Tuesday, June 10, 2014

Sinopsis You’re All Surrounded Episode 7 Part 1

[cerita sebelumnya]


Soo Sun gelisah, dia masih teringat saat Dae Gu menciumnya. Dia tak bisa tidur, badannya terlentang dan miring tetap saja teringat dengan kejadian itu. Dia bangun dari tidurnya dengan wajah kesal.

24 jam sebelumnya

Ibu Soo Suk datang, dia menelp Soo Sun memberitahu kalau ia sudah sampai di stasiun korea. Dia menanyakan bagaimana dia bisa sampai ke rumah Soo Sun. Soo Sun kaget mendengar san ibu yang sudah ada di Seoul.

Soo Sun mengajak Dae Gu, Tae il dan Ji Gook berkumpul. Ji Gook tak percaya kalau Soo Sun selama jni tinggal di dalam tenda. Soo Sun membenarkan, Dia memilih untuk mati saja daripada dia harus menunjukan tempat tinggal pada sang ibu.

Dengan memohon, Soo Sun meminta mereka kalau ia tinggal bersama mereka hanya satu hari saja. Ji Gook tahu bagaimana rasanya ibu yang melihat tempat tinggal sang anak. Tae il tidak ada masalah kalau Soo Sun dan ibunya akan tinggal di rumah mereka.

Dae Gu menolak, Soo Sun untuk tinggal dirumahnya. Soo Sun menghadang Dae Gu supaya ia mengizinkan tinggal satu hari dirumahnya. Dia mengancam kalau akan lompat, kalau Dae Gu tidak menyetujuinya. Dae Gu melihat ke bawah, dia menyuruh Soo Sun loncat saja, karena Soo Sun tidak akan mati kalau hanya melompat dari 3 lantai.

Tapi dia memberitahu kalau Soo Sun akan mematahkan semua tulang yang di tubuhnya. Soo Sun tetap menahan Dae Gu untuk pergi dan memohon mengizinkan dia tinggal disana. Dae Gu tetap menolaknya. Lalu Soo Sun meminta maaf, kalau sebenarnya sang ibu sudah ada dirumah mereka.


Ketiganya pun kaget mendengar pengakuan Soo Sun
.

Ibu Soo Sun mempersiapkan makanan untuk mereka semua. Dae Gu memanggang belut, dengan peluh yang bercucuran. Ibu Soo Sun menyuapi Dae Gu dengan bungkusan sayur dengan ikan. Ibu Soo Sun memukul pantat Dae Gu.

Dia sangat menyukai Dae Gu karena tadi dia memberikan Dae Gu ekor belut. Soo Sun hanya bisa melirik pada Dae Gu, dia melihat wajah Dae Gu yang sinis. Dia menyuruh ibunya, membiarka Dae Gu untuk makan sendiri saja, karena Dae Gu bukan anak-anak.


Ibu Soo Sun, tidak ingin anaknya membicarakan itu. Dia tahu kalau anak laki-laki itu suka sekali di perhatikan oleh ibunya. Dae Gu tidak bisa membantah lagi. Ji Gook memuji masakan ibu Soo Sun itu sangat lezat. Ji Gook akan mengambil daging belut lagi, Ibu Soo Sun menghalanginya.


Dia berkata kalau daging belut sudah dibagi enam jadi masing-masing mendapat jatah 1 potong saja. Tae il mengajak ibu Soo Sun, saat akan mengajak Cheers ibu Soo Sun sudah meminum duluan. Setelah itu Tae il mengajak minum lagi.



Tiba-tiba tangan ibu Soo Sun memegang wajah Tae il. Dia takjub melihat wajah Tae il yang bersinar padahal tidak mengunakan make up. Ibu Soo Sun teringat dengan sebuah pepatah saat ia melihat keempatnya bersama, "menghirup udara segar" lalu ia tertawa.

Tae il dan Ji Gook ikut-ikut tertawa. Ibu Soo Sun melihat wajah Soo Sun yang masam, menyuruh Soo Sun untuk cepat makan saja. Ibu Soo Sun rasa kalau mereka semua hidup di jaman yang serba enak. Dia melihat ada kebebasan mereka dalam hidup bersama. Dia melihat sekarang pegawai pemerintah itu hidup di zaman modern.


Ji Gook setuju dengan pernyataan ibu Soo Sun. Lalu dia mencoba mengambil daging belut. Ibu Soo Sun menghalanginya lagi, dia mengambilkan daging belut lalu menyuapi pada Dae Gu. Soo Sun semakin tak bisa berbuat apa-apa ibunya baik terhadap Dae Gu. Dae Gu juga tidak bisa menolaknya.


Tae il dan Ji Gook membereskan meja makan. Ji Gook kaget saat melihat ibu Soo Sun yang keluar dari kamar mandi dengan mengunakan masker. Dae Gu mengeluarkan selimut dan bantal dari kamarnya. Ibu Soo Sun menanyakan dimana kamar Soo Sun. Soo Sun berusaha untuk menahan.

Dae Gu menunjukan kalau kamarnya itu menjadi kamar Soo Sun. Dia menjelaskan kalau Soo Sun baru pindah jadi belum bisa membongkarnya. Ibu Soo Sun melihat kamar Soo Sun, dia memuji tempat Soo Sun tinggal itu sangat menyenangkan dan nyaman dengan tempat tidur dan segalanya.


Tae il ikut tersenyum. Ibu Soo Sun pamit untuk tidur lebih dulu karena dia sudah lelah dalam perjalanan kereta api. Dia juga melihat mereka semua juga lelah, dia menyuruh mereka untuk tidur juga. Mereka juga mengucapkan selamat malam pada ibu Soo Sun.



Dae Gu melihat Soo Sun yang ada didepannya. Soo Sun tersenyum pada Dae Gu, karena Dae Gu meminjamkan kamarnya untuk ibunya.

Mereka berempat minum bersama diatas gedung. Soo Sun senang melihat lampu meriah dari atas. Dia menegaskan kalau sekarang mereka ada di Gangnam, Seoul. Dae Gu hanya melirik pada Soo Sun. Soo Sun mengucapkan terimakasih pada Dae Gu yang sudah memberikannya ibunya kamarnya.

Dia juga mengucapkan pada mereka semuanya. Mereka pun akhirnya cheers bersama. Lalu Soo Sun menceritakan perasaanya sekarang, dia merasa seperti akan menyelamat dunia jika ia menangkap Kim Shin Myung. Tapi ternyata dia merasakan biasa saja saat itu.


Tae il pikir seperti batman menyelamatkan Kota Gotham tapi tidak merasakan kesenangan. Soo Sun tertawa, dia berterimakasih pada Tae il karena membandingkan dirinya dengan seorang batman. Ji Gook merasakan berbeda dengan Soo Sun, dia merasa sangat senang. Penangkapan Shin Myung adalah pertama kalinya dia senang menjadi detektif.


Soo Son tak percaya. Ji Gook menceritakan saat ia pertama kali melihat video Min Joon. Ketika itu dia melihat Min Joon hidup dan dia sangat terharu. Saat itu dia merasa benar-benar ingin menangkap Shin Myung si penjahat itu.



Ji Gook mengumpat kalau Shin Myung itu sangat jahat, dia akan pergi ke ujung neraka untuk menangkapnya. Dae Gu seperti menahan ludah mendengar cerita Ji Gook. Lalu ketika Ji Gook menerima telp, kalau mereka berhasil menangkap Shin Myung. Itu membuat dirinya menangis.

Tae il tersenyum. Ji Gook mengucapkan syukur karena mereka semua tidak perlu bersedih lagi karena Min Joon. Tae il berpikir kalau Ji Gook yang sekarang sudah kembali. Ji Gook tidak merasakan apa yang dikatan Tae il. Soo Sun mengingatkan saat Ji Gook yang pesimis. Dia ingat saat Ji Goo berkata "apa gunanya, itu tidak akan mengubah apapun".


Ji Gook malu mengakuinya. Soo Sun tertawa. Akhirnya mereka semua cheers kembali. Dae Gu yang sedari tadi diam seperti menyimpan dendam dengan pembunuh ibunya dan dia harus merasakan bahagia seperti mereka menangkap Shin Myung.


Soo Sun bergumam sendiri. Dia rasa apa yang dikatakan Ji Gook itu benar. Kalau apa yang ia kerjakan tidak akan mengubah dunia. Tapi saat ini mereka menemukan sesuatu yang terlupaan dari kotak tua milik mereka.


Sa Kyung berjalan pulang, dia terkejut melihat Pan Seok berdiri di depan apartmentnya. Sa Kyung menanyakan apakah Pan Seok menunggunya. Pan Seok menjawab itu sudah pasti. Sa Kyung menegaskan kalau Pan Seok tahu dia tidak suka dengan hal itu. Dia rasa ini sudah malah, jadi dia menyuruh Pan Seok untuk bicara lain waktu saja.

Pan Seok menahan Sa Kyung yang akan masuk. Dia berkata kalau dia masa lalu, dia selalu setuju mengatakan "yah nanti bisa di waktu berikutnya". Tapi sekarang dia tidak mau lagi seperti itu. Saat ia melakukan seperti itu dia merasa seperti telah banyak kehilangan.

Sa Kyung terdiam dan sedikit melirik. Pan Seok membahas alasan Sa Kyung bergabung dengan pos Gangnam dan mengapa Sa Kyung mau bergabung dengan detektif yang ia benci. Tapi menurutnya itu tidak penting. Dia mengingat saat Sa Kyung berbicara dengan itu korban, dia tidak mengerti mengapa Sa Kyung mengatakan itu semua.

Tapi saat itu hati Pan Seok ikut merasakan seperti Sa Kyung. Dia mengatakan kalau jantungnya berdetak lebih kencang. Lalu Pan Seok meminta Sa Kyung untuk mengulang kembali hubungan mereka. Sa Kyung menatap Pan Seok dengan mata berkaca-kaca.

Suara Soo Sun berguman kalau ada orang bisa menemukan cintanya kembali.



Tae il melihat bingkai poto yang diambil dari lacinya. Suara Soo Sun mengatakan kalau ada juga yang memilih untuk menyimpan lukanya. 


Soo Sun membuka kotak kardus, dia membuka tempat menaruh perhiasan. Dia mengeluarkan sebuah kalung. Kalung milik Ji Yong teman masa kecilnya dulu. Sambil menatap kalung itu dia berguman "ada sebagian yang lain masih mencari kenangan lama". Soo Sun menghela nafasnya.

Esok hari

Dae Gu membuka loker dan mengunakan kacamatanya untuk melihat barang bukti yang ada diatas meja. Saat itu Soo Sun yang baru datang melihat Dae Gu yang mengunakan kacamata, teringat dengan seseorang.

Pria itu mengejeknya kalau Soo Sun itu bukan seperti Hye Joo nunna. Jadi tidak mungkin Soo Sun akan menjadi artis terkenal. Soo Sun memanggil Dae Gu dengan panggilang Kim Ji Yong. Tanpa sadar Dae Gu menolehkan wajahnya.

Mereka saling menatap dan terkejut satu sama lain. Soo Sun seperti yakin kalau yang ia lihat itu teman masa kecilnya. Dae Gu buru-buru melepas kacamatanya. Dia mencoba membawa barang bukti keluar dari ruangan. Soo Sun menghadangnya, dia menanyakan apakah Dae Gu itu adalah Ji Yong.
 
Saat itu Dae Gu melihat Pan Seok yang akan masuk ke dalam ruangan. Dia semakin panik, takut Pan Seok juga akan kenal dengan Ji Yong si anak hilang. Sebelum Pan Seok mendengar perkataan Soo Sun Dae Gu langsung mencium Soo Sun.

Pan Seok yang akan masuk dan sedang membaca koran,bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Saat itu sangat terkejut melihat Dae Gu dan Soo Sun yang sedang berciuman di ruangan kepolisian. Dia akhirnya pergi meninggalkan ruangan.


Soo Sun kaget mendapat ciuman dari Dae Gu. Dia mendorong badan Dae Gu, lalu dia memegang bibirnya dengan kepalan tangangnya. Dae Gu tidak bisa berkata-kata. Dia pergi keluar ruangan sambil membawa barang bukti.

Saat melewati Pan Seok yang sedang membawa koran. Pan Seok menyapa Dae Gu yang datang pagi sekali. Soo Sun keluar ruangan juga, dia pergi ke arah yang berlawanan dengan Dae Gu. Saat keduanya sudah keluar, Pan Seok berdiri.

