Tuesday, June 10, 2014

Sinopsis You’re All Surrounded Episode 5 Part 2







Saat itu Soo Sun berhasil menemukanya, dia menemukan mobil si pelaku.Semuanya melihat di dalam layar monitor. Eung Do melihat itu mobil dari Kim Shin Myung. Dae Gu menjelaskan kalau pada jam 8.50 malam, mobil itu terlihat di persimpagan yang jaraknya 30 mil dari TKP.



Soo Sun yakin kalau itu ada adalah Kim Shin Myung, karena berada pada waktu dan mobil yang sama. Dia menyuruh Ji Gook untuk memeriksa bengkel yang di datangi Kim Shin Myung. Dia ingin tahu pergerakan dari mobil itu selama tanggal kejadian.



Pan Seok menyuruh Dae Gu dan Soo Sun untuk ikut dengannya. Dia mengajak mereka berdua untuk bertemu dengan si pelaku.



Mereka bertiga turun didepan rumah yang cukup besar dan mewah. Garasi rumah itu terbuka, mobil dengan plat nomor yang mereka cari terparkir di dalamnya. Seseorang jatuh setelah di pukul.





Kim Shin Myung memarahi orang iitu karena pria itu tidak membuka pintu saat mobil sudah siap.

Soo Sun yang melihat itu mencoba untuk merelai, tapi Pan Seok menahan. Dia meminta mereka untuk melihat dulu apa yang terjadi. Pria itu hanya bisa meminta maaf saja. Shin Myung memperingati kalau sekali lagi pria itu jangan membuatnya menunggu. Pria itu hanya menunduk dan pergi meninggalkan majikannya.

Pan Seok melihat sikap Shin Myung yang terlihat kasar. Dia memperhatikan plat
nomor sampai lampu-lampu.


Dae Gu menyebutkan plat nomor yang dimiliki Kim Shin Myung. Dia memperkenalkan dirinya adalah detektif dari kepolisian Gangnam. Dia ingin menanyakan sesuatu pada Shin Myung.

Shin Myung berkata dengan sombongnya kalau mereka tidak bisa menanyakan sesuatu seperti jni. Dae Gu tetap menanyakan, apakah Shin Myung tahu dengan kejadian tabrak lari pada tanggal 10 yang lalu. Dia memberitahu korban langsung meninggalk di tempat kejadian.



Dari CCTV, terlihat kalau plat nomor mobil Shin Myung terlihat. Shin Myung tidak menjawab pertanyaan itu, dia malah masuk ke dalam mobilnya. Soo Sun menahannya. Shin Myung terlihat kesal, karena Soo Sun berani menghalangi jalannya. Dia menghempaskan tangan Soo Sun.



Soo Sun berteriak pada Shin Myung. Shin Myung mengejek kalau Soo Sun adalah ibu dari si korban. Dia menduga Soo Sun datang untuk memerasnya, dia rasa Soo Sun tidak pantas mengaku sebagai ibunya dan menjual nama anaknya yang sudah mati.



Dae Gu yang melihat itu masih terdiam. Soo Sun tak tahan dengan sikap sombong Shin Myung.




Pegawai itu ingin menutup pintu, Pan Seok mencoba menahannya. Dia menanyakan dari mana Shin Myung tahu kalau korban itu adalah anak kecil. Padahal Dae Gu tidak pernah memberitahu itu.



Shin Myung seperti terdiam, matanya seperti mencari jawaban. Pan Seok sudah menduga kalau Shin Myung yang mengendarai mobil itu. Awalnya dia pikir kalau pria lain yang mengendarai mobil itu. Dia sudah tahu kalau Shin Myung yang membunuh Min Joon.



Dae Gu dan Soo Sun melihat cara Pan Seok berkerja. Shin Myung tidak mau terima tuduhan itu saja. Dia menanyakan bukti yang dimiliki detektif itu, dia meminta mereka untuk membuktikan dulu. Pan Seok terlihat kesal, dia memberitahu kalau seandainya Shin Myung membawa korban, pasti Min Joon bisa diselamatkan.



Pan Seok memperingatkan Shin Myung untuk menunggu saja, dia akan menahan Shin Myung. Shin Myung tak bisa berkutik, dia berteriak pada sopirnya, menyuruh untuk cepat menutup pintu. Sopir itu meminta maaf pada Pan Seok untuk ia bisa menutup pintu.



Mobil keluar dengan cepat dari garasi. Mereka bertiga keluar melihat mobil Shin Myung dengan wajah kesal.



Dae Gu dan Soo Sun sedang melihat dari laptopnya. Ji Gook baru datang dari bengkel memberitahu Pan Seok dan Eung Do. Dia berkata kalau mereka tidak pernah memperbaiki mobil milik Kim Shin Myung. Eung Do kaget dengan laporan itu, tapi dia menduga kalau mobil seperti itu tidak bisa diperbaiki ditempat lain. Dae Gu dan Soo Sun melihat ke arah Ji Gook.



Ji Gook menduga kalau mereka itu menyembunyikan sesuatu. Pan Seok merasa kalau mereka harus datang ke tempat itu. Saat itu ponsel Eung Do berbunyi, dia melihat itu telp dari Jaksa Han. Pan Seok memberitahu kalau dia tidak mengangkat telpnya, ternyata Jaksa Han menelp Eung Do.


Pan Seok menyuruh Eung Do untuk menjawabnya. Dia mengatakan kalau ia harus cepat ke imigrasi untuk mencekal si pelaku tabrak lagi ke luar negeri.
 


Untuk kedua kalinya, Dae Gu masuk ke dalam ruangan Pan Seok. Dia memeriksa ponsel yang dimiliki Pan Seok. Dia mengingat semuanya, saat sedang melihat yang lainnya. Pintu Pan Seok terbuka, Dae Gu berusaha untuk bersembunyi.



Pan Seok mengambil ponselnya, lalu dia teringat sesuatu. Dia masuk dan membuka lemarinya. Dia melihat pakaian di depannya, tapi dia malah mengambil kotak yang ada di atas lemari. Sementara Dae Gu sedang berada didalam lemari, kalau Pan Seok mengeser bajunya, maka Dae Gu akan ketahuan.



Dae Gu mengintip apa yang dilakukan Pan Seok dengan kotak itu. Pan Seok membuka kotak itu, tapi dia menutupnya kembali dan membiarkan kotak itu diruang tengah. Lalu dia keluar dari rumahnya.





Jaksa Han sedang berbicara di telp. Dia meminta orang yang di telp itu tidak perlu khawatir. Dia menyuruh orang yang ada di telpnya, untuk menugaskan Direktur Kim keluar negeri beberapa bulan. Dia berkata kalau detetif yang sekarang bertugas itu adalah orang - orang bodoh.



Dia menyakinkan kalau ia akan menghalang-halangi para detektif itu berkerja. Dia berkata kalau ia akan bergerak secara cepat. Pintu di ketuk, Dae Gu dan Eung Do datang dengan membawa amplop hijau.



Jaksa Han menyuruh mereka untuk pergi ke kantor jaksa di Pusan untuk mengawal terdakwa Kim Tak Ho. Pan Seok mengerti, dia menyerahkan surat pencekalan keluar negeri. Dia mengatakan kalau dia adalah korban tabrak lari yang sedang mereka kumpulkan buktinya. Jaksa Han melihat namanya.



Pan Seok menduga kalau pelaku akan melarikan diri. Jaksa Han seperti menolaknya, dia merasa kalau pelaku tidak akan melarikan diri. Dia melihat status di negara korea itu sudah jelas. Pan Seok mengingatkan pada kasus yang sama di bulan februari.



Jaksa Han seperti mengejek Pan Seok yang sedang mengajarinya sekarang. Dia berpikir kalau Pan Seok sudah berkelakuan menyimpang. Pan Seok merasa kalau bukan kelakukan yang menyimpang tapi dia hanya berjaga-jaga.



Pan Seok menjelaskan kalau timnya sudah berkerja keras untuk mengumpulkan bukti. Tapi kalau sampai pelaku melarikan diri maka.... Jaksa Han memotong pembicaraan Pan Seok, dia menyuruh Pan Seok untuk cepat mengawal terdakwa. Pan Seok menahan amarahnya dengan meremas amplop coklat itu dengan keras.



Eung Do ikut keluar mengikuti Pan Seok. Jaksa Han memanggilnya, dia menyuruh Eung Do untuk mengkawal Ahn Suk Hwan ke markas Kwangju. Eung Do menatap sinis, Jaksa Han heran Eung Do melihatnya seperti itu.



Jaksa Han menyindir kalau Eung Do tidak mungkin mengikuti Pan Seok selamanya. Pan Seok pun membalas perkataan Jaksa Han, kalau Jaksa Han sendiri terus menerus menganggunya. Dia pun memanggil Jaksa Han berengsek.



Eung Do terlihat panik, dia tidak ingin terjadi pekelahian. Dengan mata yang kesal, dia mengatakan kalau dia akan pergi, karena memang sudah aturan dia pergi. Tapi dia tidak bisa membiarkan anak buahnya menangani kasus tabrak lari ini. Dia sekarang akan menuruti kemauan Jaksa Han.



Tapi Dia memperingatkan kalau apa yang ia kerjakan itu, sebenarnya berkaitan dengan Kim Shin Myung. Eung Do terus menahan Pan Seok untuk tidak menyerang. Pan Seok melihat kalau Jaksa Han tidak mau melihat surat pencekalan yang sudah ia buat. Dia melihat Jaksa Han itu terlihat yakin sekali kalau status orang itu sudah jelas di korea.



Pan Seok sendiri heran mengapa Jaksa Han bisa dibebaskan dengan cepat. Eung Do mencoba menahan amarah Pan Seok supaya tidak meledak. Pan Seok akhirnya bisa menahan amarahnya dan pergi dari kantor jaksa Han.




Ji Gook mencoba menelp bengkel. Dia mengatakan kalau ia dari kepolisian Gangnam. Dia menceritakan kalau ia menelp dengan kejadian tabrak lagi pada tanggal 10, dia menanyakan plat nomor mobil 4885 pernah datang.



Dae Gu sedang melihat laptopnya, lalu dia mengambil ponselnya. Tak sengaja dia melihat Soo Sun yang sedang termanyun duduk disebelahnya. Dae Gu terus melihat ke arah bibir Soo Sun, dia teringat saat Soo Sun mencium bagian dadanya setelah mandi.




Saat itu Soo Sun merasakan rasa strawberry setelah mencium dada Dae Gu yang baru selesai mandi. Dae Gu melihat ke arah dadanya yang dicium oleh Soo Sun. Dia akhirnya menepuk-nepuk dadanya seperti ingin menghilangkan bekas ciuman Soo Sun.



Ibu Min Joon menangis tersedu-sedu. Tim bagian orang hilang mencoba menenangkan. Ibunya beberapa kali meminta maaf pada anaknya yang sudah meninggal. Sa Kyung duduk terdiam dengan mata merah seperti habis menangis.



Nenek dari korban itu datang. Dia menyalahkan sang ibu yang sudah membuat cucunya terbunuh. Dia memarahi sang ibu yang memaksa untuk membawa Min Joon padahal si ibu tidak bisa merawatnya.



Mantan suaminya pun menyalahkan mantan istrinya yang tidak bisa menjaga anaknya. Seharusnya sang istri membiarkan dirinya yang merawat anak mereka. Soo Sun dan Dae Gu melihat keributan yang terjadi di tim orang hilang. Nenek itu terus menyalahkan ibu Min Joon yang sudah membuat cucunya meninggal.



Sa Kyung tidak bisa lagi menahan tangisnya. Mantan suaminya menyalahkan mantan istrinya yang tidak bisa menjemput anaknya tepat waktu. Dia berteriak mengapa mantan istrinya bisa membiarkan anaknya diluar rumah sampai malam.



Ibu Min Joon ikut berteriak, dia merasa kalau mereka semua tidak bisa menyalahkan dirinya begitu saja. Sa Kyung pergi dari tempat itu dengan mata yang masih menangis. Ibu Min Joo mengatakan kalau saja uang tunjangan yang diberikan mantan suaminya tepat waktu, maka hal seperti ini tidak akan terjadi.




Sa Kyung berhenti ketika mendengar alasan ibu Min Joon harus berkerja karena uang tunjangan perceraian yang telat datang. Dia meminta ibu Min Joon diam, dia berkata kalau saja ibu Min Joon tidak telat datang untuk menjemput, Min Joon tidak akan meninggal.

Pan Seok dari datang dan masuk ke ruangan melihat kejadian ribut di tim orang hilang. Dia menyalahkan ibu Min Joon yang membiarkan anaknya yang sendirian di sekolahan. Ibu Min Joon terlihat terkejut.

Sa Kyung berteriak kalau guru-guru disekolahan itu bukan seperti keluarga dan seharusnya sebagai ibu, dia harus menjaga sang anak. Dia berkata dengan tegas kalau sang ibu sudah membiarkan anaknya meninggal dan tidak ada yang perlu ditangisi.



Dae Gu yang mendengar pernyataan Sa Kyung agak terkejut. Ibu Min Joon semakin menangis. Pan Seok mencoba menenangkan Sa Kyung. Dia merasa kalau Sa Kyung tidak punya hak untuk berkata seperti itu. Sa Kyung menegaskan lagi, kalau Ibu Min Joon tidak pantas untuk menjadi seorang ibu.



Pan Seok berteriak supaya Sa Kyung menyudahi perkataan itu. Sa Kyung melepaskan tangan Pan Seok, dia marah karena Pan Seok tidak punya hak untuk melakukan ini padanya. Pan Seok yang mendengar perkataan Sa Kyung terlihat berkaca-kaca. Sa Kyung meninggalkan ruangan.



Tae Hoo yang melihat kejadian itu, mulai melancarkan serangan. Dia mengeluh kalau sampai si pelapor mengajukan tuntutan pada kepolisian. Ketua Kan turun langsung, dia meminta maaf pada keluarga korban dengan sikap anak buahnya. Pan Seok keluar dari ruangan.



Soo Sun melihat Pan Seok dengan kejadian yang ada didepannya. Dae Gu, Ji Gook dan Tae il terlihat binggung dengan kejadian yang ada didepan mereka.



Mereka berempat duduk disofa sambil meminum-minuman kaleng. Soo Sun menduga kalau kejadian tabrak lari itu pernah terjadi pada Pan Seok dan Sa Kyung. Ji Gook pikir itu tidak mungkin kalau mereka memiliki anak. Dia melihat wajah Sa Kyung yang tidak memiliki naluri keibuan.



Dae Gu berkomentar kalau keadaan itu seperti Min Joon maka anak mereka itu sudah meninggal. Ji Gook jadi pusing sendiri memikirkan itu. Lalu Ji Gook melihat ke arah Tae il, dia memanggil Tae il dengan panggilan putri salju.

Dia heran dengan sikap Tae il, dan juga dia menyadari kalau dari tadi Tae il tidak berbicara sama sekali. Tae il berkata jujur, dia sudah mengetahui hal ini sejak ia sedang berlatih menjadi polisi. Dia menceritakan kalau mereka memang memiliki anak dan kejadian itu sama persis dengan kejadian Min Joon. Dae Gu ikut mendengarkan cerita Tae il.



Tae il bercerita kalau seharusnya Pan Seok yang menjemput anaknya, tapi karena sibuk dia tidak bisa menjemput anaknya. Lalu anaknya bermain di luar sekolah dan kejadian itu sama persis dengan yang dialami oleh Min Joon.



Dae Gu seperti memikirkan dengan kejadian ini. Soo Sun tak menyangka kalau mereka memang memiliki anak tapi meninggal karena Pan Seok yang terlambat menjemput.




Sa Kyung berdiri di bagian atas gedung. Dia menatap jauh ke depan. Ketua Kan datang, dia menawarkan Sa Kyung untuk minum. Sa Kyun menolaknya, karena dia masih ada kerjaan. Ketua Kan pikir kalau Sa Kyung sudah bisa melupakan kejadian itu.

Dengan alasan itu, Ketua Kan memanggilnya untuk berkerja Di kepolisan Gangnam. Saat itu Sa Kyung juga setuju kalau Pan Seok ada di kepolisian Gangnam juga. Saat itu dia menyimpulkan kalau Sa Kyung sudah bisa melupakan kejadian itu.

Sa Kyung menyatakan kalau apa yang dikatakan Ketua Kan itu sangat menyakitkan, anaknya bukan seperti debu yang bisa hilang begitu saja. Saat ini aku tidak bisa mengenggam tangannya, menyentuhnya.

Ketua Kan terlihat tersentuh dengan perkataan Sa Kyung, dia mengerti dengan yang dirasakan Sa Kyung sebagai seorang ibu. Dia akhirnya hanya bisa memeluk Sa Kyung untuk memberikan ketenangan. Lalu dia membiarkan Sa Kyung sendirian.

Setelah Ketua Kan pergi, Sa Kyung meluapkan rasa sedihnya. Dia menangis tersedu-sedu mengingat nasib anaknya yang sudah meninggal.



Pan Seok pergi dari kantor dengan mobil. Saat menyetir matanya berkaca-kaca. Dia teringat saat masuk ke rumah sakit, dia melihat Sa Kyung telah memeluk anak mereka bernama Joon Hee.



Sa Kyung menangis histeris dan berteriak supaya Joon Hee bangun. Kepala dan badan Jong Hee sudah penuh dengan darah. Pan Seok pun jatuh lemas melihat istri dan anaknya yang ada didepannya. Dia terlihat menangis karena meninggalkan anaknya sendiri dan akhirnya meninggal.



Pan Seok sampai rumah, dia membuka kotak yang ia tinggalkan diatas meja. Dia mengeluarkan robot di dalam kotak itu. Dia teringat dengan perkataan anaknya yang sangat bangga dengan ayahnya yang pemberani. Joon Hee juga membanggakan sang ayah yang selalu melawan penjahat.



Dia menangis mengingat semua kenangan dengan sang anak. Lalu dia teringat dengan penyataan tegas dari Sa Kyung, kalau dia tidak punya hak untuk berbicara pada Sa Kyung tentang hal seperti ini. Pan Seok memasukan robot ke dalam kotak lalu menutupnya.



Eung Do dan anak buahnya tertidur diatas meja. Pan Seok datang dengan wajah kesal, dia menendang meja untuk membangunkan anak buahnya. Dia berteriak kalau anak buahnya sudah tertidur padahal baru terjaga beberapa hari saja. Dia mengajak semuanya untuk berkumpul.




Pan Seok menanyakan hasil dari rekaman CCTV, Soo Sun menjawab kalau ia belum mendapatkan hasil. Lalu Pan Seok menanyakan bagaimana dengan saksi. Ji Gook juga mengatakan kalau mereka sudah mewawancarai tapi ia belum menemukan saksi. Pan Seok semakin marah, dia melempar kertas yang ada di depannya.



Dia heran mengapa tidak ada orang yang lewat saat kejadian tabrak lari itu. Semua kaget melihat kemarahan Pan Seok yang tidak biasa. Akhirnya Pan Seok mengajak semuanya untuk memulai penyelidikan dari awal. Dia menyakinkan semuanya kalau mereka akan mendapatkan bukti dari tabrak lari.



Pan Seok meminta timnya untuk melihat semua rekaman CCTV, dari jarak 6 Mil. Dia mengubah perkataan menjadi 62 mil dari lokasi kejadian. Dia meminta semuanya tidak melewati mobil yang lewat di lokasi kejadian dan juga saksi saat kejadian.



Dia meminta semuanya untuk menyelidiki semua orang yang melewati tempat kejadian. Dia ingin semua orang memastikan kalau orang itu adalah orang yang sering lewat di lokasi kejadian. Eung Do yang terlihat mengantuk melihat hasil ban yang sudah di print.




Pan Seok menyakini kalau mereka bisa saja berbohong, tapi dia meminta semuanya untuk mencari saksi dari kejadian ini. Semua menjawab mengerti, Pan Seok melihat tumpukan lembaran dari CCTV di depan Dae Gu.

Dia seperti tahu kalau sebenarnya anak buahnya itu tidak hanya diam selama ia tinggal. Akhirnya dia merendahkan suaranya. Dia tahu kalau mereka sudahmenangani kasus ini selama beberapa hari. Dia juga tahu kalau kasus ini memang rumit. Dia menyemangati timnya supaya mereka tidak akan menyerah.

Pan Seok mengingatkan kalau korban adalah seorang anak berumur 7 tahun. Sekarang anak itu tidak bisa bersekolah lagi, tidak bisa mengejar cita-citanya, tidak bisa lagi bermain dengan teman-temannya, tidak ada kesempatan untuk mendekati seorang wanita yang disukainya. Dia menjelaskan kalau sudah banyak kesempatan yang dirampas oleh si pelaku tabrak lari.

Eung Do terlihat sedih dan menatap Pan Seok seperti dia tahu kalau Pan Seok sedang teringat dengan kejadian anaknya yang meninggal. Pan Seok sadar kalau mereka tidak bisa mengembalikan nyawa dari anak itu. Tapi paling tidak mereka bisa menemukan si pelaku dan menegakan keadilan. Dia memohon pada semuanya untuk menyelesaikan kasus ini.

Semuanya menjawab mengerti, lalu Pan Seok membubarkan semuanya.



Esok harinya

Dae Gu berdiri di lokasi Min Joon di temukan. Dia berdiri melihat CCTV yang terpasang disana. Dia ingat dengan perintah Pan Seok yang menyuruh memeriksa CCTV bahkan dari jarak 62 mil dari lokasi kejadian.

Dia mencoba memejamkan matanya, mengingat dengan CCTV yang sudah ia rekam di otaknya. Suara Pan Seok juga mengingatkan supaya mereka tidak melewatkan mobil yang lewat saat kejadian itu berlangsung.

Dae Gu duduk di depan laptop untuk mencari data saksi yang ada di saat lokasi kejadian. Matanya begitu jeli melihat semua orang yang lewat saat berada di lokasi kejadian. Dia ingin melihat siapa yang sering melewati tempat kejadian.



Ji Gook mengirimkan email pemberitahuan dengan kejadian tabrak lagi. Dia meminta semua yang mengetahui dengan kejadian itu dia meminta untuk menghubungi polisi Gangnam. Setelah menuliskan itu matanya tak kuat menahan kantuk.



Pan Seok yang baik hati, memberikan secangkir kopi untuk semua timnya. Saat itu Ji Gook terbangun dan berteriak kaalu ia tidak tidur. Tak sengaja Mousenya mengklik sesuatu yang ada di layar. Pan Seok melihat berita yang dibuka Ji Gook. Dia menyuruh Ji Gook minggir dan menyerahkan kopi yang ia bawa pada Ji Gook.




Pan Seok membawa di forum kalau seseorang mencari lampu dari mobil Roll Royce. Dia melihat plat nomor yang tertera disana, lampu depan yang pecah seperti dugaanya. Dia pun menemukan apa yang harus ia cari sekarang. Dia buru-buru keluar dari ruangan.



Eung Do memanggilnya, dia memberitahu kalau Jaksa Han menyuruh mereka untuk mengawal terdakwa lagi. Pihak kejaksaan menginginkan mereka untuk mengkawal terdakwa dari Pusan ke Kwangju. Jaksa Han ingin kalau Pan Seok sendiri yang mengawalnya.

Pan Seok berteriak pada Eung Do, dia ingin Eung Do memberitahu pihak kejaksaan kalau ia tidak mau melakukan itu. Eung Do mengingatkan Pan Seok dengan akibatnya kalau mereka tidak melakukan apa yang diinginkan oleh pihak kejaksaan. Pan Seok melemaskan sendi di kepalanya, dia berkata pada Eung Do kalau ia akan kembali lagi nanti.

Dia membuka lemari, mengambil senter untuk kepala dengan sapu dan pengki. Dia keluar dengan terburu-buru membawa peralatan itu. Eung Do menanyakan kemana Pan Seok akan pergi sekarang. Pan Seok berteriak kalau ia akan kembali saat malam hari.



Ji Gook mencari saksi dari tempat masuk dan keluarnya orang - orang yang mengunakan kereta bawah tanah. Tapi dia mendapatkan banyak penolakan karena banyak orang yang terburu-buru. Ji Gook melihat satu persatu orang yang di lihat apakah mereka ada di rekaman CCTV.

Eung Do duduk di dekat situ, sambil membawa meminum secangkir kopi. Dia melihat orang-orang yang lewat di depannya apakah itu mirip dengan orang yang ada di CCTV. Dia juga melihat kakek tua yang terekam dalam CCTV.



Pan Seok menyusuri jalan dia mencari-cari bukti yang tercecer di jalan. Dia ingin mencari bukti dari mobil itu rusak dibagian lampu. Bahkan disampai makan sambil berdiri mencari barang bukti di bagian jalan.

Esok paginya, Pan Seok masih mencari barang bukti di pot tanaman dekat lokasi kejadian. Saat ia akan berdiri pinggangn terasa sakit.



Dae Gu dan Soo Sun baru sampai di tempat mereka mencari saksi. Eung Do memberitahu Ji Gook kalau dalam proses penyelidikan itu memang banyak membutuhkan waktu yang lama. Ji Gook Mengerti. Eung Do mengelus pundak Ji Gook untuk lebih tabah dan bersabar.



Soo Sun menghampiri mereka berdua. Dia tahu kalau mereka sudah sangat lelah. Dia menanyakan kemana saja mereka sudah mencari saksi. Ji Gook menunjukan tempat-teman yang sudah mereka cari. Dae Gu menghampiri mereka bertiga. Tak Sengaja matanya melihat kakek yang sedang mengumpulkan kardus bekas.



Dia melihat kertas CCTV sebagai saksi yang ia miliki. Dia melihat wajah kakek itu yang terekam CCTV saat kejadian itu berlangsung. Dae Gu langsung berteriak kalau ia sudah menemukan saksi, dia berlari ke arah kakek tua. Ketiganya pun kaget dengan penemuan Dae Gu yang begitu cepat.




Pan Seok masih duduk dengan meminum sebotol air mineral. Dia mendapatkan telp dari anak buahnya. Dia kaget saat Eung Do memberitahu kalau ia sudah mendapatkan saksi. Dia terlihat senang, dia meminta mereka untuk memastikan kesaksiannya dan langsung melakukan verifikasi.

Dia memberitahu kalau ia akan segera ke markas, jadi dia meminta mereka untuk membawa saksi itu ke kantor polisi.





Mereka berempat membawa kakek itu makan dulu sambil mereka wawancarai. Si kakek makan dengan lahap sekali, lalu dia menceritakan kalau ia sakit punggung, jadi dia tidak bisa berdiri dengan tegak. Sekarang ini dia tidak bisa melihat lurus ke depan, dan melihat apa yang terjadi di depannya.



Saat kejadian itu, dia hanya mendengar bunyi mobil yang berhenti dengan bunyi yang sangat nyaring. Lalu dia melihat mobil itu menabrak sesuatu lalu kabur. Ji Gook memperlihatkan gambar mobil pada kakek itu.



Sang kakek membenarkan kalau mobil itu yang menabrak sesuatu dan kabur. Dia kaget dan mendatangi tempat kejadian, dia pikir kalau mobil itu menabrak binatang tapi ternyata mobil itu menabrak anak kecil. Soo Sun mengangguk- angguk mengerti. Sang kakek berkata dengan tegas kalau ia sangat ingat dengan kejadian itu karena hari ini hari dia mengambil tunjangan.



Soo Sun mencoba memberi tepuk tangan supaya sang kakek juga merasa dihargai karena cerita kalau hari itu hari sang kakek mengambil tunjangan. Dae Gu yang tak tertarik memilih untuk memasukan nasi ke dalam sup kimchi.



Saat itu Soo Sun mengajak Dae Gu untuk tos, tapi dia mengenggam kembali tangannya melihat Dae Gu yang sudah bersiap untuk makan. Dengan wajah sumringahnya, Soo Sun mengenggam tangan kakek itu, dia berterimakasih pada kakek itu, karena sudah bisa membantu mereka.




Di balik tembok restoran, ada seseorang yang mengunakan jas sedang menguping pembicaran para detektif dengan sang kakek.



Sang kakek yang bongkok itu pergi ke kamar mandi sendiri. Pria jas itu datang melihat sang kakek, dia menghampiri sang kakek. Dengan wajah senyumannya dia menyapa sang kakek dan mengajak si kakek untuk berbicara dengannya sebentar. Si kakek pun terkejut dengan sapaan orang itu.



 
Pan Seok yang baru datang ke kantor, terburu-buru menanyakan kemana saksi yang mereka sudah dapatkan. Dia mencari-cari kemana saksi yang mereka dapatkan tadi.



Semua berdiri, Eung Do memberitahu kalau saksi menarik pengakuannya. Dia menceritakan setelah sang kakek keluar dari kamar mandi, saksi itu mengatakan kalau ia tidak ingat dengan kejadian itu. Eung Do heran mengapa sang kakek bisa langsung lupa setelah ia bercerita sebelum masuk ke kamar mandi.



Soo Sun juga heran, padahal sebelumnya sang kakek mengakui kalau ia melihat kejadian itu. Dia menyakinkan Pan Seok kalau semuanya mendengar pengakuan sang kakek yang melihat kejadian itu. Ji Gook rasa tidak mungkin kalau sang kakek bisa lupa setelah keluar dari kamar mandi.



Eung Do menyakinkan kalau kasus ini berhubungan dengan Jaksa Han. Dia memberitahu kalau belakang ini Tim penyelidik dari kantor dari jaksa Han selalu datang ke kantor Gangnam. Pan Seok menghela nafas kesalnya. Dia menyuruh semua kalau mereka gagal untuk mendapatkan saksi maka mereka harus mendapatkan saksi yang lainnya.



Pan Seok keluar dari ruangan. Soo Sun terlihat bersedih karena saksi yang sudah ia banggakan ternyata pergi begitu saja. Dae Gu mencoba mengucek matanya, dia seperti semakin binggung dengan apa yang ia temukan tadi belum berhasil menyelesaikan kasus ini.




Pan Seok mencari barang bukti di semak-semak, ditemukannya korban Min Joon. Dia terus mencari dan mencari dengan senter yang ada dikepala dan tangannya. Saat itu dia menemukan sebuah kaca berwarna coklat tapi itu bukan barang yang ia cari.



Pagi harinya, dia terus mencari barang bukti sampai ia terjatuh karena kelelahan. Ia mencoba berdiri lagi untuk mencarinya. Saat itu ponselnya berdering, ia mendapat telp dari kejaksaan Han. Pan Seok diberi tugas untuk mengkawal terdakwa dari Daejun.



Dia mengatakan kalau ia tidak bisa melakuan itu, dia berkata kalau jaksa Han memiliki tim penyelidikan. Dia pikir mereka bisa mengkawal para terdakwa selain dirinya. Dia meyuruh tim penyelidik mereka saja kalau mereka dalam keadaan yang terdesak untuk mengkawal tersangka.



Pan Seok menutup telp dan menendang rumput yang ada didepannya. Saat itu ponselnya berdering lagi. Eung Do memberitahu kalau mereka sudah mendapatkan saksi lagi, dia mengatakan kalau saksi itu datang sendiri ke kantor mereka.



Ji Gook melayani saksi dengan memberikan minuman kaleng. Saksi yang masih sekolah dengan cueknya memgunyah permen karet dan meniupnya menjadi balon. Ji Gook menanyaan keseriusan anak itu untuk memberikan kesaksian.



Eung Do masih berbicara di telp. Dia memberitahu Pan Seok kalau saksinya itu seorang pelajar. Dia menceritakan saat mereka menyebarkan poster dan iklan, saksi itu melihat dan datang ke kantor polisi.




Pan Seok mengerti, dia sekarang akan datang ke kantor. Dia ingin Eung Do untuk mengkawal saksi bahkan sampai ke kamar mandi. Dia tidak ingin lagi kehilangan saksi. Pan Seok buru-buru keluar dari semak-semak. Tiba-tiba matanya melihat sesuatu, pecahan kaca. Dia mengambil dan membuka kertas yang ia bawa.



Dia menyatukan dua pecahan kaca yang ia temukan. Sekarang dia bisa membuktikan kalau mobil Kim Shin Myung adalah pelaku dari tabrak lari itu.



Pan Seok datang dengan wajah kesalnya ke kantor Jaksa Han. Dia membanting bukti-bukti yang ia miliki dan surat pencekalan pelaku keluar negeri. Jaksa Han melihat apa yang dibawa Pan Seok ke depan matanya.



Salah seorang jaksa melihat apa yang dibawa Pan Seok. Dia membuka lembaran itu, dia melihat kalau itu sulit sekali mencari saksi yang ada di lokasi kejadian. Dia memuji kerja Pan Seok yang sangat luar biasa. Dia tak percaya kalau Pan Seok bisa menemukan pecahan kaca mobil dari si pelaku.



Dia mengatakan kalau kerja Pan Seok itu sangat sempurna. Jaksa Han tak bisa berkutik lagi. Pan Seok berkata dengan tegas kalau di negara Korea itu banyak saksi. Jaksa itu menyuruh Jaksa Han untuk menandatangani surat pencekalan itu, setelah itu mereka harus mengerjakan perkerjaan mereka.


Akhirnya dia mengatakan pada timnya untuk membuat surat penahanan. Pan Seok menatap sinis pada Jaksa Han, lalu dia pergi setelah mendengar penahanan itu. Jaksa Han berteriak pada Pan Seok untuk menunggu sebentar. Jaksa Han melihat sinis pada Pan Seok yang sudah membalikan badan, dia menanyakan kemana Pan Seok akan pergi.



Pan Seok masuk ke dalam sel penjara. Jaksa Han mengatakan kalau Pan Seok sudah melanggar peraturan peradilan. Dia mengancam kalau Pan Seok tidak akan selamat. Pan Seok hanya tersenyum sinis, dia rasa kalau apa yang dilakukan Jaksa Han itu terlalu berlebihan.



Dia berkata dengan tegas kalau ia tidak akan melepas kasus ini dan membiarkan anak buahnya untuk berkerja sendirian. Jaksa Han pikir itu hanya omong kosong belaka, dia bertaruh sampai mana kemampuan Pan Seok.



Jaksa Han mengingatkan kalau diatas awan itu ada langit yang lebih tinggi. Pan Seok yang benci dengan perkataan itu, mendekatkan wajahnya pada trali besi penjara. Dia memberitahu kalau Jaksa Han lupa, kalau dibawah langit masih ada orang-orang yang putus asa. Mereka berdua pun saling tersenyum sinis.

[bersambung di episode 6]


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya