Tuesday, June 10, 2014

Sinopsis You’re All Surrounded Episode 8 Part 1

[cerita sebelumnya]

Pan Seok masuk ke dalam sebuah cafe lalu menyapa pemilik cafe. Dia melihat keadaan cafe tidak banyak berubah. Pemilik itu berkata kalau diriny juga tidak berubah, kemudian menyuruh Pan Seok untuk duduk lebih dulu.
 
Sambil meminum air yang disedikan pemilik. Dia mengirim pesan kalau dia akan kembali dua jam lagi. Dia memberikan semangat pada Eung Do, supaya lebih berkerja keras lagi.
Sa Kyung berdiri di tempat gembok cinta. Dia melihat jam ditanganya lalu tersenyum. Sesekali dia membenarkan rambutny lalu tersenyum.

Pan Seok melihat jam di tangannya. Dia menghembuskan nafasnya, matany melihat seseliling cafe yang tidak banyak datang. Pengunjung cafe sudah banyak yang datang dan pergi, Pan Seok masih tetap duduk dan meminum air sampai setengah botol.

Dia melihat jam di ponselnya, sudah setengah 8 malam. Dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan berteriak kesal. Lalu berlari keluar dari cafe.

Sa Kyung melihat jam di tangannya. Wajahnya terlihat kesal, dia menuruni tangga pergi dari tempat itu. Saat sudah turun Pan Seok menelp. Sa Kyung kesal, dia mereject lalu mematikan ponselnya. Pan Seok terus mencoba menelp Sa Kyung, tapi tidak ada jawaban.

Dia berlari ke tempat pertama kali mereka janjian. Pan Seok berlari menaiki tangga, sampai di kelelahan dan melihat Sa Kyung yang sedang menuruni tangga. Sa Kyung berjalan meninggalkan Pan Seok. Pan Seok menarik tangan Sa Kyung agar tidak pergi.

Sa kyung merasa bodoh, karena menurutnya seseorang bisa berubah tapi ternyata seseorang tidak bisa berubah. Dia tahu kalau Pan Seok sedang mencoba itu, tapi dia menyarankan supaya mereka tidak saling bertemu lagi. Menurutnya permainan ini sudah berakhir.

Pan Seok mengatakan bukan disini tempat, disini bukan pertama kali mereka bertemu. Sa Kyung berhenti berjalan. Pan Seok pikir kalau Sa Kyung tidak mengingat itu semua. Sa Kyung mendengus. Pan Seok menceritakan satu minggu sebelum mereka kencan pertama di tempat ini, mereka tidak sengaja bertemu di restoran udon.

Sa Kyung terlihat sedikit panik. Saat itu Pan Seok sedang bersama Dong Shik Sunbae. Lalu Sa Kyung datang dengan teman-teman dan Dong Shik memperkenalkan Sa Kyung pada semuanya. Ketika itu lah, pertama kali Pan Seok jatuh cinta pada Sa Kyung pada pandangan pertama. Sa Kyung melonggo.

Dia tak percaya kalau Pan Seok masih mengingat kejadian itu. Dia terlihat sedikit merasa bersalah. Pan Seok menarik tangan Sa Kyung lagi. Pan Seok benar-benar meminta maaf, karena membuat mu menunggu. Dia selama jni sudah mencoba untuk lebih keras lagi.

Pan Seok akan menanyakan pada Sa Kyung kalau dia tidak tahu. Dia akan menelp kalau dia pulang telat. Dia sadar kalau dia tidak akan menjadi sempurna tapi dia akan berubah sedikit demi sedikit. Dia berjanji akan mencobanya.

Sa Kyung menatap Pan Seok. Pan Seok bertanya apakah Sa Kyung lapar. Dia mengajak Sa Kyung pergi ke restoran daging babi di bawah sana. Sa Kyung menolak ajakan itu. Dia mengajak Pan Seok pergi ke udon restorant. Pan Seok setuju mereka akan ke udon restaurant. Sa Kyung berjalan lebih dulu.
Saat Pan Seok akan melangkah, dia terjatuh karena kakinya sendiri. Sa Kyung melihat Pan Seok jatuh. Pan Seok berkata kalau dia tidak apa-apa. Tapi saat akan bangun, dia tidak bisa. Sa Kyung tertawa dan tersenyum melihat Pan Seok. Akhirnya Pan Seok meminta Sa Kyung untuk menunggu sebentar.

Dia mencoba berdiri dan berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Saat sampai di dekat Sa Kyung, dia memegang pinggang Sa Kyung. Sa Kyung masih tertawa dan tersenyum melihat Pan Seok. Lalu keduanya saling berpandangan dan tersenyum. Mereka berdua menuruni tangga bersama.

Sa Kyung duduk di luar rumah, dia bercerita kalau saat ia kecil. Dia dengan keluarganya pergi ke laut dan mengambil kerang. Saat itu dia tidak bisa melupakan rasanya. Lalu dia melihat ke arah kanan. Ternyata dia sedang berbicara dengan Dae Gu.

Dia berjalan perlahan-lahan melihat Dae Gu yang sudah tertidur nyenyak. Dia mengoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Dae Gu. Dia pikir kalau Dae Gu tidak bisa tidur. Soo Sun menarik selimut Dae Gu lebih keatas lagi. Lalu jalan perlahan-lahan ke kamarnya.

Esok Paginya

Dae Gu bangun dengan nikmat, dia mengerak-gerakan tubuhnya sebentar. Dia melihat Soo Sun yang sedang tertidur pulas dikamarnya. Dae Gu turun dan berjalan ke depan kamar Soo Sun. Dia melihat dengan dekat Soo Sun yang masih tertidur. Sambil berjongkok, dia terus menantap Soo Sun yang masih tertidur.

Tiba-tiba ponsel Soo Sun berbunyi, Dae Gu buru - buru berdiri dan menjauh dari depan kamar. Soo Sun mendapat telp dan Pan Seok. Dia tak percaya dengan berita yang disampaikan Pan Seok. Dia berterimakasih pada Pan Seok. 

Soo Sun memanggil Dae Gu, Dia memberitahu kalau team lain sudah mendapatkan orang yang menjadi kaki tangannya Ji Suk. Pria itu mengakui kalau Jin Suk lah yang melakukan penusukan itu. Pan Seok mengatakan kalau mereka akan bergantian dengan Tae il pada malam hari, jadi kita selesai menyamar pada saat itu.



Dae Gu menangguk-angguk mengerti. Ponsel duplikasinya bergetar. Pan Seok menelp pria itu, dia meminta maaf pada si pria pembunuh tidak bisa menepati janjinya yang kemarin. Dia mengajak pria itu untuk makan siang bersama. 

Si pria itu setuju, dia akan bertemu Pan Seok nanti siang. Wajah Dae Gu tegang mendengar pertemuan Pan Seok dengan si pembunuh. Dia berbicara pada Soo Sun kalau ia akan ke Seoul. Dia pergi tanpa mendengar panggilan Soo Sun.

Soo Sun binggung dengan sikap Dae Gu yang buru-buru keluar dari tempat penginapan.
Dae Gu mengendarai mobil dengan sangat cepat. Ketika sampai di pelabuhan, dia melihat seseorang yang sepertinya dia kenal. Sebelum masuk kapal dia menginjak rem. Dia teringat kalau pria itu adalah Jin Suk.

Dia ingat perkataan Soo Sun, kalau team mereka sudah menemukan kaki tangan Ji Suk, dan dia mengakui kalau Jin Suk adalah pelaku penusukan itu. Dia melihat mobil Jin Suk yang agak jauh meninggalkan pelabuhan.

Tapi dia teringat dengan perkataan si pembunuh yang akan bertemu Pan Seok nanti siang. Dia depannya para petugas menyuruhnya untuk cepat masuk ke dalam kapal. Dae Gu memukul stir, dia merasa kesal dengan keadaan seperti itu.

Akhirnya dia memundurkan mobilnya dan mengejar pelaku penusukan itu. Dae Gu menambah kecepatannya supaya bisa mengejar Jin Suk, sampai dia menemukan mobil Jin Suk. Dia mensejajarkan mobil dan memanggil Jin Suk.

Jin Suk melihat ke arah Dae Gu. Dae Gu berteriak menyuruh Jin Suk untuk berhenti. Jin Suk sadar kalau Dae Gu adalah seorang polisi. Dia malah mempercepat laju mobilnya dan menghalangi Dae Gu untuk bisa menyalipnya.
 
Dae Gu berbicara sendiri di dalam mobil. Dia berpikir karena harus mengejar Jin Suk, dia melewatkan sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Dia menyumpahi kalau Jin Suk akan mati kutu di tangannya. Setelah Jin Suk berhasil menghalang-halanginya, Dae Gu berhasil mensejajarkan mobilnya lagi.
 
Tapi Jin Suk tetap tak mau memberhentikan mobilnya. Dae Gu akhirnya memutuskan mempercepat laju mobil lalu membantingkan stir ke kanan. Saat itu juga Jin Suk memberhentikan mobilnya. Ji Suk keluar dari mobil dan berusaha untuk kabur.

Dae Gu menarik dan duduk di atas tubuh Ji Suk.Tapi Jin Suk bisa melawan, Dia menonjok wajah Dae Gu dua kali. Dae Gu kembali duduk diatas badan Jin Suk, dia menonjok wajah Jin Suk. Jin Suk bisa melawan, dia mengeluarkn pisau dari dalam kemejanya. Dae Gu berusaha untuk menghindar.

Dia menyuruh Jin Suk untuk menjatuhkan pisaunya dan menyerah saja. Dia memberitahu kalau mereka sudah bertemu dengan kaki tangannya. Jin Suk mengancam supaya Dae Gu tidak mendekatinya sambil menyodorkan pisau di depan Dae Gu.

Dae Gu berhasil membuat pisau Jin Suk jatuh. Dia memegang kepala Jin Suk, menaruh tangannya di leher, untuk melumpuhkannya. Jin Suk berteriak kesakitan dan berusaha melepasnya. Jin Suk semakin lemah. Dae Gu berhasil membuat Jin Suk tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Jin Suk tengkurap di aspal. Dae Gu duduk diatas, dia memborgol Jin Suk dan berkata kalau Jin Suk punya Hak untuk menyewa pengacara. Serta dia punya hak untuk mendapat pembelaan. Dae Gu berbaring disamping Jin Suk, dia mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.

Saat itu wajahnya tersenyum, dia berhasil menangkap Jin Suk dengan tangannya sendiri.

Dae Gu berdiri sendiri dan mengumpat pada dirinya sendiri kalau dia itu sudah gila. Soo Sun mengeluarkan kotak P3K dari bagasi. Sementara Jin Suk sudah di borgol di bagian belakang mobil. Soo Sun menyuruh Dae Gu duduk disampingnya, dia akan mengobati luka di wajah Dae Gu.

Soo Sun melihat Dae Gu yang sedang komat-kamit sendiri. Dia merasa kalau Dae Gu itu tak pernah mendengar perkataannya. Soo Sun menariknya dan mendudukannya di pinggir pantai. Dae Gu berteriak, Soo Sun meminta Dae Gu duduk supaya dia bisa mengobatinya. Sambil membuka kotak obat, dia senang karena mereka bisa menangkap pelaku penusukan.

Dae Gu tidak senang denagn perkataan Soo Sun. Soo Sun menyatakan kalau mereka adalah partner jadi orang-orang akan melihat mereka berdua yang sudah menangkap pelaku.

Soo Sun menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Dia pikir Dae Gu sudah pergi ke Seoul. Dae Gu meminta Soo Sun untuk jangan banyak bertanya. Dia menegaskan kalau keadaan ini membuat dirinya gila. Soo Sun tetap pingin tahu apa itu. Soo Sun menduga kalau Dae Gu bersatu kembali dengan cinta pertamanya setelah 10 tahun.

Dae Gu menatap sinis Soo Sun. Soo Sun tersenyum, dia mengodanya kalau itu sangat lucu sekali. Dia mencubit pipi Dae Gu sambil tersenyum, Dae Gu mencoba untuk melepas cubitan Soo Sun dari pipinya. Soo Sun semakin sumringah.

Dia melihat ke kotak P3K, dia harus membersihkan dulu luka Dae Gu, tapi ternyata mereka hanya punya salep. Dae Gu mengelus-ngelus pipi seperti menghilangkan rasa sakit. Dae Gu tidak mau diobati. Soo Sun tetap ingin mengobati Dae Gu. Dia mengoleskan salep diluka Dae Gu.
Dae Gu mengaduh kesakitan. Soo Sun berkata supaya Dae Gu tidak berlebih- lebihan gayanya. Menurutnya itu tidak terlalu sulit. Dae Gu mengaduh kesakitan lagi. Soo Sun menyuruh Dae Gu diam, dia tahu saat ada diatas lukanya akan terasa perih. Jadi dia meminta Dae Gu jangan bergerak.

Lalu Soo Soon meniup luka Dae Gu untuk mengurangi rasa perihnya. Dae Gu menatap Soo Sun yang berusaha meniup pada lukanya. Dia melihat dari bibir lalu ke bagian mata Soo Sun. Soo Sun berkomentar, dia tidak tahu alasan Dae Gu pergi, tapi dia rasa kalau Dae Gu akan menyesal jika dia sudah pergi ke seoul.

Soo Sun membuka bungkus plester, lalu berkata kalau seorang detektif tidak bisa membiarkan tersangka pergi di depan matanya. Setelah itu dia menempelkan plester di wajah Dae Gu. Soo Sun menepuk-nepuk punggung Dae Gu, dia memuji Dae Gu yang berkerja sebagai partnernya.

Dae Gu seperti tidak suka, dia meminta Soo Sun untuk berhenti. Dia mengejek Soo Sun sebagai remah roti. Soo Sun binggung Dae Gu mengejeknya seperti remah roti. Dae Gu ngedumel kalau Soo Sun berani mengambil keuntungan.
 
Soo Sun seperti tidak masalah. Dia malah menyentuh-nyentuh pipi Dae Gu. Dae Gu meminta Soo Sun untuk menghentikannya. Soo Sun tetap menyentuh pipi Dae Gu, dia lihat kalau Dae Gu akan mendapatkan bekas luka. Dia menyuruh Dae Gu jangan banyak bergerak. Dae Gu berteriak kalau itu menyakitkan. Soo Sun meminta Dae Gu untuk menunggu sebentar saja.


Episode 8
Sebuah Lonjakan Pertumbuhan.


Pan Seok baru turun dari mobil. Eung Do berlari memanggilnya, dia menceritakan kalau Dae Gu dan Soo Sun berhasil menangkap Jin Suk. Pan Seok sudah mendengar berita itu. Lalu dia menanyakan tentang info Dae Gu pada Eung Do.

Eung Do mengatakan kalau dia tidak punya banyak waktu. Yang ia dengar dari anak buahnya, kalau ibunya meninggal saat Dae Gu ada di kelas 8. Mereka juga tidak tahu apakah ayahnya masih hidup atau tidak. Pan Seok tak percaya kalau ibunya meninggal saat kelas delapan.

Pan Seok melihat kalau Dae Gu bertingkah aneh di ruang interogasi kemarin. Die menyimpulkan kalau anggota keluarga Dae Gu telah menjadi korban kejahatan balas dendam. Eung Do berpikiran yang sama. Dia juga ingat saat Dae Gu membahas kasus pembunuhan perawat sekolah masan.
Dia ingat saat itu ibu dibunuh dan anaknya hilang. Sampai saat itu mereka tidak menemukan tubuh anak yang hilang itu. Eung Do ingat dengan kejadian itu. Dia binggung sampai sekarang mereka belum menemukan tubuh anak itu.
 
Pan Seok ingat saat itu Ji Yong sedang ada di kelas delapan. Eung Do menyimpulkan Pan Seok menduga kalau Kim Ji Yong adalah Eun Dae Gu. Pan Seok tidak bisa berkata-kata. Dia mengatakan kalau ia akan ke panti asuhan kebahagian.

Dia menyuruh Eung Do untuk memuji anak-anak saat kembali dan mentraktir semuanya untuk makan-makan. Lalu Pan Seok pergi masuk ke dalam mobilnya. Eung Do agak binggung melihat sikap Pan Seok yang seperti terburu-buru. Dia bergumam Trauma dari kasusu pembunuhan Masan masih terlalu besar. Dia bisa mengerti dengan hal itu.
\
Dae Gu dan Soo Sun datang membawa Jin Suk masuk ke dalam kantor. Semua memberi tepuk tangan dan sorak-sorak bergembira melihat keberhasilan mereka berdua. Soo Sun membawa Jin Suk sambil tersenyum.

Ji Gook menyapa Dae Gu, dia mengajak tos dengan kepalan tangan. Tae il mengelus-ngelus kepala Soo Sun, Eung Do tersenyum dan bertepuk tangan pada mereka berdua. Dia berkata kalau dia bangga lagi pada mereka. Lalu dia menyuruh Jin Suk dimasukan ke penjara, setelah itu mereka bisa pergi makan bersama.

Soo Sun mengerti, tapi dia menanyakan dimana Pan Seok. Eung Do memberitahu kalau dia sedang keluar karena ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan. Dae Gu melihat ke meja Pan Seok yang tidak ada orang. Dia memikirkan sesuatu apa sebenarnya yang dilakukan Pan Seok di luar.


Dae Gu mencari tempat yang sepi. Dia menelp "S" nama kontak yang ada disimpan di ponselnya. Dia melaporkan kalau ia kehilangan dengan pembunuh dari ibunya. Dia memberitahu kalau Pan Seok dengan pria pembunuh itu akan bertemu. Tapi dia tidak bisa meninggalkan pulau. Dae Gu khawatir kalau dia tidak punya kesempatan lagi.
Orang yang berinisial S menyemangati Dae Gu akan punya kesempatan yang lain. Dia mengingatkan kalau Dae Gu sudah menunggu dengan sabar selama 11 tahun. Dia meminta Dae Gu untuk jangan hilang harapan. Karena di depan akan menjadi hari yang lebih cerah. Dia menasehati, Dae Gu dapat bertahan selama Dae Gu memiliki harapan. 

Ternyata orang yang berinisial S adalah ketua Kang. (o.O) whatttt the....

Pan Seok sampai di panti asuhan, dia menyapa ibu panti yang sedang menanam. Dia mengenalkan diri kalau dia bernama Pan Seok dari kantor polisi Gangnam. Dia menanyakan apakah bibi itu adalah pengurus panti. Ibu panti membenarkan.

Ibu panti mencari data panti asuhan. Dia menceritakan kalau Dae Gu masuk pada tahun 2003. lalu dia membuka dokumen panti asuhan. Ibu Panti melihat data kalau Dae Gu baru masuk ke panti pada tahun 2003 dan kedua orang tuanya meninggal.

Pan Seok mendengarkan cerita ibu itu. Ibu panti menceritakan kalau orang tua Dae Gu menjadi korban kecelakaan Cheunan. Pan Seok menanyakan apakah Dae Gu tidak mengariti identitasnya. Ibu panti mengelengkan kepala.
Dia menjelaskan memang banyak anak-anak yang ingin menganti nama, tapi Dae Gu tidak. Pan Seok mengerti, lalu dia meminta ibu panti memperlihatkan foto Dae Gu masih kecil. Ibu panti agak terkejut, tapi dia merasa kalau dia memiliki foto Dae Gu saat kecil. Ibu panti membuka album foto, dia memberikan satu foto pada Pan Seok.

Pan Seok melihat foto anak yang diberikan ibu panti. Dia merasa kalau dirinya salah, ternyata dia salah menduga Dae Gu adalah Ji Yong. Setelah itu Pan Seok pamit pada ibu panti.

Setelah Pan Seok menjauh dari panti, Ibu panti menelp Dae Gu. Dia memberitahu kalau detektif Pan Seok dari polisi Gangnam baru datang ke panti. Dae Gu yang lagi duduk dekat Soo Sun dan Ji Gook mencoba menjauh dari mereka.

Dia menanyakan apakah ibu panti melakukan yang dia inginkan. Ibu panti meminta Dae Gu untuk tidak khawatir. Dia sudah menunjukan foto anak yang lain, setelah itu dia melihat Pan Seok pergi dengan wajah kecewa. Lalu dia menceritakan orang yang datang mencari Dae Gu sebelumnya, dia tahu dari guru yang memberitahu tentang panti. Kalau orang itu memiliki bekas luka di bawah telinganya. Dia menduga itu seperti bekas luka bakar.

Dae Gu menanyakan bekas luka ada disisi kiri atau kanan. Sepertinya Dae Gu tidak ingin membuat ibu panti jadi gelisah. Dia meminta ibu panti untuk tidak memikirkannya. Dia pikir mengetahui tentang bekas luka itu sudah cukup menurutnya. Dia berterimakasih pada ibu panti.

Pan Seok akan masuk ke dalam mobil, saat itu dia merasa sudah bersikap berlebihan. Lalu dia menghela nafas panjang.
Ji Gook sedang sarapan, dia melihat Dae Gu sudah bangun sambil membaca koran. Dia menyodorkan susu dan cornflakes. Tae il bangun dari tidurnya, dia mengeluh seharusnya sudah membuat beberapa roti panggang. Dia memberitahu kalau dia akan membuat omelet dalam 10 menit.

Dae Gu memasukan lagi corn flakes ke dalam tempatnya. Ji Gook menolak Tae il memasak omelet. Tae il heran, dia pikir Ji Gook tidak suka omelet. Ji Gook tak menjawab, setelah selesai sarapan dia pergi dari meja makan.

Tae il menanyakan apakah Dae Gu mau, Dae Gu mau makan Omelet tapi dia tidak pakai jamur dan lebih banyak daging dan keju. Tae il mengejek Dae Gu yang memiliki selera seperti anak kecil.
Mereka berempat sudah ada di dalam kantor. Soo Sun mengeser kursinya sembarangan. Dia melihat catatan barang korban. Belum selesai Soo Sun berbicara, Dae Gu mendorong kursi Soo Sun untuk menjauh darinya. Eung Do melihat kursi Soo Sun yang di dorong oleh Dae Gu, Soo Sun pun binggung dengan sikap Dae Gu.

Sambil menatap komputer, Dae Gu meminta Soo Sun untuk berbicara dari tempat dia duduk saja. Soo Sun tetap mengeser bangkunya mendekati Dae Gu. Dae Gu mengeluarkan pengaris supaya dia memberikan jarak antara dia dan Soo Sun. Dia berkata Soo Sun harus menjaga jarak yang aman.

Soo Sun tidak bisa menolak itu. Dia menundurkan kursinya, lalu ngedumel kalau Dae Gu memiliki prilaku yang buruk. Dae Gu sedikit tersenyum, matanya melirik ke arah Pan Seok. Saat itu dia melihat Pan Seok sedang memperhatikannya. Pan Seok yang ketahuan sedang melihat Dae Gu berusaha untuk menyibukan diri.

Dae Gu seperti akan hati-hati dengan Pan Seok, lalu dia menyibukan diri dengan di depan komputernya. Pan Seok melihat Dae Gu setelah dia sudah diperhatikan oleh Dae Gu. Dia memperhatikan Dae Gu lebih dalam lagi tentang Dae Gu.


Pan Seok dan Eung Do makan siang bersama. Eung Do memberikan foto seorang pria dan biodatanya. Dia menanyakan apakah Pan Seok mengenal pria itu. Pan Seok mengenalinya, ia bernama Eun Ji Ri. Eung Do seperti tak menyangka kalau Pan Seok mengenal pria itu.

Dia memikirkan tentang suatu hal, dia mengira kalau Dae Gu adalah anak dari Eun Ji Ri. Dia tahu kalau Pan Seok menangani kasus Ji Ri dari awal sampai akhir. Dia ingat kalau Ji Ri itu memiliki seorang putra. Pan Seok mendengar penjelasan Eung Do.

Eung Do sampai membandingkan nama Ji Ri menjadi Dae Gu, lalu membalikan nama keduanya. Dia merasa kalau nama itu benar-benar cocok. Pan Seok menyuruh Eung Do untuk makan saja. Eung Do binggung dengan tanggapan Pan Seok. Pan Seok menyuruh Eung Do untuk makan daging saja.


Eung Do tahu kalau Pan Seok itu terobsesi dengan Dae Gu. Dia menduga Pan Seok terobsesi juga pada Ji Yong. Pan Seok mengutarakan kalau dia merasa lebih baik kalau tubuh Ji Yong di temukan. Dia juga merasa lebih baik, kalau mengetahui Ji Yong itu mati atau hidup. Eung Do setuju dengan hal itu. Pan Seok berpikir dia akan membuka kembali kasus pembunuhan perawat sekolah Masan.

Dia memberitahu kalau satu-satunya pentunjuk yang tersisa adalah Park Seung Oh yang mengancam tersangka. Sekarang dia akan memulai menceri Park Seung Oh lagi. Eung Do mengerti, dia akan membantu sebisanya.

Eung Do yang masih penasaran, memperlihatkan biodata Ji Ri, Dia merasa ada kesamaan dengan wajah ini. Pan Seok mengatakan kalau keduanya itu tidak mirip sama sekali. Dia memperingati Eung Do untuk tidak membicarakan itu, nanti orang akan tersinggung dengan kata-kata Eung Do.

Pan Seok menyuruh Eung Do makan saja. Saat itu Eung Do mendapat pesan dari kapten kodok Tae Hoo* menyuruhnya mereka berkumpul. Dia memberitahu Pan Seok kalau si Kodok menyuruh mereka untuk berkumpul.

Semua polisi berkumpul. Tae Hoo berjalan sambil mondar mandir di depan. Sa Kyung datang, Tae il tersenyum melihatnya. Pan Seok ikut tersenyum melihat Sa Kyung. Sa Kyung sedikit memberi senyuman, Tae il melihat senyuman itu bukan untuk dirinya. Dia melihat Pan Seok yang memberikan senyuman pada Sa Kyung.


Sa Kyung berdiri di depan grup anak hilang. Dia berbisik pada anak buahnya, apa yang terjadi sampai mereka harus berkumpul. Anak buahnya memberitahu kalau ada orang yang merusak mobik Tae Hoo lagi.
Tae Hoo berdiri di depan, dia menduga kalau semua itu adalah kerjaan orang dalam. Dia merasa kalau selalu mobilnya saja yang mendapat kerusakan. Dia merasa kalau itu hanya dilakukan oleh orang yang sakit hati padanya.
 

Dia mengumpat kalau kejadian seperti ini adalah bentuk balas dendam yang paling rendah di dunia. Dia berkata sebelumnya dia membiarkan kejadian seperti ini. Tapi sekarang kaca depannya pecah. Pan Seok memalingkan wajahanya. Tae Hoo merasa kejadian itu seperti melemparkan batu ke wajahnya.

Tiba-tiba kepalanya merasa kesakitan karena terlalu keras berteriak dan marah-marah. Seorang polisi, berlari menanyakan keadaan Tae Hoo apakah baik-baik saja. Dia meminta semua anak buahnya untuk mengaku sebelum pulang hari ini.

Dia menyuruh pelaku mengirimnya surat atau datang ke kantornya kalau tidak ada yang mau mengaku sekarang. Sa Kyung malah tersenyum melihat Tae Hoo yang marah-marah. Tae Hoo berteriak kalau ia akan memerikasa rekaman CCTV dan si pelaku akan membayar semua kejahatannya.
 

Tae Hoo berjalan meninggalkan mereka, tapi dia berteriak lagi supaya mereka tidak menganggap remeh semau peringatannya. Semua orang pun saling menanyakan siapa yang melakukan itu. Mereka akan dibuat pusing kalau Tae Hoo sampai melihat rekaman CCTV. Sa Kyung meninggalkan barisan.

Pan Seok mendapatkan telp, dia memberitahu anak buahnya kalau ada orang yang meninggal di apartement Geunmo 106. Dia menyuruh semuanya untuk bergerak sekarang juga. Semua anak buahnya keluar dari ruangan. Eung Do berkata pada teman-temannya bukan dia pelakunya yang merusak mobil Tae Hoo.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca blog saya