Dia mengeluh kalau mereka berdua seperti tidak terjadi apa-apa. Dia merasa kalau mereka berdua sering melakukan hal seperti itu. Dia menduga-duga apa sebenarnya yang mereka lakukan.
Soo Sun ada di dalam tendanya. Dia memegang bibirnya dan berpikir kalau Dae Gu itu menyukainya. Dia ingat kalau selama ini Dae Gu sudah memanggilnya si otak udang. Dia menduga kalau Dae Gu adalah penjahat kelamin. Dia bertanya pada diri sendiri, sejak kapan Dae Gu menyukai dirinya.

Dia merasa menyesal selama ini. Soo Sun mencoba untuk tidur tapi hatinya gelisah. Dia berpikir kalau Dae Gu hanya menciumnya untuk main-main saja. Dia binggung dengan apa yang Dae Gu lakukan padanya.



Dae Gu mengosok gigi di kamar mandi. Dia teringat dengan kejadian, Soo Sun menyadarinya kalau ia adalah Ji Yong. Saat itu dia melihat Pan Seok yang akan masuk ke dalam ruangan. Akhirnya dia mencium bibir Soo Sun agar perkataan Soo Sun tidak terdengar Pan Seok.

Untuk menghilangkan semua ingatanya. Dia mengosok giginya dengan cepat- cepat. Tapi dia berhenti mengosok gigi, bayangan ia mencium Soo Sun teringat lagi. Dae Gu pun terus mengosok giginya dengan cepat-cepat untuk melupakan itu semua.


Episode 7
Saat Seseorang Datang ke Kehidupan Mu



Soo Sun mengantar ibunya ke stasiun. Ibunya melihat Soo Sun sudah mengantarnya terlalu jauh. Dia menyuruh Soo Sun untuk pergi saja. Soo Sun menyerahkan tas milik ibunya. Soo Sun merasa kalau ibunya sudah tenang setelah melihatnya.

Ibunya melihat cara kerja Soo Sun selama dua hari ini, dia malah khawatir kalau Soo Sun akan sakit. Soo Sun tidak merasakan hal itu. Ibunya tahu kalau mencari uang itu tidak mudah, jadi Soo Sun harus tetap semangat.

Sang ibu melihat Soo Sun, dia mengakui kalau dirinya sekarang tenang tapi dia takut kalau Soo Sun akan celaka karena kecerobohannya. Soo Sun mengaruk-garuk kepalanya. Ibunya meminta Soo Sun untuk memikirkan dulu yang baik-baik sebelum mengambil tindakan. Dia memperingatkan Soo Sun untuk tidak gegabah.

Soo Sun mengerti dengan semua pesan ibunya. Sekarang dia pamit pada sang ibu karena ia harus kembali berkerja. Sang ibu menatap Soo Sun yang berlari meninggalkannya.

Dae Gu duduk sendirian. Dia seperti sedang memikirkan sikapnya kalau ia harus bertemu dengan Soo Sun. Seorang suster memanggil namanya.

Dia masuk ke dalam ruang dokter. Dokter menyapa Dae Gu yang sudah lama tidak bertemu. Dia menanyakan keluhan Dae Gu. Dae Gu mengatakan kalau dia butuh resep obat tidur. Dia menjelasakan kalau belakang ini, tidurnya sering terganggu.


Dae Gu berjalan masuk ke pos. Tapi dia langsung membalikan badannya saat di depannya melihat Soo Sun yang berjalan ke arah lift. Lalu dia sadar, apa sebenarnya yang dilakukan menghindari Soo Sun. Akhirnya Dae Gu berjalan menuju lift.

Soo Sun yang melihat Dae Gu berjalan ke arah lift, terlihat panik. Dia cepat-cepat menekan tombol untuk menutup pintu lift. Tapi saat pintu tertutup Dae Gu menahan dan masuk ke dalam lift. Soo Sun tidak bisa menahan Dae Gu masuk.


Ji Gook berteriak untuk menunggunya. Pintu terbuka lagi, Ji Gook masuk dan menyapa Soo Sun. Dia juga menyapa Dae Gu yang baru sampai juga. Ji Gook berdiri diantara Soo Sun dan Dae Gu yang terlihat tegang.

Soo Sun hanya bisa diam. Lalu Ji Gook menanyakan apakah Soo Sun sudah mengantarnya pulang. Soo Sun dengan terbata-bata mengataka kalau ia sudah mengantar ibunya pulang. Soo Sun berterimakasih pada mereka karena sudah membantunya beberapa hari ini.

Ji Gook pikir tidak ada masalah. Yang ia dengar kalau gedung asrama Soo Sun akan dirubuhkan. Soo Sun berkata kalau dirinya baik- baik saja. Dia masih akan tetap tinggal di atap pos kepolisian. Dae Gu mendengarkan apa yang dikatan Soo Sun tanpa ekspresi.

Dengan sombongnya, Dae Gu mengatakan kalau tempat yang dipilih Soo Sun itu sudah benar. Disana Soo Sun memiliki tempat yang luas untuk mendirikan tenda. Ji Gook membelas Soo Sun, dia pikir kalau tempat yang di pilih Soo Sun itu sangat berbahaya.



Menurutnya orang bisa makan dimana saja, tapi tempat tinggal itu harus nyaman. Soo Sun mengatakan kalau ia akan tinggal selama 2 bulan saja disana. Setelah itu dia akan mencari tempat yang lain. Lalu Ji Gook mengusulkan Soo Sun untuk tinggal bersama mereka.

Soo Sun hanya bisa tersenyum, Dae Gu melihat ke arah Ji Gook dengan pandangan sinis. Ji Gook akhirnya diam dan tak banyak bicara lagi.

Pintu lift terbuka, Dae Gu keluar lebih dulu diikuti Ji Gook lalu Soo Sun. Ji Gook berjalan dibelakang Dae Gu meminta kalau Dae Gu keluar, dia mengajak dirinya. Dae Gu seperti tidak suka dengan hal itu.

Dibelakang mereka terlihat seseorang yang sedang melihat mereka bertiga masuk ke dalam kantor polisi. Pembunuh ibu Dae Gu, melihat kalau Dae Gu berkerja di pos polisi Gangnam. Dia menanyakan alasan pada dirinya sendiri mengapa Dae Gu memilih Gangnam.

Di ruang pertemuan

Tae Hoo dan Ketua Kang masuk ke dalam ruangan, semau berdiri. Pan Seok tetap berdiri, dia meminta maaf atas sikapnya yang membuat Ketua Kang dan semuanya merasa terganggu. Ketua Kang mengakui kalau sikap Pan Seok itu sangat menganggu. Pan Seok mengakui hal itu.

Ketua Kang menyuruh Pan Seok untuk duduk. Dia mengatakan kalau dia senang bisa bertemu dengan detektif Seo lagi. Dia memberitahu kalau proses penyelidikan mereka semakin mendapat halangan. Dia menegaskan sekali lagi, supaya mereka tidak pernah berurusan lagi dengan jaksa.
Pan Seok mengangguk. Ketua Kang memberitahu untuuk mencari dukunga dari masyarakat dan para dewan yang berkuasa, dia memperingatkan semua tidak boleh membuat kesalahan hanya karena masalah pribadi lagi.

Ketua Kang juga memperingatkan Pan Seok untuk tidak mencari masalah lagi dengan Jaksa Han. Tae Hoo menantap sinis pada Pan Seok. Ketua Kang mengingatkan Pan Seok kalau sampai Pan Seok melakukan lagi, maka dia akan langsung memecatnya.

Dia menceritakan, saat masih menjadi polisi, Ketua Min sangat mendukung rencana kepolisian untuk melakuan proses penyelidikan sendiri. Tapi sekarang sikapnya jadi sudah berubah. Dia yakin kalau semua menyadari hal itu. Sa Kyung dan Tae Hoo melirik ke arah Ketua Kang. Lalu dia mempersilahkan Tae Hoo untuk berbicara.

Ji Gook dan Tae il akan membeli minum. Tae il mendapat telp, dia pamit pada Ji Gook untuk keluar sebentar. Polisi Park dari department orang hilang menarik Ji Gook, Ji Gook kaget karena Polisi Park langsung mendudukinya di sofa.

Polisi Park mengingatkan Ji Gook untuk tidak terlalu baik dengan Tae il. Ji Gook binggung dengan perkataan polisi Park. Polisi Park memberitahu kalau nanti Tae il bisa salah paham. Ji Gook masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakn polisi itu. Akhirnya polisi itu berbisik kalau Tae il itu gay.

Ji Gook tak percaya begitu saja, dia rasa polisi Park asal bicara. Polisi Park menceritakan kalau semua yang ada di pos Gangnam selalu menceritakan kalau Tae il itu Gay. Bahkan ada yang melihat Tae il keluar dari club khusus para gay.

Dia meminta Ji Gook untuk berhati-hati, nanti bisa saja Tae il suka dengan Ji Gook. Ji Gook masih tak percaya, Dia menegaskan kalau Tae il itu bukan gay. Dia berdiri dan memberitahu kalau Tae il adalah teman mereka.

Tae Hoo baru saja menuruni tangga dan melihat tanaman yang ada di pot. Dia melihat kearah belakang. Lalu kakinya mendorong pot itu. Dia melihat tas ransel dan tumpukan buku dibalik pot. Dia berteriak siapa yang membuang sampah. Tidak ada yang menjawab, Tae Hoo membuka tas ransel.

Dia melihat ada bra yang terlihat dibagian atas. Soo Sun keluar dari ruangan. Dia langsung berlari ke arah Tae Hoo. Dia meminta maaf kalau ini semua miliknya. Soo Sun memasukan branya ke dalam ransel dengan buru-buru.

Tae Hoo berteriak kenapa Soo Sun menaruhnya di pos kepolisian. Dia melihat semua barang Soo Sun itu membuat kotor, dia menyuruh Soo Sun untuk cepat memindahkannya. Soo Sun meminta maaf.

Pan Seok menanyakan apa yang terjadi. Tae Hoo meminta Pan Seok bertanya langsung pada anak buahnya, kenapa Soo Sun membawa barang - barangnya ke tempat kerja. Pan Seok melihat tumpkan barang Soo Sun.

Tae Hoo tidak mau tahu, dia ingin Soo Sun menyingkirkan semuanya. Soo Sun meminta maaf lagi. Dengan wajah sombongnya, Tae Hoo mengatakan kalau barang Soo Sun itu bisa menganggu keindahan dari pos polisi Gangnam. Lalu pergi meninggalkan mereka berdua.


Pan Seok menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Soo Sun mengatakan yang sejujurnya kalau selama ini di tinggal di atap pos polisi. Pan Seok menanyakan alasa Soo Sun tinggal di atap pos polisi. Soo Sun menceritakan kalau dia dipaksa keluar dari tempat kosnya.


Padahal dia sudah membayar sewa selama 3 bulan ke depan, tapi tetap saja dia dipaksa oleh keluar dari kostnya. Pan Seok heran, mengapa Soo Sun bisa kena tipu padahal ia seorang detektif. Soo Sun berjanji pada Pan Seok kalau ia hanya akan tinggal di atap selama 2 bulan saja.




Setelah itu dia akan pindah mencari tempat kost yang baru. Dia meminta izin pada Pan Seok untuk memperbolehkan dirinya tinggal di atap selama 2 bulan saja. Pan Seok seperti tak tega, dia menyuruh Soo Sun untuk memindahkan semua barangnya.

Soo Sun tersenyum mendapatkan izin. Pan Seok memperingatkan Soo Sun kalau Tae Hoo melihat barang Soo Sun pasti dia tidak akan mengizinkan Soo Sun tinggal di atap. Soo Sun tersenyum dan mengucapka terima kasih pada Pan Seok.


Pan Seok berteriak supaya Soo Sun cepat berkerja, sekarang mereka harus melakukan proses identifikasi pelaku. Soo Sun mengerti, dia buru-buru membereskan barangnya. 




Di papan tertulis rangkaian kejadian penusukan di HangSung Bar. Mereka berempat melihat ke papan. Pan Seok memberitahu kalau mereka akan melakukan proses identifikasi pelaku untuk kasus perkelahian di warung Hangsung yang berakhir dengan penusukan.

Flash back di warung Hangsung

Dua orang sedang minum bersama. Seorang pria datang dengan mabuk, tak sengaja dia menyengol pria yang duduk. Si Pria tidak terima, dia menampar si pria. Pria yang satunya menonjok pria itu sampai terjatuh dan membuah meja dan kursi jadi berantakan.

Mereka berdua menendang dan memukul pria itu. Salah satu mengambil pisau dan menusukan ke badan korban. Bibi pemilik warung ketakutan melihat pria yang menusuk korban. Badannya gemetar melihat itu semuanya. Sang pelaku pun langsung pergi.

Pan Seok mengatakan kalau satu-satunya saksi dalam kasus ini hanya pemilik dari warung itu. Sedangkan korban sedang dalam keadaan kritis, jadi proses penyelidikan sulit untuk dilakukan. Sekarang pemilik sudah kembali dari cina dan ia bersedia untuk memberi kesaksian.

Dia menjelaskan kalau proses penyelidikan harus segera dilakukan kalau tersangka bisa ditunjuk oleh saksi.
Bibi pemilik warung datang. Dia terlihat sedikit takut datang menjadi saksi. Pan Seok meminta bibi itu untuk duduk, dia mengucapkan terimakasih atas kerja samanya. Dia menjelaskan kalau sebentar lagi akan ada lima orang yang akan masuk ke ruangan di dalam.

Kalau bibi itu ingat dengan pelaku saat kejadian malam itu, dia ingin bibi itu menunjuk orangnya. Dia memberitahu kalau orang itu tidka bisa melihat mereka, jadi bibi itu tidak perlu khawatir. Bibi itu mengangguk, dia mengerti penjelasan Pan Seok.

Lima orang pertama datang, Eung Do memberi nomor pada tiap - tiap orang supaya ibu itu bisa langsung menyebutkan nomor saja. Pan Seok melihat ke arah bibi itu. Bibi itu melihat lima yang diduga pelaku, dia mengelengkan kepala.

Lima orang yang kedua, Eung Do melakukan hal yang sama. Bibi itu juga mengeleng, Pan Seok mengerti. Lima pria yang ketiga datang, bibi itu melihat satu persatu pria yang ada di dalam. Pada pria ke tiga, dia terkejut. Mata pria ke empat melirik pada bibi itu dengan sinis.

Pan Seok melihat ada perubahan gerak yang diberikan oleh si bibi. Dae Gu melihat ke monitor, dia melihat pria nomor empat yang diduga sebagai pelaku. Pria nomor empat, tidak bisa diam seperti yang lain. Badannya sedikit bergoyang-goyang.


Si bibi meremas-remas saputangannya. Pan Seok menanyakan apakah ada salah satu pelaku di depan bibi itu. Mereka berempat tenggang menunggu kesaksian dari bibi itu. Bibi itu mengelengkan kepala.


Dia berkata kalau tidak ada, tanpa mau melihat ke arah lima pria yang berjejer di tempat mereka. Pan Seok mengerti, dia akan bertemu dengan bibi itu minggu depan saja.



Setelah semua pria keluar dari ruangan, Pan Seok bertanya pelan-pelan apakah bibi itu benar-benar tidak ingat dengan si pelaku. Bibi itu mengatakan beberapa kali, dia tidak ingat. Dia sudah tua dan ingatannya sudah mulai payah.

Pan Seok merasa kalau bibi itu sedang dalam perasaan ketakutan. Bibi itu jujur kalau dia ingin ke kantor polisi, dia mengira kalau si pelaku bisa dendam kepadanya. Dia melihat pelaku itu sangat kejam karena bisa menusuk orang seenaknya.

Pan Seok mengerti, dia mengingatkan bibi itu untuk berhati-hati. Dia ingin ibu itu mempercayai mereka. Kalau bibi itu menunjuk satu pelakunya, maka mereka tidak akan memberitahu kalau bibi itu yang memberitahu mereka. Dia ingin bibi itu mempertimbangkan lagi keputusanya.

Dae Gu seperti teringat dengan kejadian ibunya dulu. Matany merah seperti menahan tangis. Pan Seok mengingatkan kalau sekarang korban penusukan sedang berjuang untuk hidup di ruang UGD. Dia melihat korban itu sangat kasihan sekali.

Bibi itu ingin membantu tapi dia sedikit ragu. Pan seok menyakini kalau bibi itu adalah satu-satunya orang yang ada di tempat kejadian. Dia berjanji kalau dia akan menjaga rahasia bibi itu. Bibi itu semakin tidak nyaman.

Dae Gu meminta Pan Seok tidak membujuk bibi itu lagi, karena bibi itu sudah tidak mau. Dia berkata kalau Pan Seok tidak bisa memaksa seseorang untuk bersaksi. Kalau sampai Pan Seok terus menekan bibi itu, maka Pan Seok dianggap melakukan pemaksaan.

Pan Seok binggung apa sebenarnya yang dilakukan anak buahnya ini. Dae Gu memberitahu bibi itu punya hak untuk menolak, dia mempersilahkan bibi itu untuk pergi. Pan Seok mau tak mau memperbolehkan bibi itu pergi. Ketiga temannya heran dengan sikap Dae Gu.

Setelah mengantar bibi itu pulang, Pan Seok menendang pintu. Dia bersiap-siap melempar Dae Gu dengan kursi. Eung Do menahan amarah Pan Seok, Pan Seok melepas kursi begitu saja. Dia mengumpat Dae Gu pria brengsek.

Dia menanyakan kalau Dae Gu itu siapa berani menyela pembicaranya. Dia menyuruh Dae Gu untuk keluar saja. Sambil menujuk, dia tidak ingin ada orang seperti Dae Gu yang ada didalam timnya. Sementara dirinya tidak mau marah lagi pada Dae Gu. Dia menyuruh Dae Gu untuk mengundurkan diri saja sekarang.

Dae Gu menceritakan pada tahun 1994 ada kasus pembunuhan di salah satu keluarga di sawon. Lalu pada tahun 2012, ada kasus pembunuhan di Daegu. Tahun 2013, ada pemilik restoran yang mengalami tindak kekerasan. Dia mengingatkan pada Pan Seok ketiganya punya kesamaan.

Mereka bertiga saling berpandangan. Dae Gu menjelaskan kalau tahun 2008, ada kasus seperti ini 87 kasus, 2009 ada 139 kasus, 2011 ada 122 kasus dan tahun 2012 ada 233 kasus. Semakin kesini jumlah kasusnya semakin meningkat
.


Dae Gu menegaskan kalau semua itu terjadi karena balas dendam. Dan 70% diantaranya berawal dari penyelidikan karena informasi dari saksi bocor. Dae Gu mempertanyakan darimana Pan Seok bisa menjamin keselamatan dari bibi itu.

Dia merasa kalau keselamatan dari saksi itu lebih penting daripada usaha mereka untuk mengejar pelaku. Pan Seok tidak suka dengan perkataan Dae Gu, yang seperti menuduh dirinya lebih mengejar pelaku tanpa memikirkan saksi.

Dae Gu meminta Pan Seok untuk tidak langsung menyimpulkan. Pan Seok berteriak, dia memberitahu cara mencegah agak korban tidak semakin banyak adalah dengan cara menegakan keadilan untuk korban.

Pan Seok menjelaskan kalau korban itu usianya lebih muda dari Dae Gu, tapi dia di tusuk tanpa alasan. Dan juga kondisi korban sedang krisis dalam ruang intensif. Dia melihat tidak ada keadilan untuk korban dan keluarganya. Dia melihat Dae Gu tidak mengerti dengan hal itu.

Dae Gu ikut berteriak, menurutnya itu semua bukan tanggung jawab dari bibi pemilik warung. Pan Seok semakin berteriak menyuruh Dae Gu untuk mengundurkan diri sebagia detektif. Dia pikir tidak peduli dengan apa yang dikatakan Dae Gu, dia akan menangkap pelakunya.

Dia juga tidak peduli kalau saksi bisa menuntut dirinya. Pan Seok menegasakan kalau itu resiko sebagai seorang detektif dan itulah tugas dari dirinya. Dae Gu berteriak, dia menceritakan tahun 2003 di Masan, ada seorang perawat tewas terbunuh karena menjadi saksi.

Pan Seok kaget dengan perkataan Dae Gu. Begitu juga Eung Do yang mendengarnya. Pan Seok melihat kalau Dae Gu memeriksa latar belakang dirinya. Dae Gu menegaskan kalau ia tidak perlu memeriksa sang legenda Seo Pan Seok. Dia mendengr semua kasus itu ada dimana-mana.

Dae Gu tidak mengerti mengapa dirinya harus dipaksa mengundurkan diri. Dia melihat setelah Pan Seok melakukan kesalahannya, dia masih memaksa bibi itu menjadi saksi. Pan Seok menegaskan kalau Dae Gu itu tidak perlu mengerti akan hal itu.

Pan Seok menegaskan sekali lagi, kalau Dae Gu untuk berhenti menjadi seorang detektif.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya