. Dia menyuruh mereak untuk menunggu sampai ada perintah selanjutnya. Tap dia mengingatkan kalau mereka bukan berarti semuanya untuk beristirahat. Dia menyuruh mereka untuk membantu tim yang lainnya.
Eung Do baru datang dan sempat mendengar teriakan itu. Dia tahu kalau pagi hari ini kacau sekali. Dia mengajak mereka untuk makan bersama.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya