Saat itu Soo Sun berhasil menemukanya, dia menemukan mobil si pelaku.Semuanya
melihat di dalam layar monitor. Eung Do melihat itu mobil dari Kim Shin Myung. Dae
Gu menjelaskan kalau pada jam 8.50 malam, mobil itu terlihat di persimpagan
yang jaraknya 30 mil dari TKP.
Soo Sun yakin kalau itu ada adalah Kim Shin Myung, karena berada pada waktu dan mobil yang
sama. Dia menyuruh Ji Gook untuk memeriksa bengkel yang di datangi Kim Shin
Myung. Dia ingin tahu pergerakan dari mobil itu selama tanggal
kejadian.
Pan Seok menyuruh Dae Gu dan Soo Sun untuk ikut dengannya. Dia mengajak mereka berdua
untuk bertemu dengan si pelaku.
Mereka bertiga turun didepan rumah yang cukup besar dan mewah. Garasi rumah itu
terbuka, mobil dengan plat nomor yang mereka cari terparkir di dalamnya.
Seseorang jatuh setelah di pukul.
Kim Shin Myung memarahi orang iitu karena pria itu tidak membuka pintu saat mobil sudah siap.
Soo Sun yang melihat itu mencoba untuk merelai, tapi Pan Seok menahan. Dia meminta mereka
untuk melihat dulu apa yang terjadi. Pria itu hanya bisa meminta maaf
saja. Shin Myung memperingati kalau sekali lagi pria itu jangan membuatnya
menunggu. Pria itu hanya menunduk dan pergi meninggalkan majikannya.
Pan Seok melihat sikap Shin Myung yang terlihat kasar. Dia memperhatikan
plat
nomor sampai lampu-lampu.
nomor sampai lampu-lampu.
Dae Gu menyebutkan plat nomor yang dimiliki Kim Shin Myung. Dia memperkenalkan
dirinya adalah detektif dari kepolisian Gangnam. Dia ingin menanyakan
sesuatu pada Shin Myung.
Shin Myung berkata dengan sombongnya kalau mereka tidak bisa menanyakan sesuatu seperti
jni. Dae Gu tetap menanyakan, apakah Shin Myung tahu dengan kejadian
tabrak lari pada tanggal 10 yang lalu. Dia memberitahu korban langsung
meninggalk di tempat kejadian.
Dari CCTV, terlihat kalau plat nomor mobil Shin Myung terlihat. Shin Myung
tidak menjawab pertanyaan itu, dia malah masuk ke dalam mobilnya. Soo Sun menahannya. Shin
Myung terlihat kesal, karena Soo Sun berani menghalangi jalannya. Dia
menghempaskan tangan Soo Sun.
Soo Sun berteriak pada Shin Myung. Shin Myung mengejek kalau Soo Sun adalah ibu dari
si korban. Dia menduga Soo Sun datang untuk memerasnya, dia rasa Soo Sun
tidak pantas mengaku sebagai ibunya dan menjual nama anaknya yang
sudah mati.
Dae Gu yang melihat itu masih terdiam. Soo Sun tak tahan dengan sikap sombong Shin
Myung.
Pegawai itu ingin menutup pintu, Pan Seok mencoba menahannya. Dia menanyakan dari
mana Shin Myung tahu kalau korban itu adalah anak kecil. Padahal Dae Gu
tidak pernah memberitahu itu.
Shin Myung seperti terdiam, matanya seperti mencari jawaban. Pan Seok sudah menduga
kalau Shin Myung yang mengendarai mobil itu. Awalnya dia pikir kalau pria
lain yang mengendarai mobil itu. Dia sudah tahu kalau Shin Myung yang
membunuh Min Joon.
Dae Gu dan Soo Sun melihat cara Pan Seok berkerja. Shin Myung tidak mau terima tuduhan
itu saja. Dia menanyakan bukti yang dimiliki detektif itu, dia meminta mereka
untuk membuktikan dulu. Pan Seok terlihat kesal, dia memberitahu
kalau seandainya Shin Myung membawa korban, pasti Min Joon bisa
diselamatkan.
Pan Seok memperingatkan Shin Myung untuk menunggu saja, dia akan menahan Shin
Myung. Shin Myung tak bisa berkutik, dia berteriak pada sopirnya,
menyuruh untuk cepat menutup pintu. Sopir itu meminta maaf pada Pan Seok untuk
ia bisa menutup pintu.
Mobil keluar dengan cepat dari garasi. Mereka bertiga keluar melihat mobil
Shin Myung dengan wajah kesal.
Dae Gu dan Soo Sun sedang melihat dari laptopnya. Ji Gook baru datang dari bengkel
memberitahu Pan Seok dan Eung Do. Dia berkata kalau mereka tidak pernah
memperbaiki mobil milik Kim Shin Myung. Eung Do kaget dengan laporan itu, tapi dia
menduga kalau mobil seperti itu tidak bisa diperbaiki ditempat lain. Dae Gu dan Soo
Sun melihat ke arah Ji Gook.
Ji Gook menduga kalau mereka itu menyembunyikan sesuatu. Pan Seok merasa kalau mereka
harus datang ke tempat itu. Saat itu ponsel Eung Do berbunyi, dia melihat itu
telp dari Jaksa Han. Pan Seok memberitahu kalau dia tidak mengangkat
telpnya, ternyata Jaksa Han menelp Eung Do.
Pan Seok menyuruh Eung Do untuk menjawabnya. Dia mengatakan kalau ia harus cepat ke
imigrasi untuk mencekal si pelaku tabrak lagi ke luar negeri.
Untuk kedua kalinya, Dae Gu masuk ke dalam ruangan Pan Seok. Dia memeriksa ponsel
yang dimiliki Pan Seok. Dia mengingat semuanya, saat sedang melihat
yang lainnya. Pintu Pan Seok terbuka, Dae Gu berusaha untuk bersembunyi.
Pan Seok mengambil ponselnya, lalu dia teringat sesuatu. Dia masuk dan membuka
lemarinya. Dia melihat pakaian di depannya, tapi dia malah mengambil kotak
yang ada di atas lemari. Sementara Dae Gu sedang berada didalam lemari,
kalau Pan Seok mengeser bajunya, maka Dae Gu akan ketahuan.
Dae Gu mengintip apa yang dilakukan Pan Seok dengan kotak itu. Pan Seok membuka kotak
itu, tapi dia menutupnya kembali dan membiarkan kotak itu diruang tengah.
Lalu dia keluar dari rumahnya.
Jaksa Han sedang berbicara di telp. Dia meminta orang yang di telp itu
tidak perlu khawatir. Dia menyuruh orang yang ada di telpnya, untuk menugaskan Direktur Kim
keluar negeri beberapa bulan. Dia berkata kalau detetif yang sekarang
bertugas itu adalah orang - orang bodoh.
Dia menyakinkan kalau ia akan menghalang-halangi para detektif itu
berkerja. Dia berkata kalau ia akan bergerak secara cepat. Pintu di ketuk, Dae Gu dan Eung Do datang
dengan membawa amplop hijau.
Jaksa Han menyuruh mereka untuk pergi ke kantor jaksa di Pusan untuk mengawal
terdakwa Kim Tak Ho. Pan Seok mengerti, dia menyerahkan surat pencekalan
keluar negeri. Dia mengatakan kalau dia adalah korban tabrak lari yang sedang
mereka kumpulkan buktinya. Jaksa Han melihat namanya.
Pan Seok menduga kalau pelaku akan melarikan diri. Jaksa Han seperti menolaknya, dia
merasa kalau pelaku tidak akan melarikan diri. Dia melihat status di negara
korea itu sudah jelas. Pan Seok mengingatkan pada kasus yang sama di
bulan februari.
Jaksa Han seperti mengejek Pan Seok yang sedang mengajarinya sekarang. Dia berpikir kalau Pan Seok sudah berkelakuan menyimpang. Pan Seok merasa kalau bukan kelakukan yang menyimpang tapi dia hanya berjaga-jaga.
Pan Seok menjelaskan kalau timnya sudah berkerja keras untuk mengumpulkan
bukti. Tapi kalau sampai pelaku melarikan diri maka.... Jaksa Han memotong
pembicaraan Pan Seok, dia menyuruh Pan Seok untuk cepat mengawal
terdakwa. Pan Seok menahan amarahnya dengan meremas amplop coklat itu
dengan keras.
Eung Do ikut keluar mengikuti Pan Seok. Jaksa Han memanggilnya, dia menyuruh Eung Do
untuk mengkawal Ahn Suk Hwan ke markas Kwangju. Eung Do menatap
sinis, Jaksa Han heran Eung Do melihatnya seperti itu.
Jaksa Han menyindir kalau Eung Do tidak mungkin mengikuti Pan Seok selamanya. Pan
Seok pun membalas perkataan Jaksa Han, kalau Jaksa Han sendiri terus
menerus menganggunya. Dia pun memanggil Jaksa Han berengsek.
Eung Do terlihat panik, dia tidak ingin terjadi pekelahian. Dengan mata
yang kesal, dia mengatakan kalau dia akan pergi, karena memang sudah aturan dia pergi. Tapi dia
tidak bisa membiarkan anak buahnya menangani kasus tabrak lari ini. Dia
sekarang akan menuruti kemauan Jaksa Han.
Tapi Dia memperingatkan kalau apa yang ia kerjakan itu, sebenarnya
berkaitan dengan Kim Shin Myung. Eung Do terus menahan Pan Seok untuk tidak menyerang. Pan
Seok melihat kalau Jaksa Han tidak mau melihat surat pencekalan yang
sudah ia buat. Dia melihat Jaksa Han itu terlihat yakin sekali kalau status
orang itu sudah jelas di korea.
Pan Seok sendiri heran mengapa Jaksa Han bisa dibebaskan dengan cepat. Eung Do mencoba
menahan amarah Pan Seok supaya tidak meledak. Pan Seok akhirnya bisa
menahan amarahnya dan pergi dari kantor jaksa Han.
Ji Gook mencoba menelp bengkel. Dia mengatakan kalau ia dari kepolisian Gangnam. Dia
menceritakan kalau ia menelp dengan kejadian tabrak lagi pada tanggal 10, dia
menanyakan plat nomor mobil 4885 pernah datang.
Dae Gu sedang melihat laptopnya, lalu dia mengambil ponselnya. Tak sengaja dia melihat Soo
Sun yang sedang termanyun duduk disebelahnya. Dae Gu terus melihat ke
arah bibir Soo Sun, dia teringat saat Soo Sun mencium bagian dadanya setelah
mandi.
Saat itu Soo Sun merasakan rasa strawberry setelah mencium dada Dae Gu yang baru
selesai mandi. Dae Gu melihat ke arah dadanya yang dicium oleh Soo Sun. Dia
akhirnya menepuk-nepuk dadanya seperti ingin menghilangkan bekas ciuman Soo
Sun.
Ibu Min Joon menangis tersedu-sedu. Tim bagian orang hilang mencoba menenangkan.
Ibunya beberapa kali meminta maaf pada anaknya yang sudah meninggal. Sa
Kyung duduk terdiam dengan mata merah seperti habis menangis.
Nenek dari korban itu datang. Dia menyalahkan sang ibu yang sudah membuat cucunya
terbunuh. Dia memarahi sang ibu yang memaksa untuk membawa Min Joon padahal si
ibu tidak bisa merawatnya.
Mantan suaminya pun menyalahkan mantan istrinya yang tidak bisa menjaga anaknya.
Seharusnya sang istri membiarkan dirinya yang merawat anak mereka. Soo Sun
dan Dae Gu melihat keributan yang terjadi di tim orang hilang. Nenek itu terus
menyalahkan ibu Min Joon yang sudah membuat cucunya meninggal.
Sa Kyung tidak bisa lagi menahan tangisnya. Mantan suaminya menyalahkan mantan istrinya
yang tidak bisa menjemput anaknya tepat waktu. Dia berteriak mengapa mantan
istrinya bisa membiarkan anaknya diluar rumah sampai malam.
Ibu Min Joon ikut berteriak, dia merasa kalau mereka semua tidak bisa menyalahkan
dirinya begitu saja. Sa Kyung pergi dari tempat itu dengan mata yang masih
menangis. Ibu Min Joo mengatakan kalau saja uang tunjangan yang diberikan
mantan suaminya tepat waktu, maka hal seperti ini tidak akan terjadi.
Sa Kyung berhenti ketika mendengar alasan ibu Min Joon harus berkerja karena uang
tunjangan perceraian yang telat datang. Dia meminta ibu Min Joon diam, dia
berkata kalau saja ibu Min Joon tidak telat datang untuk menjemput, Min Joon tidak
akan meninggal.
Pan Seok dari datang dan masuk ke ruangan melihat kejadian ribut di tim orang hilang.
Dia menyalahkan ibu Min Joon yang membiarkan anaknya yang sendirian di
sekolahan. Ibu Min Joon terlihat terkejut.
Sa Kyung berteriak kalau guru-guru disekolahan itu bukan seperti keluarga
dan seharusnya sebagai ibu, dia harus menjaga sang anak. Dia berkata dengan tegas kalau sang
ibu sudah membiarkan anaknya meninggal dan tidak ada yang perlu
ditangisi.
Dae Gu yang mendengar pernyataan Sa Kyung agak terkejut. Ibu Min Joon semakin
menangis. Pan Seok mencoba menenangkan Sa Kyung. Dia merasa kalau Sa Kyung
tidak punya hak untuk berkata seperti itu. Sa Kyung menegaskan lagi,
kalau Ibu Min Joon tidak pantas untuk menjadi seorang ibu.
Pan Seok berteriak supaya Sa Kyung menyudahi perkataan itu. Sa Kyung melepaskan
tangan Pan Seok, dia marah karena Pan Seok tidak punya hak untuk melakukan
ini padanya. Pan Seok yang mendengar perkataan Sa Kyung terlihat
berkaca-kaca. Sa Kyung meninggalkan ruangan.
Tae Hoo yang melihat kejadian itu, mulai melancarkan serangan. Dia mengeluh kalau sampai si
pelapor mengajukan tuntutan pada kepolisian. Ketua Kan turun langsung, dia
meminta maaf pada keluarga korban dengan sikap anak buahnya. Pan
Seok keluar dari ruangan.
Soo Sun melihat Pan Seok dengan kejadian yang ada didepannya. Dae Gu, Ji Gook dan Tae il
terlihat binggung dengan kejadian yang ada didepan mereka.
Mereka berempat duduk disofa sambil meminum-minuman kaleng. Soo Sun menduga kalau
kejadian tabrak lari itu pernah terjadi pada Pan Seok dan Sa Kyung. Ji Gook
pikir itu tidak mungkin kalau mereka memiliki anak. Dia melihat wajah Sa Kyung
yang tidak memiliki naluri keibuan.
Dae Gu berkomentar kalau keadaan itu seperti Min Joon maka anak mereka itu sudah meninggal.
Ji Gook jadi pusing sendiri memikirkan itu. Lalu Ji Gook melihat ke arah
Tae il, dia memanggil Tae il dengan panggilan putri salju.
Dia heran dengan sikap Tae il, dan juga dia menyadari kalau dari tadi Tae
il tidak berbicara sama sekali. Tae il berkata jujur, dia sudah mengetahui hal
ini sejak ia sedang berlatih menjadi polisi. Dia menceritakan kalau mereka memang memiliki
anak dan kejadian itu sama persis dengan kejadian Min Joon. Dae Gu ikut
mendengarkan cerita Tae il.
Tae il bercerita kalau seharusnya Pan Seok yang menjemput anaknya, tapi karena sibuk dia
tidak bisa menjemput anaknya. Lalu anaknya bermain di luar sekolah dan
kejadian itu sama persis dengan yang dialami oleh Min Joon.
Dae Gu seperti memikirkan dengan kejadian ini. Soo Sun tak menyangka kalau mereka memang memiliki anak tapi meninggal karena Pan Seok yang terlambat menjemput.
Sa Kyung berdiri di bagian atas gedung. Dia menatap jauh ke depan. Ketua Kan datang, dia
menawarkan Sa Kyung untuk minum. Sa Kyun menolaknya, karena dia masih
ada kerjaan. Ketua Kan pikir kalau Sa Kyung sudah bisa melupakan
kejadian itu.
Dengan alasan itu, Ketua Kan memanggilnya untuk berkerja Di kepolisan Gangnam. Saat
itu Sa Kyung juga setuju kalau Pan Seok ada di kepolisian Gangnam juga.
Saat itu dia menyimpulkan kalau Sa Kyung sudah bisa melupakan
kejadian itu.
Sa Kyung menyatakan kalau apa yang dikatakan Ketua Kan itu sangat menyakitkan,
anaknya bukan seperti debu yang bisa hilang begitu saja. Saat ini aku tidak
bisa mengenggam tangannya, menyentuhnya.
Ketua Kan terlihat tersentuh dengan perkataan Sa Kyung, dia mengerti dengan yang dirasakan
Sa Kyung sebagai seorang ibu. Dia akhirnya hanya bisa memeluk Sa Kyung
untuk memberikan ketenangan. Lalu dia membiarkan Sa Kyung sendirian.
Setelah Ketua Kan pergi, Sa Kyung meluapkan rasa sedihnya. Dia menangis tersedu-sedu
mengingat nasib anaknya yang sudah meninggal.
Pan Seok pergi dari kantor dengan mobil. Saat menyetir matanya
berkaca-kaca. Dia teringat saat masuk ke rumah sakit, dia melihat Sa Kyung telah memeluk anak mereka
bernama Joon Hee.
Sa Kyung menangis histeris dan berteriak supaya Joon Hee bangun. Kepala dan badan Jong
Hee sudah penuh dengan darah. Pan Seok pun jatuh lemas melihat istri
dan anaknya yang ada didepannya. Dia terlihat menangis karena meninggalkan
anaknya sendiri dan akhirnya meninggal.
Pan Seok sampai rumah, dia membuka kotak yang ia tinggalkan diatas meja. Dia mengeluarkan
robot di dalam kotak itu. Dia teringat dengan perkataan anaknya yang
sangat bangga dengan ayahnya yang pemberani. Joon Hee juga membanggakan
sang ayah yang selalu melawan penjahat.
Dia menangis mengingat semua kenangan dengan sang anak. Lalu dia teringat dengan penyataan
tegas dari Sa Kyung, kalau dia tidak punya hak untuk berbicara pada
Sa Kyung tentang hal seperti ini. Pan Seok memasukan robot ke dalam kotak
lalu menutupnya.
Eung Do dan anak buahnya tertidur diatas meja. Pan Seok datang dengan wajah kesal, dia
menendang meja untuk membangunkan anak buahnya. Dia berteriak kalau
anak buahnya sudah tertidur padahal baru terjaga beberapa hari saja. Dia
mengajak semuanya untuk berkumpul.
Pan Seok menanyakan hasil dari rekaman CCTV, Soo Sun menjawab kalau ia belum
mendapatkan hasil. Lalu Pan Seok menanyakan bagaimana dengan saksi. Ji Gook
juga mengatakan kalau mereka sudah mewawancarai tapi ia belum menemukan
saksi. Pan Seok semakin marah, dia melempar kertas yang ada di depannya.
Dia heran mengapa tidak ada orang yang lewat saat kejadian tabrak lari itu. Semua kaget
melihat kemarahan Pan Seok yang tidak biasa. Akhirnya Pan Seok mengajak
semuanya untuk memulai penyelidikan dari awal. Dia menyakinkan semuanya kalau
mereka akan mendapatkan bukti dari tabrak lari.
Pan Seok meminta timnya untuk melihat semua rekaman CCTV, dari jarak 6 Mil. Dia mengubah
perkataan menjadi 62 mil dari lokasi kejadian. Dia meminta semuanya tidak
melewati mobil yang lewat di lokasi kejadian dan juga saksi saat kejadian.
Dia meminta semuanya untuk menyelidiki semua orang yang melewati tempat kejadian. Dia
ingin semua orang memastikan kalau orang itu adalah orang yang sering
lewat di lokasi kejadian. Eung Do yang terlihat mengantuk melihat hasil ban yang
sudah di print.
Pan Seok menyakini kalau mereka bisa saja berbohong, tapi dia meminta semuanya untuk
mencari saksi dari kejadian ini. Semua menjawab mengerti, Pan Seok melihat
tumpukan lembaran dari CCTV di depan Dae Gu.
Dia seperti tahu kalau sebenarnya anak buahnya itu tidak hanya diam selama ia tinggal.
Akhirnya dia merendahkan suaranya. Dia tahu kalau mereka sudahmenangani kasus
ini selama beberapa hari. Dia juga tahu kalau kasus ini memang rumit.
Dia menyemangati timnya supaya mereka tidak akan menyerah.
Pan Seok mengingatkan kalau korban adalah seorang anak berumur 7 tahun. Sekarang anak
itu tidak bisa bersekolah lagi, tidak bisa mengejar cita-citanya, tidak bisa lagi
bermain dengan teman-temannya, tidak ada kesempatan untuk mendekati
seorang wanita yang disukainya. Dia menjelaskan kalau sudah banyak
kesempatan yang dirampas oleh si pelaku tabrak lari.
Eung Do terlihat sedih dan menatap Pan Seok seperti dia tahu kalau Pan Seok sedang teringat
dengan kejadian anaknya yang meninggal. Pan Seok sadar kalau mereka
tidak bisa mengembalikan nyawa dari anak itu. Tapi paling tidak mereka bisa
menemukan si pelaku dan menegakan keadilan. Dia memohon pada semuanya
untuk menyelesaikan kasus ini.
Semuanya menjawab mengerti, lalu Pan Seok membubarkan semuanya.
Esok harinya
Dae Gu berdiri di lokasi Min Joon di temukan. Dia berdiri melihat CCTV yang terpasang
disana. Dia ingat dengan perintah Pan Seok yang menyuruh memeriksa CCTV
bahkan dari jarak 62 mil dari lokasi kejadian.
Dia mencoba memejamkan matanya, mengingat dengan CCTV yang sudah ia rekam di
otaknya. Suara Pan Seok juga mengingatkan supaya mereka tidak melewatkan mobil
yang lewat saat kejadian itu berlangsung.
Dae Gu duduk di depan laptop untuk mencari data saksi yang ada di saat
lokasi kejadian. Matanya begitu jeli melihat semua orang yang lewat saat berada di lokasi kejadian.
Dia ingin melihat siapa yang sering melewati tempat kejadian.
Ji Gook mengirimkan email pemberitahuan dengan kejadian tabrak lagi. Dia meminta semua
yang mengetahui dengan kejadian itu dia meminta untuk menghubungi
polisi Gangnam. Setelah menuliskan itu matanya tak kuat menahan kantuk.
Pan Seok yang baik hati, memberikan secangkir kopi untuk semua timnya. Saat itu Ji Gook
terbangun dan berteriak kaalu ia tidak tidur. Tak sengaja Mousenya mengklik sesuatu
yang ada di layar. Pan Seok melihat berita yang dibuka Ji Gook. Dia
menyuruh Ji Gook minggir dan menyerahkan kopi yang ia bawa pada Ji Gook.
Pan Seok membawa di forum kalau seseorang mencari lampu dari mobil Roll Royce. Dia melihat plat nomor yang tertera disana, lampu depan yang pecah seperti
dugaanya. Dia pun menemukan apa yang harus ia cari sekarang. Dia buru-buru keluar
dari ruangan.
Eung Do memanggilnya, dia memberitahu kalau Jaksa Han menyuruh mereka untuk mengawal
terdakwa lagi. Pihak kejaksaan menginginkan mereka untuk mengkawal
terdakwa dari Pusan ke Kwangju. Jaksa Han ingin kalau Pan Seok sendiri yang
mengawalnya.
Pan Seok berteriak pada Eung Do, dia ingin Eung Do memberitahu pihak kejaksaan kalau
ia tidak mau melakukan itu. Eung Do mengingatkan Pan Seok dengan akibatnya
kalau mereka tidak melakukan apa yang diinginkan oleh pihak kejaksaan.
Pan Seok melemaskan sendi di kepalanya, dia berkata pada Eung Do kalau ia
akan kembali lagi nanti.
Dia membuka lemari, mengambil senter untuk kepala dengan sapu dan pengki. Dia keluar
dengan terburu-buru membawa peralatan itu. Eung Do menanyakan kemana Pan Seok
akan pergi sekarang. Pan Seok berteriak kalau ia akan kembali saat
malam hari.
Ji Gook mencari saksi dari tempat masuk dan keluarnya orang - orang yang mengunakan
kereta bawah tanah. Tapi dia mendapatkan banyak penolakan karena banyak
orang yang terburu-buru. Ji Gook melihat satu persatu orang yang di lihat
apakah mereka ada di rekaman CCTV.
Eung Do duduk di dekat situ, sambil membawa meminum secangkir kopi. Dia melihat
orang-orang yang lewat di depannya apakah itu mirip dengan orang yang ada di
CCTV. Dia juga melihat kakek tua yang terekam dalam CCTV.
Pan Seok menyusuri jalan dia mencari-cari bukti yang tercecer di jalan. Dia
ingin mencari bukti dari mobil itu rusak dibagian lampu. Bahkan disampai makan sambil berdiri
mencari barang bukti di bagian jalan.
Esok paginya, Pan Seok masih mencari barang bukti di pot tanaman dekat lokasi kejadian.
Saat ia akan berdiri pinggangn terasa sakit.
Dae Gu dan Soo Sun baru sampai di tempat mereka mencari saksi. Eung Do memberitahu Ji
Gook kalau dalam proses penyelidikan itu memang banyak membutuhkan
waktu yang lama. Ji Gook Mengerti. Eung Do mengelus pundak Ji Gook untuk lebih
tabah dan bersabar.
Soo Sun menghampiri mereka berdua. Dia tahu kalau mereka sudah sangat lelah. Dia
menanyakan kemana saja mereka sudah mencari saksi. Ji Gook menunjukan
tempat-teman yang sudah mereka cari. Dae Gu menghampiri mereka bertiga. Tak Sengaja
matanya melihat kakek yang sedang mengumpulkan kardus bekas.
Dia melihat kertas CCTV sebagai saksi yang ia miliki. Dia melihat wajah
kakek itu yang terekam CCTV saat kejadian itu berlangsung. Dae Gu langsung berteriak kalau
ia sudah menemukan saksi, dia berlari ke arah kakek tua. Ketiganya pun
kaget dengan penemuan Dae Gu yang begitu cepat.
Pan Seok masih duduk dengan meminum sebotol air mineral. Dia mendapatkan telp dari anak
buahnya. Dia kaget saat Eung Do memberitahu kalau ia sudah mendapatkan
saksi. Dia terlihat senang, dia meminta mereka untuk memastikan
kesaksiannya dan langsung melakukan verifikasi.
Dia memberitahu kalau ia akan segera ke markas, jadi dia meminta mereka untuk membawa
saksi itu ke kantor polisi.
Mereka berempat membawa kakek itu makan dulu sambil mereka wawancarai. Si kakek makan
dengan lahap sekali, lalu dia menceritakan kalau ia sakit punggung, jadi
dia tidak bisa berdiri dengan tegak. Sekarang ini dia tidak bisa melihat lurus ke
depan, dan melihat apa yang terjadi di depannya.
Saat kejadian itu, dia hanya mendengar bunyi mobil yang berhenti dengan bunyi yang
sangat nyaring. Lalu dia melihat mobil itu menabrak sesuatu lalu kabur. Ji Gook
memperlihatkan gambar mobil pada kakek itu.
Sang kakek membenarkan kalau mobil itu yang menabrak sesuatu dan kabur. Dia kaget dan
mendatangi tempat kejadian, dia pikir kalau mobil itu menabrak binatang tapi
ternyata mobil itu menabrak anak kecil. Soo Sun mengangguk- angguk mengerti.
Sang kakek berkata dengan tegas kalau ia sangat ingat dengan kejadian
itu karena hari ini hari dia mengambil tunjangan.
Soo Sun mencoba memberi tepuk tangan supaya sang kakek juga merasa dihargai karena
cerita kalau hari itu hari sang kakek mengambil tunjangan. Dae Gu yang tak
tertarik memilih untuk memasukan nasi ke dalam sup kimchi.
Saat itu Soo Sun mengajak Dae Gu untuk tos, tapi dia mengenggam kembali tangannya
melihat Dae Gu yang sudah bersiap untuk makan. Dengan wajah sumringahnya,
Soo Sun mengenggam tangan kakek itu, dia berterimakasih pada kakek itu,
karena sudah bisa membantu mereka.
Di balik tembok restoran, ada seseorang yang mengunakan jas sedang menguping
pembicaran para detektif dengan sang kakek.
Sang kakek yang bongkok itu pergi ke kamar mandi sendiri. Pria jas itu
datang melihat sang kakek, dia menghampiri sang kakek. Dengan wajah senyumannya dia menyapa sang
kakek dan mengajak si kakek untuk berbicara dengannya sebentar. Si
kakek pun terkejut dengan sapaan orang itu.
Pan Seok yang baru datang ke kantor, terburu-buru menanyakan kemana saksi yang mereka
sudah dapatkan. Dia mencari-cari kemana saksi yang mereka dapatkan tadi.
Semua berdiri, Eung Do memberitahu kalau saksi menarik pengakuannya. Dia menceritakan
setelah sang kakek keluar dari kamar mandi, saksi itu mengatakan kalau
ia tidak ingat dengan kejadian itu. Eung Do heran mengapa sang kakek bisa
langsung lupa setelah ia bercerita sebelum masuk ke kamar mandi.
Soo Sun juga heran, padahal sebelumnya sang kakek mengakui kalau ia melihat kejadian
itu. Dia menyakinkan Pan Seok kalau semuanya mendengar pengakuan sang
kakek yang melihat kejadian itu. Ji Gook rasa tidak mungkin kalau sang kakek
bisa lupa setelah keluar dari kamar mandi.
Eung Do menyakinkan kalau kasus ini berhubungan dengan Jaksa Han. Dia memberitahu
kalau belakang ini Tim penyelidik dari kantor dari jaksa Han selalu datang ke kantor
Gangnam. Pan Seok menghela nafas kesalnya. Dia menyuruh semua kalau
mereka gagal untuk mendapatkan saksi maka mereka harus mendapatkan
saksi yang lainnya.
Pan Seok keluar dari ruangan. Soo Sun terlihat bersedih karena saksi yang sudah ia
banggakan ternyata pergi begitu saja. Dae Gu mencoba mengucek matanya, dia
seperti semakin binggung dengan apa yang ia temukan tadi belum berhasil
menyelesaikan kasus ini.
Pan Seok mencari barang bukti di semak-semak, ditemukannya korban Min Joon. Dia terus
mencari dan mencari dengan senter yang ada dikepala dan tangannya. Saat
itu dia menemukan sebuah kaca berwarna coklat tapi itu bukan barang
yang ia cari.
Pagi harinya, dia terus mencari barang bukti sampai ia terjatuh karena kelelahan. Ia
mencoba berdiri lagi untuk mencarinya. Saat itu ponselnya berdering, ia
mendapat telp dari kejaksaan Han. Pan Seok diberi tugas untuk mengkawal
terdakwa dari Daejun.
Dia mengatakan kalau ia tidak bisa melakuan itu, dia berkata kalau jaksa
Han memiliki tim penyelidikan. Dia pikir mereka bisa mengkawal para terdakwa selain dirinya. Dia meyuruh tim penyelidik mereka saja kalau mereka dalam keadaan yang
terdesak untuk mengkawal tersangka.
Pan Seok menutup telp dan menendang rumput yang ada didepannya. Saat itu ponselnya
berdering lagi. Eung Do memberitahu kalau mereka sudah mendapatkan
saksi lagi, dia mengatakan kalau saksi itu datang sendiri ke kantor mereka.
Ji Gook melayani saksi dengan memberikan minuman kaleng. Saksi yang masih sekolah dengan
cueknya memgunyah permen karet dan meniupnya menjadi balon. Ji Gook
menanyaan keseriusan anak itu untuk memberikan kesaksian.
Eung Do masih berbicara di telp. Dia memberitahu Pan Seok kalau saksinya
itu seorang pelajar. Dia menceritakan saat mereka menyebarkan poster dan iklan, saksi itu
melihat dan datang ke kantor polisi.
Pan Seok mengerti, dia sekarang akan datang ke kantor. Dia ingin Eung Do untuk mengkawal
saksi bahkan sampai ke kamar mandi. Dia tidak ingin lagi kehilangan
saksi. Pan Seok buru-buru keluar dari semak-semak. Tiba-tiba matanya melihat
sesuatu, pecahan kaca. Dia mengambil dan membuka kertas yang ia bawa.
Dia menyatukan dua pecahan kaca yang ia temukan. Sekarang dia bisa membuktikan
kalau mobil Kim Shin Myung adalah pelaku dari tabrak lari itu.
Pan Seok datang dengan wajah kesalnya ke kantor Jaksa Han. Dia membanting
bukti-bukti yang ia miliki dan surat pencekalan pelaku keluar negeri. Jaksa
Han melihat apa yang dibawa Pan Seok ke depan matanya.
Salah seorang jaksa melihat apa yang dibawa Pan Seok. Dia membuka lembaran itu,
dia melihat kalau itu sulit sekali mencari saksi yang ada di lokasi kejadian. Dia
memuji kerja Pan Seok yang sangat luar biasa. Dia tak percaya kalau Pan Seok
bisa menemukan pecahan kaca mobil dari si pelaku.
Dia mengatakan kalau kerja Pan Seok itu sangat sempurna. Jaksa Han tak bisa berkutik lagi.
Pan Seok berkata dengan tegas kalau di negara Korea itu banyak saksi. Jaksa itu
menyuruh Jaksa Han untuk menandatangani surat pencekalan itu, setelah itu
mereka harus mengerjakan perkerjaan mereka.
Akhirnya dia mengatakan pada timnya untuk membuat surat penahanan. Pan Seok menatap
sinis pada Jaksa Han, lalu dia pergi setelah mendengar penahanan itu.
Jaksa Han berteriak pada Pan Seok untuk menunggu sebentar. Jaksa Han
melihat sinis pada Pan Seok yang sudah membalikan badan, dia menanyakan
kemana Pan Seok akan pergi.
Pan Seok masuk ke dalam sel penjara. Jaksa Han mengatakan kalau Pan Seok sudah melanggar
peraturan peradilan. Dia mengancam kalau Pan Seok tidak akan selamat.
Pan Seok hanya tersenyum sinis, dia rasa kalau apa yang dilakukan Jaksa
Han itu terlalu berlebihan.
Dia berkata dengan tegas kalau ia tidak akan melepas kasus ini dan membiarkan anak
buahnya untuk berkerja sendirian. Jaksa Han pikir itu hanya omong kosong
belaka, dia bertaruh sampai mana kemampuan Pan Seok.
Jaksa Han mengingatkan kalau diatas awan itu ada langit yang lebih tinggi. Pan Seok yang
benci dengan perkataan itu, mendekatkan wajahnya pada trali besi penjara.
Dia memberitahu kalau Jaksa Han lupa, kalau dibawah langit masih ada
orang-orang yang putus asa. Mereka berdua pun saling tersenyum sinis.
[bersambung di episode 6]
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya