Pan Seok dan anak buahnya menyelidiki TKP dan mencari sidik jari. Ji Gook dan Soo Sun mencatat apa saja yang mereka temukan di tempat kejadian. Dae Gu memberitahu korban bernama Song Ki Deuk, berusia 72 tahun. Pan Seok mengambil ponsel yang ada di tangan korban.
Dae Gu menjelaskan kalau pria itu memiliki dua anak laki-laki yang satu berumur 34 tahun dan 38 tahun. Sekarang korban tinggal dengan anak bungsunya. Ponsel yang dipegang oleh korban adalah ponsel yang diberikan anak sulungnya yang baru saja datang.
Saat itu juga ada anak bungsunya yang melihat ayahnya mendapatkan telp. Pan Seok meyakinkan kalau korban itu tinggal dengan anak bungsunya. Dae Gu membenarkan itu. Pan Seok memeriksa mata korban dengan senter. Dia melihat kalau kornea matanya kabur tetapi masih jelas.
Dia melihat perutnya sedikit terurai. Dia melihat ada satu belatung di lubang hidungnya. Ji Gook dan Soo Sun mencatat semua info yang dikatakan Pan Seok. Pan Seok menyimpulkan korban meninggal kurang lebih 24 jam yang lalu.
Di ruang tengah ada teriakan yang akan membunuh orang itu. Salah satu anaknya mencekik anak yang lainnya. Ji Gook memegang anak korban yang mengunakan dasi. Sementara Soo Sun dan Tae il memegang anak yang mengunakan baju traJning,
Pria yang mengunakan baju training berteriak kalau pria yang berdasi sudah membunuh, dia berteriak supata pria itu tidak berbohong. Pan Seok menahan pria baju training supaya tidak menyerang lagi. Pria baju training mengatakan kalau pria berdasi itu membunuh ayah karena uang.
Pria berdasi tidak terima dengan tuduhan itu. Dia menayakan siapa orang yang hidup dari ayah mereka. Menurutnya hidup dengan ayahnya itu sudah cukup. Dia menuduh pria baju training akan mengambil semua milik ayahnya setelah pria itu membunuhnya.
Eung Do menyuruh mereka berdua untuk jangan bicara sembarangan. Pria baju training mengumpat kalau pria itu bajingan yang gila. Dia menuduh pria itu lah yang selalu mengincar uang ayah. Dia berteriak pria itu adalah belatung. Pegangan Tae il dan Soo Sun terlepas, Pria baju training menyerang si pria berdasi.
Dae Gu membantu Ji Gook untuk memegang pria berdasi. Soo Sun dan Ji Gook berhasil memegang pria baju training. Pan Seok meneriakin mereka untuk tenang. Eung Do berteriak mengingatkan mereka berdua akan menjadi anak yatim. Dia pikir keduanya tidak memiliki rasa malu karena berkelahi padahal ayahnya baru saja meninggal.
Keduanya mulai tenang. Ji Gook dan Dae Gu melepas pegangan tangannya. Pan Seok mengajak mereka untuk berbicara di kantor saja.
Di ruang interogasi
Dae Gu mengetik di depan laptop. Soo Sun memberikan segelas minuman untuk pria berdasi. Lalu dia menanyakan apakah pria itu berpikir kalau adiknya membunuh ayahnya. Pria berdasi menjawab kalau ini bukan tebakan. Dia yakin kalau apa yang ia katakan itu benar.
Dia memberitahu kalau adiknya itu seorang monster.Si adik seperti orang manikan dengan games, mejanya penuh dengan bungkus makanan yang belum dibuang. Si kakaknya melihat kalau sang adik tidak selalu seperti itu. Dia melihat adiknya itu normal. Tapi masalah muncul setelah adiknya lulus perguruan tinggi dan tidak bisa menemukan pekerjaan.
Saat itu sang adik terobsesi dengan video aame. dia merasa adiknya tidak memiliki realitas. Sang adik seperti tinggal di dunia maya dalam sebuah games.
Ayahnya membawakan makanan untuk anaknya, tapi sang adik menolaknya, dia tidak mau makan. Saat itu tak sengaja, ayahnya menumpahkan sayur di atas mouse, Sang adik yang maniak video games marah karena ayahnya membuat mousenya macet.
Dia berteriak pada ayahnya kalau dia sudah bilang tidak mau makan. Ayahnya sampai jatuh karena di dorong oleh anaknya. Sang adik kembali ke depan komputer, dia melihat mousenya baik lagi. Dia senang dan mulai main video games lagi.
Sang ayah sudah tergeletak di dalam kamar mandi sambil memegang ponsel. Kakaknya bercerita kalau adiknya itu tidak tahu telah membunuh ayahnya. Sang kakak berpikir kalau adiknya seperti berpikir kalau ia membunuh ayahnya seperti dalam sebuah games.
Dia yakin kalau adiknya telah membunuh ayahnya seperti yang ia ceritakan. Dae Gu dan Soo Sun menatap wajah pria itu.
Sekarang adiknya yang di wawancara, Dia berteriak histeris pada Ji Gook dan Tae il, untuk tidak berkata main-main. Dia menuduh kakaknya adalah orang yang membunuh sang ayah. Ji Gook memberitahu kalau mereka hanya ingin mengkonfirmasi yang diceritakan oleh sang kakak dengan kejadian ini. Ji Gook meminta pria itu untuk duduk dan lebih tenang.
Dengan tubuh bergetar, sang adik menceritakan kalau hanya ada satu alasan sang kakak bertemu dengan ayahnya. Ji Gook menanyakan apakah itu. Sang adik mengatakan asuransi. Dia bercerita kakaknya memberikan ponsel pada sang ayah. Kakaknya itu adalah agen asuransi, dia menjelaskan pada ayahnya tentang produk asuransi.
Sang ayah seperti tidak mau mengubris penjelasan dari anaknya. Sang adik tahu kalau kakaknya selalu datang pada ayahnya ketika sang kakak sudah terjepit. Dia merasa ayahnya jatuh sakit. Sang kakak berteriak dan meminta tolong pada ayahnya untuk membantunya sekali saja.
Sang kakak berteriak kalau ia tidak meminta warisan dari ayahnya. Saat itu adiknya sedang sibuk bermain games.
Sang kakak sedang menjelaskan pada prospeknya kalau ia akan mendapat uang pertanggungan $50.000. Sang prospek tidak mau mendengar, dia pergi meninggalkan Sang kakak. Berita di TV memberitakan seorang pria berusia dua puluhan telah di tangkap karena membunuh orang tuanya karena uang asuransi.
Di ponsel kakaknya ada pemberitahuan kalau ia pembayaran pinjaman yang terlambat. Berita TV memberitahu kalau pria ituu menerima ratusan ribu dollar untuk klaim asuransi setelah membuat kecelakaan mobil. Sang kakak melihat berita di TV kalau polisi menuduh pria itu melakukan tindakan pembunuhan.
Sang adik melihat amarah kakaknya semakin memucak pada ayahnya karena sang ayah tidak mau menurutinya. Dia melihat satu-satunya cara melunasi hutang dengan mengambil asuansi sang ayah. Saat itu sang adik masuk kamar mandi dan melihat sang kakak yang sedang di samping ayahnya yang tergeletak di kamar mandi.
Sang adik terkejut melihat sang ayah yang sudah tergeletak tak berdaya, kakaknya juga melihat adiknya yang masuk ke dalam kamar mandi. Adiknya mengetahui kalau kakaknya mengerti tentang asuransi jiwa bisa membayar semua hutangnya.
Pan Seok menjelaskan kalau mereka membutuhkan hasil otopsi yang lebih jelas lagi. Dia melihat kematian karena ada trauma di bagian kepala. Dia melihat karena pria itu terpeleset karena sabun mandi, tapi tidak ada tanda-tanda tubuh itu dipindahkan.
Dia melihat mungkin saja ini terjadi karena kecelakaan. Tapi satu sama lain saksi saling menuduh satu sama lain pelakunya. Tae il baru datang, Eung Do menanyakan apakah Tae il mendapatkan sesuatu. Tae il mengatakan kalau tidak ada patah tulang yang di temukan pada tubuh korban. Eung Do pikir kalau bukti itu salah anaknya itu membunuh sang ayah. Soo Sun tak pencaya, dia menayakan mengapa seperti itu. Eung Do menjelaskan kalau seseorang terpeleset dan jatuh. Secara naluri akan menahan dengan lengan untuk mempersiapkan diri.
Karena menahan berat badannya, biasanya orang yang terpeleset akan menderita patah tulang. Biasanya dalam kasus seperti ini, apabila ada lengan yang bergeser mereka akan menanggap itu kecelakaan.
Keempatnya memikirkan penjelasan Eung Do. Eung Do menjelaskan kalau seseorang tiba-tiba di dorong, lengan orang itu akan patah. Itu karena keadaan itu secara tiba-tiba jadi tidak ada waktu menyelamatkan diri. Soo Sun menyimpulkan kalau keadaan ini benar-benar pembunuhan.
Pan Seok merasa kalau masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Mereka harus mengetahui penyebab dan waktu kematian. Maka mereka harus menijau petunjuk TKP. Menurutnya itu sebuah taruah terbaik untuk mereka.
Dia menyuruh anak buahnya untuk menemukan bukti siapa yang masuk ke dalam rumah atau orang - orang yang datang mengunjungi rumah itu. Mereka juga harus menanyakan tetangga juga. Selain itu mencari tahu hubungan dengan anak bungsu dengan ayahnya, apakah mereka sering bertengkar.
Pan Seok meminta mereka juga mengambil rekaman CCTV, mulai dari pintu masuk apartment, pintu depan dan lift selama seminggu terakhir. Tae il mengangguk. Pan Seok menyuruh Dae Gu untuk melihat apakah benar anak bungsu tidak meninggalkan komputer selama 36 jam seperti yang dia ucapkan.
Dia menyuruh Tae il untuk memberikan ponsel yang sudah ada di dalam plastik itu pada unit forensik.
Ji Gook sampai di TKP, dia membuka pintu dan mencari-cari bukti yang ada di TKP. Dia berusaha menunduk di balkon mencari-cari bukti pembunuhan. Tae il tiba-tiba memegangnya dari belakang. Dia khawatir kalau Ji Gook jatuh. Ji Gook menghela nafas, dia berkata Tae il membuat dirinya takut.Tae il melihat-lihat ke bawah. Ji Gook menjelaskan kalau dia sudah memikirkan tentang hal itu. Walaupun ia sadar kalau ia tidak sepandai Tae il. Lalu Tae il menawarkan dirinya yang akan memeriksanya, karena dia lebih tinggi.
Ji Gook mengatakan kalau dia masih bisa melihat walaupun dirinya itu pendek. Tae il heran dengan nada bicara Ji Gook. Ji Gook melihat debu belum tersentuh, dia melihat tidak ada bukti dari luar yang masuk. Lalu masuk ke dalam tanpa penjelasan. Tae il memikirkan sesuatu dengan sikap Ji Gook.
Soo Sun berlari, dia mengejar seorang bibi yang baru keluar dari apartment. Dia memperlihatkan foto dalam ponselnya. Dia menanyakan apakah bibi itu pernah melihat anak yang ada di ponselnya itu.Bibi itu tahu kalau pria itu tinggal dengan anaknya.
Lalu Soo Sun bertemu dengan bibi lainnya, dia mengatakan kalau pria itu tinggal sendirian. Soo Sun binggung dengan pengakuan itu.
Dae Gu mengecek komputer milik sang bungsu. Dia meliha HTML yang ada di dalam komputer.
Tae il pergi ke ruang CCTV apartment. Dia melihat sang kakak terekam oleh CCTV, dia meminta petugas itu memberhentikan sebentar.
Mereka duduk bersama dalam sebuah cafe
Dae Gu memberitahu tidak ada tanda-tanda dari luar yang masuk. Ji Gook menduga kalau si adik bungsu yang menjadi pelakunya. Dia ingat perkataan sang kakak kalau adiknya itu maniak dengan games. Lagi pula tidak ada seorang pun yang melihat anak bungsu itu ada di dalam apartment.
Ji Gook juga melihat anak bungsu itu terlihat gugup saat mereka wawancarai. Dae Gu sudah melihat kalau anak bungsu itu benar-benar tidak meninggalkan komputer selama 36 jam penuh. Dia sudah memeriksa data game dari si bungsu.
Tae il mengatakan kalau si kakak datang jam 9 pagi dan bertemu sang ayah sampai jam 2 siang. Dia bertanya sendir apa yang terjadi selama 5 jam di dalam rumah itu. Soo Sun menjelaskan kalau sang kakak langsu tidur siang di sofa setelah ia masuk ke dalam rumah.
Soo Sun menceritakan kalau sang kakak baru menemuinya setelah ia terbangun dan pergi ke kamar mandi. Saat itu sang kakak melihat ayahnya yang sudah tergeletak di kamar mandi. Sang kakak mengoyang-goyangkan tubuh ayahnya yang sudah kaku.
Ji Gook merasa ketakutan menceritakan hal dengan kematian. Dia merasa kalau anak itu terlalu kejam karena membunuh sang ayah demi uang. Soo Sun juga memikirkan hal yang sama. Dia berharap hasil otopsi menunjukan kalau itu sebuah kecelakaan.
Di dalam tenda
Soo Sun membaca buku penyelidikan dengan mengunakan senter di kepalanya. Dia mencoba mengingat- ingat dengan yang ada di teori. Dia melihat jam masih dini hari.
Soo Sun memasang kamera di dalam kamar mandi, dengan menggunakan bantal dan kasur dia siap untuk membuat reka adegan sendiri. Lalu dia menaruh busa sabun dia kakinya, setelah merasakan licin di kakinya. Dia menahan dengan lengannya saat jatuh.
Lalu dia mencoba mengunakan teknik mendorong dengan sengaja. Tidak ada penahan seperti terpeleset. Dia seperti terjungkal kebelakang.
Pagi Harinya
Soo Sun memberikan kameranya pada Pan Seok. Pan Seok binggung apa maksud Soo Sun memberikannya kamera itu. Soo Sun meminta Pan Seok untuk melihat rekamannya. Pan Seok yang melihat rekaman Soo Sun malah tertawa.
Dia menyudahi melihat rekaman itu, menurutnya itu sudah cukup. Soo Sun menyimpulkan kalau Pan Seok itu benar. Waktu kita jatuh, maka tidak sengaja kita akan menahan dengan lengan kecuali kalau kita didorong dengan tiba-tiba.
Menurutnya cara menahan dengan lengan untuk melindungi bagian kepala. Soo Sun bercerita kalau ia sudah mencobanya lebih dari 10 kali. Pan Seok menanyakan apa kelanjutanya. Soo Sun pikir tidak peduli dengan cara jatuh seseorang, dia yakin pasti kita akan reflek menahannya dengan lengan kita.
Soo Sun menyimpulkan kalau ini adalah pembunuhan bukan kecelakaan. Pan Seok melihat Soo Sun dengan tatapan datar. Soo Sun melihat kejadian ini terjadi di dalam rumah dan tidak ada bukti dari luar, satu orang meninggal dan satu lagi hidup. Menurutnya mereka harus mengali lebih dalam lagi.
Dia menyarankan untuk meminta surat perintah penangkapan. Dia takut kalau tersangka melarikan diri. Pan Seok masih terdiam. Soo Sun memperlihatkan lagi hasil rekamannya. Dia memperlihatkan cara jatuhnya saat terpeleset. Pan Seok mengatakan kalau dia sudah melihatnya.
Tiba-tiba dia melirik ke wajah Soo Sun yang ada di dekatnya. Wajahnya seperti tersenyum melihat Soo Sun yang memperlihatkan cara dia jatuh di kamar mandi.
Ji Gook, Tae il dan Eung Do datang ke kantor. Ji Gook membawa kardus, tiba-tiba ada polisi perempuan yang menghampiri Tae il. Dia menyerahkan sebuah hadiah pada Tae il. Ji Gook dan Eung Do melihat Tae il yang mendapatkan hadiah dari polisi perempuan.
Akhirnya mereka berdua meninggalkan Tae il. Sambil berjalan Eung Do berpikir dia selalu terjebak dengan Pan Seok. Lalu dia mengajak Ji Gook ke tempatnya.
Eung Do sudah melihat laporan bukti yang dibuat Ji Gook. Dia melihat kalau Ji Gook sedang menulis laporan buku. Dia melihat Ji Gook selalu menuliskan "aku pikir... Aku kira...". Dia memberitahu Pan Seok tidak suka dengan tulisan seperti itu.
Dia melihat Ji Gook mengangap laporan bukti itu tidak penting. Eung Do meminta Ji Goo untuk menebak-nebak, Ji Gook cukup menuliskan fakta dan tindak lanjutnya. Ji Gook pikir dia sudah menuliskan seperti yang Eung Do inginkan.
Eung Do memperlihatkan tulisan Ji Gook. Lalu dia memperlihatkan laporan yang di tulis Tae il. Dia meminta Ji Gook untuk melihatnya. Eung Do membaca, Tae il menjelaskan secara rinci dengan baik. Tae il yang baru datang, mendengar Eung Do yang baru memujinya.
Ji Gook membaca laporan Tae il, dia meminta Eung Do untuk tidak menbandingkan dirinya dengan Tae il. Dia merasa Tae il ada di tingkat yang berbeda. Dia merasa Eung Do tidak bisa membedakan antara dirinya dengan Tae il.
Tae il yang mendengar perkataan Ji Gook seperti terlihat binggung. Eung Do mengira kalau Ji Gook itu seorang alien. Ji Gook hanya terdiam, dia mengatakan akan pergi ke ruang penyimpanan barang bukti.
Eung Do melihat sikap Eung Do yang berubah. Dia menanyakan apakah mereka sedang bertengkar. Tae il menyangkal, tapi dia melihat Ji Gook yang terlihat menghindarinya dan berusaha tidak ramah lagi terhadapnya.
Saat di ruang penyimpanan, Ji Gook mendapatkan telp dari ibunya. Dia berkata pada sang ibu kalau dirinya sekarang sedang sibuk. Dia mendengar sang ibu akan membawakan acar plum. Tapi dia menolaknya, dia tidak mau.
Sepertinya ibunya akan memberikan makanan yang lainnya. Dia menegaskan pada sang ibu kalau dia tidak mau. Dia berkata pada sang ibu kalau dia makan dan tidak kelaparan. Dia kesal pada sang ibu yang menelpnya selalu membicarakan tentang makanan setiap kali menelp.
Ji Gook berkata kalau ibunya khawatir, seharusnya ibunya bisa memberikan makan yang banyak saat ia masuk kecil jadi dia bisa lebih tinggi. Sang ibu seperti mengatakan kalau Ji Gook bisa lebih tinggi lagi. Ji Gook pikir ibunya sudah gila.
Dia mengingatkan sang ibu kalau dia sudah 29 tahun, dia tidak akan tumbuh lagi walaupun dia sudah makan yang banyak. Lalu dia meminta sang ibu yang melupakan apa yang ia katakan, Ji Gook buru-buru menutup telpnya.
Tae il masuk ke dalam ruangan. Ji Gook berusaha seperti sedang menyibukan diri. Tae il mengajak Ji Gook untuk berbicara. Dia menanyakan mengapa Ji Gook bertingkah aneh. Dia menduga karena dia menceritakan rahasianya. Ji Gook terdiam dan sambil mencatat barang bukti. Tae il berteriak meminta Ji Gook untuk menjawabnya.
Dia merasa sikap Ji Gook berubah karena dia mengatakan rahasianya. Dengan mata melotot, Ji Gook merasa tidak mengatakan seperti itu. Mereka berdua saling menantap, Ji Gook akhirnya pergi dari ruangan. Tae il hanya melihat Ji Gook pergi dan menghela nafas.
Langkah sepatu boot dan bergerigi masuk dalam sebuah cafe. Pan Seok sudah duduk di dalamnya. Pria itu duduk di depan Pan Seok, dia menampakan dirinya. Ternyata si pria pembunuh duduk di depan Pan Seok.
Pan Seok menyapa pria itu yang sudah lama tidak bertemu. Dia pikir pria itu kembali ke korea untuk selamanya. Pria itu menegaskan kalau ia kembali untuk selamanya. Dia datang untuk menagih utang. Pan Seok melihat bekas luka yang ada di belakang pria itu.
Dia menanyakan apa mau dari pria itu. Si pria pikir kalau Pan Seok itu tidak sabar. Pria itu menanyakan apakah Pan Seok sudah menemukan ana dari peristiwa 11 tahun yang lalu. Sang Pria seperti memperlihatkan senyum mengejek pada Pan Seok.
Dae Gu sedang membaca berkas kasus terjatuhnya pria dia kamar mandi. Ponselnya berbunyi, dia mendapat pesan dari Soo Sun yang memanggilnya partner. Dae Gu menanyakan apa. Soo Sun menuliskan tidak apa-apa. Dia menanyakan apakah Dae Gu tahu kalau sekarang hujan.
Dae Gu melihat keluar jendela, dia membalas kalau dia tidak tahu dan seharusnya dia tidak perlu tahu. Soo Sun membalas kalau dia hanya ingin memberitahu padanya. Dae Gu pikir Soo Sun tidak ada urusan lebih baik menutup telpnya. Dia memberitahu kalau ia sibuk.
Soo Sun menuliskan dengan mencela Dae Gu si brengsek yang tidak manusiawi. Dae Gu kesal membaca pesan Soo Sun, dia melempar ponselnya begitu saja. Soo Sun yang ada di dalam tenda seperti menahan dingin. Dae Gu membuka berkas kasus lagi. Dia melihat ke jendela, dia tak percaya kalau ada hujan. Dia berpikir kalau itu alasan Soo Sun mengirimnya pesan.
Soo Sun membungkus badannya dengan selimut. Dia ngedumel Dae Gu yang sombong menjadi partnernya. Dia pikir kalau seseorang itu perlu rasa manusiawi. Dia berbicara sendiri,kalau dia mengirim pesan itu karena dia tinggal di tenda dan sekarang hujan.
Dia kesal, Dae Gu menuliskan kalau tidak ada urusan lebih baik tutup telpnya. Soo Sun menghela nafasnya, dia berteriak kalau tendanya akan hancur. Dia bertanya sendiri kapan hujannya akan berhenti. Dia berpikir kalau ia pergi ke sauna.
Suara Pan Seok terdengar dari luar. Dia menanyakan apakah Soo Sun ada di dalam. Pan Seok memanggil Soo Sun beberapa kali. Soo Sun kaget mendengar suara Pan Seok dari luar tenda. Dia membuka tendanya.
Pan Seok menanyakan apa yang Soo Sun lakukan di dalam tenda dengan hujan yang begitu deras. Soo Sun binggung menjelaskannya. Pan Seok pikir Soo Sun bisa mencari ruang jaga malam. Soo Sun mengatakan kalau ruangan itu sudah penuh. Lalu Pan Seok menyuruh Soo Sun keluar dari tenda.
Soo Sun binggung. Pan Seok berteriak menyuruh Soo Sun untuk cepat keluar. Dia juga menyuruh Soo Sun mengunakan jaketnya.
Dae Gu datang ke kantor polisi sambil membawa payung yang ada di tangannya. Dia berjalan ke bagian atap gedung dan ke depan tenda Soo Sun berdiri. Dia memanggil Soo Sun dengan panggilan remah roti.
Dengan kakinya, Dae Gu mengoyang-goyangkan tenda. Dia menyuruh Soo Sun untuk keluar. Tidak ada jawaban. Dae Gu berteriak menyuruh Soo Sun untuk keluar. Dae Gu membuka pintu tenda, dia melihat tidak ada Soo Sun di dalam tenda. Dia binggung kemana Soo Sun pergi.
Di depan kamar wanita untuk tugas malam. Dae Gu berpura-pura melihat pengumuman yang ada di dinding. Dia mencoba mengetuk pintu kamar itu, tapi dia enggan mengetuknya. Dae Gu bersandar di tembok. Dia merasa dirinya sudah gila.
Dia melihat payung yang ia bawakan untuk Soo Sun. Lalu pergi dari kantor polisi.
Di dalam kamar.
Dae Gu sudah sampai sambil membuka jaketnya dan duduk depan meja. Dia seperti memikir Soo Sun, tapi Dae Gu mencoba untuk tidak memikirkannya. Dia membuka berkas kasus yang ada diatas meja.
Tiba-tiba CCTV yang ada di rumah Pan Seok memperlihatkan Pan Seok membawa Soo Sun kerumahnya. Dae Gu mendekat kamera, dia melihat Soo Sun yang ada di rumah Pan Seok.
Soo Sun terlihat binggung, kemana dia dibawa oleh Pan Seok. Pan Seok melepaskan tas yang di pegang Soo Sun dan melemparnya ke kursi. Dia menyuruh Soo Sun untuk tidur di sofa malam ini. Sementara dia akan pergi. Soo Sun kaget, karena Pan Seok pergi karena dirinya.
Dia berusaha untuk menolaknya. Dia berkata kalau dia akan tidak di tempat sauna saja. Pan Seok menegaskan, Soo Sun cukup tidur saja sesuai dengan apa yang ia perintahkan. Pan Seok memberitahu ada selimut dan karpet di lantai atas.
Pan Seok juga memperbolelkan Soo Sun mengambil apapun yang ia butuhkan. Dia juga mengingatkan Soo Sun untuk menutup pintunya lagi saat ia pergi waktu pagi hari. Soo Sun tidak bisa membantah, dia berterimakasih. Pan Seok merasa tidak perlu di pikirkan lagi. Dia menyuruh Soo Sun untuk cepat istirahat.
Tiba-tiba perut Soo Sun berbunyi. Pan Seok menanyakan kenapa.
Pan Seok mengambil ramen di dapur. Soo Sun mengira kalau Pan Seok tidak pernah makan dirumah. Dia melihat tempat cuci piring Pan Seok kosong. Dia juga melihat Pan seok tidak memiliki panci. Pan Seok rasa dia punya.
Dia mencari-cari di bagian atas dapur. Soo Sun tiba-tiba berdiri, Pan Seok yang akan mengambil panci kaget Soo Sun yang sudah berdiri tepat di depannya. Soo Sun melihat tempat penyimpanan barang Pan Seok kosong. Dia merasa Pan Seok tidak pernah memasak di rumah.
Soo Sun mengambil bungkus ramen dari tangan Pan Seok. Dia yang akan membuatnya, lalu menyuruh Pan Seok untuk duduk saja. Soo Sun memasak mie ramen dan Pan Seok duduk, matanya melihat Soo Sun yang mahir memasak mie instant.
Lalu Soo Sun menyediakan mangkuk kecil dan sumpit. Pan Seok seperti terkesima dengan Soo Sun yang gesit. Ramen sudah jadi, Soo Sun mencari kimchi di kulkas. Dia menanyakan dimana Pan Seok menaruh kimchi. Dia berkata kalau ayam itu cocok dengan bir sementara ramen cocok dengan kimchi.
Pan Seok rasa kalau dia menyimpannya di dalam kulkas. Tapi Soo Sun pikir tidak ada masalah, lalu membawa Panci ke atas meja. Dia meminta Tolong Pan seok memberikan alas untuk pancinya. Pan Seok menaruh koran untuk alas panci.
Entah kenapa tangan Pan Seok bergetar. Dia melihat Soo Sun dengan wajah sumringah. Pan Seok mengajak Soo Sun untuk segara makan. Soo Sun meniup mie lalu memakannya. Pan Seok baru memakan satu suap ramen. Pintu rumahnya berbunyi.
Pan Seok membuka pintu rumahnya. Dia melonggo melihat Sa Kyung datang ke rumahnya. Sa Kyung memberikan sesuatu pada Pan Seok. Pan Seok memberitahu kalau dia sedang ada tamu. Soo Sun berjalan ke arah pintu.
Sa Kyung kaget melihat Soo Sun yang sudah ada di rumah Pan Seok. Soo Sun memberikan hormat pada Sa Kyung. Pan Seok menceritakan kalau Soo Sun di tipu dan diusir dari asrama. Dengan terbata-bata dia menjelaskan Soo Sun tinggal di tenda di atap kantor.
Karena hujan, dia mengajak Soo Sun untuk tinggal dirumahnya. Setelah itu dia akan pergi tapi Soo Sun ingin makan ramen. Soo Sun seperti serba salah dengan keadaan seperti ini. Wajah Sa Kyung terlihat binggung dan agak kecewa.
Dae Gu kembali ke kamarnya sambil membawa air mineral lalu meminumnya. Dae Gu mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia mengangkat telpnya.
Setelah itu Dae Gu berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Suara orang memberitahu kalau orang yang Dae Gu cari sudah ditemukan. Dia menyuruh Dae Gu datang sekarang.
Pan Seok turun dari mobil. Eung Do memberitahu Detektif Ahn menelp, kalau ia menemukan Park Seung Oh. Pan Seok datang ke rumah duka. Eung Do memberitahu kalau Park Seung Oh ditemukan tewas minggu lalu. Park Seung Oh sudah lama menjadi tuna wisma jadi tempat tinggalnya tidak diketahui. Tapi dia teridentifikasi meninggal dunia.
Setelah satu minggu kematiannya, penyebab dari meninggal adalah terjatuh. Tapi polisi masih menyelidiki apakah itu kecelakaan atua ada seseorang yang mendorong.
Dae Gu sudah ada dikamar mayat dengan bagian pencarian orang hilang. Dia melihat mayat di depannya teringat saat ia melihat wajah pria itu tersenyum sinis melihat ia yang masuk ke dalam rumah. Polisi di bagian orang hilang menanyakan apakah benar ini orang yang dia cari. Dae Gu membenarkan.
Dia melihat dibagian belakang telinga. Tidak ada bekas luka terbakar, baik di telinga kiri atau kanan.
Pan Seok berhenti melangkah, dia melihat Dae Gu keluar dari kamar mayat dengan wajah lesu. Dae Gu berjalan keluar dari rumah duka. Betapa kagetnya dia melihat Pan Seok yang berdiri di depannya. Mereka berdua saling menatap, Pan Seok berjalan mendekati Dae Gu.
Dia berkata pada Dae Gu kalau ia masih hidup. Dia memanggil Dae Gu dengan panggilan Kim Ji Yong. Dae Gu terus menatap Pan Seok.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah membaca blog saya